Anda di halaman 1dari 9

Rangkuman Diskusi Mailing List Migas Indonesia

[Oil&Gas] (inst) Intrinsically Safe Instrument


Dirangkum Oleh : KBK Instrumentasi

Warih Kundono

Saya ingin menanyakan pengalaman bapak/ibu yang pernah menggunakan (end user) instrumen bertipe
"intrinsically safe".

1. Keuntungan apa yang telah diperoleh (misalnya sedikit maintenance) dan kelemahannya (misalnya
trouble apa yg pernah ditemui di field instrumennya sendiri ataupun di safety barriernya) selama
menggunakan instrumen tersebut. Kalau juga boleh tahu, brand apa yang bapak/ibu pakai.
2. Jika dibandingkan dengan instrumen bertipe "non intrinsically safe", apa instrumen "intrinsically
safe" lebih bermasalah ?.

Waskita Indrasutanta

Seperti yang kita ketahui, Intrinsically Safety (IS) membatasi energi (listrik) yang memasuki hazardous
area melalui IS Barrier, sehingga apabila terjadi hubungan singkat, energi karena timbulnya panas, spikes
dan arcing tidak cukup untuk bisa menyebabkan api (dalam lingkungan combustible ada bahan bakar
dan oksigen).

Pada umumnya IS Instrument akan sama saja dengan non-IS instrument, jadi kita tidak bisa mengatakan
lebih atau kurang bermasalah. Yang membedakan adalah sertifikasinya, dan pada instalasi harus dilengkapi
dengan IS
Barrier di lokasi non-hazardous.

Keuntungan menggunakan IS system :

1. Instalasi lapangan (conduit, junction box, cable gland, dsb.) tidak perlu Explosion-Proof --> lebih
ekonomis. Walaupun demikian meskipun untuk non-IS instrument umumnya tetap menggunakan
enclosure Ex-Proof yang sama (hanya karena factor ekonomis, membuat standard enclosure
standard yang Ex-Proof dengan jumlah banyak lebih murah daripada membeda-bedakan
enclosurenya).
2. Enclosure bisa dibuka dalam keadaan live circuit (powered) --> mempermudah maintenance, bisa
melakukan maintenance dalam keadaan live circuit. Instrument tidak perlu dilepas dan dibawa ke
workshop untuk maintenance.
3. Instalasi Ex-proof umumnya lebih susah untuk melakukan maintenance, seperti harus membuka
baut yang demikian banyak pada Ex-proof enclosure, dan sangat berat.

Kerugian menggunakan IS System :

1. Menambah komponen (IS Barrier) juga berarti menaikkan kemungkinan terjadinya kerusakan.
Walaupun demikian, saya jarang sekali mendapatkan IS Barrier yang rusak. Apabila terjadi
kerusakan umumnya dikarenakan adanya surge dimana tidak dilindungi oleh surge protector.
Harap dicatat IS Barrier dan Surge Protector mempunyai fungsi yang berbeda meskipun keduanya
membatasi energi.
2. Harga system menjadi lebih mahal karena harus memasangkan IS Barrier kesemua koneksi kabel
ke hazardous area. Walaupun demikian, kalau di total dengan instalasi lapangan (yang tidak perlu
Ex-proof), umumnya total menjadi lebih murah.
3. Perlu mengadakan perhitungan besaran L (Inductance), C (Capacitance) dan R (Resistance)
maksimum yang diperbolehkan sesuai sertifikasi, karena L dan C menyimpan energi, yang
meskipun sudah dibatasi oleh IS Barrier, dari energi yang tersimpan bisa cukup besar untuk
terjadinya api. Umumnya kita akan mendapatkan limitasi panjang kabel yang lebih pendek
dibanding instalasi non-IS (Ex-proof).

