Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam era informasi saat ini, profesi Humas atau Public Relation (PR), menjadi
sangat penting artinya bagi sebuah organisasi. Dalam kurun waktu itu telah
terjadi mis-informasi dan komunikasi sehingga banyak hal yang tidak diapahami
dan dimengerti dengan baik. Hal ini terjadi sebagai akibat terhambatnya arus
informasi dan lemahnya infrastruktur komunikasi yang pernah ada. Baik
buruknya citra organisasi antara lain ditentukan oleh perilaku, kreativitas dan
kinerja Humas atau PRnya.

Unsur unsur Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) dan keramahan melekat


erat pada tugas dan fungsi Humas /PR di RS. Islam Faisal, baik ke dalam
kejajaran RS. Islam Faisal maupun keluar/ masyarakat/ konsumennya. Pada
prinsipnya unit Humas dan Marketing harus mampu menjadikan setiap unit kerja
dan setiap individu di rumah sakit berperilaku sebagi Humas /PR yaitu bersikap
ramah, komunikatif, dan informative kepada siapa saja yang memerlukan
layanannya. RS. Islam Faisal adalah sebuah unit usaha yang memiliki
kekhususan tersendiri. Produk jasa yang dihasilkannya sangat bernuansa
kemanusiaan, dimana factor sosial selalu menyertai setiap gerak dan
kegiatannya.Unit Humas /PR merupakan Pintu Gerbang sebuah organisasi
sehingga berfungsi pula sebagai pusat informasi.

Pemasaran pertama kali dimunculkan pada tahun 1971 pada aplikasi prinsip
marketing dan teknik untuk masalah, ide atau perilaku.
Unit Humas itu sendiri di RS. Islam Faisal juga bertanggung jawab atas
Pemasaran dan lebih diarahkan untuk desain, implementasi dan kontrol program
guna meningkatkan penerimaan ide atau penyebab masalah pada sasaran
masyarakat tertentu. Konsep yang digunakan dimulai dari segi segmentasi pasar
sasaran, riset pasar, pengembangan konsep, komunikasi, fasilitas dan insentif.
Marketing adalah disiplin pemasaran untuk menjual ide, attitude dan behavior.

Ada tiga produk untuk dipasarkan, yakni : kesadaran akan program kesehatan, isi
pesan dari informasi program untuk disampaikan, dan pilihan yang terkait gaya
hidup sehat. Pemasaran sangatlah tepat diterapkan pada sebuah lembaga
kesehatan, misalnya rumah sakit. Karena RS. Islam Faisal adalah lembaga yang
bergerak di bidang pelayanan kesehatan bagi masyarakat, yang juga memiliki
unsur komersil dan unsur sosial, maka bagian pemasaran RS.Karitas mendukung
upaya keberhasilan untuk mewujudkan visi dan misi RS. Islam Faisal lewat
pemasaran

B. TUJUAN PEDOMAN
Tujuan dari pembuatan Pedoman Pelayanan Unit Humas dan Marketing RS.
Islam Faisal adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi pemimpin rumah sakit dalam mengembangkan
pelayanan.
2. Tujuan Khusus :
a. Menyempurnakan ruang kerja Humas rumah sakit demi
peningkatan pelayanan bagi masyarakat
b. Memperjuangkan kepentingan kerja Humas rumah sakit sebagai suatu
Profesidi Rumah Sakit
c. Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Rumah
Sakit Islam Faisal

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


1. Pelayanan humas dan marketing
a. Proses manajerial berupa analisis, perencanaan, penawaran produk/jasa
dan pengendalian
b. Proses sosial dimana kebutuhan barang/ jasa/ ide dari suatu masyarakat
diidentifikasi, diperluas, dilayani oleh serangkaian kegiatan organisasi
c. Proses perencanaan dimana kegiatan pemasaran direncanakan dengan
hati-hati untuk mencapai pertukaran nilai yang cost efektif dan logis
pelanggan, agar organisasi tetap hidup dan berkembang serta
memuaskan pelanggang dengan memenuhi kebutuhan merka
2. Pelayanan PKRS
Mencoba menghasilkan atau mengubah sikap (attitude) dan perilaku hdup
sehat (behavior) seseorang serta meninggalkan sikap dan perilaku yang tidak
sehat

