Anda di halaman 1dari 18

Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya [Fisika Unair]

Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya

Novi Tri Nugraheni 1, Khoirotun Nisa2, Muhimatul Fadlilah Arfianda1, Puspita Ningtiyas2, Ratna Yulia
Sari 3

Laboratorium Fisika Modern, Departemen Fisika


Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
Surabaya

Abstrak, Abstrak, Dalam percobaan efek fotolistrik, berkas cahaya ditembakkan ke permukaan logam
yang diletakkan di dalam suatu tabung vakum sehingga elektron terpencar keluar dari permukaan
tersebut. Percobaan efek fotolistrik bertujuan menentukan ketetapan planck (h = 6,62618 x 10-34), energy
kinetic maksimum fotoelektron, dan menentukan fungsi kerja fotosel. Energi kinetic electron dapat
diketahui dari potensial penghenti Vo melalui hubungan eVo = hf - hfo. Dengan hubungan energi planck
dapat diperoleh nilai tetapan planck h (E h ). Sehingga dapat diketahui bahwa nilai energi kinetik
merupakan selisih total energi cahaya dan energi ambang batas. Einstein mempostulatkan bahwa energy
yang dibawa oleh cahaya terdistribusi secara kontinu sebagaimana dinyatakan oleh teori gelombang.
Persamaan fotolistrik Einstein menunjukkan bahwa pengukuran h sesuai dengan nilai yang ditemukan
oleh Planck. Hasil eksperimen yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kontanta Planck yang telah
penulis analisis adalah relatif sama. Dari eksperimen ini didapatkan hasil berupa konstanta planck
kemudian membandingkanya dengan kontanta planck literatur,serta juga di dapatkan fungsi kerja dari
suatu logam yang digunakan saat eksperimen.. Hasil eksperimen mencari konstanta planck dari
eksperimen ini yang paling mendekati literatur adalah ) J.s.

Kata Kunci : Efek Fotolistrik ,Potensial henti,Fungsi kerja, konstanta Planck

1. Pendahuluan

Penemuan efek fotolistrik merupakan salah satu tonggak sejarah kelahiran fisika kuantum.
Untuk merumuskan teori yang cocok dengan eksperimen, sekali lagi orang dihadapkan pada situasi
dimana faham klasik yang selama puluhan tahun telah diyakini sebaga faham yang benar, harus
dirombak. Faham yang dimaksud adalah konsepsi bahwa cahaya sebagai gelombang.
Efek fotolistrik merupakan gejala fisika yang pertama kali ditemukan oleh Hertz pada tahun
1887 ketika mendemonstrasikan keberadaan gelombang elektromagnetik. Kemudian, Lenard
menggunakan sebuah tabung kaca yang divakumkan yang di dalamnya terdapat dua buah elektrode.
Ketika itu, teori fisika tidak dapat menjelaskan hasil pengamatan Lenard. Setelahnya, Einstein dengan
menggunakan gagasan kuanta Planck memberikan penjelasan teoritis terhadap hasil pengamatan
gejala fotolistrik. Einstein merumuskan persamaan yang menghubungkan antara potensial
ambang dengan frekuensi cahaya monokromatik yang digunakan dalam menyinari katode, yaitu .
Pada percobaan ini, kita akan mengamati perilaku cahaya sebagai partikel menurut teori
kuantum dan merombak pernyataan cahaya sebagai gelombang oleh teori klasik. Selain itu, pada
percobaan ini akan di analisis untuk menentukan konstanta Planck. Dengan adanya eksperimen ini,
kita dapat mengetahui bagaimana hubungan intensitas cahaya terhadap arus fotoelektrik. Selain itu,
kita akan menyelidiki bagaimana penjelasan teori klasik dan teori kuantum mengenai cahaya.

2. Landasan Teori
Suatu berkas cahaya yang didatangkan pada permukaan logam alkali (Li, Na, K, Cs)
akan menyebabkan terjadinya efek fotolistrik. Secara skematik rangkaian eksperimen efek
fotolistrik terdiri atas dua plat logam (elektroda), yang ditempatkan dalam vakum dan
terpisah pada jarak tertentu, dan dihubungkan dengan amperemeter dan potensiometer (yang
dilengkapi dengan voltmeter) dalam suatu rangkaian seri.

