Anda di halaman 1dari 11

PAPER

KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan


Dosen Pembimbing : Agus Santoso, S.Kep., M.Kep

Oleh:

Lilyana Septiayu Tifany

22020111120019

A11.2

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

0
KOMITE KEPERAWATAN

A. Perkembangan dan Dasar Hukum Komite Keperawatan


Tenaga keperawatan merupakan bagian dari tim kesehatan rumah sakit
dengan porsi yang paling banyak. Apalagi perawat dinilai sebagai citra rumah
sakit itu sendiri karena cermin pelayanan terbanyak bisa dilihat dari kualitas
pelayanan perawat. Hal inilah yang seringkali menjadi salah satu indikator
mutu pelayanan yang berkualitas. Maka dari itu berdasarkan Permenkes No.
49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit, komite
keperawatan perlu dibentuk karena untuk meningkatkan profesionalisme,
pembinaan etik dan disiplin, serta menajamin mutu pelayanan kesehatan dan
melindungi keselamatan pasien.
Salah satu dasar hukum tentang komite keperawatan, yaitu
Kepmendagri No. 1 tahun 2002 tentang Pedoman Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Daerah, dalam Bab III pasal 6 ayat 1 menyebutkan
bahwa susunan organisasi rumah sakit daerah sekurang-kurangnya terdiri
dari: direktur, wakil direktur, sekretariat, bidang, komite medik, staf medik
fungsional, komite keperawatan, instalasi, susunan pengawas intern. Namun,
selama bertahun-tahun peraturan tersebut berlaku, masih banyak rumah sakit
daerah yang tidak membentuk komite keperawatan sebagai penjamin mutu
pelayanan mereka.

B. Pengertian
Menurut Permenkes No. 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan
Rumah Sakit, Komite Keperawatan adalah wadah atau organisasi non-
struktural rumah sakit dengan keanggotaan dari tenaga keperawatan (perawat
dan bidan). Susunan organisasi dari komite ini yaitu ketua komite, sekretaris
komite, dan subkomite (kredensial, mutu profesi, serta etik dan disiplin)

1
C. Tujuan
Berdasarkan Ernawati (2010), ada tiga tujuan dibentuknya komite
keperawatan, yaitu:
1. Mengorganisasi kegiatan pelayanan keperawatan melalui penggabungan
pengetahuan, keterampilan dan ide-ide.
2. Menggabungkan sekelompok orang yang menyadari pentingnya sinergi
dan kekuatan berpikir agar dapat memperoleh output yang paling efektif.
3. Meningkatkan otonomi tenaga keperawatan dalam pengelolaan
pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Menurut Permenkes No. 49 tahun 2013, tujuan penyelenggaraan komite
keperawatan adalah untuk meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
serta mengatur tata kelola klinis yang baik agar mutu pelayanan keperawatan
dan pelayanan kebidanan yang berorientasi pada keselamatan pasien di rumah
sakit lebih terjamin dan terlindungi.

D. Fungsi dan Tugas


Menurut Permenkes No. 49 tahun 2013, fungsi dari komite keperawatan
yaitu meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan yang bekerja di
rumah sakit dengan cara:
1. melakukan kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan
melakukan pelayanan keperawatan dan kebidanan di rumah sakit;
2. memelihara mutu profesi tenaga keperawatan; dan
3. menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi perawat dan bidan.
Menurut Permenkes No. 49 tahun 2013, tugas dari komite keperawatan
sesuai dengan fungsinya masing-masing, yaitu sebagai kredensial,
memelihara mutu profesi, serta menjaga etika dan disiplin profesi. Berikut
adalah penjabaran tujuan dari masing-masing fungsi:
1. Kredensial
Tugasnya:
a. Menyusun kewenangan klinis
b. Menyusun buku putih (dokumen yang berisi syarat-syarat bagi
tenaga keperawatan yang digunakan untuk kewenangan klinis).

