Referat Defisiensi Vitamin K
Referat Defisiensi Vitamin K
PENDAHULIUAN
Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu naftokuinon yang
berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang berperan dalam pembekuan darah,
seperti protrombin atau faktor II,VII,IX,X dan antikoagulan protein C dan S, serta beberapa
protein lain seperti protein Z dan M yang belum banyak diketahui perannya dalam pembekuan
darah. 1
Vitamin K1 (phytomenadione), tedapat pada sayuran hijau. Sediaan yang ada saat ini adalah
Vitamin K2 (menaquinone) disintesis oleh flora usus normal seperti Bacteriodes fragilis dan
Vitamin K3 (menadione) merupakan vitamin K sintetik yang sekarang jarang diberikan pada
Secara fisiologis kadar faktor koagulasi yang bergantung pada vitamin K dalam tali pusat
sekitar 50% dan akan menurun dengan cepat mencapai titik terendah dalam 48-72 jam setelah
kelahiran. Kemudian kadar faktor ini akan bertambah secara perlahan selama beberapa minggu
tetapi tetap berada di bawah kadar orang dewasa. Peningkatan ini disebabkan oleh absorpsi
vitamin K dari makanan. Sedangkan bayi baru lahir relatif kekurangan vitamin K karena
berbagai alasan, antara lain simpanan vitamin K yang rendah pada waktu lahir, sedikitnya
perpindahan vitamin K melalui plasenta, rendahnya kadar vitamin K pada ASI dan sterilitas
saluran cerna.1,5
Tempat perdarahan utama adalah umbilikus, membran mukosa, saluran cerna, sirkumsisi
dan pungsi vena. Selain itu perdarahan dapat berupa hematoma yang ditemukan pada tempat
trauma, seperti hematoma sefal. Akibat lebih lanjut adalah timbulnya perdarahan intrakranial
PEMBAHASAN
yaitu pembuluh darah, trombosit, faktor pembekuan dan faktor pengurai pembekuan
(fibrinolisis). P e r d a r a h a n d a p a t t e r j a d i s e b a g a i h a s i l d a r i : 2
2) abnormalitas trombosit
4 ) p e r c e p a t a n fibrinolisis.
prothrombin,faktor V, faktor VII, faktor X, faktor XI, faktor XIII dan fibrinogen
atau von Willebrand.Defisiensi faktor X, XIII, dan fibrinogen sangat jarang terjadi
dapat menyebabkan perdarahan pada neonatus cukup bulan apabila telah mencapai derajat
Mekanisme hemostasis dan pembekuan darah melibatkan suatu rangkaian proses yang
1.Vasokonstriksi
Jika pembuluh darah terpotong, trombosit pada sisi yang rusak melepas serotonin
pembuluh darah berkonstriksi. Hal ini pada awalnya akan mengurangi darah yang hilang.
2.Plug trombosit
pembuluh darah sedikit, maka plug trombo sit mampu menghentikan perdarahan. Jika
kerusakannya besar, maka plug trombosit dapat mengurangi perdarahan, sampai proses
pembekuan terbentuk.
Mekanisme ekstrinsik pembekuan darah dimulai dari faktor eksternal pembuluh darah itu
sendiri. Tromboplastin (membran lipoprotein) yang dilepas oleh sel -sel jaringan
yang rusak mengaktivasi protrombin (protein plasma) dengan bantuan ion kalsium
fibrin yang tidak dapat larut. Benang-benang fibrin membentuk bekuan, atau
jaring-jaring fibrin, yang menangkap sel darah merah dan trombosit serta menutup aliran
dalam plasma darah. Setiap faktor protein (ditunjukkan dengan angka romawi)
berada dalam kondisi tidak aktif; jika salah satu diaktiva si, maka a k t i v i t a s
d e n g a n demikan akan terjadi suatu rangkaian reaksi (cascade of reaction) untuk membentuk
bekuan.2
Pengaktifan pembentukan bekuan berlangsung melalui dua jalur
apabila protein plasma berikatan dengan subendotel yang terpajan akibat kerusakan
pembuluh darah. Trombosit dan protein yang disebut faktor von Willebrand (vWf) berikatan
dengan subendotel yang terpajantersebut, dan trombosit kemudian mengikat fibrinogen. Jalur
p a d a pengaktifan proteolitik faktor X menjadi Xa. Faktor XII, XI, IX, VII, X, dan trombin
membentuk kompleks dengan permukaan endotel dan faktor IXa dan Xa. Reaksi
yang diberi tanda PL, Ca berlangsung melalui kofaktor yang terikat ke fosfolipid
z i m o g e n d i u b a h menjadi protease dan kofaktor aktif melalui pemutusan satu atau lebih
terjadi melalui jenjang proenzim yang secara berurutan mengaktifkan satu sama lain
protrombin menjadi trombin, yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin dan faktor XIII menjadi
faktor XIIIa. Fibrin berkumpul untuk membentuk bekuan lunak, yang kemudian mengalami
ikatan silang oleh faktor XIIIa. Faktor XIIIa adalah transglutaminidase yang menghasilkan
ikatan peptida antara bagian glutamil dari glutamin pada satu monomer fibrin dan
residu lisin pada monomer lainnya. Jalinan serat fibrin ini menangkap
gumpalantrombosit dan sel lain, membentuk trombus atau bekuan darah yang
tempat cedera.F a k t o r V I I , I X , X , d a n p r o t r o m b i n m e m i l i k i s e b u a h r a n a h
2+
