Audit Saldo Kas
Audit Saldo Kas
Kesalahan dalam memasukkan cek yang tidak dicairkan didalam daftar cek beredar, meskipun
telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas
Kas yang diterima dari klien masih dalam perjalanan pada tanggal neraca, tetapi sudah dicatat
dalam penerimaan kas pada tahun berjalan
Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan pada bank dibulan
yang sama, dan dimasukan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam perjalanan
Pembayaran atas weswl bayar didebet langsung dari saldo bank oleh bank, tetapi tidak
dimasukkan dalam catatan klien.
2. JENIS-JENIS AKUN KAS UMUM
Sebelum membahas mengenai pengujian klien atas rekonsiliasi bank klien, akan dibahas terlebih dahulu
tentang jenis akun kas yang digunakan oleh banyak perusahaan karena pendekatan yang digunakan
akan berbeda pada setiap akunnya. Berikut adalah jenis-jenis dari akun kas :
Akun Impres
Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun impres. Misalnya, membuat akun
penggajian impres terpisah untuk meningkatkan pengendalian internal pembayaran gaji. Saldo tetap,
misalkan Rp. 5.000.000,- dibuat dalam akun bank penggajian. Segera sebelum setiap periode
pembayaran, suatu cek atas transfer elektronik ditarik pada akun kas umum untuk menyetorkan total
jumlah penggajian bersih ke akun penggajian. Setelah cek untuk gaji dilakukan pada akun penggajian
impres, akun bank seharusnya memiliki saldo Rp. 5.000.000,-. Satu-satunya setoran ke dalam akun
adalah untuk penggajian mingguan dan semi bulanan dan satu-satunya pengeluaran adalah pembayaran
cek kepada karyawan.
Terdapat jenis akun impres lain yang terdiri atas satu akun bank untuk penerimaan dan pengeluaran.
Perusahaan bisa saja memilikin akun ini untuk setiap divisi berbeda. Seluruh penerimaan disetorkan ke
dalam akun impres dan totalnya dipindahkan ke akun umum secara periodik. Akun pengeluaran
dibentuk berbasis impres, tetapi dengan cara yang berbeda dengan akun pengajian impres.
Setara Kas
Perusahaan ini biasanya menginvestasikan kelebihan akumulasi kas dalam bagian tertentu dalam suatu
siklus, dimana kas tersebut akan diperlukan dalam waktu dekat dan bisa disebut setara kas yang sangat
likuid. Setara kas meliputi deposito berjangka, sertifikat deposito, dan dana pasar uang. Setara kas bisa
sangat material dan dimasukan dalam laporan keuangan sebagai keuangan dari akun kas jika merupakan
investasi jangka pendek yang siap dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang pasti, dan tidak dapat
dirisiko signifikan atas perubahan nilai dari perubahan tingkat bunga. Sekuritas yang dapat
diperdagangkan dan investasi berbunga dengan jangka waktu yang lebih panjang bukan merupakan
setara kas.
Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari setara kas dan jenis investasi lainya. Beberapa perusahaan
yang menyediakan jasa keuangan mengalami kerugian besar akibat aktivitas perdagangan oleh
perorangan yang disembunyikan dengan salah menyajikan saldo investasi dan kas. Auditor harus
memahami risiko dari kebijakan dan strategi investasi klien, sama halnya dengan pengendalian
manajemen yang dapat memperburuk risiko tersebut.
Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I)
Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang memengaruhi saldo ini
sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering muncul potensi salah saji material dalam
kas.
Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainya, terdapat risiko bawaan cukup tinggi untuk
tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi. Tujuan ini biasanya akan berfokus pada audit saldo kas.
Risiko bawaan relatif kecil untuk tujuan lainya.
1. Pengendalian atau siklus transaksi yang memengaruhi pencatatan penerimaan kas dan
pengeluaran kas.
