Anda di halaman 1dari 10

Drama merupakan bentuk karya sastra yang dipentaskan untuk masyarakat.

Oleh
karena itu,pada umumnya, cerita drama berisi tentang kejadian atau peristiwa yang
terjadi dalam masyarakat. Biasanya drama menceritakan tentang kemiskinan,
perjuangan hidup, serta cinta kepada orang tua. Supaya drama yang kita tampilkan
menarik, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah naskah drama itu sendiri.
Naskah drama harus manarik sehingga pesan apa yang ingin kita sampaikan dapat
diterima dengan baik oleh para penonton.

Berikut ini adalah cara mambuat naskah drama:

1. Pemilihan topik
Amatilah apa yang sering terjadi di sekitar kita. itu bisa menjadi inspirasi untuk
menentukan topik dari drama yang akan kita tampilkan.

2. Penentuan tokoh, latar, dan sudut pandang


Setelah kita menentukan topik dari drama yang akan kita tampilkan, selanjutnya kita
merancang latar, tokoh cerita, dan sudut pandang

3. Tentukan Plot cerita


Cara menulis naskah drama mirip dengan cara menulis cerita lainnya. Untuk
menentukan plot cerita, kita harus menulis ringkasan cerita (yang terdiri dari bagian
awal, tengah, dan akhir). kemudian kita harus mengidentifikasikan unsur drama yang
kita tulis. Contoh ---> Tema: Kebiakn dibalas dengan kejahatan. Tokoh: Budi (tokoh
utama), Bapak Budi (sedang sakit), dan pemilik tas yang dicopet. Latar: pasar
kecamatan. Sudut pandang cerita: sudut pandang orang ketiga (Bu Sastro).

4. Membuat rancangan tulisan awal


Setelah semua langkah diatas selesai, kemudian kita harus membuat keragka alur atau
urutan cerita. Pikirkan apa yang akan terjadi, kapan terjadi, dan bagaimana terjadi.

5. Tulis naskah akhir


Setelah selesai menulis naskah, koreksi lah dan lakukan perbaikan bila diperlukan.
Kemudian baca naskah drama tersebut dari awal sampai akhir. Setelah yakin tidak
perlu ada revisi, drama bisa ditampilkan. jangan lupa untuk memilih tokoh yang sesuai
dengan karakter dalam cerita drama tersebut
1. Mulailah dengan karakter. Drama adalah karya yang digerakkan oleh
karakter. Pada dasarnya drama terdiri dari banyak percakapan, karena itu
karakter Anda harus benar-benar meyakinkan. Dalam karya drama yang
besar, ketegangan batin antar karakter muncul secara eksternal. Dengan kata
lain, karakter harus mempunyai masalah yang tampak dalam perilaku
mereka.

Apa keinginan karakter Anda? Apa yang menghalangi karakter Anda


meraih keinginannya? Apa penghalangnya?
Untuk mengembangkan karakter, cara yang baik adalah dengan
memikirkan pekerjaan yang menarik. Apa pekerjaan terberat yang
dapat Anda bayangkan? Anda selalu penasaran dengan pekerjaan apa?
Orang seperti apa yang menjadi podiatris (perawat kaki yang sakit)?
Bagaimana seseorang bisa mendapatkan pekerjaan itu?
Jangan khawatir soal nama atau deskripsi karakter Anda. Tidak akan
punya arti apa-apa jika Anda membuat karakter bernama Rafe,
tingginya hampir dua meter, mempunyai perut yang rata, dan kadang-
kadang memakai kaus oblong. Pegang satu ciri fisik yang khas.
Mungkin karakter Anda mempunyai bekas luka di alis bekas digigit
anjing, atau mungkin karakter Anda tidak pernah memakai rok. Hal ini
menunjukkan sesuatu tentang diri mereka dan memperkuat karakter.

1. Pikirkan seting. Seting drama adalah tempat dan waktu berlangsungnya


cerita. Untuk membangun drama, yang penting adalah menempatkan karakter
dalam situasi atau lokasi yang menegangkan. Menggabungkan karakter dan
seting merupakan cara yang bagus untuk mengembangkan karakter, selain itu
penempatan mereka dalam seting tersebut dapat membentuk alur cerita. Jika
Anda tertarik dengan sosok seorang podiatris, bagaimana jika podiatris itu
berada di Paris, Texas? Orang seperti apa yang menjadi podiatris di Paris,
Texas, misalnya? Bagaimana orang itu bisa sampai di sana?