Hampir semua instrumen untuk Oil & Gas umumnya mempunyai sertifikasi untuk IS maupun Ex-proof.
Jadi secara umum, kita menentukan saja apakah design kita mau menggunakan IS atau Ex-proof. Secara
pribadi saya lebih senang menggunakan IS daripada Ex-proof.

Sukamto Agoeng

Pengalaman saya dengan Intrinsically safe adalah :

1. Bila lightning protection terhadap plant kurang baik, maka kemungkinan sytem instrumentasinya -
baik field devices maupun controllernya - bisa jebol kena lightning.
2. Kemungkinan kalau menggunakan DCS, DCS-nya sendiri belum certified untuk Instrinsically safe
(ini jaman dulu lho...nggak tahu kalau sekarang sudah).
3. Brand yang pernah dipakai dulu adalah single loop controller dari Westinghouse.
4. Selama diimplementasi dengan baik maka saya rasa keduanya tidak ada masalah.
5. Sebagai informasi untuk field instrument biasanya hampir semuanya exp. proof type, sangat
jarang yang memproduksi general purpose type.

Sekali lagi ini adalah pengalaman saya 5 tahun yang lalu menggunakan intrinsically safe system, mungkin
sekarang sudah banyak kemajuan.

Waskita Indrasutanta

Komentar saya :

1. Jebolnya field instrument dan control room device karena lightning protection yang kurang baik
akan terjadi pada IS maupun non-IS device. Malahan kalau kita mempunyai IS system, yang jebol
umumnya adalah IS Barrier (yang mempunyai fuse atau fusing effect) dan tidak kena I/O Module
dari Controller.
2. DCS sendiri tidak perlu certified. Dengan memasangkan IS Barrier, system kita menjadi IS.
Mungkin yang dimaksud Mas Kamto dengan DCS yang certified adalah DCS yang I/O
Modulenya dilengkapi dengan IS Barrier.
3. No comment.
4. No comment.
5. Saya malahan lebih condong mengatakan bahwa pada umumnya field instrument certified untuk
Explosion-proof maupun Intrinsically Safe, dan umumnya meskipun kita menggunakan IS system,
enclosurenya tetap Exposion-proof (seperti yang saya jelaskan di email saya kemarin).

Mengenai sertifikasi IS, perlu dicatat bahwa sertifikasi hanya berlaku sebagai pasangan dengan IS Barrier
yang dipergunakan dan persyaratan L-C-R dari instalasi.

Swastioko Budhi
Untuk masalah IS Instrument di atas, saya forward jawaban dari salah satu senior saya Djohan Arifin -
tukang instrumentnya Conoco - dari milis Teknik Fisika ITB. Mudah-mudahan dapat lebih membantu
dalam pemahaman tentang IS Instrument.

--
Intrinsically Safe (IS) adalah salah satu bentuk protection (banyak dipakai dan berasal dari Eropa) dari
electronic instrument untuk aplikasi di hazardous area, dengan cara membatasi energy yang di supply ke
instrument, sehingga jika terjadi spark, energy yang timbul tidak cukup kuat untuk menyalakan gas mixture
(yang secara normal maupun tidak normal berada disekitar instrument tersebut). Untuk itu digunakan IS
barrier, yang disamping membatasi energi juga mengisolate sebelah luar daerah hazardous (koneksi ke
instrumentnya) dan sebelah dalam non hazardous (koneksi ke control room/panel). Perlu diketahui bahwa
IS harus certified untuk complete loopnya, yang terdiri atas instruments, cables, barrier etc., tetapi
dibagian non hazardousnya (misal DCS, PLC etc.) tidak perlu.

Kalau Explosionproof adalah proteksi yang menggunakan housing sebagai pelindung fisik, sehingga jika
terjadi explosion / api didalam instrument housing atau junction box, tetap di keep didalam box dan high
temperature
tidak merembet keluar (daerah hazardous). Tipe proteksi ini banyak dipakai di USA.