Laboratorium Fisika Radiasi Universitas Airlangga


1
Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya [Fisika Unair]

Efek foto listrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan suatu zat
(logam), bila permukaan logam tersebut disinari cahaya (foton) yang memiliki energi lebih
besar dari energi ambang (fungsi kerja) logam dan menyerap, radiasi elektromagnetik (seperti
cahaya tampak dan radiasi ultraungu) tergantung pada jenis permukaan.

Gambar 2.1 Efek fotolistrik


Ketika pertama kali peristiwa ini ditemukan oleh Hertz pada tahun 1887, interaksi
antara berkas cahaya dan elektron-elektron logam menunjukkan beberapa sifat yang belum
pernah dikenal sebelumnya, yaitu:
1. Efek fotolistrik hanya terjadi pada frekuensi cahaya yang lebih besar daripada harga
minimum tertentu (frekuensi ambang) yang bergantung pada jenis logam yang disinari.
2. Terjadinya efek fotolistrik hampir bersamaan dengan saat datangnya sinar pada plat
logam.
3. Energi kinetik maksimum elektron fotolistrik pada logam tertentu hanya bergantung pada
frekuensi berkas cahaya yang datang, tidak bergantung pada intensitas cahaya yang datang.
4. Besar arus fotolistrik sebanding dengan intensitas cahaya yang datang.

Sifat-sifat di atas hanya dapat dijelaskan jika cahaya yang datang pada permukaan
logam diperlakukan sebagai paket-paket energi yang disebut foton (Einstein, 1905). Dengan
mengadopsi teori radiasi benda hitam (Planck, 1901) Einstein menyatakan bahwa besar
energi masing-masing foton tersebut hanya ditentukan oleh frekuensi ( f ) foton, yait

dengan f = frekuensi gelombang elektromagnetik


h=tetapan planck

dengan h suatu konstanta yang besarnya 6,626 10 - 34 J.s dan selanjutnya dikenal sebagai
konstanta Planck.
Efek fotolistrik hanya dapat terjadi jika energi foton datang lebih besar daripada rata-
rata energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari permukaan logam. Energi ini
dikenal sebagai fungsi kerja yang besarnya bergantung pada jenis logam dan sering
disimbolkan( wo) Besaran inilah yang menentukan frekuensi minimum atau frekuensi
ambang (fo) yang dapat menghasilkan efek fotolistrik pada suatu permukaan logam
Dalam interaksi antara foton datang dan elektron logam yang menghasilkan efek
fotolistrik, energi seluruh foton diserap oleh elektron. Jika energi foton lebih besar daripada
fungsi kerja logam maka selisih antara energi foton dan fungsi kerja akan terbawa oleh
elektron sebagai energi kinetik (Ek ) sehingga elektron-elektron tersebut dapat melintasi
ruang vakum antara kedua plat logam dan menghasilkan arus fotolistrik dalam rangkaian.

Laboratorium Fisika Radiasi Universitas Airlangga


2
Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya [Fisika Unair]

Besar muatan elektron fotolistrik dapat ditentukan dengan memberikan potensial perintang
atau stopping potential, dalam rangkaian untuk menghentikan arus fotolistrik.

( )

Gejala foto listrik adalah munculnya arus listrik atau lepasnya elektron yang
bermuatan negatif dari permukaan sebuah logam akibat permukaan logam tersebut disinari
dengan berkas cahaya yang mempunyai panjang gelombang atau frekuensi tertentu. Dari
gambar 1, sinar yang dipancarkan pada katoda dapat menyebabkan elektron keluar dan
meninggalkan katoda. Karena katoda dihubungkan dengan kutub positif dan anoda dengan
kutub negatif, maka potensial anoda lebih rendah daripada potensial katoda sehingga elektron
akan tertarik ke anoda. Aliran elektron ini merupakan arus listrik.
Jika potensial cukup besar, dapat menyebabkan elektron tak dapat sampai ke anoda.
Beda potensial yang tepat akan menahan pancaran elektron yang disebut potensial penyetop
(Vo). Pada keadaan ini, berarti energi kinetik maksimum elektron yang dipancarkansama
dengan beda potensial listrik elektron antara anoda dan katoda.

