Anda di halaman 1dari 57

HAND BOOK MECHANIC

DAFTAR ISI
SPESIFIKASI Hal
1. Kapasitas Fuel Tank 3
2. Valve Clearance 4
3. Oil Pump 5
4. Oil Front Fork 6
5. Oil Final Reduction 7
6. Radiator Coolant 8
7. CVT Matik 9-12
8. Kebocoran Arus 13
9. Kumparan Pengisian 14

PEMERIKSAAN & PENYETELAN


1. Crankshaft 15
2. Pompa Oli 16
3. Komponen CVT 17
4. Rumus perhitungan SHIM untuk DOHC 18
5. Cara memilih SHIM untuk DOHC 19
6. Volume Silinder dan Perbandingan Kompresi 20
7. Klasifikasi Engine Sound 21
2

8. Letak Engine Sound 22


9. Uraian Kondisi Busi 23-24
8. Pemeriksaan Kebocoran Arus 26
9. Pemeriksaan Tegangan Pengisian 27
10. Pemeriksaan Relay 28
11. Pemeriksaan Peak Voltage Adaptor 29-33
12. Idling Stop System 34
13. Remote Alarm PCX 35-36
14. Reset Sistem ABS 37
15. Regulator PMC 38
16. Micro ISO 39
17. Komponen PGM-FI 41
8. Pemeriksaan Fuel Pump 42
9. Reset TP Sensor 43
10. Pemeriksaan Tekanan Bahan Bakar 44
11. Reset ECM /MIL 45
12. Setting Altitude 46-50
13. FISV ( Fast Idle Selenoid Valve ) 51
14. Trouble Shooting 53-54
SPECIFICATION
Kapasitas Fuel Tank 3

Type Kapasitas
VARIO 110 3,6 liter
VARIO 125 5,5 liter
REVO, BLADE, BEAT FI 3,7 liter
BEAT, SCOOPY 3,5 liter
SPACY 5,2 liter
SPACY FI, NF 125 HI 5,6 liter
NMP 150, CB 150R 12 liter
CS1 4,1 liter
CBR 150 13,1 liter
CBR 250 13 liter
VERZA 12,2 liter
PCX 150 5,9 liter
4
Spesifikasi Valve Clearance

Type STD

CS 1 IN 0,06 mm / EX 0,27 mm
CBR 250R IN 0,16 mm / EX 0,27 mm
CBR 150R, VARIO 110, CB 150R IN 0,16 mm / EX 0,25 mm
NMP 150, VERZA IN 0,08 mm / EX 0,12 mm
PCX, VARIO 125 IN 0,10 mm / EX 0,24 mm
SPACY FI, BEAT FI IN 0,16 mm / EX 0,16 mm
TIGER, REVO 110, BLADE IN 0,10 mm / EX 0,10 mm
BEAT, SCOOPY, SPACY IN 0,14 mm / EX 0,14 mm
NF 125 HI IN 0,10 mm / EX 0,17 mm
5
Spesifikasi Oil Pump

Type Bagian STD

JARAK RENGGANG PD UJUNG ROTOR 0,20 mm


MATIK JARAK RENGGANG ANTARA ROTOR & RUMAH 0,35 mm
JARAK RENGGANG KE SAMPING ROTOR POMPA 0,12 mm

JARAK RENGGANG PD UJUNG ROTOR 0,15 mm


CUB JARAK RENGGANG ANTARA ROTOR & RUMAH 0,26 mm
JARAK RENGGANG KE SAMPING ROTOR POMPA 0,15 mm

JARAK RENGGANG PD UJUNG ROTOR 0,20 mm


JARAK RENGGANG ANTARA ROTOR & RUMAH 0,28 mm
NMP 150
JARAK RENGGANG KE SAMPING ROTOR POMPA 0,12 mm
Spesifikasi Oil Front Fork 6
Type Spesifikasi
NF 125 71,5 cc
SCOOPY 67 cc
NMP 150, VERZA 159 cc
SPACY 58 cc
VARIO 110, BEAT 75 cc
VARIO CBS 68 cc
PCX 118 cc
CS 1 53,5 cc
TIGER REVO 133 cc
CBR 150R 221 cc
CBR 250R 331 cc
REVO AT 63,5 cc
REVO 110, BLADE 66 cc
REVO FIT, NEW BLADE 62 cc
NF 125 HI 63,5 cc
BEAT FI, SPACY FI 59 cc
CB 150R 177 cc
7