2
Buku ini disusun oleh komite keperawatan dengan melibatkan Mitra
Bestari (peer group) dari berbagai unsur organisasi profesi
keperawatan dan kebidanan, kolegium keperawatan, unsur
pendidikan tinggi keperawatan dan kebidanan.
c. Menerima hasil verifikasi persyaratan kredensial (ijazah, STR,
sertifikasi kompetensi, logbook capaian kinerja, surat pernyataan
menyelesaikan orientasi rumah sakit atau unit tertentu bagi perawat
baru, dan surat hasil pemeriksaan kesehatan).
d. Merekomendasikan tahapan proses kredensial:
Hal yang harus ada sebelum melakukan kredensial adalah ada panitia
ad hoc, ada buku putih yang menjadi dasar panduan kredensial
ataupun rekredensial, dan ada daftar kewenangan klinis yang telah
disusun oleh panitia ad hoc dan disahkan oleh direktur. Berikut
tahapan proses kredensial:
1) Perawat atau bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh
kewenangan klinis kepada ketua komite keperawatan.
2) Ketua komite keperawatan menugaskan subkomite kredensial
untuk melakukan proses kredensial.
3) Subkomite membentuk panitia ad hoc (tenaga perawat rumah
sakit dan mitra bestari) untuk melakukan review, verifikasi dan
evaluasi dengan berbagai metode (porto folio, asesmen
kompetensi)
4) Subkomite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan
rapat menentukan kewenangan klinis bagi tiap tenaga
keperawatan.
5) Direktur mengeluarkan Penugasan Klinis terhadap
perawat/bidan yang bersangkutan.
e. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis
f. Melakukan kredensial ulang secara berkala (sesuai waktu yang
ditentukan oleh komite keperawatan)
g. Membuat laporan seluruh proses kredensial

3
2. Mutu profesi
Tugasnya:
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik
berkoordinasi dengan bidang keperawatan.
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional
berkelanjutan tenaga keperawatan
c. Melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan dengan
cara:
1) pemilihan topik yang akan dilakukan audit;
2) penetapan standar dan kriteria;
3) penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit;
4) membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan
pelayanan;
5) melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan
kriteria;
6) menerapkan perbaikan;
7) rencana reaudit.
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan
3. Etika dan disiplin profesi
Tugasnya:
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan;
c. Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan;
d. Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran
disiplin dan masalah-masalah etik dalam kehidupan profesi dan
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan;
e. Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan/atau surat
Penugasan Klinis (clinical appointment);
f. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan dengan melibatkan
panitia ad hoc.

4
g. Melakukan tindak lanjut keputusan berupa:
1) Pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi profesi
keperawatan dan kebidanan di rumah sakit melalui ketua
komite.
2) Pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada direktur medis
dan keperawatan melalui ketua komite.
3) Rekomendasi pencabutan kewenangan klinis diusulkan kepada
ketua komite untuk diteruskan kepada direktur rumah sakit.

E. Pengorganisasian

Sumber: Permenkes No. 49 tahun 2013 tentang komite keperawatan rumah


sakit

5
Sumber: website Komite Keperawatan RSUP Dr. Kariadi Semarang

Magang 1 Uji Kompetensi: Kredensialing


Rekruitmen Usulan, prakonsultasi, (komite kep.)
tahun
(bid. Kep) asesmen oleh asesor,
banding, hasil asesmen
(bid. kep)

Penugasan kerja Pemberian


sesuai area penugasan klinik
(bid.kep) (Direktur RS)

F. Peraturan Internal Staf Keperawatan


Berdasarkan Permenkes No. 49 tahun 2013 tentang komite keperawatan
rumah sakit, setiap rumah sakit wajib menyusun peraturan internal staf
keperawatan dengan mengacu pada peraturan internal korporasi dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Peraturan internal staf keperawatan ini

6
disusun oleh komite keperawatan dan disahkan oleh kepala atau direktur
rumah sakit. Fungsi dari peraturan ini adalah sebagai aturan yang digunakan
oleh komite keperawatan dan staf keperawatan dalam melaksanakan tata
kelola klinis yang baik di rumah sakit. Peraturan internal staf ini sebagai
acuan serta dasar hukum yang sah bagi komite keperawatan dan direktur
rumah sakit dalam hal pengambilan keputusan tentang staf keperawatan,
termasuk mengatur mekanisme pertanggungjawaban komite keperawatan
kepada direktur rumah sakit tentang profesionalisme staf keperawatan.
Peraturan ini berbeda setiap rumah sakit. Pengaturan utamanya tentang
penugasan klinis staf keperawatan, mekanisme mempertahankan dan
pendisiplinan profesi keperawatan.
G. Pembinaan dan Pengawasan
Pembinaan dan pengawasan komite keperawatan merupakan suatu
proses penilaian, umpan balik serta perbaikan seluruh kegiatan komite secara
komprehensif dan berkesinambungan. Pembinaan dan pengawasan dilakukan
oleh Menteri, Badan Pengawas Rumah Sakit Provinsi, Dewan Pengawas
Rumah Sakit, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dan perhimpunan/asosiasi perumahsakitan dengan
melibatkan organisasi profesi yang terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya
masing-masing.
H. Perbandingan Komite Keperawatan dengan Komite Medis
Berdasarkan Permenkes No. 755 tahun 2011 dan Permenkes No. 49 tahun
2013, dapat dianalisa persamaan dan perbedaan dari komite keperawatan dan
komite medis, yaitu:
No. Persamaan Perbedaan
1 Merupakan organisasi non Pada komite keperawatan ada
struktural yang dibentuk di rumah yang namanya buku putih tapi di
sakit komite medis tidak ada.
2 Bukan merupakan wadah Memiliki fungsi dan tugas yang
perwakilan dari staf profesi berbeda.
masing-masing
3 Dibentuk oleh kepala atau direktur Jangka waktu peralihan komite

