Anda di halaman 1dari 5

SALING MENGHARGAI

Karya : eka yulinar

Dalam sebah ruangan empat sudut dengan 2 meja saling berhadapan, terlihat
duduk seorang remaja yang masih mengenakan pakaan seragam SMA, terlihat
wajahnya tidak begitu bahagia sambil membolak balik bukunya tapi tidak ada satupun
buku yang dibaca sampai habis, malahan dari beberapa buku tersebut ia banting diatas
meja belajarnya.

Hahah... kamu pasti bahagia, (sambil melihat kearah meja kerja yang
berhadapan dengan meja beajarnya). Yeaah tentunya kamu begitu bangga dengan
seragam kantormu dengan dasi merah panjang yang mengikat lehermur dan kemeja
panjang yang selalu dibangga-banggakan oleh ibu. Yang seakan-akan membuatmu
terihat seperti pria berwibawa yang begitu sempurna, seakan-akan begitu
menyenangkan dan begigu bahagianya aku yang terlahir menjadi adik mu, bagaimana
tidak anak pertamnya berhasil membanggakan keluarganya dengan predikat lulusan
terbaik dan nilai yang selalu tinggi saat disekolah, yah aku selalu bangga dengan itu,
aku turut berbahagia dengan keberhasilanmu, tapi bukan berarti diriku harus meniru
jejakmu, setiap keberhasilan yang kudapat selalu menjadi bagian kecil yang tidak
terlihat dengan pencapaianmu.

Tidakkah kau lihat, aku berdiri disini dengan begitu malang, dipaksa belajar
begitu banya hal, lihatlah begitu banyak buku yang dibelikan oleh ibu, sampai-sampai
aku tidak tahu mana yang harus aku baca...

“belajarlah yang rajin, lihat kkag mu, sekarang ia begitu sukses, lihat darma anak
tetangga kita sekarang sudah menjadi pns, belajarlah yang banyak, dan teruslah
belajar, kamu beruntung memiliki kkag yang cerdas saat kamu tidak paham materi
kamu bisa bertanya denganya, tapi ingat jangan menggangu jam kerjanya. Dan satu
lagi berhenti kamu bermain dengan Gadget mu, karena itu tidak membantumu sama
sekali, dan berhenti membuat vidio kata0kata yang tidak penting mu itu” yahh seperti
itulah kurang ebih ucapan ibu ku yang selalu ia lantunkan setiap hari, begitu merdu
dan sanggat masuk kedalam hati.

Setiap hari..... sarapanku hanyalah kata-kata beruntung beruntung dan beruntung...


bukanya aku tidak bangga dan tidak bersyukur, tapi lihatla aku juga mempunyai
pilihan tersendiri, pilihan yang terbaik untukku, walaupun usiaku masih terbilang
begitu muda untuk menentukan masa depan tapi aku sudah mempunyai pilihan
tersendiri...

Remja tersebut kini telah pergi dari meja belajarnya den sekrang berpindah
kemeja kerja yang berada didepannya, musik bergantik dengan transisi yang lembut,
kini anak remaja tersebut telah berganti menjadi seorang pria dewasa dengan
dandanan lusu terlihat seperti kecapean mengerjakan tugas yang belum selesai.

Tidakah kamu melihat ini begitu mengasyikan, aku hanya perlu memainkan jari-jari
indahku dan sedikit bermuka manis didepan atsaan kantorku, maka aku tidak perlu
khawatir akan keuangan ku, lihatlah ekonomi keluarga begitu bergantung padaku,
lihatlah bagaimana engkau dengan mudahnya tinggal bicara kalau keperluan
sekolahmu kekurangan tanpa harus memikirkan kekurangnya darimana, tidak kah
kamu tau begitu sulitnya masakecil kita dulu, tentu kamu harus banyak bersyukr dan
berhenti mengeluh, pilihan orang tua itu memang yang terbaik, dia hanya
menginginkan kamu sukses sepertiku, tidak kesulitan, apa yang kamu mau bisa kamu
lakukan saat kamu memiliki pekerjaaan yang terpandang dan uang...

Ya..ya.. ya.. aku tau mental mu memang tidak sekuat kau, tapi tenanglah aku
selalu mendukungmu...... selaluu.. tidak pernakan kau berterimakasih kepada ku,
kenapa kamu selalu menyalahkan kehadiran diriku untuk hidup malangmu.

Aku hanya punya satu saran penting untuk hidupmu berhentilah mengeluh dan
menyalahkan keadaan, tanda protesmu tidak akan dilihat tanpa sesuatu yang kamu
tunjukan, berhentilah terlalu banyak bicara seakan-akan hidupmu begitu
tersiksa. ..................................................
Musik kembali hidup dan memecah keadaan, kini pria tersebut telah beruba kembali
menjadi anak SMA, Dengan kaki yang ia letakan diatas meja dan tangan yang
bememegng kepalanya, ia terlihat masih kesal dan mengasihanidirinya.

Ha...ha.....ha....

Lihatlah... kkagkku begitu dewasa,, pemikirannya terlalu luas, tidakah dia melihat
realistis yang ada ini, tidak bisahka mereka apa yang aku rasakan hidup, hidup
dibawah bayang-bayang kesuksesan kkagku dan bertetangga dengan anak jenius
bukanlah hal yang menyenangkan. .... anak tersebut terdiam dan melihat kearah jam
tangannya, ia menarik nafas panjang kembali.