Kita-kita ini yang tidak punya standard jadi campur aduk, tergantung siapa yang punya interest. Jika ada
diskusi tentang mana yang lebih unggul, biasanya makan waktu lama dan belum tentu dapat hasil yang
memuaskan. Berikut ini list yang saya coba buat seingat saya, mungkin nanti akan ada yang nambahin
atau bahkan menyangkal dan mengurangi list yang saya buat.

Keuntungan IS :

Orang maintenance akan lebih ringan pekerjaannya, karena dia tidak harus mematikan power ke
instrument tersebut jika akan membuka housingnya, sehingga bisa langsung melakukan live
calibration, loop check dll. Hal ini tidak bisa dilakukan untuk explosion proof type, dimana dia
harus matikan power supply, instrument dicopot dan dibawa ke workshop untuk pekerjaan
calibration, kecuali dengan cara hot work permit system yang banyak makan tenaga kerja.
Dengan ini kemungkinan adanya kecelakaan karena kesalahan technician dapat diminimize.
Loop yang sama applicable untuk hazardous area class I div. 1 maupun div. 2 (explosion proof
untuk class I div. 1 memerlukan wiring installation yang lebih ketat dibanding div. 2), jadi IS lebih
sederhana.
Loop hazardous dan non-hazardousnya tidak saling berhubungan (terisolir di barriernya),
sehingga trouble di satu sisi tidak berpengaruh ke sisi lainnya.
Barrier biasanya dilengkapi dengan kemampuan ground fault detection, sehingga dapat
membantu detection-nya.

Kerugian IS :

Ada tambahan satu komponen (barrier) pada loop dibandingkan dengan loop explosion proof,
berarti mengurangi reliability, tetapi kalau kita bisa dapat reliable barrier, jadinya efeknya kecil.
Ada peralatan tertentu yang tidak bisa (atau belum) menggunakan IS system, misalnya fire
detections, special intruments (radioactive, gelombang etc.), sehingga tidak konsisten.
Package vendor (terutama yang dari USA) sering kali juga tidak bisa, sehingga IS menjadi
special order dan mahal.

Instruments Brand dengan system IS sudah banyak juga (termasuk yang made in USA), transmitters
Yokogawa, Rosemount, Fisher etc. Barrier = MTL (Measurement Technology Limited, England), Pepper
Fuch (Germany).
Suplintama

Kalau saya mengadakan seminar atau presentasi untuk safety barrier, tertarik nggak ?.

Cahyo Hardo

Safety barrier ?, apakah sama dengan safety hierarchy seperti yang disebut dalam buku CCPS-AIChE itu ?.
Please further explain.

Suplintama

OK, bagaimana kalau saya kirimkan Application Note - a users guide to Intrinsic safety dari MTL
(Measurement Technology). Mungkin temen-teman yang lain kalau berminat juga dapat saya berikan
secara free.

Cahyo Hardo

Wah, saya sih seneng-seneng aja mas, yang penting kan nambah-nambah pengetahuan, tul enggak ?.

Bob H. A. S. Djanegara

Bagus sekali pak Suplintama, langsung aja di posting!...

Suplintama

Pak Bob, kalau mau di posting bisa tolong kasihkan ke saya addressnya nggak ?.

Bob H. A. S. Djanegara

Pak Junus, yang saya maksud dengan 'posting' itu maksudnya di cantumkan di milist ini, begituh.....,
sehingga bisa dibaca sama kita semua.... Tapi kalau memang yang anda punya itu dalam bentuk hard copy,
dan cukup tebal, maka kalau anda tidak keberatan, mohon dengan sangat untuk mengirim copy nya ke
alamat saya sebagai berikut : Bob H.A.S. Djanegara, d/a Kompleks Unocal Indonesia, Co., Pasir Ridge,
Balikpapan 76111, Kalimantan Timur.

Waluya Priatna

Saya sangat berminat, tolong di E-mail or Fax. Terima kasih atas bantuannya.

