Seorang pemimpin kaum muslimin dari bani Umayyah, beliau seorang tabiin. Beliau
banyak berguru pada sahabat rasulullah. Kedalamannya pada ilmu-ilmu Islam yang
dia gali dari para sahabat, membuat hukum-hukum Islam terjaga dengan baik.
Ya.. Dia adalah Abdul Malik bin Marwan bin Al-Hakam bin Abu Al Ash bin Umayah
bin Abdu Syams bin Abdu Manaf. Ibunya adalah Aisyah binti Muawiyah bin Al
Mughirah bin Abu Al Ash bin Umayah. Silsilah ayah dan ibunya bertemu pada Abu Al
Ash. Ibunya terkenal sebagai orang yang sangat baik perilakunya dan sifat-sifatnya.
Abdul Malik lahir di Madinah pada tahun 26 H pada masa khalifah Usman bin Affan.
Sejak kecil ia sudah menghafal al-Quran dan berguru langsung kepada Usman.
Selain belajar menghafal al-Quran, ia juga belajar hadits, fikih, tafsir, dan lainnya. Dia
di kenal dengan pribadi yang sangat erdas.
Ibnu Sad telah meriwayatkan, bahwa penduduk Madinah berkata: Abdul Malik belajar
menghafal Al-Quran dari Utsman bin Affan dan mendengar (belajar) hadits dari Abu
Hurairah, Abu Said Al-Khudri, Jabir bin Abdullah, dan dari para sahabat Rasulullah
s.a.w yang lain. Dengan demikian tidaklah mengherankan, bilamana dia dikenal
sebagai orang yang ahli fiqih dan seorang ahli ilmu yang sangat mencintai ilmu. Begitu
juga, ia pun seorang pujangga dan seorang kritikus syair yang ahli dalam
membedakan syair yang baik dan yang jelek, kemudian diapun terkenal sebagai
seorang yang memiliki klub tempat bertemu dan berdiskusi bersama para penyair dan
pujangga untuk membahas tentang buku-buku kesusasteraan, seperti kitab Al-Kamil
karangan Al-Mubarrad, kitab Al Amali karangan Abu Ali, dan buku-buku kumpulan
sastra yang lain
Dia di angkat sebagai Gubernur Madinah oleh Muawiyah pada saat umurnya baru 16
tahun. Sebelum menjadi khalifah dia di kenal sebagai sosok yang zuhud dan di
anggap sebagai salah seorang ulama Madinah. Dia ikut terlibat dalam penaklukan-
penaklukan yang terjadi di Afrika pada tahun 41-45 H.
Bagaimanakah Abdul Malik Mencapai Kursi Kekhalifahan?
Yazid bin Muawiyah sebelum meninggal, mewasiatkan khilafah untuk anaknya yang
bernama Muawiyah bin Yazid. Setelah Yazid meninggal, penduduk Syam
membaiatnya dalam rangka memenuhi wasiat ayahnya.
Pada waktu itu Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu anhu telah dibaiat sebagai
khalifah di negeri Hijaz dan kekuasaannya semakin besar. Muawiyah bin Yazid tidak
berkeinginan jatuh dalam pertentangan dengan Ibnu Az-Zubair radhiyallahu anhu.
Oleh karena itu, beliau mengumumkan pengunduran diri dari kursi kekhalifahan tidak
berapa lama setelah pengangkatannya. Kemudian beliau mengasingkan diri dari
manusia sampai meninggalnya yang tidak lama berselang setelah. pengunduran diri.
Dan beliau tidak menentukan siapapun sebagai pengganti.
Dengan demikian khilafah yang syari dipegang oleh Amirul Mukminin Abdullah bin
Az-Zubair radhiyallahu anhu . Penduduk Iraq, Mesir, Afrika, Khurasan, dan mayoritas
penduduk Syam membaiatnya. Lebih tepat dikatakan seluruh wilayah Islam kecuali
sebagian kecil dari wilayah Syam bagian selatan yang mereka terbagi menjadi dua
kelompok. Satu kelompok mendukung Bani Umayyah yang dipimpin oleh Hasan bin
Malik, kelompok lain mendukung Ibnu Az-Zubair yang dipimpin oleh Adh Dhahhak bin
Qais.
Antara kedua kelompok ini terjadi pertempuran Marjuraahith. Pertempuran ini terjadi
pada tahun 65 H. Pendukung Bani Umayyah mendapatkan kemenangan sehingga
Marwan bin Al-Hakam rahimahullah berhasil menguasai Syam sedangkan Ibnu Az-
Zubair tetap menjadi khalifah yang menguasai seluruh wilayah Islam. Marwan hanya
memegang tampuk kekuasaan pada masa yang relatif singkat yaitu satu tahun
kemudian dia meninggal pada tahun 65 H. Setelah dia meninggal, kekuasaan
digantikan oleh anaknya yang bernama Abdul Malik.