Buatlah seting sespesifik mungkin. Zaman Modern tidak semenarik


Podiatris Keluarga Dr. Wilson, di samping West Hillsboro Mal
Pinggiran Kota, selatan kota, pukul 15.15 pada hari Jumat Agung.
Semakin spesifik, semakin banyak yang bisa diceritakan.
Pikirkan apa yang bisa ditunjukkan dari seting karakter. Siapa yang
bekerja di meja kantor podiatri? Jika hal itu merupakan bisnis keluarga,
mungkin yang bekerja di situ adalah putri sang podiatris. Siapa yang
punya janji pada hari Jumat? Siapa yang menunggu? Mereka masuk ke
sana untuk apa?

1. Tentukan inti cerita. Inti cerita mengacu pada konflik psikologis yang
terjadi dalam karakter. Hal ini sebagian besar tersembunyi sepanjang cerita,
tetapi Anda perlu memiliki suatu pemahaman ketika menuliskan drama
tersebut. Inti cerita akan membimbing karakter membuat keputusan
sepanjang plot. Semakin konkret inti cerita, karakter akan semakin mudah
ditulis. Mereka akan membuat keputusan sendiri.

Barangkali tokoh podiatris Anda itu ingin menjadi dokter bedah otak,
tetapi kurang bernyali. Mungkin jurusan podiatris tidak memiliki
jadwal yang berat, sehingga ketika karakter Anda masih kuliah
kedokteran, dia masih bisa ikut pesta sampai tengah malam dan tetap
lulus ujian. Mungkin sang podiatris sangat tidak bahagia dan tidak puas
karena tidak pernah meninggalkan Paris.
1. Cocokkan inti cerita dengan bagian luar cerita. Plot yang buruk akan jalan
di tempat, sedangkan plot yang baik akan maju. Tidak menarik jika sang
podiatris hanya terus mengatakan bahwa dia tak ingin menjadi podiatris lalu
bunuh diri dengan semir sepatu. Sebaliknya, buatlah situasi dramatis lalu
tempatkan karakter Anda di situ sehingga keberaniannya teruji dan dia pun
berubah.

Jika saat itu Jumat Agung, mungkin orangtua sang podiatris yang sudah
pensiun (dulunya juga podiatris) datang untuk makan malam Paskah.
Apakah podiatris Anda orang yang saleh? Apakah dia pergi ke gereja?
Apakah dia pulang dan membersihkan rumah sebelum akhir pekan
mulai? Apakah ayahnya meminta dia mengecek ibu jarinya yang
bengkak, LAGI? Apakah ini adalah masalah terakhir yang membuatnya
putus asa atau marah? Apa yang akan terjadi?

1. Pahami keterbatasan panggung. Ingat: Anda tidak menulis naskah film.


Drama pada dasarnya adalah serangkaian percakapan antara orang-orang.
Fokusnya harus pada ketegangan antara beberapa karakter, bahasa, dan
perkembangan karakter agar menjadi orang yang meyakinkan. Panggung
bukan media untuk adu senjata dan kejar-kejaran mobil.

Cara lain, keluarlah dari pakem teater yang sudah lazim dan tulislah
drama dengan adegan yang mustahil untuk dipanggungkan untuk
mengeksplorasi tulisan itu sendiri. Jika Anda tidak sungguh-sungguh
berencana mementaskan drama tersebut, perlakukan naskah itu sebagai
bentuk lain dari puisi. Bertolt Brecht, Samuel Beckett, dan Antonin
Artaud adalah inovator eksperimental drama hebat yang memasukkan
partisipasi penonton dan elemen absurd atau surealis dalam drama
mereka.

1. Pahami keterbatasan panggung. Ingat: Anda tidak menulis naskah film.


Drama pada dasarnya adalah serangkaian percakapan antara orang-orang.
Fokusnya harus pada ketegangan antara beberapa karakter, bahasa, dan
perkembangan karakter agar menjadi orang yang meyakinkan. Panggung
bukan media untuk adu senjata dan kejar-kejaran mobil.

Cara lain, keluarlah dari pakem teater yang sudah lazim dan tulislah
drama dengan adegan yang mustahil untuk dipanggungkan untuk
mengeksplorasi tulisan itu sendiri. Jika Anda tidak sungguh-sungguh
berencana mementaskan drama tersebut, perlakukan naskah itu sebagai
bentuk lain dari puisi. Bertolt Brecht, Samuel Beckett, dan Antonin
Artaud adalah inovator eksperimental drama hebat yang memasukkan
partisipasi penonton dan elemen absurd atau surealis dalam drama
mereka.
Pada pembahasan kali ini akan dijelaskan secara lengkap tentang cara membuat
naskah drama, cara menulis naskah darama, contoh naskah drama singkat,
contoh naskah drama satu babak, kaidah penulisan naskah drama.

Pada pembelajaran terdahulu, kita pernah mempelajari penulisan naskah drama


berdasarkan keaslian ide. Selain dapat menulis drama berdasarkan ide-ide dan
gagasan sendiri, kalian juga harus dapat menuliskan naskah tersebut dengan
kaidah penulisan drama yang benar.