Suplintama

Pak Pri, gimana kalau saya dropkan saja di office McDermott Jakarta ?.

Waluya Priatna

Thank you dan jangan lupa Attn: Waluya Priatna PT..McDermott Indonesia-Batam. Terima kasih atas kerja
bantuannya.

[BSwastioko@mcdermott.com]

Teman-teman, kok jadi ribet begini sih masalah intrisically safe ini. Banyak email yang diposting, tapi
hanya satu-dua saja yang berisikan informasi yang berguna. Pak Yunus, seharusnya anda menerangkan
secara singkat file tersebut - deskripsi, tipe dan ukuran. Kalau terlalu besar, dapat diupload ke servernya
yahoogroups di alamat http://groups.yahoo.com/group/Migas_Indonesia/files. Kemudian anda bikin
announcement kepada anggota seluruhnya sehingga bagi yang berminat dapat mendownloadnya sendiri,
sedangkan bagi anggota yang tidak berminat, tidak dirugikan karena menerima attachment yang tidak
dibutuhkan.

Bagi anggota yang lain, etika milis yang baik adalah langsung mengirimkan request ke yang bersangkutan
lewat japri (jalur pribadi). Alamat email sumber kan dapat diketahui dari posting yang dia kirim. Jadi
sebenarnya
diperlukan kejelian kita untuk mengambil keputusan posting lewat umum atau pribadi. Kasihan lah anggota
lainnya yang tiba-tiba saja kebanjiran email pada mail-boxnya.

Suplintama

Sekedar tambahan, bahwa untuk membuat IS system in the loop disamping Safety Barrier, kita dapat
menggunakan IS Isolator. Perbedaannya adalah safety barrier perlu grounding dan merupakan pasif
devices (tidak memerlukan power); sedangkan IS isolator tidak memerlukan grounding (isolated to
grounding) dan merupakan aktif devices (memerlukan power). Didalam aplikasi tergantung dari kebutuhan
dari system yang diproteksi, grounding yang ada, dan cost.

Beberapa field devices masih belum bisa digunakan didalam IS system, disebabkan alat tersebut
memerlukan power consumption yang cukup besar sehingga didalam safety curvenya tidak bisa dipenuhi.

Didalam mendesign IS system, perlu diperhatikan besar power yang bisa dikeluarkan oleh control system
(DCS, PLC, etc.), safety barrier impedansi, working voltage dan current dari barrier, impedansi dari cabel
yang menghubungkan control system dan field devices, serta specs dari field devices mesti IS protection
atau termasuk simple apparatus maupun minimum working voltage masih didapat didalam loop tersebut.
Criteria dari IS protection tersebut juga penting sekali, dengan mempertimbangkan applikasi di field berupa
klasifikasi area berupa class dan division/zone area, gas grouping serta maksimum temperature yang
mungkin timbul; dari devices tersebut.

Dari pengalaman kami di lapangan, ada sedikit kerancuan antara barrier dengan surge protection devices
(lightning protection) berupa :