karboksilaglutamat. Ca membentuk kompleks koordinasi dengan fosfolipid membran
protein misalnya faktor jaringan, faktor VIII dan faktor V terbenam sebagian di membran
menarik permukaan yang terpotong agar saling mendekat dan untuk menyediakan
kerangka kerja untuk perbaikan jaringan. Bersamaan dengan retraksi bekuan, suatu
cairan yang disebut serum keluar dari bekuan. Serum adalah plasma darah tanpa
fibrinogen dan tanpa faktor lain yang terlibat dalam mekanisme pembekuan. Secara detail,
Apabila bagian jaringan vaskular yang rusak telah diperbaiki, bekuan darah tidak
lagidibutuhkan dan dilisiskan oleh plasmin, suatu protease serin yang mampu memutuskan
fibrindalam bekuan darah. Plasmin dibentuk dari prekusor inaktifnya, plasminogen, oleh
Faktor VIII, diperlihatkan berwarna abu -abu, adalah suatu kofaktor protein,
atau protein modulator, dan bukan suatu enzim. Di dalam darah faktor VIII
bersirkulasi dalam bentuk berikatan dengan faktor von wllebrand (vWf). Sewaktu
k o m p l e k s d e n g a n f a k t o r I X a d a n C a 2+ f o s f o l i p i d ( P L , C a ) , y a n g
masih neonatus dengan hemostatis normal saat dewasa. Sistem koagulasi pada
r e n d a h . K a d a r p r o t e i n k o a g u l a s i y a n g r e n d a h i n i s e c a r a bertahap akan
meningkat dan mencapai kadar yang sama dengan dewasa pada saat usia 6 bulan. 3
inhibitor.
Vitamin K merupakan golongan vitamin yang larut lemak yang terdapat pada
banyak s a y u r d a n b u a h . V i t a m i n K d a p a t d i s i n t e s i s o l e h f l o r a n o r m a l d i
Molekul-molekul faktor II, VII, IX dan X disintesa pertama kali di dalam sel hati
serta belum memerlukan vitamin K dan disimpan dalam bentuk prekursor tidak
aktif. Vitamin K diperlukan untuk mengaktivasi faktor II, VII, IX dan X. Proses konversi ini
terjadi pada tahap postribosomal dimana radikal karboksil dengan vitamin K sebagai
katalis akan menempel pada residu asam glutamat dari prekursor molekul untuk membentuk
asam karboksiglutamat-g yang mampu mengikat Ca2+.. Obat terapeutik dalam golongan
perdarahan karena proses lain seperti pengambilan darah vena atau operasi yang disebabkan
karena berkurangnya aktivitas faktor koagulasi yang tergantung vitamin K (faktor II, VII, IX dan
X) sedangkan aktivitas faktor koagulasi yang tidak bergantung pada vitamin K, kadar fibrinogen
dan jumlah trombosit masih dalam batas normal (Sutor dkk 1999). Hal ini dibuktikan bahwa
kelainan tersebut akan segera membaik dengan pemberian vitamin K dan setelah sebab
B. Etiologi
1. Prematuritas
2. asupan makanan yang tidak adekuat
Suatu keadaan khusus yang disebut dengan hemorrhagic disease of newborn (HDN)
adalah suatu keadaan akibat kekurangan vitamin K pada masa neonatus. Terdapat penurunan
kadar faktor II, VII, IX dan X yang merupakan faktor prokoagulan yang dependen vitamin
K dalam derajat sedang pada semua neonatus yang berumur 48 -72 jam
Pada keadaan obstruksi biliaris baik intrahepatik atau ekstra hepatik, terjadi
kekurangan vitamin K karena tidak adanya g aram empedu yang diperlukan untu k
absorbsi vitamin K terutama K1 dan K2. Sindrom malabs orbsi dan gangguan
berkurangnya absorbsi vitamin K. Obat yang bersifat antagonis terhadap vitamin K seperti
coumarin dapat menghambat kerja vitamin K secara kompetitif yaitu dengan cara menghambat
siklus vitamin K antara bentuk teroksidasi dan tereduksi sehingga terjadi akumulasi vitamin K2,3
epokside dan pelepasan g-karboksilasi yang hasil akhirnya akan menghambat pembentukan
faktor pembekuan.1,5
hematomas e f a l y a n g b e s a r , p e r d a r a h a n i n t r a k r a n i a l , p e r d a r a h a n d a r i t a l i
tekanan intrakranial yang meningkat tetapi ada pula kasus yang tidak
menunjukkan peningkatan t e k a n a n i n t r a k r a n i a l . P a d a s e b a g i a n b e s a r k a s u s
pucat, dan kejang. Kejang dapat bersifat fokal atau umum. Gejala lain yang mungkin
ditemukan adalah edema papil, penurunan kesadaran, pupil anisokor, serta kelainan neurologis
fokal.1,5
Pada HDN terdapat tiga macam bentuk klinis, yakni bentuk dini, klasik, dan lambat.1,5
1 . B e n t u k D i n i
Perdarahan pada HDN bentuk dini terjadi sebelum bayi berusia 24 jam. Kelainan
ini j a r a n g s e k a l i d a n b i a s a n y a t e r j a d i p a d a i b u y a n g m e n g k o n s u m s i
dini bervariasi mulai dari bentuk perdarahan sedang pada kulit dan umbilikus sampai
HDN bentuk klasik biasanya memunculkan perdarahan setelah bayi berusia lebih dari2 4
pada bayi yang kondisinya tidak optimal saat lahir atau yang terlambat
menyeluruh. Perdarahan yang paling sering merupakan perdarahan dari saluran cerna berupa
melena atau hematemesis, kemudian dari hidung, kulit kepala, atau tali pusat.