Tunggu.... tunggu.... ohhh sudah waktunya.... tepat... 5 menit lagi ibuku akan masuk
kedalam kamar yang menyedikhlan ini dan melihat aktifitas apa yang sedang aku
kerjakan, jika aku duduk disana dengan membaca sebuah buku yang membosankan
maka wajah bersinar bahagia jelas terlihat diwajahnya. Sabil berkata, “begitu
manisnya anaku ini, kelak kamu akan sukses seperti kkagmu terusah belajara dan
jangan bermain-main’’ huffff... ia menarik nafas panjang.....

Dan jika ia melihat aku duduk disana dengan memainkan gadget ku, karena aku telah
jenu untuk belajar, tidak peduli seberama waktu aku belajar ia pasti akan berkata..

“hp,..hp dan hp,, tidak kah kamu lihat berapa banyaknya orang-orang menjadi lalai
karena benda aneh itu, bendah yang di bilang menyatuhkan yang jauh, tapi
menjauhkan yang dekat... tidak ada untungnya buat mu bermain benda itu setiap hari,
manfaatkan buku-buku mu yang sudah ibu belikan, kalau kamu kekurang buku untuk
mencari materi belajar tinggal bilang, tidak perlu berdalil bahwa kau belajar
menggunkan hp.. sekarang bukak buku mu dan kembalilah belajar agar kelak kamu
menjadi orang sukses....

Aaaaaa.... apakah anak semua anak SMA sepertiku harus belajar-belajr dan belajar,
tidak adakah waktu istirahat yang diberikan kepadaku untuk pilihanku,, saat teman-
temanku bisa mengikuti berbagai kegiatan yang mengasyikan disekolah dan aku
hanya disuruh fokus kepada pendidikan akademik saja, tidak bolehkah anak seusiaku
berkumpul diluar pelajaran sekolah dengan teman-teman.. tidak kah ibuku lihat aku
ini anak laki-laki, tentunya aku menyukai kebebasan, tidak kah mereka tahu bahwa
tekanan tidak akan membuat aku menurut, tidakah ibu melihat perasaan ingin
bermimpi lain yang ada dalam hatiku, tidak bisahkan mereka lihat bahwa bekerja
dikantoran dengan seragam yang telah diatur itu hanya mengulang-ngulang kehidupan
yang hanya sekali ini,. Pergi pagi pulang sore terkadang malam, senin sampai jum’at
kerja, dan sabtu minggu harus pergi mengikuti kegiatan dinas, tidak.... aku tidak ingin
hidupku.. tidakk... aku tidak ingin menjadi seperti itu... aku ingin hidup yang tanpa di
atur.. dan aku yang akan mengatur hidupku...

Musik kini masuk dan anak remaja tersebut berjalan kebelakang, dengan berjalan
menuju salah satu sudut ruangan...

Kini remaja tersebut terlah bergantu pakaian menjsi seperti tokoh masyarakat.

Remaja resebut kini beruba kembali mengenakan pakaian pria dewasa...

Sudah kuduga, dirimu tidak akan pernah bisa mengerti keadaan.. usiamu saat ini
memanglah belajar.. aku begitu bosan memperingaiti dirimu untuk, mengikuti alur
hidupmuy yang sudah ditentukan.. tidak kah kamu lihat berapa anak yang sangat ingin
bersemangat untuk belajar, tetapi orang tunyanya melarang, karena bagi pemikiran
mereka sekolah hanya membuang biaya, dan menundan kekayaan. Lihatlah berapa
banyak anak usiamu tidak bisa sekolah dan harus bekerja dikebun, karena pemkiran
mereka buat apa sekolah kalau ujung-ujungnya mencari uang.

Tidak kah kamu sadar, ibu selalu memotivasimu untuk sekolah. Itu adalah hal yang
seharusnya selalu kamu syukuri, ku tahu cara ibu memang begitu keras terhadapmu
tapi itu semua demi kebaikanmu.. dan jika memang menurutmu pilhan mu yang
terbaik maka, kamu buktikan tapi tetap mengikuti aturan ibu..

Sambil pergi meninggalkan panggung yahh kalau kamu bisa...

Kemabli masuk musik transisi

Terliha seorang berdiri di sudut ruangan..


Kamar ini begitu ribut dengan suara-suara brontakan, seperti itulah, tidak perna
aku, keadaan seperti itu terus berlanjut dan yahh, saat ku tahu memang waktu yang
bisa menyelesaikan semuanya, satu hal yang aku pahami dari perjalanan ini, kita tidak
harus membenarkan apa yang kita fikirkan, ataupun mengerti apa yang semua orang
fikirkan, tapi kita harus belajar saling menghargai keadaan, dan saling terbuka fikiran,
bila kita tidak menemukan kebenaran dari sudut pandang saya, coba untuk berdisi
disana dan melihat dari sudut pandanganya, dan semoga itu bisa membuat kita lebih
mengerti, dan satu lagi membandingkan kesalahan dengan kesalahan tidak akan
membuat kita menemukan kebenara...

Aku begitu lelah sepertinya malam ini aku kembali kurang tidur.... pria tersebut pergi
meninggalkan panggung.

Anda mungkin juga menyukai