Spesifikasi Oil Final Reduction

Type Spesifikasi

VARIO 110, BEAT, SCOOPY Periodik 0,10 liter


Overhaul 0,12 liter
PCX Periodik 0,16 liter
Overhaul 0,18 liter
SPACY, BEAT FI Periodik 0,14 liter
Overhaul 0,16 liter
VARIO 125 Periodik 0,12 liter
Overhaul 0,14 liter
Spesifikasi Radiator Coolant 8

Type Bagian Kapasitas

CBR 150R Radiator & mesin 0,76 liter


Tangki cadangan 0,24 liter
VARIO 110 Radiator & mesin 0,49 liter
Tangki cadangan 0,20 liter
CS 1 Radiator & mesin 0,77 liter
Tangki cadangan 0,13 liter
PCX Radiator & mesin 0,70 liter
Tangki cadangan 0,32 liter
VARIO 125 Radiator & mesin 0,51 liter
Tangki cadangan 0,14 liter
CB 150R Radiator & mesin 0,62 liter
Tangki cadangan 0,16 liter
9
Spesifikasi CVT Matik

Type Bagian STD

Lebar Drive Belt 17,5 mm


D.D bushing 22,11mm

BEAT D.L boss 21,98 mm


SPACY D.L weight roller 15,3 mm
SCOOPY Ketebalan kanvas 2,0 mm
D.D clutch outer 112,5 mm
Panjang bebas face spring 121,4 mm
D.L driven face 33,94 mm
D.D movable driven face 34,06 mm
10
Spesifikasi CVT Matik

Type Bagian STD

Lebar Drive Belt 17,5 mm


D.D bushing 22,11mm
D.L boss 21,98 mm
BEAT FI D.L weight roller 17,3 mm
SPACY FI Ketebalan kanvas 2,0 mm
D.D clutch outer 125,5 mm
Panjang bebas face spring 124,7 mm
D.L driven face 33,94 mm
D.D movable driven face 34,06 mm
11
Spesifikasi CVT Matik

Type Bagian STD

Lebar Drive Belt 18,0 mm


D.D bushing 22,11mm
D.L boss 21,98 mm
D.L weight roller 17,5 mm
REVO AT Ketebalan kanvas 1,5 mm
D.D clutch outer 126,3 mm
Panjang bebas face spring 93,0 mm
D.L driven face 33,94 mm
D.D movable driven face 34,06 mm
12
Spesifikasi CVT Matik

Type Bagian STD

Lebar Drive Belt 21,0 mm


D.D bushing 24,08 mm
D.L boss 23,93 mm
PCX D.L weight roller 19,5 mm
VARIO 125 Ketebalan kanvas 2,0 mm
D.D clutch outer 125,5 mm
Panjang bebas face spring 146,6 mm
D.L driven face 33,94 mm
D.D movable driven face 34,06 mm
13

Spesifikasi kebocoran arus

Type STD

REVO 110, BLADE 20 mA


VARIO, BEAT, SPACY, SCOOPY, NF 125 HI 0,5 mA
REVO AT, NMP 150, CS1, CBR 150 0,1 mA
NF125 / FI, TIGER, PCX 0,1 mA
CBR 250R 0,34 mA
14

Spesifikasi kumparan pengisian

Type Pengisian (w+g) Penerangan (y+g)

VARIO, SPACY 0,2-1,0 0,1-0,8


BEAT, SCOOPY 0,2-1,0 0,2-1,8
NMP 150 (Y&Y) 0,2-1,0 -
BLADE, REVO 110 0,3-1,0 0,1-0,8
CS1 0,2-1,2 0,5-1,0
NF 125 0,3-1,1 -
NF 125 FI 0,2-1,0 -
ENGINE
15
Pemeriksaan Crankshaft
1. Ukur jarak renggang ke samping kepala besar
connecting rod dg feeler gauge.
Batas Servis : 0,60 mm.

2. Letakkan Kruk As pd V-blocks &Ukur jarak


renggang radial kepala besar connecting rod.
Batas Servis : 0,05 mm.

3. Tempatkan Kruk As pd V-blocks & ukur keolengan


(Run Out), keolengan sebenarnya adalah dari
pembacaan total indicator. Batas Servis : 0,10 mm.
16
INNER ROTOR
Pemeriksaan Pompa Oli

Ukur celah antara rumah pompa oli dan rotor luar.


OUTER ROTOR

BADAN POMPA

Ukur celah antara ujung rotor dalam dan rotor luar.