2. Rekonsiliasi bank independen
Pada bab ini, kita membahas pengendalian yang memengaruhi pencatatan transaksi kas, yang penting
dalam penelitian dan pengendalian untuk kas. Misalnya dalam siklus akuisisi, pengendalian utama
meliputi pengendalian pembagian tugas yang memadai antara penandatangan cek dan fungsi utang
dagang,penandatanganan cek hanya dilakukan oleh personel yang berwenang, menggunakan cek yang
bernomor urut yang dicetak pada kertas khusus, adanya telaah yang saksama atas dokumen pendukung
sebelum cek ditandatangani oleh personel yang berwenang, dan verifikasi internal yang memadai. Jika
penegendalian yang memengaruhi kas terkait transaksi beroperasi efektif, maka risiko pengendalian
berkurang sebagaimana pengujian audit untuk rekonsiliasi bank akhir tahun.
Pengendalian yang penting atas saldo akhir kas adalah rekonsiliasi bank secara bulanan dari akun bank
umum berbasis waktu oleh personel yang independen dari pihak yang menangani atau mencatat
transaksi kas. Jika suatu perusahaan melakukan rekonsiliasi bank dengan memakan waktu lama, maka
nilai pengendalian akan turun dan memengaruhi penilaian auditor atau risiko pengendalian kas.
Rekonsiliasi membantu mencatat akuntansi agar mencerminkan saldo kas yang lama antar saldo kas
aktual di bank setelah mempertimbangkan transaksi-transaksi yang memerlukan rekonsiliasi. Lebih
penting lagi, verifikasi atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dapat dilakukan dalam
rekonsiliasi yang independen. Jika laporan bank diterima dalam keadaan tertutup oleh pihak yang
merekonsiliasi dan pengendalian fisik dilakukan atas laporan bank tersebut sampai rekonsiliasi
diselesaikan, maka cek dibatalkan, duplikat slip setoran, dokumen lain yang termasuk dalam laporan
bank dapat diperiksa tanpa perlu khawatir akan diganti, dihapus atau ditambahkan. Rekonsiliasi bank
dilakukan dengan hati-hati oleh pihak klien dengan melakukan tindakan berikut ini:
1.
Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas atas tanggal,
dibayarkan kepada siapa, dan berapa jumlahnya.
Memeriksa tanda tangan, personel otorisasi, dan pembatalan atas cek dibatalkan.
Membandingkan setoran ke bank dengan tanggal, pembeli, dan jumlah pada pencatatan
setoran kas.
Memeriksa urutan nomer pada cek dan memeriksa jika ada yang hilang.
Merekonsiliasi seluruh bagian yang menyebabkan perbedaan antara saldo buku dengan
saldo bank dan memeriksa kewajaranya dalam bisnis klien.
Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran kas.
Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan kas.
Menindaklanjuti cek beredar dan peringatan penghentian pembayaran.
Banyak paket peranti lunak akuntansi yang menyediakan rekonsiliasi bank sebagai bagian dari prosedur
bulanan. Meskipun peranti lunak mengurangi tindakan klerikal dalam melakukan rekonsiliasi bank,
pihak yang menyiapkan harus tetap melakukan banyak prosedur pada daftar di atas. Pengendalian atas
rekonsiliasi bank dilakukan pada saat personel yang kompoten menelaah rekonsiliasi bank sesegera
mungkin setelah selesai.
Mendesain dan Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substansif Atas Transaksi
(Tahap II)
Oleh karena saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus, kecuali persediaan dan pergudangan, maka
sejumlah besar transaksi akun memengaruhi kas. Dalam bab-bab sebelumnya, telah membahas secara
terperinci mengenai pengujian pengendalian dan pegujian substansif yang memadai untuk audit setiap
siklus. Misalnya, pengendalian atas penerimaan kas. Transaksi kas diaudit melalui pengujian siklus
transaksi tersebut.
Auditor biasanya membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam perjalanan, cek
beredar, dan jenis rekonsiliasi lainya dengan rekonsiliasi yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
Auditor juga membandingkan saldo akhir kas dengan saldo bulan-bulan sebelumnya. Prosedur analtis
ini dapat ditemukan salah saji pada kas.
Ketiga prosedur ini harus ditambahkan dalam pembahasan permintaan konfirmasi bank sangat penting
dan kompleks: laporan bank atas pisah batas dan pengujian rekonsiliasi bank.