1. Kok kita sudah pasang safety barrier, masih bisa control system kita rusak kena induksi petir ?.
Jawab : Bahwa safety barrier itu berfungsi untuk men-divert power yang lebih dari control system
(bila terjadi malfunction) ke bumi (ground), sehingga IS system masih tercipta dan aman. Untuk
mencegah induksi petir, juga perlu dipasang Surge Protection Unit (SPU).
2. Bila ada safety barrier dan SPU, bagaimana kombinasi pemasangannya ?.
Jawab : Ada dua metode pemasangan yang dimungkinkan untuk itu :
a. Control system-safety barrier-SPU-cable-field device
Ini hanya dimungkinkan bila, SPU tersebut sudah certify sebagai IS devices; juga perlu
diperhatikan dari impedansi untuk mencegah voltage drop, leakage current dan
bandwidthnya bila itu untuk data. Kombinasi ini akan melindungi safety barrier dari
induksi petir yang masuk dari cable.
b. Control system-SPU-safety barrier-cable-field device.
Ini kombinasi yang kurang direkomendasikan, karena bila terjadi induksi petir melalui
kabel, maka safety barrier akan rusak, akan tetapi kontrol systemnya masih terlindungi
oleh SPU. Umumnya ini dilakukan bila SPU tersebut tidak certify sebagai IS devices.
3. Bagaimana dengan field devicenya sendiri, bila SPU kita pasang hanya di control system ?.
Jawab : Bila terjadi induksi petir melalui kabel, ada kemungkinan aliran listrik tersebut ke filed
device itu, sehingga akan terjadi kerusakan.Untuk itu dianjurkan untuk dipasang SPU yang
menyatu (sedekat mungkin) dengan field device tersebut. Perlu diperhatikan juga sertifikasi dari
SPU ini dengan merefleksikannya dengan system proteksi yang dipakai, bila IS maka SPUnya
mesti IS juga; demikian juga sebaliknya untuk explosion proof.

Demikian sedikit tambahan informasi dari pengalaman kami.


Cahyo Hardo

Pak Budhi, terus terang saya bukan orang instrument, jadi saya rada bingung tentang alat intrisically safe.
Dari namanya doi itu sudah bilang bahwa sejatinya dia itu aman. Nah bagaimana cara mengetes alat
tersebut dan yakin bahwa dia itu benar-benar aman ?.

Mungkin yang tepat kali harusnya intrisically safer bukan safe kali yach... Anyway, mohon penjelasannya.

Swastioko Budhi

Sudah mulai "on-duty" lagi di field nih mas Cahyo, padahal liburan anak sekolah sudah di depan mata lho.
Yang dimaksud dengan intrisically safe ini adalah loop-nya karena menggunakan barrier yang membatasi
arus listrik ke field instrument-nya. Sedangkan field instrument-nya sendiri bila tidak menggunakan loop
yang non-IS adalah tidak aman terhadap kejadian hubungan pendek (short circuit) misalnya.

Kebetulan saya pernah melihat demo dari suatu loop yang IS dan non-IS. Apabila di field instrument yang
non-IS anda coba untuk short circuit misalnya, maka campuran gas dan udara di sekitar field instrument
tersebut akan terbakar. Berbeda kejadiannya dengan loop yang mempunyai sertifikasi IS, meskipun anda
hubungkan kabel + dan - secara langsung, tidak akan terjadi ledakan di sekitar lingkungan alat tersebut
karena energi yang
ditimbulkannya tidak cukup kuat untuk membakar campuran tersebut.

Cara ngetesnya ?, kan sudah ada pihak ke tiga yang memberikan sertifikasinya misalnya : Factory Mutual
(FM), CENELEC, UL, dll.

Waskita Indrasutanta

Yang penting adalah sertifikasi sebagai pasangan dengan IS Barrier-nya, serta perhitungan L-C-R
maksimum yang diperbolehkan. Saya sebagai orang instrument juga tidak tahu bagaimana mengetesnya,
melainkan percaya saja kepada sertifikasinya.

Cahyo Hardo

Pak Waskita, sebelum start-up suatu pabrik, hal-hal yang berhubungan dengan safety dan operation
integrity pabrik mestinya harus ditest di tempat/field supaya kita yakin. Contoh misalnya si designer bejana
bertekanan (pressure vessel) bilang MAWP-nya segini psig... OK kita test 1,5 kalinya. Kalau gagal, yach
diganti... Hal-hal lain seperti PSV, ESD system, etc, bla..bla...pasti di test untuk menyakinkan bahwa yang
tertera di barang tersebut memanglah benar sesuai apa adanya...

Tapi kalau hanya percaya saja kepada pembuat sertifikasinya?????? interesting for me...

