Kelompok 2
UNIVERSITAS JAMBI
2014/2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.4. Manfaat
Agar dapat memahami tentang penyakit kardiovaskular terutama mengenai bundel HIS
dari definisi, penyebab dan patologi, perbedaan, diagnosis, dan tatalaksana Bundle
Branch Block (BBBB).
BAB II
PEMBAHASAN
Blokade berkas cabang biasanya tidak menyebabkan gejala. Blokade berkas cabang
sebelah kanan tidak serius dan mungkin terjadi pada orang yang sehat. Tetapi, hal itu juga dapat
mengindikasikan adanya kerusakan jantung yang berarti, misalnya; sebelum serangan jantung.
Blokade berkas cabang sebelah kiri cenderung lebih serius. Pada orang usia lanjut, sering
menunjukkan penyakit arteri koroner karena tekanan darah tinggi atau penyakit atherosclerosis.4
2. Atrioventriculer Node
Suatu berkas kecil sel-sel otot jantung khusus yang terletak di dasar atrium kanan dekat
septum, tepat diatas pertemuan atrium dan ventrikel. Pada EKG blok AV dibagi 3 yaitu :
- Blok AV tingkat I :
Pada blok AV tingkat I interval PR memanjang lebih dari 0.20 detik. Umumnya
disebabkan karena gangguan konduksi di proksimal His Bundle. Hal ini disebabkan
karena intoksikasi digitalis, peradangan, proses degenerasi atau variasi normal. Biasa nya
tidak membutuhkan terapi apa-apa dan prognosisnya baik.
- Blok AV tingkat II :
Terjadi kegagalan impuls dari atrium untuk mencapai ventrikel secara intermitten,
sehingga denyut ventrikel berkurang. Blok AV tingkat II di bagi 2, yaitu ;
Mobitz Tipe I (Wenckebach Block)
Interval PR secara progresif bertambah panjang sampai suatu ketika impuls dari
atrium tidak dapat sampai ke ventrikel dan denyut ventrikel (kompleks QRS) tidak
tampak atau gelombang P tidak di ikuti oleh kompleks QRS. Pada pemeriksaan His
Bundle Electrocardiogram biasanya lokasi dari blok proksimal dari bundle His. Biasa
disebabkan karena tonus vagus yang meningkat, keracunan digitalis atau iskemia.
Bila tidak menimbulkan keluhan dan tidak ada gangguan hemodinamik tidak
memerlukan pengobatan.
Mobitz Tipe II
Pada mobitz tipe II interval PR tetap sama tetapi didapatkan denyut ventrikel yang
kurang (dropped beat). Pada pemeriksaan EKG bundle his menunjukkan gangguan
konduksi distal dari bundle his. Etiologinya ialah infark miokard akut, miokarditis,
proses degenerasi. Kelainan dapat timbul sementara dan kembali normal, menetap,
atau berkembang jadi blok yang komplit. Pasien dengan mobitz tipe II dapat timbul
serangan sinkop dan sebaiknya dilakukan pemasangan pacu jantung.
- Blok AV tingkat III
Blok AV tingkat III disebut juga blok yang komplit. Pada blok AV tingkat III impuls dari
atrium tidak bias sampai di ventrikel. Kontraksi ventrikel karena rangsangan oleh focus
di nodus AV atau focus di ventrikel, sehingga ventrikel berdenyut sendiri dengan sendiri
tidak hubungan dengan denyut atrium. Gambaran EKG memperlihatkan adanya
gelombang P teratur dengan kecepatan 60-90 kali/menit, sedangkan kecepatan kompleks
QRS hanya 40-60 x/menit. Blok AV tingkat III disebabkan oleh proses degenerasi,
peradangan, intoksikasi digitalis, infark miokard akut. Blok AV tingkat III pada infark
biasanya hanya sementara dan akan kembali normal setelah infark sudah tenang,
walaupun ada yang menetap. Bila blok AV tingkat III menetap sebaiknya dilakukan
pemasangan pacu jantung. Blok AV tingkat III biasanya menimbulkan gangguan
hemodinamik dan menimbulkan keluhan lelah, sinkop, sesak, dan angina pada usia
lanjut.
