Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Perbandingan Politik Definisi Menurut Teori Para Ahli

00:57:00
Politik
Pengertian Perbandingan dalam studi ilmu politik sudah setua ilmu politik itu sendiri. Selama berabad-
abad telah banyak perbandingan sistem politik yang dilakukan oleh pada teoritisi dunia, termasuk
membandingkan antara negara dan negara, monarki/oligarki dengan demokrasi, pemerintahan
konstitusional dengan tirani dan sebagainya M. Masoed, Perbandingan Sistem Politik, Gajah Mada
University Press. Hal. 21. Definisi sederhana dari perbandingan adalah suatu kegiatan untuk mengadakan
identifikasi persamaan/perbedaan antara dua gejala tertentu atau lebih S. Soekanto, Perbandingan Hukum,
Alumni, Bandung, 1979. Hal.10.. Walaupun sederhana, akan tetapi dalam implementasi sebuah analisis
ataupun studi perbandingan, definisi ini tetap menjadi acuan dalam perbandingan dua gejala tertentu atau
lebih.
Definisi Perbandingan Menurut Para Ahli
Lebih lanjut Lijphart mengemukakan bahwa metode komparatif (Comparative Method) atau
perbandingan lebih ditekankan kepada suatu metode penemuan hubungan empiris antara berbagai
variabel, dan metode ini bukan merupakan metode pengukuran. Karena metode komparatif bukan
merupakan metode pengukuran, maka metode komparatif melibatkan analisis kualitatif, bukan
kuantitatif Ronald Chillcote, Teori Perbandingan Politik, Penelusuran Paradigma.,PT Rajagrafindo
Persada, Jakarta, 2003. Hal. 30.

Dalam studi Perbandingan Politik terdapat tiga pendekatan yang dapat dilakukan, dan telah sering
digunakan dalam telaah komparatif. Adapun ketiga pendekatan tersebut adalah:

a. Pendekatan Tradisional (Traditional Approach).


Secara historis pendekatan ini menghubungkan fakta dan nilai dalam studi politik perbandingan. Selama
awal abad ke-20, meski demikian orientasinya bergeser pada studi institusi-institusi negara-negara
individual. Secara intrinsik, pendekatan tradisional menjadi nonkomparatif, deskriptif, sempit dan statis.
Pendekatan ini cenderung menggambarkan institusi- institusi politik tanpa mencoba untuk
memperbandingkannya, bukannya mengidentifikasi tipe-tipenya, misalnya institusi parlementer terhadap
institusi presidensil Ibid, Hal. 78

Baca Pengertian Partai Politik Definisi Fungsi dan Sejarah Perkembangan di Indonesia

b. Pendekatan Perilaku (Behavioral Approach).


Pendekatan ini merupakan sebuah reaksi terhadap spekulasi teori yang memberikan uraian penjelasan,
kesimpulan dan penilaian berdasarkan norma-norma atau aturan-aturan dan standar-standar kekuasaan
maupun etnosentrisme, formalisme, dan deskripsi barat yang menjadi karakteristik pendekatan tradisional
kontemporer Ibid.. Sebuah laporan Asosiasi Ilmu Politik Amerika (American Political Science
Association) tahun 1944 mengkritik bidang perbandingan Ilmu Politik sebagai bersifat sempit dalam
melakukan analisis deskriptif menyangkut institusi-institusi luar negeri dan memaksakan suatu
campuran metoda dan disain untuk mencapai suatu ilmu rekayasa sosial total. Sebuah laporan lain
dalam satu dekade berikutnya menyerukan suatu pendekatan empiris yang sistematis termasuk perluasan
skema-skema yang bersifat klasifikasi, konseptualisasi pada beragam tingkat abstraksi, penyusunan
hipotesis dan pengujian hipotesis melalui data empiris. Laporan-laporan ini menjadi basis pendekatan
behavioral dalam studi politik yang mendampingi kebanyakan riset bidang perbandingan politik yang
berkembang pesat selama tahun 1950-an dan 1960-an.

Kecenderungan riset behavioral dalam politik telah menuju pada pembentukan model-model yang
konsisten secara logika, dimana
kebenaran diturunkan secara deduktif. Bayang-bayang kenyataan empiris menggerogoti teori murni
model-model politik formal tertentu, dan kelompok behavioralis biasanya mencari beberapa campuran
pengalaman dan teori, sambil berupaya memadukan studi politik dengan kecermatan disiplin ilmiah yang
menjadi model dari metode-metode ilmu
alam Ibid, Hal. 80.

Dalam upaya untuk membedakan antara penelaahan model-model behavioral dan tradisional, telah
diidentifikasi adanya doktrin utama kredo behavioral. Doktrin-doktrin tersebut adalah:

1. Keteraturan atau keragaman perilaku politik, yang dapat diungkapkan dalam generalisasi atau
teori.
2. Verifikasi atau pengujian validitas generalisasi atau teori tersebut
3. Teknik-teknik pencarian atau interpretasi data.
4. Kuantifikasi dan pengukuran dalam rekaman data.
5. Nilai-nilai yang membedakan antara dalil-dalil yang berhubungan dengan evaluasi etis yang
berkaitan dengan penjelasan empiris
6. Sistematisasi riset
7. Ilmu murni atau pencarian pemahaman dan penjelasan perilaku sebelum menggunakan
pengetahuan sebagai solusi permasalahan sosial.
8. Integrasi riset politik dengan riset-riset ilmu sosial lainnya Ibid.

Anda mungkin juga menyukai