DOSEN PENGAMPU
SITI FATIMAH, S.ST
SUMARNI
(161540111034)
1. Unilateral Incomplete. Jika celah sumbing terjadi hanya disalah satu sisi bibir
dan tidak memanjang hingga ke hidung.
2. Unilateral Complete.Jika celah sumbing yang terjadi hanya disalah satu sisi
bibir dan memanjang hingga ke hidung.
3. Bilateral Complete.Jika celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan
memanjanghingga ke hidung.
D. Tanda dan gejala
1. Labioskizis
a. Distorsi pada hidung
b. Tampak sebagian atau keduanya
c. Adanya celah pada bibir
2. Palatoskizis
a. Tampak ada celah pada tekak (uvula), palato lunak, dan keras dan atau
foramen incisive.
b. Adanya rongga pada hidung.
c. Distorsi hidung.
d. Teraba celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksa dengan jari.
e. Kesukaran dalam menghisap atau makan
E. Faktor risiko
Angka kejadian kelalaian kongenital sekitar 1/700 kelahiran dan merupakan salah
satu kelainan kongenital yang sering ditemukan, kelainan ini berwujud sebagai
labioskizis disertai palatoskizis 50%, labioskizis saja 25% dan palatoskizis saja
25%. Pada 20% dari kelompok ini ditemukan adanya riwayat kelainan sumbing
dalam keturunan. Kejadian ini mungkin disebabkan adanya faktor toksik dan
lingkungan yang mempengaruhi gen pada periode fesi ke-2 belahan tersebut;
pengaruh toksik terhadap fusi yang telah terjadi tidak akan memisahkan lagi
belahan tersebut
F. Risiko kejadian sumbing pada keluarga
1. Non-syndromic clefts
Risiko labioskizis Risiko
Risiko sumbing pada anak berikutnya dengan atau tanpa palatoskizis
palatoskizis (%) (%)
Bila ditemukan satu anak menderita
sumbing
Suami istri dan dalam keturunan
2-3 2
tidak ada yang sumbing
Dalam keturunan ada yang sumbing 4-9 3-7
Bila ditemukan dua anak menderita
14 13
sumbing
Salah satu orangtuanya menderita
12 13
sumbing
Kedua orangtuanya menderita
30 20
sumbing
2. Komplikasi
a. Diperkirakan sekitar 10% penderita palatoskizis akan menderita masalah
bicara, misalnya suara sengau
b. Karena palatoskizis dapat mengganggu pertumbuhan anatomi nasofaring
dan sering mengakibatkan pula terjadinya otitis media, conge, serta
gangguan pendengaran maka kerjasama dengan pihak THT sangat
diperlukan
G. Pelaksanaan
1. Tindakan bedah efektif yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk
penanganan selanjutnya
2. Adanya kemajuan teknik bedah kosmetik serta kerjasama yang baik antara
ahli bedah, orthondotis, dokter anak, dokter THT, serta ahli wicara, maka hasil
akhir tindakan koreksi kosmetik dan fungsional menjadi lebih baik.
Tergantung dari berat ringannya kelainan yang ada maka tindakan bedah
maupun tindakan orthodontic dilakukan secara bertahap
3. Penutupan labioskizis biasanya dilakukan pada umur 3 bulan, sedangkan
palatoskizis biasanya ditutup pada umur 9-12 bulan menjelang anak belajar
bicara
4. Tahapan tindakan orthodontic diperlukan pula untuk perbaikan gusi dan gigi
5. Untuk melakukan operasi bibir sumbing dilakukan hukum sepuluh (rules of
ten) yaitu, berat badan bayi minimal 10 pon, kadar Hb 10g%, dan usianya
minimal 10 minggu dan kadar leukosit minimal 10.000/ui
6. Pendekatan kepada orang tua sangat penting agar mereka mengetahui masalah
tindakan yang diperlukan untuk perawatannya
7. Contoh : pemberian minum perlu diperhatikan karena bayi memiliki reflex
menelan yang baik, terhadap reflex menghisap yang terganggu akibat adanya
palatoskizis
Catatan :
a. Labioskizis umumnya ditemukan di bibir kiri dan sering terjadi pada bayi
laki-laki daripada perempuan
b. Palatoskizis lebih sering terjadi pada bayi perempuan hal ini disebabkan
fusi palatum pada fetus perempuan lebih lambat beberapa minggu