D. BATASAN OPERASIONAL
Batasan Operasional dari Pedoman Pelayanan Unit Humas dan Marketing antara
lain :
1. Pedoman di susun menurut undang undang, peraturan, pedoman dan
kebijakan yang berlaku
2. Isi pedoman disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan rumah sakit
3. Pedoman diberlakukan dilingkungan Rumah Sakit Islam Faisal
4. Semua petugas yang memberikan pelayanan Humas dan Marketing secara
langsung maupun tidak langsung harus berpedoman kepada buku pedoman
ini
5. Dapat dilakukan perubahan pada buku pedoman apabila diperlukan
dikemudian hari
Batasan operasional dari unit Humas dan Marketing Rumah Sakit Karitas, adalah
sebagai berikut :
1. Humas
Adalah usaha untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara satu badan
organisasi dengan masyarakat melalui satu proses komunikasi timbale balik
atau dua arah
2. Marketing
Adalah suatu proses kegiatan menyeluruh dan terpadu yang terdapat
didalamnya individu maupun kelompok untuk mendapatkan apa yang
dibutuhkan dan diinginkan dengan cara membuat pelayana, menetapkan
harga, mengkomunikasikan sebuah informasi atau mempromosikan dan
menyalurkan melalui kegiatan pertukaran untuk memberikan kepuasan
kepada konsumen dan rumah sakit
3. PKRS
Adalah upaya rumah sakit untuk meningkatkan kemampuan pasien dan
kelompok masyarakat sehingga pasien dapat mandiri dalam mempercepat
kesembuhan dan rehabilitasinya, mandiri dalam meningkatkan kesehatan,
mencegah masalah kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan melalui
penyuluhan.

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
4. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
5. Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
6. Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik.
7. Undang Undang RI Nomor 8 tahun 1999 tentang Konsumen.
8. Undang Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2012 Tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

Kualifikasi tenaga yang harus tersedia untuk menjamin terlaksananya pelayanan di


Unit Humas dan marketing meliputi :
1. Kepala Seksi humas dan marketing
Tenaga yang dasar pendidikannya minimal S1 yang mempunyai pengetahuan
tentang Public Relation dan pemasaran .
2. Petugas pelaksanan
Tenaga yang dasar pendidikannya minimal D3 yang mempunyai pengetahuan
tentang Public Relation dan pemasaran .
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
Standar SDM bagian humas dan marketing rumah sakit adalah sebagai berikut.

No Nama jabatan Kualifikasi Jlh Tersedia Keterangan


1 Kepala Unit S1 Ners 1 1
2 Pelaksana Humas S1 2 2
3 Pelaksana Marketing D3 1 1

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN & PENGATURAN JAGA.


SDM Unit Humas dan Marketing berjumlah 3 orang dan sesuai dengan struktur
organisasi Unit Humas dan Marketing memiliki seorang Kepala unit dengan
pendidikan S1 yang sudah berpengalaman minimal 2 tahun dan mempunyai
pengetahuan tentang Public Relation dan pemasaran.

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
Keterangan :
1. Pintu masuk / keluar
2. Meja Humas
3. Meja marketing
4. Meja Kepala Unit
5. Wastafel
6. Meja kerja
7. Kursi tamu
8. Meja tamu

B. STANDAR FASILITAS
Untuk mendukung kegiatan bagian humas dan marketing, dibutuhkan fasilitas
sebagai berikut :

1. Daftar Inventaris :

No NamaBarang Jumlah Keterangan

1 Komputer 1 Baik

2 Box File 4 Baik

3 Bantex humas 4 Baik

4 Meja Kerja 2 Baik

5 Kursi kerja 3 Baik

6 Meja Tamu 1 Baik

7 Kursi Tamu 2 Baik


2. ATK

No Nama Barang Jumlah Satuan


1 Kertas A4 70 gr 1 Rim
2 Tinta Canon Original Hitam 1 Botol
3 Tinta Canon Original Merah 1 Botol
4 Tinta Canon Original Biru 1 Botol
5 Tinta Canon Original Kuning 1 Botol
6 Bolpoin 1 bh
7 Spidol boardmaker 2 bh
8 Isi staples besar 1 dos
9 Isi staples kecil 1 dos
10 Lakban Hitam 1 bh
11 Isolasi 1 bh
12 Buku folio besar/100 1 bh
13 Map 2 bh
16 Isolasi double tip 1 bh
17 Kertas HVS 80 gram 1 rim
18 Buku tulis 100 1 bh
23 Isi Kater 2 bh
24 Penggaris 1 bh
26 Kertas Foto 10 lembar
27 Kertas Bufallo 10 lembar
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. ALUR PELAYANAN