OUTER ROTOR

Ukur kelonggaran kesamping dengan menggunakan


feeler gauge.
Pemeriksaan komponen cvt 17
18
Rumus penghitungan shim untuk mesin DOHC

A = (B C) + D
A: Ketebalan shim baru
B: Hasil ukur valve clearance (hasil ukur dengan feeler gauge)
C: Spesifikasi valve clearance (standart SMH)
D: Ketebalan shim lama (hasil ukur dengan micrometer)
Contoh :
Untuk mengganti Intake valve shim CBR 250 yg tepat, hasil pengukuran feller gauge
= 0,27 mm. Clearance standar = 0,16 mm, ukuran shim lama = 2,12 mm.
Diketahui : Jawab :
B = 0,27 mm A = (0,27 0,16) + 2,12
C = 0,16 mm A = 2,23 mm
D = 2,12 mm
Oleh karena itu, shim baru yg akan digunakan untuk penggantian yg tepat adalah 223.
Tetapi, jika ukuran ini tidak tersedia, maka gunakan nilai terdekat, yaitu 222.
Cara memilih shim untuk mesin DOHC 19

Catatan :
Ada 69 perbedaan ketebalan
shim, yg tersedia dari yg tertipis
1,2 mm sampai ketebalan shim
paling tebal 2,9 mm. Shim dg No. shim
penambahan ketebalan
sebesar 0,025 mm.
Pastikan untuk memilih
shim baru dengan
menggunakan tabel shim,
untuk memilih ketebalan
yang paling dekat dengan Ketebalan shim
pengukuran yang
sebenarnya
20
Volume cylinder dan perbandingan kompresi

( ) = V1 + V 2 S= V2

V1 0,785 x d x d

D= V2
0,785 x s

V2 = 0,785 x d x d x s
Klasifikasi engine sound 21
Tappet sound (Valve sound)
1. Valve operating
Cam chain sound
system sound Internal head sound

2. Piston system sound Piston sound


Piston ring sound

3. Crank system sound Crank rattle sound


Connecting rod rattle sound
Balancer sound
Mechanical
sounds 4. Drive line system Primary drive line sound
Clutch rattle sound
sound Mission gear sound

Crankcase sound
5. Resonance sound Cover sound
Fin sound

Oil pump sound


6. Auxiliary machine Water pump sound
sound ACG sound
Starter sound
Cam chain sound
22
Mission gear
sound

Letak engine sound

Crank rattle sound Piston sound


Tappet sound

Clutch sound Connecting rod


sound
URAIAN KONDISI BUSI
23
NORMAL
Yang Tampak Pada Busi :
Insulator terlihat coklat muda/keabu-abuan, hanya sedikit sisa
pembakaran yang menutupi elektrodanya.

CARBON FOULING (Endapan Karbon)


Yang Terlihat Pada Busi :
Insulator dan elektrodanya tertutup oleh lapisan endapan karbon kering
berwarna hitam.
Kondisi mesin :
Susah start, Pengapian tidak baik, Akselerasi buruk, Pada kasus berat
mesin tidak bisa hidup.
Penyebab :
Campuran bahan bakar terlalu kaya, pengapian terlambat, Pembakaran
timah hitam tidak sempurna, Tingkat panas busi terlalu dingin.
OVER HEATING
Yang Tampak :
Insulator berwarna putih pucat dengan inti elektroda rusak meleleh.
Kondisi mesin :
Kekurangan tenaga pd kecepatan tinggi/beban penuh, Terjadi Knocking.
Penyebab :
Pendinginan mesin kurang, waktu pengapian terlalu cepat, Nomor tingkat
panas busi tidak sesuai dengan suhu mesin, Detonasi berat.
24
OIL FOULING (Endapan Oli)

Yang Terlihat Pada Busi :


Insulator dan elektrodanya tertutup endapan oli basah berwarna hitam.
Kondisi mesin :
Susah hidup, Pengapian tidak baik, akselerasi jelek.
Penyebab :
1. Kerusakan pada Ring piston.
2. Seal klep sudah jelek (bocor).

LEAD FOULING (Endapan Timah Hitam)

Yang Tampak :
Endapan insulator berwarna kuning atau coklat tua.
Kondisi mesin :
Mesin tersendat pada saat akselerasi atau saat kecepatan tinggi.
Penyebab :
Menggunakan bensin dg kandungan timah hitam (oktan) tinggi.
25

ELECTRICAL
Pemeriksaan kebocoran arus 26

1.Kunci kontak posisi OFF, dan lepaskan kabel negatif (-) dari baterai.
2.Posiskan AVOmeter pada selektor Amperemeter/mA, hubungkan jack positif (+)
AVOmeter dengan kabel (-)
3. Hubungkan jack negatif (-) AVOmeter dengan terminal negatif (-) baterai.
4. Ukur kebocoran arus listrik (lihat gambar).
Pemeriksaan tegangan pengisian 27

1. Ukur Voltase Baterai : Muatan Penuh > 12,4 V-13,3 V, Muatan Kurang < 12,3 V
2. Panaskan mesin sampai suhu normal.
3. Matikan mesin, posisikan AVOmeter pada selektor DCV, hubungkan AVOmeter (lihat gambar).

