PDF Wahyu Surakarta PDF
PDF Wahyu Surakarta PDF
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S PADA An. A
DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)
DI DESA TUBAN GONDANGREJO
KARANGANYAR
DISUSUN OLEH
i
ii
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya tulis saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi D III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
Hari/Tanggal :
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
3. Diyah Eka Rini, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus penguji I
v
vi
4. Siti Mardiyah, S.Kep., Ns, selaku penguji II yang telah memberikan masukan-
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iv
II. Pengkajian.......................................................................... 7
V. Implementasi Keperawatan................................................. 10
A. Pembahasan........................................................................ 13
vii
viii
B. Simpulan Saran................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
tubuh (jasmani), jiwa (rohani), dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hari, baik aktivitas jasmani, rohani, maupun sosial. Jadi, sakit berarti suatu
terdiri dari atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dana
yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai
dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan
adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Depkes, 2003).
pada anak -anak yaitu pada kelompok Balita. Sekitar 20% - 30% kematian
anak Balita disebabkan oleh penyakit ISPA. Berbagai faktor risiko yang
dapat meningkatkan insiden ISPA pada Balita antara lain: umur < 2 bulan,
laki-laki, gizi kurang, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), tidak mendapat
ASI memadai, polusi udara, kepadatan tempat tinggal, imunisasi yang tidak
pemberian makanan tambahan terlalu dini dan ventilasi rumah yang kurang
(Lilis, 2006).
penurunan dari seluruh kasus ISPA sebesar 10,2% pada tahun 2006,
menjadi sebesar 9,3% pada tahun 2007, sebesar 7,9% pada tahun 2008 dan
3
Gondangrejo didapatkan 155 kejadian ISPA (16,2%) dari 956 kejadian bayi
membantu ibu dalam merawat anaknya selam sakit jika petugas kesehatan
mengajari para ibu cara memberikan perawatan yang tepat untuk ISPA,
oleh selesma dan pemakaian antibiotik tidak akan berguna). Hal ini
riwayat ISPA sejak 3 bulan terakhir, batuk, pilek, dahak tidak bisa keluar, RR
3
4
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
dengan ISPA.
dengan ISPA.
ISPA.
C. Manfaat penulisan
1. Bagi Penulis
3. Bagi pembaca
ISPA dan perawatan pada keluarga dengan kasus ISPA dalam upaya
5
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Data Umum
yaitu Nama Kepala Keluarga Tn. S, umur 43 tahun, alamat, Blencan, Tuban,
keluarga An. M laki-laki berusia 8,5 tahun pelajar dan An. A laki-laki umur
3,5 tahun. Genogram dapat dilihat pada gambar di bawah ini, yaitu:
An. A
Keterangan :
: Meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
6
7
Tipe keluarga Tn. S adalah merupakan keluarga inti yang terdiri dari
ayah, ibu dan 2 anak laki-laki, yang pertama anaknya berumur 8,5 tahun
II. Pengkajian
untuk keluarga.
Riwayat keluarga inti yaitu keluarga Tn. S yaitu terdiri dari 4 anggota
keluarga, yang terdiri dari Tn. S memiliki riwayat sakit maag sudah 2
bulan yang lalu, tidak pernah mondok di rumah sakit untuk dirawat. Ny. S
memiliki riwayat darah rendah sejak 5 bulan yang lalu, kadang vertigo
yang lalu tidak pernah mondok di rumah sakit untuk dirawat, perut sakit
dan badan panas jika tidak teratur makan. An. A memiliki riwayat ISPA
sejak 3 bulan yang terakhir, batuk, dahak tidak bisa keluar, respirasi 26
kali per menit, nadi 100 x/menit, pilek, nafsu makan menurun, rewel,
keluarga Tn. S sendiri, yang memiliki penyakit ISPA hanya An. A yang
perawatan pada anggota yang sakit ditujukan pada An. A yang sering
diderita oleh anaknya. Hal-hal yang perlu dikaji sejauh mana keluarga
hanya membelikan obat di warung bila ada anggota keluarga yang sakit,
keputusan yang kurang tepat, jika lebih dari 2 hari baru dibawa ke
380 C, Nadi 110 kali per menit, respirasi 26 kali per menit, BB : 10,5 kg, tinggi
anemi. Sklera tidak ikterik. Hidung simetris kanan-kiri ada sekret dalam
kanan kiri simetris. datar tidak ada luka, ada pengembangan dada.Palpasi
vocal fremitus kanan kiri sama. Perkusi bunyi paru sonor. Aukultasi yaitu
9
tidak ada luka, datar, bersih .Auskultasi bising usus 26x permenit. Perkusi
:pekak. Palpasi tidak ada nyeri tekan. Ekstremitas normal kanan kiri. Kulit
sawo matang turgor kulit baik, Turgor kulit baik, tidak kering. Keluhan :
An. A sering kambuh, S : 380C, nafas 26 kali per menit, nadi 100 kali per
3 bulan terakhir, ditandai dengan adanya, pilek batuk, dahak tidak bisa keluar,
sakit dengan ISPA, yang diketahui jika batuk pilek, hal pertama yang
bobot 2.