Wadir
Ranap

Rajal
Pasien dan
Keluarga Humas &
Unit Lain
Marketing
Karyawan Evaluasi dan
Tindak lanjut

PKRS Dalam
Gedung

Luar Instansi
Gedung Terkait
B. PELAYANAN HUMAS DAN MARKETING
Petugas Humas setiap hari melakukaan pekerjaan rutin yaitu :
1. Survey kepuasan pelanggan
Setiap hari kerja bagian Humas ke ruangan pasien baik rawat jalan dan
rawat inap untuk melakukan survey kepuasan, setiap pasien diberikan
angket untuk diisi dan memberikan saran/kritik bagi Rumah sakit,
setelah selesai semua angket terkumpul dan dilakukan analisa
untuk dibuat laporan untuk ke Wadir terkait untuk dilakukan
evaluasi dan perbaikan di setiap unit Rumah sakit.
2. Sensus harian pasien rawat inap yang pulang
Kegiatan ini dilakukan setiap hari kerja senin sabtu jam 08.00
selesai oleh bagian humas. Kegiatan dilakukan dengan mendata nama
pasien, tanggal pulang, tanggal control dan no handpone pada formulir
yang sudah disediakan. Setelah semua nama pasien tercatat bagian
humas mencatat di buku untuk menghubungi pasien tersebut.
3. Menyediakan media komunikasi di lingkungan rumah sakit
madding/papan informasi.
Setiap hari bagian humas akan meng up date papan informasi yang
ada di lingkungan rumah sakit, untuk diperbarui. Isi papan informasi
berupa pengumuman penting rumah sakit, informasi seputar
kesehatan, pengumuman yang sudah tidak up date diganti dengan
nformasi terbaru.
4. Penanganan Komplain
a. Keluhan /masukan dari pasien dan keluarga /karyawan masuk
kebagian humas untuk ditindak lanjuti.
b. Humas mensortir keluhan /masukan yang diterima
c. Memilah complain berdasarkan unit pelayanan
d. Dipilih mana complain yang harus diselesaikan segera
e. Melakukan croscek di kepala unit terkait
f. Jika ada maslah (benar sesuai laporan) humas melakukan
mediasi dengan kepala unit dan juga pelapor
g. Jika bisa diselesaikan maka complain teratasi, jika tidak maka
humas membuat laporan untuk meneruskan kepada wadir yang
bersangkutan untuk ditangani
h. Hasil kompalain yang telah teratasi dijadikan bahan /masukan
untuk rumah sakit karitas dalam perbaikan pelayanan melalui
PKRS.
i. Petugas memilih tema atau judul untuk PKRS
j. Menyiapkan materi untuk penyuluhan
k. Petugas memilih untuk dilkukan penyuluhan di dalam gedung
dan di luar gedung
l. Kalau di dalam gedung petugas berhubungan dengan unit-unit
terkait untuk melakukan penyuluhan dan kalau di luar gedung
petugas melakukan kerja sama dengan instansi terkait untuk
penyuluhan.
m. Melakukan evaluasi dari semua kegiatan pelayanan yang
dilakukan apakah sudah mencapai target atau belum.
5. Pelayanan Operator
Mengangkat dan menerima telepon yang masuk.Setiap ada telepon
masuk maka bagian operator harus mengangkat dan menjawab telepon
Membalas atau menjawab sms masuk dan berinisial.
6. Mengarahkan tamu rumah sakit
Petugas menyambut tamu/ pasien/ pengunjung yang memerlukan
bantuan, menanyakan maksud dan tujuan, bila tamu rumah sakit dia
harus menulis dibuku tamu, nama ,orang yang akan ditujuh,
kepentingan dan tanda. Petugas mengarahkan/ diantar ke ruang yang
ditujuh.

C. PELAYANAN PKRS
1. Pelayanan Promosi Rumah Sakit
Kegiatan promosi rumah sakit dilaksanakan dengan membuat konsep
terlebih dahulu. Konsep harus sesuai dengan etika promosi rumah sakit
yang ditetapkan dalam undang-undang atau peraturan pemerintah. Segala
bentuk konsep promosi bertujuan memperkenalkan produk rumah sakit,
mendidik dan mempengaruhi individu atau kelompok orang untuk
menggunakan produk yang ditawarkan, sehingga pada akhirnya terjadi
pertukaran nilai antara rumah sakit sebagai pemberi layanan dengan
masyarakat atau individu sebagai pengguna layanan.
2. Pelayanan Promosi Rumah Sakit dalam bentuk PKRS.
PKRS dilakukan setiap hari jumat pukul 08.00 09.00 oleh pegawai
humas dan bagian/instansi yang bertugas. Kegiatan dilakukan di ruang
tunggu rawat jalan melalui media cetak yaitu berupa brosur yang bersisi
tentang informasi kesehatan.
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik, baik untuk operasional kegiatan bagian humas dan marketing
untuk sarana promosi diadakan melalui proses permintaan barang sesuai SPO bagian
logistic rumah sakit.