Pentingnya konfirmasi bank dalam audit lebih dari sekedar verifikasi saldo kas aktual. Bank
mengonfirmasi informasi pinjaman dan saldo bank dalm formulir yang sama. Infromasi pada wesel
bayar pada bank, hipotek, dan utang lainnya biasanya memasukkan jumlah dan tanggal pinjaman,
tanggal jatuh tempo pinjaman, tingkat bunga, dan adanya jaminan.
Bank tidak bertanggung jawab untuk mencari untuk mencari pencatatan atas saldo bank atau pinjaman
selain yang dimasukkan dalam formulir dari klien KAP. Laporan di bagian bawah formulir meminta
bank menginformasikan kepada KAP semua pinjaman yang tidak dimasukkan dalam konfirmasi dari
bank yang memiliki informasi tersebut. Dampak dari tanggung jawab yang terbatas ini dalah untuk
mensyaratkan auditor agar memenuhi tujuan kelngkapan atas saldo dan utang bank yang tidak tercatat
dengan cara lain. Sama halnya, bank tidak perlu menginformasikan kepada auditor mengenai
persyaratan kredit, persyaratan saldo kompensasi, atau kewajiban kontinjen ketika kewajiban
dijaminkan. Jika auditor menginginkan konfirmasi tas jenis informasi ini, maka mereka harus
mendapatkan konfirmasi yang terpisah dari institusi keuangan yang dapat menjawab pertanyaan
tersebut.
Setelah auditor menerima konfirmasi bank secara lengkap, saldo dalam akun bank yang dikonfirmasi
oleh bank garus ditelusuri ke saldo yang disebutkan dalam konfirmasi bank. Sama halnya dengan
informasi lain, dalam konfirmasi, juga garus ditelusuri ke skedul audit lainnya. Jika konfirmasi bank
tidak sesuai dengan skedul audit, maka auditor harus memeriksa selisihnya.
Banyak auditor melakukan verifikasi periode laporan bank jika laporan pisah batas tidak diterima
langsung dari pihak bank. Tujuan adalah untuk menguji apakah karyawan klien tidak memasukkan,
menambahkan, atau menggantikan dokumen sesuai dengan laporan. Pengujian ini jelas dilakukan untuk
salah saji yang disengaja. Auditor melakukan verifikasi berikut ini dalam bulan setelah tanggal neraca:
Memeriksa saldo seluruh cek yang dibatalkan, memo debet, setoran, dan memo kredit.
Melakukan verifikasi saldo laporan bank saat penjumlahan dilakukan.
Menelaah bagian dari penjumlahan untuk memastikan sudah dibatalkan oleh bank pada periode
yang tepat dan tidak ada penghapusan atau penggantian.
Pengujian Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank yang dilakukan dengan benar oleh pihak independen merupakan pengendalian
internal penting atas kas. Auditor menguji rekonsiliasi bank untuk menentukan apakah pihak klien
sudah menyiapkan rekonsiliasi denga gati-hati dan melakukan verifikasi apakah saldo bank yang dicatat
klien sama jumlahnya dengan kas di bank, kecuali bila ada setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan
jenis rekonsiliasi lainnya.
Dalam verifikasi rekonsiliasi, auditor menggunakan informasi dalam laporan bank atas pisah batas
untuk melakukan verifikasi kewajaran rekonsiliasi. Verifikasi auditor dalam rekonsiliasi meliputi
beberapa prosedur:
1. Memulai rekonsiliasi bank untuk bulan/tahun tertanggal, dan membandingkan seluruh bagian
rekonsiliasi dengan cek yang dibatalkan dan dokumen lainnya dalam laporan bank tertanggal.
2. Membandingkan sisa cek yang dibatalkan dan slip setoran dalam laporan bank tertanggal dengan
jurnal pengeluaran dan penerimaan kas bulan/tahun tertanggal.
3. Menelusuri seluruh bagian yang tidak jelas dalam rekonsiliasi bank dan jurnal penerimaan dan
pengeluaran kas ke rekonsiliasi bank klien untuk memastikan semua sudah dimasukkan.
4. Melakukan verifikasi seluruh bagian rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank dari jurnal untuk
rekonsiliasi bank tertanggal yang belum dikliring ke bank.