3. Alat dan Bahan

Pada percobaan ini akan digunakan beberapa macam peralatan yaitu sebagai berikut ini :

1) Sel foto , Lampu sumber cahaya dan Sumber dayanya serta diafragma dan multimeter dan
galvanometer yang terangkum didalam peralatan Planck Constant Measuring, Ogawa Seiki
Ltd. Jepang.

2) Filter Cahaya yang telah diketahui beberapa nilai panjang gelombangnya


3) Filter Cahaya dari Plastik mika dengan warna yang berbeda yaitu Biru, Hijau dan Kuning

Laboratorium Fisika Radiasi Universitas Airlangga


3
Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya [Fisika Unair]

4. Prosedur Percobaan
Pada percobaan kali ini, dapat ditentukan tetapan planck dari hasil eksperimen dan kemudian
menentukan nilai teapan planck dan tenaga kinetik maksimum dari efek fotolistrik atau gejala
fotoelektron. Untuk memenuhi tujuan dari percobaan tersebut maka dapat digunakan prosedur
percobaan sebagai berikut :

1) Siapkan semua peralatan yang digunakan untuk mencapai tujuan daripada eksperimen ini,
dimana menyiapkan peralatan Planck Constant Measuring dan melihat fungsi dari masing
masing tombol hingga percobaan dapat berjalan dengan lancar.
2) Kemudian, ambil salah satu filter yang telah diketahui nilai panjang gelombangnya dan
pasang pada bagian dudukan filter yang ada didalam peralatan.
3) Nyalakan lampu yang berada didalam peralatan tersebut sehingga terbaca arus listrik pada
ampermeter dan nilai tegangan pada voltmeter dalam alat tersebut.
4) Turunkan nilai tegangan yang dengan cara memutar potensiometer hingga menunjukan arus
nol. Nilai tegangan yang terbaca adalah nilai tegangan henti atau Vs dan ulangi untuk
beberapa filter cahaya yang lain

Untuk filter yang telah diketahui nilai panjang gelombangnya, digunakan untuk menentukan tetapan
planck secara eksperimen dan untuk yang mika digunakan untuk menentukan panjang gelombang
ambang daripada logam dan work functionnya.

6. Data Hasil Eksperimen


Dari percobaan yang dilakukan, dapat diperoleh tabel pengamatan sebagai berikut :

f= Intensitas Vs(volt)

I 0,3
II 0,4
5769,59 5,1997 III 0,5
IV 0,6
I 0,5
II 0,6
5460,74 5,4938 III 0,7
IV 0,7
I 0,7
II 0,9
4347,50 6,9005 III 1
IV 1,1

7. Hasil Analisis dan Pembahasan


Dalam percobaan ini, sumber cahaya yang digunakan memancarkan cahaya polikromatis,
yang berarti harus difilter terlebih dahulu agar menghasilkan cahaya yang monokromatis. filter yang
digunakan yakni dengan panjang gelombang 5769,59 ;5460,748 ;dan 4347,50 Filter tersebut
menyebabkan cahaya mempunyai satu frekuensi saja.

Laboratorium Fisika Radiasi Universitas Airlangga


4
Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya [Fisika Unair]

