Natural Flow

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

BAB VII

METODA SEMBUR ALAM

Metoda produksi adalah suatu cara untuk mengangkat hidrokarbon dari


reservoir ke permukaan. Pada prinsipnya metode produksi di klasifikasikan menjadi dua,
yaitu metode sembur alam (natural flow) dan metode pengangkatan buatan (artificial
lift), yang meliputi : metode gas lift, pompa sucker rod, esp dan pompa reda.
Adapun dasar pemilihan metode produksi dipengaruhi oleh faktor-faktor antara
lain : keadaan reservoir, keadaan lubang bor (kedalaman dan kemiringan lubang bor),
diameter casing, komplesi sumur, kondisi permukaan, problem operasi produksi dan
besar producivity indeks.
Pada metoda produksi sembur alam, untuk memproduksikan minyak dilakukan
dengan memanfaatkan energi alamiah reservoir dan tanpa menggunakan peralatan
pembantu untuk mengangkat minyak dari dalam reservoir sampai ke permukaan. Pada
saat reservoir di produksi secara sembur alam, diusahakan selama mungkin agar
cadangan dapat diambil secara maksimal. Usaha yang harus dilakukan untuk mencapai
maksud tersebut adalah dengan menganalisa performance sumurnya yang hasilnya
berguna untuk menentukan peralatan-peralatan sumur yang sesuai.
Metoda produksi artificial lift digunakan apabila tekanan reservoir sudah tidfak
mampu lagi untuk mendorong fluida ke permukaan sehingga diperlukan suatu tenaga
tambahan yang dapat mendorong fluida.
Dari data-data penilaian formasi yang diperoleh dapat diketahui sifat-sifat fisik
fluida dan batuan reservoir, kondisi reservoir dan jenis reservoir. Data ini sangat penting
dalam pemilihan metoda produksi artificial lift, karena metoda ini masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan.

1.1. Metoda Produksi Sembur Alam


Pada prinsipnya metoda produksi sembur alam adalah metoda produksi yang
memanfaatkan perbedaan tekanan yang ada antara tekanan reservoir dengan tekanan
lubang sumur. Sehingga secara alamiah adanya perbedaan tekanan ini akan mengalirkan
fluida ke permukaan. Agar recovery yang didapat optimum maka perlu dilakukan analisa

PTP II 66
performance sumurnya yaitu inflow performance, vertical lift performance dan bean
performance.
A. Prinsip Sumur Sembur Alam
Ada tiga prinsip yang akan diuraikan antara lain : inflow performance, vertical lift
performance dan bean performance.
A.1. Inflow Performance
Inflow performance adalah aliran air, minyak dan gas dari formasi menuju ke dalam
sumur (dasar sumur), yang dipengaruhi oleh productivity indeksnya atau lebih umum
disebut inflow performance relationship (IPR).
Kalau IPR merupak grafik linier, maka PI merupakan angka yang akan menentukan
potential formasi yang bersangkutan. Adapun persamaannya adalah:
q
PI
Ps Pwf

Dimana :
PI = productivity indeks
q = laju produksi, bbl/d
Pwf = tekanan alir dasar sumur, psi
Ps = tekanan statik reservoir, psi

A.2. Vertikal Lif


Merupakan studi mengenai kehilangan tekanan (pressure loss) sepanjang pipa vertikal
yang disebabkan oleh adanya gesekan antara dinding pipa dengan fluida yang mengalir.
Gradien tekanan yang terjadi pada pipa vertikal secara umum dapat dinyatakan
persamaan berikut :
dF dP dP dP
el f acc
dL dL dL dL

A.3. Bean Performance


Merupakan studi mengenai pressure loss yang terjadi pada aliran fluida reservoir pada
saat melalui suatu pipa yang diameternya diperkecil pada suatu tempat saja, kemudian
fluida akan mengalir kembali melalui pipa dengan diameter semula.
Pemilihan ukuran bean/choke di lapangan dimaksudkan agar tekanan down-stream di
dalam flow line yang disebabkan oleh tekanan separator tidak berpengaruh terhadap

PTP II 67
tekanan kepala sumur (THP) dan kelakuan produksi sumur. Tekanan kepala sumur atau
tubing sedikitnya dua kali lebih besar dari tekanan flow line.

1.2. Peralatan Produksi Sumur Sembur Alam


Terdiri dari dua komponen peralatan, yaitu peralatan di permukaan dan
peralatan di bawah permukaan.

1.2.1. Peralatan Di Permukaan


Terdiri dari :
a. Wellhead, adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mengontrol kebocoran
sumur dipermukaan. Wellhead tersusun dari dua rangkaian didalamnya, yaitu casing
head dan tubing head. Casing head berfungsi sebagai tempat menggantungkan
rangkaian casing dan mencegah terjadinya kebocoran. Pada casing head juga
terdapat gas outlet yang berfungsi untuk meredusir gas yang mungkin terkumpul
diantara rangkaian casing. Tubing head merupakan bagian dari wellhead yang
diperlukan untuk menyokong rangkaian tubing yang berada dibawahnya dan untuk
menutup ruangan yang terdapat diantara casing dan tubing, sehingga aliran fluida
dapat keluar hanya melalui tubing.
b. Christmas-tree, adalah kumpulan dari valve-valve dan fitting-fitting yang dipasang di
atas tubing head, dimana peralatan ini terbuat dari bahan besi baja yang berkualitas
tinggi, sehingga dapat menahan tekanan tinggi dari sumur, juga dapat menahan
reaksi dari air formasi yang bersifat korosif yang bersama-sama mengalir dengan
minyak atau dapat menahan pengikisan pasir yang terbawa ke permukaan.
Berdasarkan sayapnya, christmas-tree dibagi menjadi dua macam, yaitu :
- bercabang satu (single wing atau single arm)
- bercabang dua (double wing atau double arm)
Berdasarkan komponennya, christmas-tree terdiri dari :
- Manometer pengukur tekanan, adalah peralatan yang digunakan untuk
mengukur tekanan pada casing (Pc) dan tekanan tubing (Pt).
- Master gate (master valve), adalah jenis valve yang digunakan untuk menutup
sumur jika diperlukan. Untuk sumur-sumur yang bertekanan tinggi, disamping
master gate, dipasang pula suatu valve lain yang letaknya dibawah master gate.

PTP II 68
- Choke, berfungsi untuk menahan sebagian aliran dari sumur sedemikian rupa
sehingga produksi minyak dan gas pada suatu sumur dapat diatur sesuai dengan
yang diinginkan.

1.2.2. Peralatan Di bawah Permukaan


Terdiri dari :
a. Tubing, merupakan pipa vertikal di dalam sumur yang berfungsi untuk
mengalirkan fluida reservoir dari dasar sumur ke permukaan.
b. Packer, berfungsi untuk menyekat annulus antara casing dan tubing serta
memberikan draw-down yang lebih besar.
c. Nipple, merupakan alat yang berfungsi untuk menempatkan alat-alat kontrol
aliran di dalam tubing.
d. Sliding sleeve door, digunakan untuk memproduksikan hidrokarbon dari
beberapa zona produktif dengan single tubing string.
e. Blast Joint, merupakan sambungan pada tubing yang memiliki dinding yang
tebal, dipasang tepat didepan formasi produktif yang berfungsi untuk menahan
semburan aliran fluida formasi.
f. Flow Coupling, merupakan alat yang berfungsi untuk menahan turbulensi fluida
akibat adanya kontrol aliran yang dipasang pada nipple

Gambar : Well Completion

PTP II 69

Anda mungkin juga menyukai