Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Inhibitor

Aktivitas dari enzim dapat dipengaruhi oleh beberapa jenis molekul, salah satunya adalah inhibitor.
Inhibitor merupakan suatu senyawa yang dapat menghambat atau menurunkan laju reaksi yang
dikatalisis oleh enzim. Contohnya adalah garam-garam logam berat, seperti air raksa (Hg); senyawa
yodium asetat, fluoride, sianida, dan karbon monoksida. Makin banyak jumlah inhibitor, makin lambat
laju reaksi yang dikatalis oleh suatu enzim.

Pada umumnya, inhibitor ini tidak memiliki struktur yang mirip dengan substrat dan bergabung dengan
enzim pada bagian selain sisi aktif enzim. Jika inhibitor ini bergabung dengan enzim maka akan
mengubah bentuk sisi aktif enzim. Penghambatan ini substrat sudah tidak dapat berikatan dengan
kompleks enzim-inhibitor, karena sisi aktim enzim yang telah berubah. Dengan demikian, bentuk sisi
aktif tidak sesuai lagi dengan bentuk substrat (model kerja enzim teori gembok-kunci). Pengaruh
inhibitor nonkompetisi ini tidak dapat dan dihilangkan dengan penambahan substrat. Inhibitor
berkaitan dengan permukaan enzim tanpa lepas lagi dan tempatnya tidak dapat pula diganti oleh
substrat.

2.2 Macam-Macam Inhibitor

Berdasarkan reaksi kimianya, inhbitor dapat dibedakan menjadi 2 : yaitu inhibitor irreversible dan
inhbitor reversible.

2.2.1 Inhibitor irreversible

Inhibitor irreversible adalah inhibitor yang reaksi kimianya berjalan satu arah atau tidak dapat balik,
dimana setelah inhibitor mengikat enzim, inhibitor tidak dapat dipisahkan dari sisi aktif enzim. Keadaan
ini menyebabkan enzim tidak dapat mengikat substrat atau inhibitor merusak beberapa komponen
(gugus fungsi) pada sisi katalitik molekul enzim. Hambatan tidak reversible pada umumya disebabkan
oleh terjadinya proses destruktif atau modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih yang terdapat pada
molekul enzim.

2.2.2 Inhibitor reversible

Inhibitor reversible adalah inhibitor yang reaksi kimianya berjalan dua arah atau dapat balik, bekerja
dengan mengikat sisi aktif enzim melalui reaksi reversibel dan inhibitor ini dapat dipisahkan atau
dilepaskan kembali dari ikatannya.

Inhibitor reversible terdiri dari tiga jenis, yaitu : inhibitor yang bekerja secara kompetitif, non-kompetitif,
dan un-kompetitif.
2.2.2.1 Competitive Reversible

Pada penghambatan ini zat zat penghambat mempunyai struktur yang mirip dengan struktur substrat.
Dengan demikian baik substrat maupun zat penghambat berkompetisi atau bersaing untuk bersatu
dengan sisi aktif enzim, jika zat penghambat lebih dulu berikatan dengan sisi aktif enzim , maka
substratnya tidak dapat lagi berikatan dengan sisi aktif enzim.

Pada competitive reversible, inhibitor dan substrat berkompetisi untuk berikatan dengan enzim.
Seringkali inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sangat mirip dengan substrat asli enzim. Sebagai
contoh, metotreksat adalah inihibitor kompetitif untuk enzimdihidrofolat reduktase. Pada inhibitor
kompetitif, kelajuan maksimal reaksi tidak berubah, namun memerlukan konsentrasi substrat yang lebih
tinggi untuk mencapai kelajuan maksimal tersebut, sehingga meningkatkan Km.

2.2.2.2 Non Competitive Reversible

Pada inhibitor tak kompetitif, inhibitor tidak dapat berikatan dengan enzim bebas, namun hanya dapat
dengan komples ES (enzim-substrat). Kompleks EIS yang terbentuk kemudian menjadi tidak aktif. Jenis
inhibitor ini sangat jarang, namun dapat terjadi pada enzim-enzim multimerik. Contoh: pestisida (DDT)
dan parathion yang menghambat kerja enzim dalam system syaraf, serta antibiotik dan penisilin pada sel
bakteri. Inhibitor irreversible non kompetitif ini melekat pada sisi aktif enzim dengan sangat kuat (ikatan
kovalen) sehingga tidak lepas dari enzim (irreversible). Akibatnya enzim tidak aktif.

Pada penghambatan nonkompetitif, inhibitor (misalnya Q) menempelkan diri pada suatu tempat di
permukaan enzim yang agak jauh dari lokasi aktif sehingga struktur lokasi aktif berubah. Karena
perubahan struktur lokasi aktif , substrat tidak dapat masuk. Akibatnya, peran enzim scbagai katalisator
yang normal tidak dapat terlaksana.

2.2.2.3 Uncompetitive Reversible

Inhibitor non-kompetitif dapat mengikat enzim pada saat yang sama substrat berikatan dengan enzim.
Baik kompleks EI dan EIS tidak aktif. Karena inhibitor tidak dapat dilawan dengan peningkatan
konsentrasi substrat, Vmax reaksi berubah. Namun, karena substrat masih dapat mengikat enzim, Km
tetaplah sama.

