Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEGIATAN APOTEK HIDUP

JAHE, KUNYIT, LENGKUAS, KENCUR, SEREI

DI RUMAH PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WHERDA GARUT

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Keperawatan Gerontik Program Profesi Ners Angkatan XXXIII

Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

PROGRAM PROFESI NERS XXXIII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2017
A. Latar Belakang
Pemerintah telah menetapkan kebijaksanaan dalam upaya pelayanan kesehatan
yaitu Primary Health Care (PHC) sebagai suatu strategi untuk mencapai kesehatan
semua pada tahun 2000. Salah satu unsur penting dalam PHC antara lain penerapan
teknologi tepat guna dan peran serta masyarakat. Untuk lebih meningkatkan
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang semakin luas dan kompleks dengan
keputusan menteri kesehatan RI No. 99a/Menkes/SK/III/1982 tanggal 2 maret 1982
telah ditetapkan Sistem Kesehatan Nasional yang merupakan penjabaran pola
Pembangunan Nasional dan sebagai petunjuk pelaksanaan pembangunan di bidang
kesehatan (Saktiawan & Atmiasri, 2017).
Sejak dulu bangsa Indonesia telah mengenal dan memanfaatkan tumbuhan
berkhasiat obat untuk mengatasi masalah kesehatan. Pengetahuan tentang pemanfaatan
tumbuhan obat merupakan bagian dari tradisi masyarakat yang diwariskan secara turun
temurun. Salah satu pendapat menyebutkan bahwa suatu tumbuhan digunakan sebagai
obat didasarkan pada tanda fisik (bentuk, warna, rasa) yang ada pada tumbuhan atau
bagian tumbuhan tersebut (Emilda, dkk, 2017).
Rencana Strategis Kemenkes RI tahun 2015-2019 menyebutkan bahwa salah
satu sasaran strategis yang ingin diraih dalam Peningkatan Kesehatan Masyarakat
mencakup pelayanan kesehatan bagi seluruh kelompok usia mengikuti siklus hidup
sejak dari bayi sampai anak, remaja, kelompok usia produktif, maternal, dan kelompok
usia lanjut (Lansia). Hal ini dilakukan antara lain dengan melakukan pemberdayaan
masyarakat dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan. Salah
satu upayanya berupa pembinaan kesehatan tradisional dan komplementer dengan
meningkatnya pembinaan, pengembangan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional dan
komplementer (Emilda, dkk, 2017).
Pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama untuk yang berpenghasilan
menengah kebawah perlu terus diupayakan, namun kendalanya adalah harga obat-
obatan sekarang ini cukup mahal dan tidak terjangkau bagi masyarakat di pedesaan
yang sebagian besar kondisi ekonominya lemah. Terlebih lagi bahwa masyarakat sulit
mengkases pelayanan kesehatan. Pengobatan herbal yang berasal dari tanaman obat
merupakan alternatif yang paling disarankan. Apotik hidup adalah istilah lahan yang
ditanami tumbuhan yang berkhasian untuk obat secara tradisional. Beberapa jenis
tanaman yang tergolong dalam tanaman obat unggulan adalah meniran, kumis kucing,
temulawak, jahe merah, kunyit, sambiloto, jati belanda, jambu biji, daun salam dan cabe
jawa (Syarif, dkk. 2013)

B. Tujuan
Tujuan Umum
Para lansia dapat memanfaatkan penggunaan tanaman obat melalui kegiatan apotek
hidup.
Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi jenis tanaman obat: jahe, cara penggunaannya dan manfaatnya
b. Mengidentifikasi jenis tanaman obat: kunyit, cara penggunaannya dan
manfaatnya
c. Mengidentifikasi jenis tanaman obat: lengkuas, cara penggunaannya dan
manfaatnya
d. Mengidentifikasi jenis tanaman obat: kencur, cara penggunaannya dan
manfaatnya
e. Mengidentifikasi jenis tanaman obat: serai, cara penggunaannya dan manfaatnya
f. Memfasilitasi para lansia untuk bisa mengisi waktu dengan merawat tanaman
yang akan ditanamkan.

C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Kegiatan dilakukan pada hari kamis, 26 Oktober 2017 Pukul 08.30 WIB di area
taman depan Asrama Kenanga Rumah Perlindungan Sosial Tresna Werdha Garut

D. Alat dan Bahan


1. Tanaman obat: jahe, lengkuas, kunyit, kencur dan serai
2. Tanah dan Pupuk
3. Pot
4. Botol bekas air mineral
5. Papan, kayu, bambu
6. Paku, palu, gergaji, cangkul
7. Tali rafia
E. Langkah Kegiatan
a. Tahap Persiapan
1. Memilih desain yang cocok sesuai ketersediaan alat, tenaga kerja dan spot
yang baik

2. Mempersiapkan tenaga yang akan membuat apotek hidup (mahasiswa PPN


33 UNPAD)
3. Mempersiapkan alat dan bahan untuk membuat apotek hidup
4. Mempersiapkan lahan tempat yang akan dijadikan apotek hidup dan
disesuaikan dengan desain yang cocok yang akan digunakan
b. Tahap Kerja
Pembuatan desain untuk menyimpan tanaman:
1. Memilih kayu/papan yang akan digunakan
2. Membuat kerangka apotek hidup menggunakan kayu bekas renovasi panti
yang tersisa
3. Menyimpan kerangka apotek hidup di 1 spot (didepan pohon asrama kenanga
RPSTW Garut
4. Membuat kotak dari susunan papan untuk diisikan pot tanaman obat

Penanaman tanaman obat kedalam botol bekas:


1. Memotong botol bekas air mineral (menjadi 2 bagian) dan melubangi bagian
bawah botol menggunakan paku
2. Mengolah tanah dan mencampurnya dengan pupuk kandang (1 pupuk : 2
tanah)
3. Menyusun botol yang berisi tanaman obat 3 rangkai yang disusun
menggunakan tali rafia
4. Mengisi tanah dan pupuk kedalam botol serta tanaman obat
5. Menggantung botol berisi tanaman obat di kerangka pembuatan apotek hidup
6. Menghias kerangka apotek hidup supaya lebih indah

c. Evaluasi
Pada saat kegiatan ini dilakukan, mahasiswa dibantu oleh beberapa lansia dalam
membuat kerangka tempat apotek hidup, komposisi pencampuran antara tanah
dan pupuk serta memasukkan tanaman obat kedalam pot.
Jenis tanaman yang digunakan yaitu jahe, kunyit, lengkuas, kencur, dan serei.
Tanaman digantung di rak yang telah dibuat dan diletakkan di bawah pohon.
Penempatan rak gantung diletakkan disebelah pohon. Jumlah mahasiswa yang
bekerja yaitu 40 orang. Pot yang diletakkan belum dihias dikarenakan hujan
turun.

Anda mungkin juga menyukai