4. Hubungkan unit dengan Tachometer.


5. Hidupkan mesin dan nyalakan lampu besar pada posisi lampu jauh (HI).
6. Ukur Voltase ketika mesin berputar pada putaran mesin 5.000 Rpm.
7. VOLTASE STD : Voltase baterai awal yg diukur < Voltase pengisian yg diukur < 15,5 V
Pemeriksaan relay starter 28
1. Lepaskan relay stater dari motor.
2. Hubungkan kabel positif batere 12V yang bermuatan penuh pada relay switch
terminal A dan kabel negatif pada terminal B.
3. Periksa terhadap kontinuitas pada terminal C dan D sewaktu batere dihubungkan,
dan tidak boleh ada kontinuitas sewaktu batere dilepaskan.
29
Pemeriksaan peak voltage adaptor

1. Letakkan AVOmeter pada daerah jangkauan voltase AC & ukur voltase jaringan
Listrik lokal (PLN).

Hasil ukur : 219 ACV


Pemeriksaan peak voltage adaptor 30

2. Hubungkan Peak Voltage Adaptor (PVA) dg AVOmeter, ukur voltase AC yang sama
dengan daerah jangkauan voltase DC & bandingkan dg voltase AC yg telah diukur
sebelumnya.
* PVA normal jika voltase DC yg diukur melalui PVA adalah 1,4 kali voltase AC.

Hasil ukur : 219 x 1.4 = +/- 306 DCV *

Catatan : * Pengukuran menggunakan AVOmeter Digital Constant 90


Pemeriksaan peak voltage adaptor 31

3. Pastikan semua socket (sistem pengapian), busi telah terpasang dg baik & benar.
4. Lepas Cop Busi dari kabel busi (jika tidak ada busi baru), jika ada busi baru pasang
busi dan hubungkan ke massa pada cylinder head.
5. Hub. kabel PVA min (-) ke kabel primer koil b/y (kabel primer koil tetap dalam kondisi
terpasang), sedangkan kabel PVA plus (+) dihubungkan dengan massa (lihat gbr).

Pemeriksaan Ignition Coil Primary Peak Voltage


Pemeriksaan peak voltage adaptor 32

6. Kunci kontak ON, putar mesin dg elektrik starter & ukur Ignition Coil primary
peak voltage.

Hasil Ukur dg AVOmeter Digital Constant 90 :

Peak Voltage : minimum 100 V


7. Kunci kontak posisi OFF, dan lepaskan konektor ICM / CDI.
8. Hub. kabel PVA (+) dg kabel bu/y pd konektor CDI, kabelPVA (-) dihub. dg massa.

Pemeriksaan Pulse Generator Peak Voltage


33
Pemeriksaan peak voltage adaptor

9. Kunci kontak ON, putar mesin dg elektrik starter & ukur pulse generator
peak voltage.

Hasil ukur dg AVOmeter Digital Constant :

Peak Voltage : minimum 0,7 V


34
Idling Stop System

Stand-by indicator Idling stop switch

TP sensor
Seat switch

VS sensor
ECM

ECT sensor
Kondisi operasional idling stop system: Idling Stop System berfungsi
mengurangi konsumsi pemakaian
1. Saklar idling stop pd posisi IDLING STOP
bbm yang tidak perlu & menurunkan
2. Temp. mesin > 60C & cukup panas utk dihidupkan emisi gas buang dengan cara
3. Pengendara duduk diatas kursi / jok pengemudi mematikan mesin saat pengendara
4. Motor telah mencapai kecepatan > 10 km/jam menunggu traffic light di jalan raya
5. Throttle dalam posisi tertutup penuh atau saat pengendara berhenti
dalam waktu yang singkat.
6. Motor dalam kondisi berhenti setidaknya 3 detik
35
Prosedur mereset remote anti theft alarm PCX
1. Siapkan remote control baru.
2. Lepaskan panel meter depan, penutup konektor 2P (warna merah), Hubungkan Test
harness adaptor dan Inspection adaptor untuk Re-set.
3. Putar kunci kontak posisi ON, Hubungkan inspeksi adaptor klip warna merah ke
terminal positif (+) & klip warna hijau/hitam ke terminal negatif (-) ke Battery 12V.
4. Lepaskan inspeksi adaptor klip warna merah dari terminal positif (+) battery selama 2 detik
atau lebih kemudian sambungkan lagi, Indikator akan menyala selama 2 menit
Sistem alarm anti maling memasuki mode Re-set
Semua riwayat remote yg terdaftar sebelumnya akan dihapus.

TOOLS:
Test harness adaptor 070MZ-MEC0100
Inspection adaptor 07XMZ-MBW0101
36
Prosedur mereset remote anti theft alarm PCX

5. Tekan remote control yang baru 2x, buzzer akan berbunyi 1x saat remote
control terdaftar & indikator akan berkedip saat remote terdaftar dengan sukses.
6. Remote control cadangan harus terdaftar lagi, buat prosedur pendaftaran dalam
waktu 2 menit sebelum pendaftaran selesai, tekan remote control tambahan 2x.
(jangan gunakan remote control yg sdh terdaftar dilangkah-langkah sebelumnya.),
Buzzer akan berbunyi 2x saat remote transmiter kedua terdaftar dg sukses. Pada
saat yg bersamaan jika kita menekan remote control, indikator akan berkedip
secara bersamaan.
7. Ulangi langkah 6 saat anda akan mendaftarkan lagi remote control baru yg lainnya.
Speedometer dapat menyimpan pendaftaran hingga 4 remote control.
8. Putar kunci kontak ke off dan lepaskan adaptor inspeksi / test harness adaptor.
Sistem alarm anti maling kembali normal.
9. Periksa anti-theft alarm system, dapat digunakan dg remote yang telah didaftarkan.
Prosedur mereset sistem ABS 37

1. Lepaskan jok, konektor 3P ABS service check [1] dari konektor dummy [2].
2. Hubungkan singkat terminal-terminal kabel dari konektor 3P ABS service
check dengan sebuah jumper wire [3] dengan kunci kontak diputar ke OFF
dengan cara yang sama seperti pada waktu pengeluaran.
Hubungan: Abu-abu/merah Hijau
3. Putar ignition switch ke ON &engine stop switch ke sementara tekan
handel rem. ABS indicator harus menyala selama 2 detik lalu mati.
4. Lepaskan handel rem dengan segera setelah ABS indicator mati. ABS
indicator harus menyala.
5. Tekan handel rem segera setelah ABS indicator menyala. ABS indicator
harus mati.
6. Lepaskan handel rem segera setelah ABS indicator mati. Setelah
penghapusan kode selesai, ABS indicator akan berkedip 2x & menyala
terus.
Jika ABS indicator tidak berkedip 2x data belum terhapus, jadi cobalah
sekali lagi.
Jika ABS indicator berkedip 2x lalu berkedip terus, berarti sistem ABS tidak
bekerja dengan baik, bacalah troubleshooting ABS.
7. Putar ignition switch ke OFF dan lepaskan jumper wire.
Hubungkan konektor 3P ABS service check ke konektor dummy.
38
REGULATOR PMC (Power Management Controller)

Dengan kata lain, PMC dapat mendeteksi tegangan input


regulator untuk mengatur output kapan waktu nyala
headlight, sehingga akan memudahkan starting
PMC mendeteksi bahwa tegangan input masih
rendah, sehingga mengatur output headlight OFF.
PMC mendeteksi bahwa tegangan input ketika
berada di sekitar 900 rpm telah melewati ambang
LDV (Low Voltage Detection ) sehingga akan
mengatur control output headlight untuk On.

Pada sepedamotor yang sudah aplikasi AHO, maka tidak terdapat saklar untuk
mematikan/menyalakan headlight, regulator dengan PMC, menggantikan fungsi
saklar tersebut ketika pertama kali starting.
Pada saat starting baik dengan kick starter maupun electric starter, headlight tidak
akan langsung menyala sebelum engine benar-benar menyala.
Dengan meng-OFF-kan beban pada saat starting akan mengurangi friksi magnetis
pada ACG, yang membuat beban crankshaft berputar menjadi berkurang.
Pengurangan friksi tersebut akan meringankan/memudahkan starting engine
39
MAIN RELAY (Microiso Relay)
Fungsi Main Relay ( microiso relay ) sama fungsinya dengan PMC Regulator
namun perbedaanya PMC melindungi beban AC sedangkan Main relay/microiso
relay/DC load cut relay melindungi beban DC, secara prinsip kerja hampir sama. ->
memudahkan starter

Microiso Relay sebagai switch/relay pada saat kondisi baterai Drop/jelek dan tidak
bisa distart. Sehingga diharuskan dikick starter
Microiso Relay memutus tegangan ke semua beban DC sebelum motor benar-benar
hidup, Sedangkan PMC Regulator memutus tegangan ke beban AC dalam hal ini
Head Light.
Kesimpulan :
semua beban ( AC maupun DC ) dalam unit motor dilindungi dua komponen tersebut.
Supaya semua komponen cenderung lebih awet/long life ( lampu2,motor starter dll ).
40

INJECTION
Komponen PGM-FI yang digaransi 5 tahun 41
Supra X125 HI FI
1 2 3 4 5 6

PGM-FI UNIT (ECM) PUMP ASSY., FUEL SENSOR ASSY., SENSOR, OXYGEN
BODY SET (TP SENSOR) INJECTOR ASSY., FUEL THERMOSTAT OIL 36532-KWW-641
16410-KYZ-711 16450-KVB-S51 38770-KYZ-711 16700-KYZ-711
37750-KPH-701

Spacy FI
1 2 3 4 5 6 7

SENSOR ASSY.,
BODY SET (TP SENSOR) INJECTOR ASSY., FUEL PGM-FI UNIT PUMP UNIT, FUEL SENSOR, OXYGEN SOLENOID (FISV)
THERMOSTAT OIL
16410-KZL-C31 16450-KVB-S51 38770-KZL-C31 16700-KZL-931 36532-KZL-931 16480-KVB-S51
37750-KPH-701

Vario 125
1 2 3 4 5 6 7

BODY SET (TP SENSOR) INJECTOR ASSY., FUEL CONTROL UNIT, ENGINE PUMP UNIT, FUEL SENSOR ASSY., WATER TEMP. SENSOR, OXYGEN SOLENOID (FISV)
16410-KZR-601 16450-KZR-601 30400-KZR-601 16700-KZR-601 37870-KZR-601 36532-KZR-601 16480-KVB-S51

Note :
Nama Part dan Nomor Part diambil dari Parts Catalog masing masing model/type.
CKP Sensor secara fisik = Pulser, yg merupakan salah satu komponen utama engine, shg tidak termasuk dalam garansi 5 tahun.
42
Pemeriksaan fuel pump (PGM-FI)

1. Kunci kontak on, pastikan fuel pump beroperasi selama beberapa detik (bunyi).
2. Jika fuel pump tidak bekerja, lakukan langkah berikut :
3. Lepaskan konektor 5P fuel pump.
4. Putar kunci kontak on dan ukur voltase antara terminal-terminal :
Hubungkan : Hitam/Biru (+) Coklat (-).
STD : Voltase Baterai 1,1 V minimum.
Reset TP sensor 43
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Pastikan ECM tidak menyimpan kode kerusakan & posisi throttle tertutup sepenuhnya.
2. Jika kode kerusakan tersimpan dalam ECM, maka proses reset sensor TP/ECM tidak dapat dilakukan.
3. Lakukan reset sensor TP/ECM bila salah satu dari part yg berhub. dg sistem bahan bakar diganti dg yg baru :
Throttle body/pipa intake, Idle air screw, Fuel pump / saringan bahan bakar, Injector, Sensor O2
4. Lakukan reset sensor TP/ECM bila salah satu dari part mesin diganti dg yg baru/saat overhaul, diantaranya :
Cylinder head/valve/valve guide/valve seat, Cylinder/piston/ring piston.
Prosedur reset TP sensor
1. Putar kunci kontak OFF.
2. Lepaskan cover di data link connector (DLC).
3. Hubungkan DLC short connector.
4. Lepaskan konektor sensor EOT/ECT & hub. kabel jumper line.
5. Putar kunci kontak ON.
6. Dalam waktu 10 detik, lepaskan kabel jumper line.
44
Pemeriksaan Tekanan bahan bakar

[1]

[2]

[3]

* Sebelum melepas fuel pump/fuel feed hose, lepas soket power fuel pump terlebih dahulu.
* Hidupkan motor sampai mesin mati.
* Lepas selang bensin, pasang fuel pressure gauge dan socket power, hidupkan mesin & pastikan
tekanan bahan bakar 294 Kpa/ (3.0kgf/ Cm, 43 psi).
45
Prosedur mereset ECM / MIL

Within 5sec. 2-3sec


MIL ON

OFF

Failure pattern Reset receiving Successful pattern


pattern

1) Putar Kunci kontak ke posisi "OFF".