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, pengaruh intensitas cahaya terhadap arus
fotoelektrik adalah berbanding lurus. Ketika tombol ON-OFF pada perangkat pengukuran konstanta
Planck dihidupkan dan belum dinaikkan intensitas cahanyanya, pada layar belum ada arus yang
terbaca. Kemudian, saat intensitas cahaya dinaikkan, penunjukkan arus pada layar juga meningkat.
Semakin meningkat intensitas, semakin tinggi pula jumlah arus yang terbaca pada layar. Sehingga
dapat dikatakan bahwa intensitas cahaya berbanding lurus dengan kuat arus fotolistrik. Hal ini
menunjukkan adanya aliran arus listrik. Aliran arus ini terjadi karena adanya elektron yang terlepas
dari permukaan (disebut sebagai elektron-foto). Apabila tegangan (Vs) diperkecil, arus ikut mengecil
dan jika tegangan terus diperkecil sampai nilainya negatif, ternyata pada saat tegangan mencapai nilai
tertentu (-Vs), layar menunjuk angka nol yang berarti tidak ada arus listrik yang mengalir atau tidak
ada elektron yang keluar dari permukaan logam. Potensial Vs ini disebut potensial penghenti.
Pengaruh intensitas cahaya terhadap energi kinetik elektron-foto berdasarkan percobaan yang
dilakukan yaitu intensitas cahaya tidak bergantung pada energi kinetik elektron-foto.
Kenaikan intensitas cahaya menyebabkan kenaikan partikel cahaya (foton) yang membentur
permukaan logam. Sehingga apabila intensitas cahaya dinaikkan maka energi yang diterima elektron
juga meningkat. Akibatnya, energi atau elektron-foto yang dihasilkan juga meningkat sehingga arus
fotoelektrik yang dihasilkan juga meningkat.
Selanjutnya dapat diketahui bahwa nilai perhitungan konstanta planck berbanding lurus
dengan nilai intensitas cahaya. Pada intensitas pertama diperoleh nilai nilai h1= 0,3293 J.s;
pada intensitas kedua h2 = 0,4296 J.s ; intensitas ketiga h3= 0,4296 J.s ; dan
intensitas keempat h4= 0,46544 J.s.
Data pada percobaan ini membuktikan bahwa intensitas mempengaruhi nilai Vo yang secara
langsung juga mempengaruhi nilai h. Hal tersebut dipengaruhi oleh jumlah foton yang ada. Semua
foton mempunyai energi yang sama yakni hf sehingga menambah intensitas cahaya bukan berarti
menambah energi dari foton ataupun elektron, namun jumlah foton yang semakin banyak seiring
dengan meningkatnya intensitas cahaya. Berbeda dengan nilai energi kinetik maksimum elektron.
Nilai energi kinetik maksimum elektron tidak dipengaruhi oleh intensitas cahaya, namun dipengaruhi
oleh frekuensi. Dimana semakin besar frekuensi maka energi kinetiknya akan semakin besar, begitu
pula sebaliknya. Dalam percobaan kami, energi yang dibutuhkan oleh sebuah cahaya harus lebih besar
dari 0,848 eV untuk bisa terjadi efek fotolistrik pada logam.

8. Kesimpulan

Berdasarkan eksperimen efek fotolistrik ini, dapat dipelajari gejala fotolistrik secara
eksperimen, dapat ditentukan fungsi kerja suatu logam (sel foto) dan dapat menentukan nilai tetapan
planck dan energi kinetik maksimum foto elektron secara eksperimen dan berdasarkan bahan yang
digunakan pada eksperimen, logam memiliki fungsi kerja 0,848 eV dan tetapan planck secara
eksperimen yang paling mendekati literatur diperoleh pada intensitas keempat yaitu
0,46544 J.s.

Referensi
[1].Krane, Kenneth. S, 1982. Fisika Modern, Terjemahan : Hans. J. Wospakrik dan Sofia Nikhsolihin,
Jakarta : Penerbit UI

[2]. Zaidan, A., 2014, Modul Praktikum Eksperimental Fisika 1 , tidak dipublikasikan

Laboratorium Fisika Radiasi Universitas Airlangga


5
Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya [Fisika Unair]

LAMPIRAN I
ANALISIS PERHITUNGAN
1. TABEL FREKUENSI
f= Intensitas Vs(volt)
I 0,3
II 0,4
5769,59 5,1997 III 0,5
IV 0,6
I 0,5
II 0,6
5460,74 5,4938 III 0,7
IV 0,7
I 0,7
II 0,9
4347,50 6,9005 III 1
IV 1,1

Untuk menghitng nilai energy kinetik maksimum elektron, kita harus mendapatkan nilai h dan
terlebih dahulu melalui persamaan