3.Bentuk Lambat
Bentuk lambat HDN terjadi setelah masa neonatus, sekitar usia 1 -6 bulan.
pusat (30-50%) dan ekimosis yang dalam dan luas. Sedangkan perdarahan dari saluran cerna
lebih jarang. Bentuk perdarahan ini merupakan akibat sekunder dari berbagai
penyakit seperti fibrosis kistik, atresia biliaris, defisiensi -1-antitripsisn, hepatitis dan diare
kronis.
D.Diagnosis
atau melena, dari hidung, kulit kepala, atau tali pusat.Penting untuk diketahui adalah jika
ditemukan neonatus dengan keadaan umum baik tetapi ada perdarahan segar dari mulut atau
normal. Masa perdarahan dan jumlah leukosit normal. Kebanyakan kasus disertai anemia
normokrom normositer. Perdarahan intrakranial dapat dilihat jelas dengan pemeriksaan USG
kepala, CT scan,a t a u M R I . P e m e r i k s a a n i n i s e l a i n u n t u k d i a g n o s t i k , j u g a
K memperkuat diagnosis.1
E. Penatalaksanaan
terjadinya penyakit ini dan penatalaksanaan setelah bayi baru lahir untuk mencegah dan
semua bayi baru lahir 0,5-1 mg IM, dosis tunggal. Cara pemberian oral merupakan
jika bayi dilahirkan oleh dukun. Cara pemberian vitamin K secara IM lebih disukai,
mengingat:1,5
1.Absorbsi vitamin K1 oral tidak sebaik vitamin K1 IM, terutama pada bayi
dengan diare
3 Kemungkinan terdapat asupan vitamin K 1 oral yang tidak adekuat karena absorbsinya
K profilaksis 5 mg sehari selama trimester ketiga atau 24 jam sebelum melahirkan diberikan
suntikan secara subkutan karena absorbsinya cepat, dan efeknya hanya sedikit lebih
Selain pemberian vitamin K, bayi yang mengalami HDN dengan perdarahan yang luas
juga harus mendapat plasma. Plasma yang diberikan adalah fresh frozen plasma
dengan dosis 10-15 ml/kg. Respon yang cepat terjadi dalam waktuu 4 -6 jam,
2.6 Prognosis
setelah m e n d a p a t v i t a m i n K 1 d a l a m w a k t u l e b i h k u r a n g 2 4 j a m . H D N
dapat mengancam jiwa, 27% kasus HDN dengan manifestasi perdarahan intrakranial
meninggal 1,5
BAB III
KESIMPULAN
perdarahan karena proses lain seperti pengambilan darah vena atau operasi yang
2. Klasifikasi perdarahan akibat kekurang vitamin K antara lain adalah bentuk perdarahan
4. B a y i - b a y i y a n g d i c u r i g a i m e n g a l a m i H D N b e r d a s a r k a n
Selain pemberian vitamin K, bayi yang mengalami HDN dengan perdarahan yang luas
juga harus mendapat plasma. Plasma yang diberikan adalah fresh frozen
setelah m e n d a p a t v i t a m i n K 1 d a l a m w a k t u l e b i h k u r a n g 2 4 j a m .
DAFTAR PUSTAKA
1. Sutor AH, von Kries R, Cornelissen M, McNinch AW, Andrew M. Vitamin K Deficiency
2. Sudoyo Aru, Setyohadi Bambang, Alwi Idrus, Simadibrata, Setiati Siti. Buku Ajar Ilmu
4. Behrman Richard, Kliegman Robert, Arvin Ann. Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. Jilid II.