2) Lepaskan penutup konektor dari DLC (Data Link Connector), kemudian hub. DLC Short
Connector ke DLC (Data Link Connector).
3) Putar Kunci kontak ke posisi "ON".
4) Lepaskan DLC short connector dari DLC (Data Link Connector).
5) Sambungkan DLC short connector ke DLC (Data Link Connector) kembali sementara MIL
menyala dalam 5 detik.
6) Lihat MIL, jika MIL berkedip maka reset berhasil.
7) Jika MIL menyala terus maka reset gagal, ulangi langkah pertama.
46
Setting Ketinggian

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1.Pastikan ECM tidak menyimpan kode kerusakan.


2.Jika kode kerusakan tersimpan dlm ECM, maka proses setting ketinggian tdk dpt dilakukan.
3.Setting ketinggian akan gagal jika proses setting ketinggian mesin dalam keadaan hidup.
Pilih MODE yg cocok dengan sesuai dengan ketinggian daearh setempat, sebagai contoh :

MODE 1 :Dari titik mula Altitude tinggi (ketinggian diatas permukaan laut > 2000 m) ke
Altitude rendah (ketinggian diatas permukaan laut < dari 2000 m). ke OFF
MODE 2 :Ketinggian 2.000 2.500 m diatas permukaan laut.
MODE 3 :Ketinggian 2.500 3.500 m diatas permukaan laut.
MODE 4 :Ketinggian 3.500 m atau lebih tinggi di atas permukaan laut.
Catatan : Setting dari pabrik adalah Mode 1

Langkah proses setting MODE 1 :

1. Putar kunci kontak ke OFF.


2. Lepaskan cover body tengah.
3. Lepas DLC [1] dari rangka [2] & lepas
konektor dummy [3] dari DLC.
47
4. Buka handle gas sepenuhnya dan tahan.
5. Putar kunci kontak ke ON

Buka dan tahan Putar ke On

MIL seharusnya menyala dan kemudian mulai berkedip dengan cepat.


6. Dalam waktu 5 detik setelah kedipan cepat dimulai, tutup handle gas dan
tahan selama lebih dari 3 detik.

MIL On Berkedip cepat Lepas


48
Catatan :

Jika MIL tidak mulai berkedip dengan cepat, putar kunci kontak ke OFF dan coba lagi.
Jika anda tdk dpt melakukan setting ketinggian, periksa ulang apakah kode kerusakan
benar benar tidak tersimpan di ECM.
Jika kode kerusakan tidak tersimpan akan tetapi anda masih tidak dapat melakukan
setting ketinggian, ganti ECM yang masih dalam keadaan baik dan coba lagi.

7. Jika proses setting ketinggian MODE 1 berhasil maka MIL akan berkedip-kedip dengan
kedipan pendek berulang. Kemudian putar kunci kontak ke OFF
ke OFF

Pola berhasil
(satu kedipan pendek berulang)

8. Putar Idle air screw ke arah membuka sesuai spesifikasi dan periksa putaran
stasioner mesin.
Putaran stasioner mesin : 1.400 + 100 (rpm)
Langkah proses setting MODE 2/3/4 : 49

1. Hubungkan special tool pada DLC .


2. Buka handel gas sepenuhnya dan tahan.
3. Putar kunci kontak ke ON.
4. MIL seharusnya menyala dan kemudian mulai berkedip dengan cepat.
5. Dalam waktu 5 dtk setelah kedipan cepat dimulai, hentakkan handel gas dg cepat (tutup
selama 0,5 dtk/buka selama 0,5 dtk) sejumlah yg ditentukan,kemudian tutup & tahan
selama lebih dari 3 detik.
0,5 detik
MODE 2 : Hentakkan handel gas 1 kali
MODE 3 : Hentakkan handel gas 2 kali 0,5 detik
MODE 4 : Hentakkan handel gas 3 kali
Tutup dan tahan

MIL seharusnya menyala dan kemudian mulai berkedip dengan cepat.