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu system dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap


kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian
Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian
Potensial Cedera.

Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD, adalah insiden yang


mengakibatkan cedera pada pasien.

Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC, adalah terjadinya insiden


yang belum sampai terpapar ke pasien.

Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC, adalah insiden yang sudah
terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.

Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC, adalah kondisi yang


sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
Kejadian Sentinel, adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera
yang serius.

Pelaporan insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut pelaporan


insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden
keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk pembelajaran.

B. TUJUAN
Tujuan dari program keselamatan pasien adalah :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.

Dengan meningkatnya keselamatan pasien rumah sakit diharapkan kepercayaan


masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit dapat meningkat. Selain itu
keselamatan pasien juga dapat mengurangi KTD, yang selain berdampak terhadap
peningkatan biaya pelayanan juga dapat membawa rumah sakit ke arena
blamming, menimbulkan konflik antara dokter/petugas kesehatan dan pasien,
menimbulkan sengketa medis, tuntutan dan proses hukum, tuduhan malpraktek,
blow-up ke media massa yang akhirnya menimbulkan opini negatif terhadap
pelayanan rumah sakit.

Selain itu rumah sakit dan dokter bersusah payah melindungi dirinya dengan
asuransi, pengacara dsb, tetapi pada akhirnya tidak ada pihak yang menang,
bahkan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit.

C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN SECARA UMUM


1. Standar Keselamatan Pasien
Setiap rumah sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien yaitu:
Hak pasien
Mendidik pasien dan keluarga
Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
Mendidik staf tentang keselamatan pasien
Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien.

2. Sasaran Keselematan Pasien Rumah Sakit


Setiap rumah sakit/Instalasi Radiologi wajib mengupayakan pemenuhan
Sasaran Keselamatan Pasien meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut:
Ketepatan identifikasi pasien
Peningkatan komunikasi yang efektif
Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Pengurangan risiko pasien jatuh.

3. Sembilan Solusi Keselamatan Pasien di Rumah Sakit


WHO Collaborating Centre for Patient Safety, dimotori oleh Joint
Commission International, Suatu badan akreditasi dari Amerika Serikat, mulai
tahun 2005 mengumpulkan pakar keselamatan pasien dari lebih 100 Negara,
dengan kegiatan mengidentifikasi dan mempelajari berbagai masalah
keselamtan pasien, dan mencari solusi berupa sistem atau intervensi sehingga
mampu mencegah atau mengurangi cedera pasien dan meningkatkan
keselamatan pasien. Pada tgl 2 Mei 2007 WHO Colaborating Centre for
Patient Safety resmi menerbitkan panduan Nine Life-Saving Patient Safety
Solutions (Sembilan Solusi Keselamatan Pasien Rumah Sakit).
Sembilan topik yang diberikan solusinya adalah sbb:
a. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike, Sound-
Alike Medication Names)
b. Pastikan Identifikasi pasien
c. Komunikasi secara benar saat serah terima/pengoperan pasien
d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
e. Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated)
f. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
g. Hindari salah kateter dan salah sambung slang (tube)
h. Gunakan alat injeksi sekali pakai
i. Tingkatkan kebersihan tangan (Hand hygiene) untuk pencegahan infeksi
nosokomial
4. Pencatatan dan Pelaporan
Rumah Sakit :
a. Rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang
meliputi kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris cedera dan
kejadian sentinel.
b. Pencatatan dan pelaporan insiden Keselamatan Pasien (IKP) mengacu
pada pedoman yang dikeluarkan oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit Persi.
c. Pelaporan insiden terdiri dari :
Pelaporan internal yaitu mekanisme/alur pelaporan KPRS di internal
Rumah Sakit Islam Faisal.
Pelaporan eksternal yaitu pelaporan dari Rumah Sakit Islam Faisal ke
Komite mutu Rumah Sakit.
d. Panitia mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit Karitas melakukan
pencatatan kegiatan yang telah dilakukan dan membuat laporan kegiatan
kepada Direktur Rumah Sakit secara berkala.