Pembuktian Kas
Auditor menggunakan pembuktian kas untuk menentkan apakah,
2. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang tercatat dalam jurnal
penerimaan kas pada periode tertentu.
3. Rekonsiliasi cek yang dibatalkan di kliring bank dengan yang dicatatdalam jurnal pengeluaran kas
untuk periode tertentu.
4. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada akhir periode pembuktian kas.
Saat melakukan pembuktian kas, auditor menggabungkanpengujian susbtantif atas transaksi dan
pengujian perincian saldo. Pembuktian kas merupakan metode yang sangat baik dalam membandingkan
pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dengan akun bank dan rekonsiliasi bank.
Keakuratan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi. Auditor harus
mempertimbangkan informasi pengeluaran dan penerimaan pada skedul ke pencatatan
pengeluaran dan penerimaan kas untuk memastikan akurasinya.
Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank pengirim. Asumsikan
terdapat Rp 10.000.000 dipindahkan dari bank A ke bank B, tetapi hanya pengeluarannya yang
dicatat, maka ini adalah bukti pencurian uang yang ditutupi.
Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus dilakukan di
tahun fiskal yang sama. Jika penerimaan kas dicatat pada tahun fiskal berjalan dan pengeluaran
kas dicatat setelah tanggal neraca, maka hal tersebut bisa saja dilakukan untuk menutupi
berkurangnya kas.
Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkandengan benar
dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar. Dalam akun kas umum harus
dimasukkan sebagai cek beredar pada transfer rekonsiliasi bank. Kurang saji cek beredar pada
rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan kiting.
Skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar dari rekonsiliasi
bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan. Untuk akun tabungan dan penggajian
harus mengindikasikan setoran dalam perjalanan untuk transfer rekonsiliasi bank. Lebih saji
atas setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan
kiting.
Meskipun pengujian audit atas transfer antarbank biasanya dimaksudkan untuk menemukan
kecurangan, tindakan ini juga bisa dilakukan banyak transfer antarbank tanpa memerhatikan
pengendalian internal. Bila ada kemungkinan kiting, maka dapat mengakibatkan salah perhitungan
antara kas dan utang dagang.
Saat pengeluaran kas dilakukan dari kas kecil, pengendalian internal yang memadai mensyaratkan
adanya tanda tangan personel yang berwenang pada formulir kas kecil yang bernomor urut. Total dari
kas aktual dan cek dananya, ditambah total formulir kas kecil yang disebut dalam buku besar.
Perhitungan mendadak secara periodik dan rekonsiliasi dana kas kecil harus dilakukan oleh auditor
internal atau personel lain yang berwenang.
Saat saldo kas kecil tinggal sedikit, cek dari akun kas umum harus dibuat untuk mengisi kas kecil. Cek
harus ditulis dengan jumlah yang sama dengan voucher bernomor urut yang dijadikan bukti
pengeluaran aktual sebelumnya. Voucher ini harus diverifikasi oleh petugas utang dagang dan
dibatalkan agar tidak digunakan kembali.
Pengujian Audit atas Kas Kecil
Penekanan dilakukan pada verifikasi kas kecil atas pengujian transaksi kas kecil dibandingkan saldi
akhir tahun. Bahkan jika dana kas kecil jumlahnya kecil, terdapat potensi kecurangan transaksi jika
dana sering dikeluarkan atau digunakan.
Dalam pengujian kas kecil, auditor pertama kali harus menentukan prosedur klien dalam menangani
dana. Hal ini dilakukan dengan mendiskusikan pengendalian internal bersama pemegang kas kecil dan
memeriksa dokumen atas beberapa transaksi. Saat hasil penilaian risiko pengendalian adalah rendah
dan hanya sedikit pengeluaran dilakukan selama tahun berjalan, biasanya auditor tidak melakukan
pengujian lebih lanjut karena tidak material. Ketika auditor menguji kas kecil, dua prosedur utamanya
adalah menghitung saldo kas kecil dan melanjutkan dengan pengujian terperinci atas satu atau dua
transaksi pengeluaran. Prosedur utama harus meliputi: