Paper Komite Keperawatan Rumah Sakit
Paper Komite Keperawatan Rumah Sakit
Oleh:
22020111120019
A11.2
0
KOMITE KEPERAWATAN
B. Pengertian
Menurut Permenkes No. 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan
Rumah Sakit, Komite Keperawatan adalah wadah atau organisasi non-
struktural rumah sakit dengan keanggotaan dari tenaga keperawatan (perawat
dan bidan). Susunan organisasi dari komite ini yaitu ketua komite, sekretaris
komite, dan subkomite (kredensial, mutu profesi, serta etik dan disiplin)
1
C. Tujuan
Berdasarkan Ernawati (2010), ada tiga tujuan dibentuknya komite
keperawatan, yaitu:
1. Mengorganisasi kegiatan pelayanan keperawatan melalui penggabungan
pengetahuan, keterampilan dan ide-ide.
2. Menggabungkan sekelompok orang yang menyadari pentingnya sinergi
dan kekuatan berpikir agar dapat memperoleh output yang paling efektif.
3. Meningkatkan otonomi tenaga keperawatan dalam pengelolaan
pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Menurut Permenkes No. 49 tahun 2013, tujuan penyelenggaraan komite
keperawatan adalah untuk meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
serta mengatur tata kelola klinis yang baik agar mutu pelayanan keperawatan
dan pelayanan kebidanan yang berorientasi pada keselamatan pasien di rumah
sakit lebih terjamin dan terlindungi.
2
Buku ini disusun oleh komite keperawatan dengan melibatkan Mitra
Bestari (peer group) dari berbagai unsur organisasi profesi
keperawatan dan kebidanan, kolegium keperawatan, unsur
pendidikan tinggi keperawatan dan kebidanan.
c. Menerima hasil verifikasi persyaratan kredensial (ijazah, STR,
sertifikasi kompetensi, logbook capaian kinerja, surat pernyataan
menyelesaikan orientasi rumah sakit atau unit tertentu bagi perawat
baru, dan surat hasil pemeriksaan kesehatan).
d. Merekomendasikan tahapan proses kredensial:
Hal yang harus ada sebelum melakukan kredensial adalah ada panitia
ad hoc, ada buku putih yang menjadi dasar panduan kredensial
ataupun rekredensial, dan ada daftar kewenangan klinis yang telah
disusun oleh panitia ad hoc dan disahkan oleh direktur. Berikut
tahapan proses kredensial:
1) Perawat atau bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh
kewenangan klinis kepada ketua komite keperawatan.
2) Ketua komite keperawatan menugaskan subkomite kredensial
untuk melakukan proses kredensial.
3) Subkomite membentuk panitia ad hoc (tenaga perawat rumah
sakit dan mitra bestari) untuk melakukan review, verifikasi dan
evaluasi dengan berbagai metode (porto folio, asesmen
kompetensi)
4) Subkomite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan
rapat menentukan kewenangan klinis bagi tiap tenaga
keperawatan.
5) Direktur mengeluarkan Penugasan Klinis terhadap
perawat/bidan yang bersangkutan.
e. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis
f. Melakukan kredensial ulang secara berkala (sesuai waktu yang
ditentukan oleh komite keperawatan)
g. Membuat laporan seluruh proses kredensial
3
2. Mutu profesi
Tugasnya:
a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik
berkoordinasi dengan bidang keperawatan.
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional
berkelanjutan tenaga keperawatan
c. Melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan dengan
cara:
1) pemilihan topik yang akan dilakukan audit;
2) penetapan standar dan kriteria;
3) penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit;
4) membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan
pelayanan;
5) melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan
kriteria;
6) menerapkan perbaikan;
7) rencana reaudit.
d. Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan
3. Etika dan disiplin profesi
Tugasnya:
a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan;
c. Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan;
d. Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran
disiplin dan masalah-masalah etik dalam kehidupan profesi dan
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan;
e. Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan/atau surat
Penugasan Klinis (clinical appointment);
f. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam
asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan dengan melibatkan
panitia ad hoc.
4
g. Melakukan tindak lanjut keputusan berupa:
1) Pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi profesi
keperawatan dan kebidanan di rumah sakit melalui ketua
komite.
2) Pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada direktur medis
dan keperawatan melalui ketua komite.
3) Rekomendasi pencabutan kewenangan klinis diusulkan kepada
ketua komite untuk diteruskan kepada direktur rumah sakit.
E. Pengorganisasian
5
Sumber: website Komite Keperawatan RSUP Dr. Kariadi Semarang
6
disusun oleh komite keperawatan dan disahkan oleh kepala atau direktur
rumah sakit. Fungsi dari peraturan ini adalah sebagai aturan yang digunakan
oleh komite keperawatan dan staf keperawatan dalam melaksanakan tata
kelola klinis yang baik di rumah sakit. Peraturan internal staf ini sebagai
acuan serta dasar hukum yang sah bagi komite keperawatan dan direktur
rumah sakit dalam hal pengambilan keputusan tentang staf keperawatan,
termasuk mengatur mekanisme pertanggungjawaban komite keperawatan
kepada direktur rumah sakit tentang profesionalisme staf keperawatan.
Peraturan ini berbeda setiap rumah sakit. Pengaturan utamanya tentang
penugasan klinis staf keperawatan, mekanisme mempertahankan dan
pendisiplinan profesi keperawatan.
G. Pembinaan dan Pengawasan
Pembinaan dan pengawasan komite keperawatan merupakan suatu
proses penilaian, umpan balik serta perbaikan seluruh kegiatan komite secara
komprehensif dan berkesinambungan. Pembinaan dan pengawasan dilakukan
oleh Menteri, Badan Pengawas Rumah Sakit Provinsi, Dewan Pengawas
Rumah Sakit, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dan perhimpunan/asosiasi perumahsakitan dengan
melibatkan organisasi profesi yang terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya
masing-masing.
H. Perbandingan Komite Keperawatan dengan Komite Medis
Berdasarkan Permenkes No. 755 tahun 2011 dan Permenkes No. 49 tahun
2013, dapat dianalisa persamaan dan perbedaan dari komite keperawatan dan
komite medis, yaitu:
No. Persamaan Perbedaan
1 Merupakan organisasi non Pada komite keperawatan ada
struktural yang dibentuk di rumah yang namanya buku putih tapi di
sakit komite medis tidak ada.
2 Bukan merupakan wadah Memiliki fungsi dan tugas yang
perwakilan dari staf profesi berbeda.
masing-masing
3 Dibentuk oleh kepala atau direktur Jangka waktu peralihan komite
7
rumah sakit keperawatan adalah satu tahun
sejak berlaku, sedangkan komite
medis adalah enam bulan sejak
berlaku.
4 Susunan organisasi terdiri dari
ketua, sekretaris, dan subkomite
5 Subkomite terdiri dari subkomite
kredensial, subkomite mutu
profesi, dan subkomite etika dan
disiplin profesi
6 Memiliki wewenang yang sama
sesuai profesi
7 Diwajibkan menyusun peraturan
internal staf profesi
8 Sumber dana dari rumah sakit
8
pemeliharaan etika dan disiplin (Komite Keperawatan RSUP Dr Kariadi
Semarang, 2014).
Struktur pengorganisasian sudah sesuai dengan Permenkes tersebut
dengan adanya ketua, sekretaris, dan subkomite (kredensial, mutu profesi,
serta etik dan disiplin profesi). Dalam setiap subkomite tersebut, sudah ada
ketua, sekretaris dan anggota masing-masing sesuai kebutuhan (Komite
Keperawatan RSUP Dr Kariadi Semarang, 2014).
Berdasarkan website Komite Keperawatan RSUP Dr Kariadi Semarang,
sudah terlihat tugas dan fungsi komite keperawatan di rumah sakit tersebut.
Dalam bidang kredensial, sudah ada form aplikasi kredensial perawat di
RSUP Dr. Kariadi. Dalam bidang mutu profesi, contohnya adalah adanya
formulir pengisian profil tenaga keperawatan dan ada proses audit
keperawatan. Dalam bidang etika dan disiplin profesi, contohnya adalah
adanya penyebarluasan kode etik keperawatan melalui media elektronik.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ernawati. 2010. Hubungan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Kepala Seksi dan
Komite Keperawatan dengan Efektifitas Pelayanan Kesehatan di RSUD
Dr. Soedarso Pontianak. Depok: FIK Universitas Indonesia
10