Waluya Priatna

Ikut nimbrung, memang biasanya barang-barang (instrument, skid) yang mana sebelum dikirim ke client itu
harus ada FAT (Fabrication Acceptance Test) dan setelah sampai disite itu harus di kalibrasi/test lagi dengan
istilah SAT. PSV, Transmitter dll., itu pun akan ditest lagi apabila Platform mau di loop-check ataupun mau
Start-Up.

Cahyo Hardo

Pak Waskita, saya jadi inget nih. Setahu saya, saya pernah lihat orang instrument yang lagi kerja di sekitar
UPS. Katanya sih lagi ngelakuin short circuit test...
UPS yang mempunyai power yang besar, bahkan men-supply semua alat aja ada standard short circuit test
nya, apa iya yach IS yang berpower kecil bahkan tak sanggup untuk menimbulkan energy untuk membakar
flammable fuel gas-air ratio malah "tidak bisa" di test di field.

Nah kalo UPS aja yang segitu gedenya bisa di test, masa si IS ini kagak bisa. Justru lebih bahaya ngetes
si UPS khan ketimbang IS..., aku jadi bingung nih pak...

Anyway, saya bukan orang instrument, jadi sorry kalau agak lancang yach...

Waskita Indrasutanta

Pak Cahyo, kalau kita melakukan short circuit test pada UPS, ini bukan untuk test dalam rangka sertifikasi
IS (contoh yang dipakai dibawah), akan tetapi apakah perangkat UPS kita yang mempunyai short circuit
protection berfungsi dengan baik dan memenuhi spesifikasi (yaitu maximum draw current tidak
terlampaui).

Sampai saat ini saya belum pernah menemukan UPS yang IS. Walaupun demikian kita tetap bisa
mempunyai sistem yang IS untuk perangkat di hazardous area dengan mendistribusikan power melalui IS
Barrier ke masing-masing IS device di hazardous location, asalkan memenuhi persyaratan IS, bahwa power
consumption dari IS device tersebut tidak lebih besar daripada energi yang diperbolehkan untuk disalurkan
ke hazardous area melalui IS Barrier.

Mengenai boleh tidak-nya pengetesan IS device di lapangan yang ber-risiko timbulnya api adalah
justifikasi masing-masing akan risiko yang diambilnya. Umumnya safety regulation tidak memperbolehkan
untuk melakukan test ber-risiko pada uncontrollable area. Otoritas pemberi sertifikat akan selalu mematuhi
safety regulation ini, dan hanya melakukan test di 'controllable area', artinya kalau toh timbul api atau
ledakan tidak menyebabkan dampak keselamatan di lokasi pengetesan / percobaan.

Jadi UPS shor circuit test yang dilakukan seperti contoh Pak Cahyo, pasti dilakukan di 'safe area' dan
bukannya di hazardous location.

Kelihatannya diskusi ini makin seru dan makin banyak tanggapan-tanggapan dari rekan-rekan. Bagaimana
kalau kita melakukan diskusi ini secara online melalui fasilitas 'Chat' dari Yahoogroup milis kita ini.
Tinggal janjian
waktunya, semua member yang berminat bisa ikut nimbrung di forum 'chat' tersebut. Saya sudah coba login
di forum 'chat' ini tadi siang, tetapi iya hanya sendirian disana.

Arief Rahman Thanura

Saya kira apa yang menjadi concern bapak Cahyo ada benarnya. Saya kira tidak seharusnya kita memakan
bulat-bulat hasil sertifikasi suatu barang tapi harus di Test. Hanya saja mungkin testnya untuk total system
(total loop).

Memang tidak worthy untuk mengetes IS Barrier alone, karena itu akan memakan waktu yang banyak.
Tetapi sebagai system, loop tersebut seharusnya tetap di test. Penting untuk diingat, bahwa barang yang kita
dapatkan itu BUKANLAH barang yang ditest untuk sertifikasi, sehingga kemungkinan defect dalam
production bench tetap selalu ada. Itulah gunanya Site Acceptance test, misalnya.