Persamaan diatas sebanding dengan persamaan y = mx + n

2. PERSAMAAN REGRESI TIAP-TIAP INTENSITAS

A. Persamaan Regresi Untuk Intensitas I


f Vs FVs
x y XY
5,1997 0,3 27,03688009 0,09 1,55991
5,4938 0,5 30,18183844 0,25 2,7469
6,9005 0,7 47,61690025 0,49 4,83035

= 1,5 = 104,8356188 = 0,83 = 9,13716
Persamaan regresi linear y = mx + n

Laboratorium Fisika Radiasi Universitas Airlangga


6
Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya [Fisika Unair]

-0,7071

[ ]

[ ]

[ ]
[ ]
[ ]

Simpangan baku dalam m

Simpangan baku dalam n

Laboratorium Fisika Radiasi Universitas Airlangga


7
Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya [Fisika Unair]

Berikut grafik hubungan antara frekuensi dengan potensial henti pada Intensitas 1:
Grafik Hubungan Antara frekuensi dan Potensial Henti
pada Intensitas I
y = 0,205x - 0,707
0.8 R = 0,875
0.7
0.6
0.5
Vo

0.4
V
0.3
0.2 Linear (V)
0.1
0
0 1 2 3 4
frekuensi (E+14)

Selanjutnya, untuk menghitung nilai h(tetapan planck) dan work function digunakan
persamaan

Persamaan tersebut kita analogikan dengan persamaan regresi


Dimana dan n =
Sehingga, Nilai tetapan planck dan work function pada intensitas pertama adalah :

h = e.m
= 1,6
= 0,3293 J.s
= Sm.e

0,1243 J.s
0,3293 )
-n.e
- (-0,7071)( )
J

= - Sn.e
=-( )( )
= - 0,73504 J
= - 0,459 eV
0,459 ) eV
dan besarnya energy kinetik diperoleh melalui persamaan

Untuk nilai f yang berbeda-beda di dapatkan

F(hertz) (Nm)
5,1997 0,64378121
5,4938 0,67774834
6,9005 1,14097465

Laboratorium Fisika Radiasi Universitas Airlangga


8
Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya [Fisika Unair]

B. Persamaan Regresi Untuk Intensitas II


f Vs FVs
x y XY
5,1997 0,4 27,03688009 0,16 2,07988
5,4938 0,6 30,18183844 0,36 3,29628
6,9005 0,9 47,61690025 0,81 6,21045
= 11,58661
= 1,9 = 104,8356188 = 1,33

Persamaan regresi linear y = mx + n

0,9413
[ ]

[ ]

[ ]
[ ]
[ ]

Simpangan baku dalam m

Laboratorium Fisika Radiasi Universitas Airlangga


9
Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya [Fisika Unair]

Simpangan baku dalam n

Berikut grafik hubungan antara frekuensi dengan potensial henti pada Intensitas 2:

Grafik Hubungan Antara frekuensi dan Potensial Henti


pada Intensitas II
y = 0,268x + 0,941
1 R = 0,940

0.8

0.6
Vo

0.4 V
Linear (V)
0.2

0
0 1 2 3 4
frekuensi (E+14)

Selanjutnya, untuk menghitung nilai h(tetapan planck) dan work function digunakan
persamaan

Persamaan tersebut kita analogikan dengan persamaan regresi


Dimana dan n =
Sehingga, Nilai tetapan planck dan work function pada intensitas pertama adalah :

h = e.m
= 1,6
= 0,4296 J.s
= Sm.e

0,04848 J.s

Laboratorium Fisika Radiasi Universitas Airlangga


10
Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya [Fisika Unair]

0,4296 )
-n.e
- ( 0,9413)( )
J

= - Sn.e
=-( )( )
= 0,63792 J
= 0,398 eV
) eV

Dan besarnya energi kinetik diperoleh melalui persamaan

Untuk nilai f yang berbeda-beda di dapatkan :