Dapat timbul sebagai akibat kelainan kongenital atau penyakit yang didapat seperti
atherosclerosis, infark miokard, hipertensi, gagal jantung, penyakit katub jantung, dan gangguan
keseimbangan elektrolit. Obat-obatan tertentu seperti; digitalis, quinidine, beta blocker dan
antagonist kalsium mungkin pula menyebabkan blok jantung.5
Blok Cabang Berkas Kanan atau Kiri ( Right or Left Bundle Branch Block)
Bila cabang berkas kanan diblok, ventrikel kiri berdepolarisasi jauh lebih cepat daripada
ventrikel kanan (karena berkas kiri yang normal masih menghantarkan isyarat yang cepat ke
ventrikel kiri). Sehingga yang kiri menjadi elektronegatif sedangkan yang kanan tetap
elektropositif. Listrik yang sangat kuat mengalir dengan ujung negatif nya mengarah ke ventriel
kiri dan ujung positif nya mengarah ke ventrikel kanan. Dengan kata lain terjadi deviasi poros
kekanan yang hebat karena ujung positif aliran listrik adalah ke kanan dari aliran normal yang
kebawah dan kekiri. Deviasi poros ke kanan (terutama terlihat oleh QRS negatif dalam sadapan
I) yang disebabkan oleh blok cabang berkas kanan, yang juga memperlihatkan suatu kompleks
QRS yang memanjang karena hambatan penghantaran. Blok cabang berkas kiri menyebabkan
efek yang berlawanan, yaitu deviasi poros ke kiri tetapi juga memperpanjang kompleks QRS.8
2.2.3. GEJALA KLINIS6
Sebenarnya Bundle Branch Block ini jarang menunjukan gejala dan tidak memiliki gejala
yang khas. Adapun gejala klinis Bundle Branch Block adalah:
1. Pusing (sakit kepala)
2. Pingsan atau kolaps dengan bradhicardia hebat
3. Serangan Stokes-Adams bila terjadi asistole intermitten
4. Mudah lelah
5. Palpitasi
6. Sesak nafas
2.2.5 PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Laboratorium:
Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:
1. Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinopil.
2. Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkus.
3. Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.
4. Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid
dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.
Pemeriksaan Darah
1. Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi
hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.
2. Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.
3. Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana
menandakan terdapatnya suatu infeksi.
4. Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu
serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.
Pemeriksaan Radiologi
Untuk melihat keadaan jantung, baik letak, ataupun ukurannya secara radiologis.
Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3
bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu;
- Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock
wise rotation.
- Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB (Right
bundle branch block).
- Tanda-tanda hipoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau
terjadinya depresi segmen ST negative.
Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible. Pemeriksaan spirometri
dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator aerosol golongan adrenergik
Tes kulit
Untuk memeriksa adanya faktor-faktor timbulnya alergi pada pasien.
2.2.6. DIAGNOSIS
Bundle branch block ini dapat ditegakkan melalui pemeriksaan EKG, dimana di temukan:
- Kompleks QRS yang melebar lebih dari 0.11 detik
- Disertasi adanya perubahan bentuk kompleks QRS dan aksis QRS
Bila cabang kiri yang terganggu disebut left bundle branch block (LBBB). Pada EKG
tampak:
- Bentuk rsR atau R yang lebar di I, aVL, V5, dan V6
- RS atau QS di V1, disertai rotasi searah jarum jam
Bila cabang kanan yang terganggu disebut Right Bundle Branch Block. Pada EKG
tampak:
- Adanya kompleks QRS yang melebar lebih dari 0,12 detik
- Dan akan tampak gambaran rsR atau RSR di V1, V2, sementara itu di I, aVL,
V5, dan V6 didapatkan S yang melebar karena depolarisasi ventrikel kanan yang
terlambat.7
Berikut perbedaan gambaran LBBB dan RBBB pada EKG;
a. Left Bundle Branch Block
Pada EKG akan terlihat bentuk rsR atau R di lead I, aVL, V5 dan V6 yang melebar.