Buka dan tahan Putar ke On
MIL On Berkedip cepat
Catatan : 50
Jika MIL tidak mulai berkedip dg cepat putar kunci kontak ke OFF dan coba lagi.
Jika anda tdk dpt melakukan setting ketinggian periksa ulang apakah kode kerusakan
benar-benar tdk tersimpan di ECM. Jika kode kerusakan tdk tersimpan akan tetapi anda
msh tdk dpt melakukan setting ketinggian, ganti ECM yg msh dlm kondisi baik & coba lagi.
7. MIL akan mengulang kedipan-kedipan pendek sejumlah MODE yang dipilih.
Sebagai contoh: jika MODE 2 yg dipilih maka MIL akan berkedip-kedip dg dua kedipan
pendek berulang. Kemudian putar kunci kontak ke OFF.
ke OFF
MODE 2

MODE 3

MODE 4

8. Putar Idle air screw ke arah membuka sesuai spesifikasi & periksa putaran stasioner mesin :
1.400 + 100 (rpm)
Catatan :

Jika MIL mulai berkedip dengan perlahan selama proses reset setting ketinggian belum
berhasil, putar kunci kontak ke OFF dan coba lagi.
Jika jumlah kedipan MIL dan angka MODE yang diinginkan berbeda, putar kunci kontak ke
OFF dan coba lagi.
FISV (Fast Idle Solenoid Valve) 51

Selenoid valve pd throtle body berfungsi sebagai Auto Choke (karburator) utk memperkaya
campuran saat kondisi motor dingin. Selenoid valve akan membatasi putaran idle pd 1700-2000
rpm berdasarkan input dari sensor temperatur dan bersinergi dengan ECM agar campuran tidak
terlalu kaya yang dikhawatirkan akan membuat RPM idle lebih tinggi yang dapat mengakibatkan
Spin pada roda belakang.
Pemasangan komponen ini ada hubungannya dg faktor safety dimana motor matik
membutuhkan fitur safety yang lebih dari pada tipe cub walaupun sama-sama FI. Dimana pada
motor matic saat starter diusahakan semudah mungkin motor dapat langsung hidup tanpa harus
memainkan throtle gas karena sangat berbahaya utk tipe matik (spin roda belakang) maka
dibutuhkan DC load cut relay yang berfungsi memutus semua beban DC sehingga kerja motor
starter jauh lebih ringan sehingga motor lebih mudah hidup.
52

TROUBLESHOOTING
TROUBLE SHOOTING 53
Tidak ada sistem pengapian
Ada, nyala api
a. Buka busi, cek menyebar
Busi rusak
nyala api pada busi
Tidak ada nyala api

b. Buka cop busi, cek ada Cop busi rusak


nyala api pada busi
Tidak ada nyala api

c. Cek nyala api dari ada


kabel coil Busi mati
Tidak ada nyala api

d. Cek nyala api dari ada e. Cek kunci kontak, ada Kunci kontak
generator cek api dari coil rusak
Tidak ada nyala api Tidak ada nyala api

Spul rusak f. Cek CDI dan coil


TROUBLE SHOOTING PGM-FI 54

GEJALA ANALISA JUGA PERIKSA


Mesin berputar tetapi tidak mau hidup 1. Inisialisasi / reset ECM / reset TP sensor * Tidak adanya bensin ke Injektor
(Tidak ada kedipan DTC atau MIL) 2. Cek Busi - Filter bensin tersumbat
3. Cek Sistem Pengapian - Tutup tangki
4. Cek Kompresi - Fuel Feed Hose terjepit / tersumbat
5. Cek Idle Air Screw - Fuel Pump rusak
6. Cek FISV (utk tipe matik) - Rangkaian fuel pump rusak
7. Cek Fuel Line & Fuel Pump * Kebocoran udara intake
* Bensin terkontaminasi / buruk
* Injektor rusak
* Sistem pengapian rusak
Mesin berputar tetapi tidak mau hidup 1. Rangkaian daya/massa ECM tidak berfungsi * Rangkaian terbuka pd kabel input
(Tidak ada suara fuel pump saat kontak on) 2. periksa fuel line & fuel pump daya dan/atau massa dari ECM
* Fuse 25 A rusak (VARIO 125)
* Fuse 10 A rusak (IGN,INJ,Fuel Pump)
Mesin mati sendiri, sulit dihidupkan, rpm 1. Inisialisasi / reset ECM / reset TP sensor * Kebocoran udara intake
kasar 2. Setting altitude (PGM-FI step 4) * Bensin terkontaminasi / buruk
3. Cek RPM mesin * Injektor rusak
4. Cek Idle Air Screw * Sistem pengapian rusak
5. Cek FISV * Pernapasan tutup tangki tersumbat
6. Cek Fuel Line & Fuel Pump
7. Cek Sistem Pengisian
8. Cek Sistem Pengapian

Anda mungkin juga menyukai