F(hertz) (Nm)
5,1997 0,72771112
5,4938 0,85405648
6,9005 1,4583748

C. Persamaan Regresi Pada Intensitas III


No f (Hz) Vo (V) f 2 (Hz2) (V2) f Vo(V.Hz)
x y x2 y2 Xy
1 5,1997 0,5 27,03688009 0,25 2,59985
2 5,4938 0,7 30,18183844 0,49 3,84566
3 6,9005 1,0 47,61690025 1,00 6,90050

2,2 104,8356188 1,74 13,34601

Persamaan regresi linear


Mencari nilai m

( ) ( )

Mencari nilai n

Laboratorium Fisika Radiasi Universitas Airlangga


11
Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya [Fisika Unair]

Menghitung simpangan y
[ ]

[ ]

[ ]

Minghitung simpangan baku dalam m

Minghitung simpangan baku dalam n

Laboratorium Fisika Radiasi Universitas Airlangga


12
Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya [Fisika Unair]

Grafik hubungan antara frekuensi dengan potensial henti pada Intensitas III :

Grafik Hubungan Antara frekuensi dan Potensial Henti


pada Intensitas III
1.2
y = 0,269E-14x - 0,841
1
R = 0,940
0.8
Vo (V)

0.6
V
0.4
Linear (V)
0.2

0
0 5E+14 1E+15
Frekuensi (Hz)

Nilai h (tetapan planck) dan (work function) diperoleh menggunakan persamaan :

Persamaan tersebut dapat dianalogikan dengan persamaan regresi :

Dimana dan
Sehingga, Nilai tetapan Planck dan Work function pada intensitas ke-tiga diperoleh :

h = e.m
=
= 0,4296 Js
=

Js
) Js
) Js

= )
J
eV

Laboratorium Fisika Radiasi Universitas Airlangga


13
Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya [Fisika Unair]

0,397 ) J

Besarnya energi kinetik diperoleh melalui persamaan :

Dengan beberapa nilai f , diperoleh :

D. Persamaan Regresi Pada Intensitas IV


No f Vs f 2 Vo 2 f Vo
x (Hz) y (V) x 2 (Hz2) y 2(V2) xy(V Hz)
1 5,1997 0,6 27,03688009 0,36 3,11982
2 5,4938 0,7 30,18183844 0,49 3,84566
3 6,9005 1,1 47,61690025 1,21 7,59055
2,4 2,06
104,8356188 14,55603

Persamaan regresi linear


Mencari nilai m

( ) ( )

Mencari nilai n

Laboratorium Fisika Radiasi Universitas Airlangga


14
Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya [Fisika Unair]

Minghitung simpangan pada y


[ ]

[ ]

[ ]

Simpangan baku dalam m

Simpangan baku dalam n

Laboratorium Fisika Radiasi Universitas Airlangga


15
Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya [Fisika Unair]

Grafik hubungan antara frekuensi dengan potensial henti pada Intensitas IV

Grafik Hubungan Antara frekuensi dan Potensial Henti


pada Intensitas IV
1.2
y = 0,291E-14x- 0,906
1
R = 0,999
0.8
Vo (V)

0.6
v
0.4
Linear (v)
0.2

0
0 5E+14 1E+15
Frekuensi (Hz)

Nilai h (tetapan planck) dan (work function) diperoleh menggunakan persamaan :

Persamaan tersebut kita analogikan dengan persamaan regresi :

Dimana dan n =
Sehingga, Nilai tetapan Planck dan Work function pada intensitas ke-empat diperoleh :

h = e.m
=
= 0,46544 Js
=

Js
) Js
) Js

Laboratorium Fisika Radiasi Universitas Airlangga


16
Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya [Fisika Unair]

J
eV

= )
= J
= eV

) eV

Besarnya energi kinetik diperoleh menggunakan persamaan :

Dengan beberapa nilai f , diperoleh :

Jadi nilai fungsi kerja logam rata rata adalah :


Laboratorium Fisika Radiasi Universitas Airlangga


17
Eksperimen Peristiwa Efek Fotolistrik pada Logam yang Disinari Cahaya [Fisika Unair]

LAMPIRAN II
LAPORAN SEMENTARA

Laboratorium Fisika Radiasi Universitas Airlangga


18

Anda mungkin juga menyukai