Abstrak
Permasalahan remaja masa kini tidak terlepas dari hasil pendidikan formal di sekolah. Munculnya
fenomena tawuran, seks bebas, narkoba dan masalah sosial lainnya menunjukkan bahwa remaja Indonesia
belum memiliki karakter dan adab. Pendidikan formal saat ini sebagai instrumen utama tampaknya belum
cukup memerankan fungsinya. Sehingga, diperlukan penataan ulang pendidikan Indonesia agar
menghasilkan sumber daya manusia yang lebih baik.
Pendidikan saat ini dinilai tidak mendidik manusia secara keseluruhan. Hanya sisi kognitif atau
intelektualitas yang cenderung diperhatikan. Padahal fungsi pendidikan nasional adalah sebagai
pengembangan kemampuan manusia dan membentuk watak yang beradab dan bermartabat. Beradabnya
manusia memerlukan pendidikan yang menyeluruh (holistik) atas diri manusia. Pendidikan holistik
merupakan alternatif pendidikan Indonesia. Pendidikan holistik memandang manusia secara utuh atas
unsure kognitif, afeksi, dan perilakunya bahkan keterkaitan dengan lingkungan serta keyakinannya
kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Sekolah sebagai sarana pembelajaran semestinya memiliki paradigma
yang holistik.
Dalam menerapkan pendidikan holistik, konsep Learning Organization (LO) diperlukan sekolah untuk
mengubah budaya dan pola pikir pembelajaran. Sekolah sebagai organisasi pendidikan dalam konsep LO
akan melakukan pembelajaran secara simultan. Dari sisi manajemen sekolah akan melalui siklus
perencanaan (planning) sampai evaluasi (controlling). Siklus tersebut senantiasa berputar menghasilkan
pembelajaran yang diarahkan pada model pendidikan holistik sebagai titik akhir pencapaian sekolah.
Pendidikan holistik di sekolah akan mencakup empat aspek pendekatan. Aspek tersebut adalah learning
culture, processes, tools and techniques, dan skills and motivation. Kolaborasi keseimbangan tersebut
diharapkan akan menghasilkan siswa dengan karakter intelektual diimbangi dengan nilai moral dan
agama yang tinggi. Sehingga, karakter siswa yang dihasilkan utuh sebagai manusia sesuai tujuan
pendidikan nasional.
Abstract
Problems of the youth cant be separated from the formal education at school. The appearance
of the phenomenon brawl, free sex, drugs and other social problems show that youth doesnt have the
character and manners yet. Formal education as the main instrument seems not enough figures. Thus, its
necessary to rearrangement Indonesian education to produce better human resources.
Education is considered not educate the whole human being. Only cognitive or intellectual side
that to be considered. The function of education is a human capacity development and establish a
civilized and dignified character. Civilization requires a thorough education (holistic). Holistic education
is an alternative education in Indonesia. Holistic education consider the whole elements of cognitive,
affective, and behavior even relationship with the environment as well as his faith in God. School as a
learning center should have a holistic paradigm .
Applying holistic education, the concept of Learning Organization (LO) required to change the
culture and mindset of learning at school. School as an educational organization in the concept of LO
will do evaluation simultaneously. Management is going through the planning cycle (planning) to
evaluation (controlling). The cycle rotates constantly produce learning that is directed at a holistic
education model as the goal. Holistic education will approach four aspects. The learning aspect is the
culture, processes, tools and techniques , and the skills and motivation. The balance of the collaboration
is expected to produce the intellectual character balanced with moral and religious values. Thus, student
character intact as the man as the national education goals.