Juga apa yang disampaikan Pak Waskita mengenai badan otoritas inspeksi yang kelihatannya mudah
menemukan masalah kalau ada kebakaran. Kondisi aktualnya tidak bisa segampang itu lalu langsung
ketemu siapa yang salah dan sebagainya. Ingat kata Pak murphy : If anything can go wrong, it will. Jadi
selesaikan secepatnya jangan nunggu terjadi masalah.

Semoga membantu.

Waskita Indrasutanta
Saya hanya ingin meluruskan. Maaf Pak Arief, bukannya keterangan anda salah.

Test untuk sertifikasi tidak sama dengan test yang harus dilakukan dalam pelaksanaan proyek seperti FAT
ataupun SAT. Kedua test tersebut adalah untuk 'Acceptance', bukannya untuk sertifikasi. Pada FAT dan SAT
tidak dilaksanakan test untuk IS misalnya, akan tetapi User akan melakukan audit apakah peralatan yang
dipasok dan dipasang memang sudah sesuai dengan spesifikasi dan memenuhi semua sertifikasi yang
diperlukan dan diminta dalam spesifikasi. Juga meskipun sertifikat sudah diberikan pada produk dan tipe
tertentu, pihak otoritas sertifikasi akan terus memantau produk tersebut.

Inilah yang saya tuliskan apabila kedapatan kesalahan ada di pihak pabrikan/vendor (misalnya saja suatu
mis-product) maka tanggung jawab ada di tangan pabrikan/vendor, dan sertifikasi akan gugur. Walaupun
demikian, sebagai User berhak melakukan test apapun seperti yang dikehendaki, dengan catatan untuk
melakukan test ini perlu biaya dan effort yang cukup banyak. Dengan adanya sertifikasi ini, sebagai User
kita bisa menghemat biaya dan effort tersebut yang sudah dilaksanakan oleh pihak otoritas pemberi
sertifikat dan di-biayai oleh masing-masing Vendor. Kalau kita tidak bisa percaya dengan sertifikasi yang
dikeluarkan, sama saja kita menganggap bahwa sertifikasi tersebut 'tidak berlaku'. Jadi kita juga tidak perlu
men-syaratkan sertifikasi pada spesifikasi (karena toh tidak bisa kita percaya dan tidak bisa kita anggap
'berlaku'), dan akan dilakukan 'self certification' oleh User.

Mengenai inspeksi oleh pihak otoritas memang tidak mudah, dan memang tidak saya uraikan panjang lebar
pada milis ini.

Cahyo Hardo

Waduuh... setelah pelbagai e-mail berseliweran, saya malah tambah bingung nih.. Diawal-awal e-mail
tentang hal ini, dikatakan oleh Pak Waskita bahwa kita "cuma bisa percaya" saja pada sertifikasinya, tapi di
email-email terbaru dikatakan bisa saja alat yang IS itu di-test tapi pada tempat yang safe.... Sebenarnya
bagaimana sih cara mengetesnya ??. Apa cukup pakai metode short circuit...??? Gimana kirakira si pabrik
pembuatnya ngetest yach. Apa tidak sesederhana hydrotest vessel atau pipa ?.

Dan kemudian mas Arief bilang bisa saja alat yang IS itu defect sehingga sebelum dipasang dirasakan perlu
untuk check-check loop integritynya dan bukannya masing-masing individu alat yang IS tersebut. Tapi
dilain pihak pak waskita bilang alat IS itu sertifikasinya berlaku selamanya, dalam arti kata "tidak pernah
rusak". Rasanya ini berbeda jauh yach... Sebenarnya mana sih yang betul ?.

Oh ya Pak Waskita, sehubungan dengan pertanyaan bapak tentang asal-muasal saya, saya ini datang dari
pihak user dan sekarang bekerja di oil & gas company sebagai process engineer.