7
rumah sakit keperawatan adalah satu tahun
sejak berlaku, sedangkan komite
medis adalah enam bulan sejak
berlaku.
4 Susunan organisasi terdiri dari
ketua, sekretaris, dan subkomite
5 Subkomite terdiri dari subkomite
kredensial, subkomite mutu
profesi, dan subkomite etika dan
disiplin profesi
6 Memiliki wewenang yang sama
sesuai profesi
7 Diwajibkan menyusun peraturan
internal staf profesi
8 Sumber dana dari rumah sakit

I. Implementasi Komite Keperawatan di Rumah Sakit


Menurut Ernawati (2010) dalam tesisnya menyebutkan bahwa
ketidaksesuaian tugas pokok fungsi kepala seksi dan komite keperawatan
menyebabkan pelayanan keperawatan yang kurang efektif. Responden yang
bekerja di ruang rawat inap RSUD Dr. Soedarso Pontianak menilai bahwa
tugas dan fungsi komite keperawatan kurang sesuai dengan peraturan yang
berlaku saat itu. Hal ini terjadi karena adanya peran ganda pada ketua komite
keperawatan. Ketua komite merangkap tugas dan fungsinya sebagai
penanggung jawab asuhan keperawatan yang terjun langsung ke fungsional di
semua bangsal.
Berbeda dengan RSUD Dr. Soedarso Pontianak, di RSUP Dr. Kariadi
Semarang sudah membentuk komite keperawatan sejak 28 Februari 2014.
Keputusan ini sudah mengacu pada Permenkes No. 49 tahun 2013 tentang
Komite Keperawatan Rumah Sakit. Komite Keperawatan ini memiliki tugas
pokok dan fungsi utama yaitu mempertahankan profesionalisme tenaga
keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan

8
pemeliharaan etika dan disiplin (Komite Keperawatan RSUP Dr Kariadi
Semarang, 2014).
Struktur pengorganisasian sudah sesuai dengan Permenkes tersebut
dengan adanya ketua, sekretaris, dan subkomite (kredensial, mutu profesi,
serta etik dan disiplin profesi). Dalam setiap subkomite tersebut, sudah ada
ketua, sekretaris dan anggota masing-masing sesuai kebutuhan (Komite
Keperawatan RSUP Dr Kariadi Semarang, 2014).
Berdasarkan website Komite Keperawatan RSUP Dr Kariadi Semarang,
sudah terlihat tugas dan fungsi komite keperawatan di rumah sakit tersebut.
Dalam bidang kredensial, sudah ada form aplikasi kredensial perawat di
RSUP Dr. Kariadi. Dalam bidang mutu profesi, contohnya adalah adanya
formulir pengisian profil tenaga keperawatan dan ada proses audit
keperawatan. Dalam bidang etika dan disiplin profesi, contohnya adalah
adanya penyebarluasan kode etik keperawatan melalui media elektronik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati. 2010. Hubungan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Kepala Seksi dan
Komite Keperawatan dengan Efektifitas Pelayanan Kesehatan di RSUD
Dr. Soedarso Pontianak. Depok: FIK Universitas Indonesia

Komite Keperawatan RSUP Dr. Kariadi Semarang. 2014. Struktur


OrganisasiKomite Keperawatan RSUP Dr. Kariadi telah Terbentuk.
Tersedia online di http://komkeprsdk.blogspot.com/2014/03/struktur-
organisasi-komite-keperawatan_2961.html, diakses tanggal 10 Oktober
2014 pukul 20.00 WIB

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pedoman


Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah. 2002. Tersedia
online di http://www.kemendagri.go.id/produk-
hukum/2002/01/24/keputusan-mendagri-no-1-tahun-2002, diakses tanggal
17 Oktober 2014 pukul 20.25 WIB

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di
Rumah Sakit. 2011. Tersedia online di
https://www.scribd.com/doc/60221183/PMK-No-755-Ttg-
Penyelenggaraan-Komite-Medik-Di-Rumah-Sakit, diakses tanggal 14
Oktober 2014 pukul 20.50 WIB

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2013 tentang


Komite Keperawatan Rumah Sakit. 2013. Tersedia online di
http://manajemenrumahsakit.net/wp-content/uploads/2014/02/PMK-No-
49-tahun-2013-ttg-Komite-Keperawatan-RS.pdf, diakses tanggal 7
Oktober 2014 pukul 05.37 WIB

10

Anda mungkin juga menyukai