Processes
Tools and Techniques
Proses dalam LO ini merupakan
Perangkat ini meliputi metode dan
sebuah prinsip pengembangan belajar di
teknik penerapan pendidikan holistik di
luar sistem. Artinya, belajar lebih
sekolah. Jika perihal kultural dan kurikulum
menitikberatkan proses tanpa menafikan
telah dibahas di atas, aspek ini lebih pada
hasil. Proses dalam upaya menumbuhkan
perangkat keras yang menunjang proses
pendidikan holistik haruslah
pembelajaran.
memperhatikan setiap potensi dari masing-
masing siswa, Multiple intelligence, bahwa a. Guru
kecerdasan seseorang itu ada berbagai Konsep keholistikan pendidikan bisa
macam (Chatib, 2011). tercapai bila diemban oleh guru yang
mumpuni menjalankannya. Tidak ada
Sekolah dalam penerapannya harus
yang bisa memungkiri bahwa guru
mampu memfasilitas segala bentuk proses
merupakan ujung tombak berhasilnya
pembelajaran yang dibutuhkan siswa.
pendidikan. Guru yang dibutuhkan
Sehingga, sekolah yang paripurna memang
adalah sosok yang tidak cukup hanya
harus komprehensif dalam menata urusan
bisa mengajar, tetapi mampu menjadi
tata laksana kurikulumnya. Kurikulum yang
teladan dan inspirasi. Inspiring teacher
dibentuk sekolah harus terdiri dari dua
menurut Chatib (2011) merupakan sifat
kluster: dasar dan tingkat lanjut.
paripurna dari guru.
a. Kurikulum dasar berisi kurikulum b. Fasilitas fisik
dalam aspek umum menjadi bahan ajar Fasilitas fisik dibuat dengan prinsip
yang harus diberikan kepada semua mendorong pendidikan holistik siswa.
siswa secara merata. Aspek tersebut Di samping kelas yang mendorong
meliputi: agama, moral, kepribadian, motivasi belajar, diperlukan fasilitas
dasar hitung, bahasa, dan pengetahuan olahraga, kesenian, laboratorium,
umum. gedung serba guna, dan segala fasilitas
b. Kurikulum tingkat lanjut berisi pemenunjang potensi siswa. Serta,
spesifikasi bahan ajar yang sesuai adanya sarana peribadatan sebagai
dengan potensi siswa. Potensi tersebut pemenuhan hak spiritualitas siswa.
meliputi: science, teknik, kesehatan, c. Sistem yang seimbang
Semua komponen dalam sekolah tidak menjadikan pendidikan holisitik
akan selaras menuju tujuan pendidikan sebagai visi akhir. Sebagai organisasi,
holistik tanpa adanya sistem yang sekolah akan mengalami pembelajaran
mengaturnya. Seyogyanya sistem yang layaknya organisasi. Hasil itulah yang
dibuat adalah sistem yang seimbang nantinya mengarahkan pada model
dalam mengatur antara pemenuhan pendidikan holistik sebagai titik akhir.
intelektualitas sampai kerohanian dalam 3. Pendidikan holistik di sekolah akan
diri siswa. Setiap potensi harus mampu mencakup empat hal learning culture,
dikembangkan di sekolah tanpa processes, tools and techniques, dan
mengesampingkan sisi pembentukan skills and motivation. Kolaborasi aspek
keribadian dan karakter. tersebut meliputi secara struktur dan
kultur pendidikan, baik secara teknis
Skills and Motivation fasilitas dan juga kurikulum yang
mengarah pada pembentukan karakter.
Motivasi dan kemampuan mencapai
tujuan pendidikan holistik ini adalah
tanggung jawab institusi pendidikan. PUSTAKA RUJUKAN
Tentunya stakeholder harus membuat
Badan Narkotik Nasional Republik
kebijakan sedemikian rupa yang
Indonesia (BNN RI). 2007.
membangun sistem tersebut. Dengan
Kumpulan Hasil Penelitian
pendekatan sistem, budaya akan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
terbentuk, dan motivasi menuju
Narkoba di Indonesia Tahun 2003-
pendidikan holistik untuk Indonesia
2006. Puslitbang & Info Lakhar
yang lebih baik akan tercapai.
BNN.