0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
91 tayangan3 halaman
Puisi ini menggambarkan perjalanan pendidikan sang penyair sejak masa kanak-kanak hingga dewasa. Ia mengenang masa-masa belajar bersama guru beserta kenangan manis dan pahit yang telah dilaluinya. Penyair menyampaikan rasa rindu dan terima kasih yang mendalam kepada para guru atas pencerahan yang diberikan.
Puisi ini menggambarkan perjalanan pendidikan sang penyair sejak masa kanak-kanak hingga dewasa. Ia mengenang masa-masa belajar bersama guru beserta kenangan manis dan pahit yang telah dilaluinya. Penyair menyampaikan rasa rindu dan terima kasih yang mendalam kepada para guru atas pencerahan yang diberikan.
Puisi ini menggambarkan perjalanan pendidikan sang penyair sejak masa kanak-kanak hingga dewasa. Ia mengenang masa-masa belajar bersama guru beserta kenangan manis dan pahit yang telah dilaluinya. Penyair menyampaikan rasa rindu dan terima kasih yang mendalam kepada para guru atas pencerahan yang diberikan.
Aku akan jadi orang pintar Begitu kata orang-orang terpelajar Aku akan jadi guru bermutu Itu kata orang-orang di sekelilingku Aku akan jadi pengarang lagu merdu Kata ibuku yang selalu menyanyi untukku
Andai aku rajin belajar.
Aku tidak akan jadi orang bodoh Tak tahu apa itu benar atau salah Tak mengerti serius atau hanya seloroh Aku tidak akan jadi pemungut sampah Tak dimaki orang dengan sumpah serapah Tak dihina anak-anak karena lusuh Dikira maling barang rongsokan, sedih
Andai aku rajin belajar.
Aku akan jadi penulis tenar Tak seperti air masuk mulut lalu keluar Aku akan jadi pohon jati kekar Tak seperti pohon pisang Sekali berarti setelah itu mati Tak berguna sama sekali bagai mimpi Andai aku rajin belajar. Aku tak akan tinggal kelas Aku tak akan bodoh terus-menerus Aku tak akan kena marah dari guru Aku tak akan dapat nilai merah Entah apa lagi yang kudapat
Andai aku rajin belajar.
Aku akan jadi siswa pintar Aku kaan jadi mahasiswa terpelajar Aku akan jadi pemimpin negara besar Aku akan jadi pemersatu negeri, bersinar Sayang, aku hanya berandai-andai Sementara aku tetap malas belajar Tak mau buka buku agar pintar Tak mau membuka mata demi cita Orang pun terlanjaur percaya Aku hanya orang-orang bodoh Tak tahu apa itu belajar Tak tahu apa itu pintar Tak mengerti apa itu terpelajar Aku sudah tak tahu apa itu. Belajar Andai dulu aku rajin belajar Puisi Anak : Hari Pendidikan Nasional
Jika kau lihat bendera merah putih berkibar dihalaman sekolah
Belum tentu disana ada orang Indonesia Jika kau dengar Pancasila dibacakan berulang-ulang, Belum tentu semua yang mendengarnya punya Tuhan Yang Maha Esa Jika kau lihat Pak Guru pakai sepeda Kumbang, itu pasti kau sedang mimpi bertemu Oemar Bakri Jika kau lihat anak sekolah memakai seragam, pastikan udel dan BH nya tak tampak oleh umum Jika kau lihat guru memukul muridnya, itu biasa Jika kau lihat sekolah sekolah negeri dan swasta jauh berbeda, itu karena sekarang pendidikan pun menjadi ladang bisnis Jika kau lihat Politisi berjanji tentang pendidikan murah dan cerdas, lihatlah, pendidikan pun didramatisir Jika kau lihat dosen-dosen mu tak ada dimeja, yakinlah, mereka sedang sangat sibuk, urusan ini, dan urusan itu Jika kau lihat pelajar tawuran, terbiasalah, pendidikan kita kan tentang otot dan tulang, bukan tentang otak dan sosial emosional Jika kau lihat aku mengkritik saja, percayalah, lebih baik begini, daripada diam dan dibodohi sampai tertidur dibangku mu. Semangat,,Sebab hidup tak boleh mati karena liur-liur politik. Untukmu Guruku
Guratan luka adalah kepedihan
ketika rindu memanggil memasung segala benci dan dendam kala itu, kami adalah deretan kertas putih tanpa makna selama itu kita berpagut dalam harapan masa depan yang terbentang begitu jauh begitu samar kini kurangkai kata untuk segala kebersamaan yang pernah ada tanah ini telah menjadi saksi tentang ulah prestasi dan kenakalanku aku rindu pada segala yang kulewati gemuruh angin dan tanah berdebu sungguh deras suaramu memanggil membawaku keluar dari kegelapan dari kebodohan seperti tak ada untuk terima kasihku kepada bapak guru kepada ibu guru pembawa cahaya penerang gelapku esok masih sangat panjang jalan masih begitu jauh cita-cita harus ditegakkan temaram di kaki langit mengiringi langkah tiada berujung