9
10
diharapkan bersihan jalan nafas efektif pada An. A dengan kriteria hasil
tidak ada suara tambahan, respirasi 20-24 kali per menit, dahak bisa
keluarga tahu dan paham cara merawat keluarga yang sakit ISPA. Keluarga
rasionalnya untuk mengetahui apa itu ISPA, tepid water sponge rasionalnya
V. Implementasi
obyektif : klien nampak diam, respirasi 26x / menit, nadi 100 kali per
menit, suhu 380C, klien tampak sesak nafas pukul 11.00 WIB memberikan
11
masih batuk pilek, dahak tidak bisa keluar, hidung tersumbat. Respon
tepid water sponge. Kompres air hangat pada tubuh. Data subyektif ibu
mengatakan mau melakukan kompres air hangat nanti. Data obyektif klien
tampak diam saat dikompres pada ketiak dengan suhu tubuh 380C, nadi 100
dada, data subyektif ibu mengatakan mau diajarkan fisioterapi dada, data
obyektif fisioterapi dada telah dilakukan, dahak bisa keluar. Pukul 16.30
WIB mengajarkan batuk efektif lagi, data subyektif ibu mengatakan mau
diajarkan batuk efektif. Data Obyektif Klien tampak tenang, saat dilakukan
respirasi 26x permenit, S : 37oC nadi 100x per menit. Pukul 11.20 WIB
melakukan batuk efektif, dahak bisa keluar. Jam 12.00 WIB memberikan
tentang ISPA , respon obyektif : ibu dan klien tampak mendengarkan dan
11
12
cara fisioterapi dada . An. A sudah lebih baik, tidak sesak nafas dan
tidak bisa keluar. Respon obyektif: klien terlihat diam saat dilakukan
37 derajat celcius.
VI. Evaluasi
klien mengatakan klien batuk pilek, dahak tidak bisa keluar. Obytektif : klien
batuk efektif anjurkan tepid water sponge untuk menurunkan suhu tubuh.
sudah teratasi dengan kriteria hasil, frekuensi nafas normal 24x/menit, tidak
ada suara tambahan, suhu tubuh normal 37 derajat. Planing hentikan intervensi
13
BAB III
A. Pembahasan
Pada bab ini membahas tentang proses telaah antara data pendukung
yang terjadi antara teori dengan kenyataan yang ada pada kasus nyata yang
dan evaluasi .
1. Pengkajian
26 kali per menit, nadi 100 kali per menit, rewel, batuk ngekel, nafsu
makan berkurang.
14
15
yang sakit ditujukan dengan An. A yang sering mengalami sakit batuk
mengatakan belum tahu apa itu ISPA yang diketahui keluarga hanya
warung.
15
16
2. Diagnosa Keperawatan
(Wilkinson, 2006)
pilek, badannya panas sudah 2 hari, nafsu makan menurun, rewel. Data
dada, klien tampak rewel, suara nafas tambahan ronky dan terlihat
3. Intervensi
Outcome Clasification).
diharapkan bersihan jalan nafas efektif pada An. A dengan kriteria hasil
tidak ada suara tambahan, respirasi 20-24 kali per menit, dahak bisa
keluarga tahu dan paham apa itu ISPA. Keluarga dapat menyebutkan
ISPA hal ini bertujuan untuk memungkinkan ekspansi paru lebih baik
sekret.
hal ini sesuai dengan buku, menyatakan bahwa melakukan clapping dan
suhu tubuh.
4. Implementasi
5. Evaluasi Keperawatan
19
20
Analisa adalah dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada
keluarga klien mengatakan klien batuk pilek, dahak tidak bisa keluar.
yang nyaman, lakukan fisioterapi dada, ajarkan batuk efektif bila sesak
nafas.
1. Simpulan
keluarga An. M laki-laki berusia 8,5 tahun pelajar dan An. A laki-laki
An. A yaitu suhu 380 C, Nadi 110 kali per menit, respirasi 26 kali per
b. Diagnosa Keperawatan
21
22
hasil tidak ada suara tambahan, respirasi 20-24 kali per menit, dahak
diharapkan keluarga tahu dan paham apa itu ISPA. Keluarga dapat
itu ISPA.
2. Saran
keluarga.
keluarga.
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Lilis, 2006. Determinan Sanitasi Rumah Dan Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap
Kejadian Ispa Pada Anak Balita Serta Manajemen Penanggulangannya Di
Puskesmas. Jurnal Kesehatan Lingkungan, VOL. 3, NO.50 1, JULI 2006 :
49 58.
Poter & Perry, 2005. Buku ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Soedjajadi K. & Lilis, 2006. Determinan Sanitasi Rumah Dan Sosial Ekonomi
Keluarga Terhadap Kejadian Ispa Pada Anak Balita Serta Manajemen
Penanggulangannya Di Puskesmas. Jurnal Kesehatan Lingkungan, VOL.
3, NO.50 1, JULI 2006 : 49 58.