Ciri khas suatu drama adalah dalam naskah itu berbentuk cakapan atau dialog.
Dalam menyusun dialog ini, pengarang haru benar-benar memerhatikan
pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh-tokoh tersebut
harus memiliki watak.

Pelukisan watak pemain dapat langsung pada dialog yang mewujudkan watak
dan perkembangan lakon, tetapi banyak juga dijumpai dalam catatan samping.
Suara yang terdengar dalam dialog tokoh juga berhubungan dengan watak
lakon.

Tokoh yang berwatak tenang bijaksana biasanya menggunakan suara yang


bernada rendah, kurang bertekanan, dan halus. Watak suatu tokoh juga akan
dimengerti dari percakapan antarpemainnya.

Watak tokoh juga dapat dilihat dari perilaku dalam drama. Misalnya penampilan
seorang pegawai bank akan berbeda dari penampilan seorang makelar,
kendatipun keadaan sosial ekonominya sama. Penampilan orang kaya tentu
berbeda dengan orang miskin, sikap orang yang pemarah tentu berbeda dengan
orang penyabar, dan sebagainya.

Contoh Ilustrasi Cerita Drama


Perhatikanlah ilustrasi cerita dan contoh naskah drama berikut.
Cerita: Anita ingin mengajak teman-temannya untuk bekerja bakti
membersihkan lingkungan. Rencana ini disampaikan setelah dia
mendengar berita dari Fajar bahwa Tio anak kelas VIIB dan Bima anak
VIIIC menderita penyakit demam berdarah. Nyamuk yang menyebarkan
virus demam berdarah menggigit pada siang hari. Padahal, dari pagi
sampai sore hari mereka berada di sekolah. Ini berarti, di sekolah
terdapat nyamuk penyebar virus deman berdarah, Aedes aegypti. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya sampah kaleng yang berada di dekat
sekolah dan air selokan yang menggenang di depan sekolah.
Contoh Naskah Drama Satu Babak
Pengembangan naskah drama dari cerita di atas adalah berikut.

Mari Bersihkan Lingkungan

Setting: ruang OSIS

Pelaku: Anita, Ratna, dan Fajar

Saat itu pagi hari. Anita dan Ratna tengah membahas persoalan Tio dan
Bima yang sudah beberapa hari tidak masuk sekolah. Tiba-tiba Fajar
masuk dengan terengah-engah.

Anita : Sudah berapa lama Tio dan Bima tidak masuk sekolah?

Ratna : Tio sudah empat hari dan Bima tiga hari,

Fajar : An, gawat!

Anita : Ada apa, Jar?

Fajar : Tio dan Bima masuk rumah sakit,

Ratna : Mereka sakit apa, Jar?

Fajar : Mereka terkena demam berdarah.


Anita : Wah, ini bahaya. Kita harus segera bertindak,

Ratna : Apa maksudmu, An?

Anita : Kita tahu bahwa virus demam berdarah disebabkan oleh nyamuk Aedes
aegypti. Nyamuk ini menggigit pada siang hari. Padahal, dari pagi hingga sore
hari, Tio dan Bima berada di sekolah. Kemungkinan besar, mereka digigit waktu
di sekolah.

Fajar : Ya, benar, An. Coba kita lihat, di samping sekolah kita adalah TPA
(Tempat Pembuangan Sampah). Di sana banyak kaleng bekas yang mungkin
ada airnya. Lalu, di depan sekolah kita, air di selokan selalu menggenang. Di
tempat-tempat itulah Aedes aegypti berkembang biak.

Ratna : Iya. Lalu apa yang bisa kita lakukan?

Anita : Kita akan bekerja bakti membersihkan lingkungan. Kita akan menguras
bak mandi, mengubur kaleng-kaleng bekas, menutup tempat air, membersihkan
selokan, dan lain-lain.

Ratna : Ya, ini salah satu cara mencegah agar teman-teman kita terhindar dari
deman berdarah.

Anita : Baiklah. Sekarang saya akan membicarakan rencana ini ke pembina


OSIS.

***

Kaidah Penulisan Naskah Drama


Beberapa hal yang perlu kalian perhatikan berkenaan dengankaidah
penulisan naskah drama yaitu berikut.

1. Penulisan dialog harus diawali dengan nama tokoh yang


mengungkapkan dialog.
2. Penggunaan tanda baca titik dua untuk mengungkapkan dialog tokoh.

3. Petunjuk lakuan dituliskan dengan tanda kurung atau diletakkan sebagai


paragraf tersendiri.

4. Penulisan perpindahan babak, adegan, atau setting drama ditulis


tersendiri atau tidak digandeng dengan dialog tokoh.

5. Pada awal kisahan biasanya disertakan prolog sebagai pengantar cerita


dan epilog sebagai penutup cerita.

Anda mungkin juga menyukai