Gangguan konduksi ini dapat menyebabkan aksis bergeser ke kiri yang ekstrim, yang
disebut sebagai left anterior hemiblock (jika gangguan dicabang anterior kiri) dan left
posterior hemiblock (jika gangguan dicabang posterior kiri)
2.2.8 PROGNOSIS
Prognosis penyumbatan di salah satu dari tiga cabang bundle tergantung pada
prognosis dar penyakit jantung terkait. Pada penyakit yang berhubungan menentukan hasil
kesehatan pasien. Kadang-kadang gangguan di cabang bundle mengarah untuk
menyelesaikan blok AV intranodal penyumbatan yang lebih serius dari impuls saraf. Sekitar
2% dari pasien dengan Bundle Branch Block mengembangkan penyumbatan AV intranodal
dan pasien sering membutuhkan alat pacu jantung buatan.
Namun, prognosis juga tergantung pada penyebab, frekuensi dan lamanya masa
asistole , gejala-gejala yang lebih sering timbulnya pada penderita pada usia tua dengan blok
Sinoatrial dan Blok Nodus AV jarang menetap; adanya kelainan pada dua dari tiga fasikulus
jaras His merupakan predisposisi untuk serangan Strokes-Adams.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bundle Branch Block adalah suatu kondisi dimana terjadi blok atau penghambatan kerja
dari suatu berkas cabang, baik cabang kanan, atau cabang kiri, atau keduanya, yang dimana
berkas cabang atau bundle of branch adalah suatu bagian dari sistem kelistrikan jantung yang
dimana sangat penting dan sangat terkait dalam proses kontraksi jantung dan dalam fungsi
jantung sendiri, yaitu sebagai pemompa darah. Sehingga apabila blockade berkas cabang terjadi,
maka akan terjadi gangguan dari sistem kelistrikan jantung dimana hal ini akan menyebabkan
gangguan dari kontraksi jantung yang pada akhirnya akan berakibat pula pada proses
pemompaan darah dan akan menyebabkan cardiac output darah berkurang. Hal ini akan
menyebabkan gangguan dan kerusakan pada jantung sendiri maupun pada organ lain karena
baik jantung maupun organ lain akan kekurang bahan-bahan yang dibutuhkan, seperti oksigen
dan hormon-hormon endokrin, yang pada dasarnya dibawa oleh darah yang dipompakan oleh
jantung.
Blokade berkas cabang biasanya tidak menyebabkan gejala. Blokade berkas cabang
sebelah kanan tidak serius dan mungkin terjadi pada orang yang sehat. Tetapi, hal itu juga dapat
mengindikasikan adanya kerusakan jantung yang berarti, misalnya; sebelum serangan jantung.
Blokade berkas cabang sebelah kiri cenderung lebih serius. Pada orang usia lanjut, sering
menunjukkan penyakit arteri koroner karena tekanan darah tinggi atau penyakit atherosclerosis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton, Arthur C. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit Edisi Revisi, Jakarta
EGC.
2. Syamsyudin,2011. Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskular dan Renal. Jakarta: Salemba
Medika.
3. Trisnohadi,Hanafi B. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid III, Jakarta FK UI.
4. http://www.mayoclinic.com/health/bundle-branch-block/DS00693, diunduh tanggal 21 Maret
2015.
5. http://www.infokedokteran.com/info-obat/diagnosis-dan-penatalaksanaan-pada-
aritmi.html, diunduh tanggal 21 Maret 2015.
6. Sherwood,lauralee.2011.Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem Edisi 6. Jakarta:EGC
7. Jones,Janice.2009.Perawatan Kritis Seri Panduan Klinis. Jakarta: Erlangga.