Abdul Malik bin Marwan menjabat khalifah kelima Dinasti Umayyah pada usia 39
tahun. Ia menjadi khalifah atas wasiat ayahnya, Marwan bin Hakam. Selama 21 tahun
memerintah ia dianggap khalifah perkasa, negarawan berwibawa yang mampu
memulihkan kesatuan kaum Muslimin.
Setelah ia turun dari mimbar, sejak saat itu wibawanya dirasakan oleh segenap
hadirin. Mereka mendengarkan ucapannya dengan rasa hormat dan kepatuhan.
Apa yang diperbuat oleh Abdul Malik ini memberatkan orang-orang Persia sampai-
sampai mereka memberikan kepada Shalih uang sejumlah 1000 dirham dengan
syarat ia tidak melanjutkan tugas itu. Tetapi dia tidak memperdulikannya. Sebagian
pembesar Persia mengatakan kepadanya: Semoga Allah memutuskan keturunanmu
di dunia sebagaimana engkau memutuskan Persia.
`Abdul Malik adalah seorang yang dikenal dengan kokoh pendirian dan kemauannya.
Dia seorang yang pemberani, tidak mudah gamang dalam menghadapi banyak
peristiwa walaupun besar. Kejadian yang ada pada masanya sangat keras dan
mencekam. Perpecahan dan perselisihan senantiasa mengancam kerajaan dengan
ancaman yang sangat berbahaya. Akan tetapi dia selalu menangani urusannya
dengan penuh hikmah dan akal yang cemerlang sehingga keadaan menjadi tenang
dan langit menjadi cerah. Kerajaan pun menjadi satu dan persatuan terwujud. Seluruh
pelosok negeri Islam di bawah satu bendera dan satu penguasa.
Keadaan ini menyerupai keadaan yang terjadi pada tahun persatuan (masa
pemerintahan Muawiyah bin Abu Sufyan). Jadilah Abdul Malik rahimahullah pendiri
kedua Daulah Umawiyyah.
8. Kerajinan
Kerajinan pada masa Abdul Malik mulai dirintis pembuatan tiraz atau semacam
bordiran yakni cap resmi yang di cetak pada pakaian khalifah dan para pembesar
pemerintahan.
Pembebasan wilayah
Perluasan wilayah (ekspansi) politik Islam diluar semenanjung Arabia yang terhenti
dimasa khalifah Ali, kini diteruskan oleh dinasti bani umayyah, terutama dimasa
khalifah Abdul Malik bin Marwan dan al-Walid bin Abdul Malik. Ekspansi pada masa
ini terbagi kepada dua arah, ke barat yang meliputi wilayah Afrika Utara, Spanyol dan
Perancis. Dan ke timur yang meliputi wilayah Asia Tengah dan India.
Pada masa pemerintahan Muawiyah diraih kemajuan besar dalam perluasan wilayah,
meskipun pada beberapa tempat masih bersifat rintisan. Peristiwa paling mencolok
keberaniannya mengepung kota Konstantinopel melalui suatu ekspedisi yang
dipusatkan di kota pelabuhan Dardanela, setelah terlebih dahulu menduduki pulau-
pulau di Laut Tengah seperti Rodhes, Kreta, Cyprus, Sicilia dan sebuah pulau yang
bernama award, tidak jauh dari ibu kota Romawi Timur itu. Di belahan timur, Muawiyah
berhasil menaklukan Khurrasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan.
Ekspansi ke timur yang telah dirintis oleh Muawiyah, lalu disempurnakan oleh khalifah
Abdul Malik bin Marwan. Dibawah komando Gubernur Irak Hajjaj ibn Yusuf, tentara
kaum muslimin menyeberangi sungai Ammu Darya dan menundukkan Balkh,
Bukhara, Khawarizm, Fergana dan Samarkand. Pasukan islam juga melalui Makran
masuk ke Balukhistan, Sind dan Punjab sampai ke Multan, pada waktu itu Islam
menancapkan kakinya untuk pertama kalinya di bumi India.
Wafat
Dalam sejarah, Abdul Malik dikenal dengan Abdul Muluk atau ayah para raja atau
khalifah. Dijuluki demikian karena keempat anaknya sempat menjadi khalifah Bani
Umayyah menggantikannya. Mereka itu adalah Walid, Sulaiman, Yazid, dan Hisyam.
Abdul Malik bin Marwan meninggal dunia pada pertengahan bulan Syawwal tahun 86
Hijriyah dalam usia 60 tahun. Ia meninggalkan karya besar bagi sejarah Islam. Masa
pemerintahannya 21 tahun, dan 8 tahun dari masa tersebut menghadapi sengketa
dengan Khalifah Abdullah ibn Zubair.