2.2.3 Allosteric Inhibition

Enzim alosterik adalah enzim yang berpartisipasi di dalam metabolisme dan terdapat kelompok khusus
yang dikenal sebagai enzim pengatur, enzim ini dapat mengenali berbagai isyarat metabolik serta
mengubah kecepatan katalitiknya sesuai dengan isyarat yang diterima, system enzim initerkoordinasi
dengan baik serta dapat menghasilkan suatu hubungan yang harmonis di antara sejumlah aktivitas
metabolik yang berbeda, yang diperlukan untuk menunjang kehidupan.

Sifat-sifat enzim alosterik berbeda nyata dari enzim-enzim bukan pengatur (biasa). Perbedaannya antara
lain:
Pertama, seperti semua enzim, enzim alosterik memiliki sisi katalitik yang berikatan dengan substrat
dan mengubahnya, tetapi enzim ini juga memiliki satu atau lebih sisi pengatur atau alosterik untuk
mengikat metabolik pengatur, yang disebut modulator (pengatur) atau efektor. Sama seperti sisi
katalitik enzim yang bersifat spesifik bagi substansinya, sisi alosterik bersifat spesifik bagi modulator
(pengatur)-nya.
Kedua, molekul enzim alosterik umumnya lebih besar dan lebih kompleks dibandingkan dengan
molekul enzim biasa. Kebanyakan enzim-enzim alosterik memiliki dua atau lebih rantai atau subunit
polipeptida.
Ketiga, enzim alosterik biasanya memperlihatkan penyimpangan yang nyata dari tingkah laku klasik
Michaelis-Menten. Hal ini salah satu ciri yang pertama dalam membedakannya dari enzim-enzim biasa.

2.2.4 Feed back inhibition (Inhibitor Campuran)

Inhibitor jenis ini mirip dengan inhibitor non-kompetitif, kecuali kompleks EIS memiliki aktivitas
enzimatik residual. Pada banyak organisme, inhibitor dapat merupakan bagian dari mekanisme umpan
balik. Jika enzim memproduksi terlalu banyak produk, produk tersebut dapat berperan sebagai inhibitor
bagi enzim tersebut. Hal ini akan menyebabkan produksi produk melambat atau berhenti. Bentuk
umpan balik ini adalah umpan balik negatif. Enzim memiliki bentuk regulasi seperti ini sering kali
multimerik dan mempunyai tapak ikat alosterik. Kurva substrat/kelajuan enzim ini tidak berbentuk
hiperbola melainkan berbentuk S.Koenzim asam folat dan obat anti kanker metotreksat memiliki
struktur yang sangat mirip. Oleh sebab itu, metotreksat adalah inhibitor kompetitif bagi enzim yang
menggunukan folat. Inhibitor ireversibel bereaksi dengan enzim dan membentuk aduk dengan protein.
Inaktivasi ini bersifat ireversible. Inhibitor seperti ini contohnya efloritina, obat yang digunakan untuk
mengobati penyakit yang disebabkan oleh protozoa African trypanosomiasis. Penisilin dan Aspirin juga
bekerja dengan cara yang sama. Senyawa obat ini terikat pada tapak aktif, dan enzim kemudian
mengubah inhibitor menjadi bentuk aktif yang bereaksi secara ireversibel dengan satu atau lebih residu
asam amino
2.3 Kegunaan Inhibitor

Oleh karena inhibitor menghambat fungsi enzim, inhibitor sering digunakan sebagai obat. Contohnya
adalah inhibitor yang digunakan sebagai obat aspirin. Aspirin menginhibisi enzim COX-1dan COX-2 yang
memproduksi pembawa pesan peradangan prostaglandin, sehingga ia dapat menekan peradangan dan
rasa sakit. Namun, banyak pula inhibitor enzim lainnya yang beracun. Sebagai contohnya, sianida yang
merupakan inhibitor enzim ireversibel, akan bergabung dengan tembaga dan besi pada tapak aktif
enzim sitokrom c-oksidase.

2.4 Contoh-contoh Reaksi Inhibitor

Salah satu contoh dari reaksi kimia inhibitor irreversibel adalah reaksi diisopropyl fluorophosphates
dengan serine proteases, chymotrypsin and iodoacetate yang bereaksi dengan essential sulfhydryl yang
merupakan salah satu bagian dari kelompok enzim triose phosphate dehydrogenase.

E-SH+ICH2COOH E-SCH2COOH+HI

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Inhibitor merupakan suatu senyawa yang dapat menghambat laju reaksi suatu enzim. Inhibitor bekerja
dengan cara berikatan dengan enzim sehingga membuat enzim menjadi rusak atau tidak cocok dengan
substratnya.

Berdasarkan reaksi kimianya, ada dua macam inhibitor, yaitu inhibitor irreversible dan inhibitor
reversible. Ada 3 macam jenis inhibitor reversible, yaitu inhibitor yang bekerja secara kompetitif, non
kompetitif, dan unkompetitif

Anda mungkin juga menyukai