Anda di halaman 1dari 5

TUGAS FISIOLOGI TUMBUHAN

SIKLUS GLIOKSILAT

Oleh:

RAHMI MASITA 0910910064

RIKZA HAKIN 0910910066

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
SIKLUS GLIOKSILAT

Minyak atau lipid adalah bentuk praktis dari penyimpanan energi dan penyimpanan lipid
ditemukan pada kebanyakan organisme. Lipid relatif lebih rapi, tidak berair dan mengandung
lebih banyak kalori dari pada protein atau karbohidrat. Setiap biji memiliki simpanan lipid, pada
beberapa biji seperti bunga matahari memiliki cadangan lemak sebesar 50% dari total massanya.
Pemecahan lipid diatur oleh lipase yang memecahnya menjadi molekul-molekul triasilgliserol
(Lea dan Leegood, 1993). Triasilgliserol disimpan dalam suatu bagian sel yang disebut oleosom
atau badan minyak. Oleosom ini dikelilingi oleh lapisan lipid monolayer dengan sekumpulan
protein yang disebut dengan oleosin. Oleosin berfungsi untuk mengkatalis pergerakan asam
lemak dari cadangan triasilgliserol tersebut selama proses perkecambahan (Heldt, 2005).

Gambar 1. Badan minyak dengan lipid monolayer dan oleosin (Heldt, 2005)

Proses konversi triasilgliserol ini dimulai dengan hidrolisis triasilgliserol menjadi asam
lemak bebas. Karena biji tidak memiliki simpanan enzim lipase, enzim dihasilkan dari asam
amino hasil pemecahan cadangan protein. Lipase selanjutnya akan memecah triasilgliserol
menjadi gliserol. Setelah gliserol mulai dihasilkan mekanisme lipolisis segera diaktivasi
sehingga gliserol diubah oleh asetil CoA sintetase menjadi asil CoA. Asil CoA yang dihasilkan
akan masuk reaksi -oksidasi menjadi asetil CoA (Lea dan Leegood, 1993).

Asil-CoA adalah substrat awal untuk reaksi -oksidasi, di mana jumlah atom karbon
asam lemak yang berurutan dipecah hingga setengahnya menjadi molekul asetil-CoA (lihat
Gambar 11.18 A). Urutan reaksi ini melibatkan pengurangan O2 untuk H2O dan pembentukan
1 NADH dan 1 FADH2 untuk setiap asetil KoA yang dihasilkan. Dalam jaringan mamalia,
empat enzim yang berhubungan dengan -oksidasi terdapat dalam mitokondria, tetapi dalam
jaringan penyimpanan bibit tanaman, mereka terlokalisasi secara eksklusif dalam glyoxysome.
Menariknya, dalam jaringan vegetatif tanaman (misalnya, hipokotil kacang hijau dan umbi
kentang), reaksi -oksidasi terjadi dalam organel yang mirip dengan Glioksisom yaitu
Peroksisom (Taiz dan Zeiger, 2002).

Siklus glioksilat, disebut juga siklus Kornbers, banyak dipelajari karena merupakan
lintasan yang sangat penting dalam proses glukoneogenesis dari non karbohidrat yaitu lipid.
Siklus terjadi pada berbagai organism kecuali mamalia. Enzim kunci dalam siklus ini adalah
Isositrat liase dan Malat sintase (Munir, 2004). Siklus glioksilat merupakan salah satu tahapan
dalam proses konversi triasilgliserol menjadi sukrosa. Siklus ini terjadi di glioksisom.
Glioksisom merupakan salah satu microbodies yang dimiliki oleh sel tumbuhan. Glioksisom
diselubungi oleh selapis membran bilayer dan mengandung berbagai macam enzim yang
berperan dalam siklus glioksilat. Siklus glioksilat merupakan suatu tahapan proses yang
mengubah 2 molekul asetil CoA menjadi succinate. Sebelum memasuki siklus ini, asetil-Coa
telah dihasilkan lebih dahulu melalui siklus -oksidasi. Molekul Asetil-CoA yang pertama ini
akan bereaksi dengan oksaloasetat dan membentuk citrate. Citrate akan ditransfer ke sitoplasma
untuk mengalami isomerasi membentuk isocitrate. Pembentukan isocitrate ini dilakukan dengan
bantuan aconitase. Setelah citrate berubah menjadi isositrat, isositrat ini kembali ke glioksisom
dan diubah menjadi malat. Ada dua proses khas yang terjadi dalam tahap ini, yaitu:

Isocitrate (C6) yang pertama dipecah oleh enzim isositrat liase membentuk suksinat (C4)
dan glioksilat (C2). Suksinat yang dihasilkan akan ditransport ke mitokondria
Enzim malat sintase akan bereaksi dengan molekul asetil CoA yang kedua serta
glioksilat yang dihasilkan dari pemecahan succinate sehingga menghasilkan malat.

Malat ini kemudian dioksidasi oleh malat dehidrogenase sehingga membentuk


oksaloasetat. Oksaloasetat ini akan bereaksi dengan asetil CoA yang lain untuk melanjutkan
siklus glioksilat seperti penjelasan di atas. Glioksilat yang dihasilkan akan menjaga
keberlangsungan siklus tersebut di glioksisom sedangkan suksinat yang ditransport ke
mitokondria akan mengalami proses lebih lanjut untuk menghasilkan sukrosa (Taiz dan Zeiger,
2002).

Suksinat yang ditransport ke mitokondria selanjutnya akan diubah menjadi oksaloasetat


melalui reaksi sebagian dari reaksi sitrat. Oksaloasetat kemudian dilepaskan dari mitokondria
melalui translokator oksaloasetat dan diubah oleh fosfoenolpiruvat karboksikinase menjadi
fosfoenolpiruvat. Fosfoenolpiruvat merupakan precursor sintesa heksosa melalui jalur
glukoneogenesis.

Gambar 2. Proses perubahan lemak menjadi gula dalam proses perkecambahan (Taiz dan
Zeiger, 2002)

DAFTAR PUSTAKA
Heldt, HW. 2005. Plant Biochemistry. Elsivier Academic Press. London
Lea, P.J. dan R.C. Leegood. 1993. Plant Biochemistry and Molecular Biology. John Wiley
and Sons Ltd. England
Taiz, L. dan E. Zeiger. 2002. Plant Physiology. Sinauer Associates. USA
Munir, E. 2004. Isositrat Liase sebagai Target Perancangan Obat. Media Farmasi, An
Indonesian Pharmaeutical Journal. vol. 12: 13-21

Anda mungkin juga menyukai