Tahzudin Noor

Biar Pak Cahyo nggak bingung, please read carefully :

ISA-TR12.2-1995, Intrinsically Safe System Assessment Using the Entity Concept. Kalau pingin lebih
dalam lagi ya baca juga references yang tertulis disitu. Saya kira technical report ini beserta references nya
(FMRC, NFPA-NEC) juga bisa membantu memberi anda guidance mau sejauh mana anda ingin
memperdalamnya.

Cahyo Hardo

Ha..ha..ha... akhirnya guru saya yang satu ini, Begawan Tahzudin keluar juga he..he.. Pak Dien, saya mau
dong dikopiin atau kalau dalam e-copy tolong diforwadin, atau kalau tidak bisa yach diceritain aja.....

Salam Muara Badak.


Tahzudin Noor

Jangan begitu berlebihan lah Pak Cahyo. Aku cuma orang hutan indonesia, mana berani aku jadi begawan,
apalagi bercerita kepada para milisi disini, bisa -bisa malah ditampari dari kiri dan kanan. Cuma kebetulan
saja aku punya, jadi ya apa salahnya ditulis dalam rangka berpartisipasi, siapa tahu ada manfaatnya.

Tapi di TR itu ada copy right law nya.

Waskita Indrasutanta
Supaya nggak bingung, mungkin rekan kita Pak Leo atau Pak Yunus kiranya bisa memberikan copy test
report untuk salah satu produk MTL untuk di posting.

Sulaeman

Bisakah bapak-bapak membantu saya memberitahu dimana saya dapat mempelajari hal mengenai ini, baik
buku maupun bahan seminar/course yang tidak terlalu mahal. Sekian dan terima kasih.

Waskita Indrasutanta
Rekan-rekan bisa mulai dari Standard dan Literatur yang bisa didapat dari ISA www.isa.org dan banyak
Application Notes dan Articles oleh para Vendors seperti principal dari Suplintama. Selebihnya Anda bisa
mengikuti technical forum mengenai safety dari ISA.

Suplintama
Anda bisa pelajari dari text book yang dijual di toko buku, terutama di toko buku import. Atau mengikuti
seminar-seminar yang diselenggarakan oleh perusahaan-perusahaan yang mengageni produk-produk
tersebut. Atau dari catalog maupun aplication note yang diterbitkan oleh mereka.

Dari pihak kami, sudah sering mengadakan seminar-seminar tentang IS maupun SPU baik itu di Jakarta
(hotel-hotel) ataupun di tempat customer-customer. Otomatis hal itu kita lakukan berkaitan dengan projek
yang sedang berjalan disana.

Kalau bapak tidak keberatan, tolong diemail langsung ke kami alamat, telpon, fax bapak untuk bisa
dihubungi; kami akan kirimkan informasi yang relevan untuk itu. Kebetulan kami saat ini sering ke
Pertamina UP-V, sehingga kami bisa hand-over data itu ke bapak.

Waskita Indrasutanta
Pak Leo, sebaiknya anda memberikan hyperlink untuk application notes yang berhubungan dengan hal
yang anda bicarakan dibawah, agar rekan-rekan bisa mendapatkan sumber langsung dari source aslinya,
dan tidak perlu memadati file space dari milis ini.

Satu hal lagi yang sangat penting dan sudah saya komentari pada email saya yang lalu, yaitu perhitungan L-
C-R maksimum yang diperbolehkan dari instalasi. Agar bisa menjadi perhatian rekan-rekan bahwa
sertifikasi sebagai
pair (field device dan safety barrier) saja, tanpa perhitungan L-C-R tidak berlaku. Saya yakin MTL punya
application notes untuk perhitungannya. Silahkan di-share hyperlink agar rekan-rekan yang memerlukan
bisa download.

Anda mungkin juga menyukai