5. Monitoring dan Evaluasi


Seluruh jajaran manajemen Rumah Sakit Islam Faisal secara berkala
melakukan monitoring dan evaluasi program keselamatan pasien yang
dilaksanakan oleh Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Karitas.

Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Islam Faisal secara
berkala (paling lama 2 tahun) melakukan evaluasi pedoman, kebijakan dan
prosedur keselamatan pasien yang dipergunakan di Rumah Sakit Karitas.
Panitia Mutu dan Keselamatan Rumah Sakit Islam Faisal melakukan evaluasi
kegiatan setiap triwulan dan membuat tindak lanjutnya
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Undang Undang No 36 tahun 2009 pasal 164 ayat (1) menyatakan bahwa upaya
kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat terbebas dari
gangguan.

Kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah Sakit
adalah tempat kerja yang termasuk kategori tersebut diatas, berarti wajib menerapkan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja.Program keselamatan dan kesehatan kerja ini
bertujuan guna melindungi karyawan dan kemungkinan terjadinya kecelakaan di
dalam atau di luar rumah sakit.

Dalam Undang Undang dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa Setiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat
manusiawi, yang memungkinkan pekerja ada dalam kondisi sehat dan selamat, bebas
dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai dengan
martabat manusia.

Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari


perlindungan terhadap pekerja. Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit.
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktifitas pegawai
dan meningkatkan produktifitas rumah sakit. Undang Undang No 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :
1. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu
berada dalam keadaan sehat dan selamat
2. Agar faktor faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara
efesien.
3. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar dan tanpa hambatan.

Faktor faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat
digolongkan pada tiga kelompok ,yaitu :
1. Kondisi dan lingkungan kerja
2. Kesadaran dan kualitas pekerja ,dan
3. Peranan dan kualitas manajemen
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat terjadi bila :
1. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas
2. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses
produksi
3. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi ukuran kurang memadai, ruangan
terlalu panas, atau terlalu dingin
4. Tidak tersedia alat alat pengaman
5. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan
lain-lain

Program Keselamatan kerja di bagian Humas dan Marketing


1. Peraturan keselamatan harus terpampang dengan jelas di setiap bagian
2. Harus dicegah jangan sampai terjadi pegawai terjatuh
3. Ruang gerak bebas
4. Ruangan mempunyai ventilasi udara yang cukup
5. Penerangan lampu yang baik, menghindarkan kelelahan penglihatan pegawai
6. Harus tersedia rak rak penyimpanan yang dapat diangkat dengan mudah / rak
beroda
7. Perlu diperhatikan pengaturan suhu ruangan, kelembaban, pencegahan, debu
dan pencegahan kebakaran.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. PENGENDALIAN MUTU BAGIAN HUMAS DAN MARKETING


1. Perpektif Pelanggan
a. PKRS
Standar : 2x /bln
b. Survey Kepuasan pelanggan IRJ /IRNA
Standar : 80 %
c. Menghubungi pasien untuk mengingatkan untuk datang control
d. Pemberian kartu pengunjung bagi pasien rawat inap
Standar ; 100%
e. Promosi Outdoor.
Standar : minimal mengadakan kegiatan promosi di luar rumah sakit
sebanyak 3 kegiatan per bulan.
f. Promosi Melalui Media Cetak. Standar : Minimal menyediakan
brousur, leflet dan poster setipa informasi kesehatan
g. Promosi Melalui Media Elektronik dan Media Sosial
Standar : Minimal mengadakan siaran promosi di radio sebanyak 1
kali per bulan.
2. Menyediakan wadah untuk menampung dan menyelesaikan keluhan
pelanggan
Standar : 100%
3. Perpekstif Pembelajaran dan PertumbuhanIn House Training
Standar : 100%
4. Perpektif Bisnis Internal
a. Semua pegawai humas dan marketing bekerja sesuai SPO
Standar : 80 %
b. Semua pegawai humas dan marketing mengetahui dan bisa memberi
informasi tentang fasilitas pelayanan RS
Standar : 80 %
c. Survey Perilaku Konsumen. Standar : Minimal mengadakan survey 1 ka
li setahun.
d. Membuat Perencanaan Promosi Bulanan. Standar : Menetapkan fo
kus
Promosi bulanan yakni 1 produk per bulan.
BAB IX
PENUTUP

Dengan dikeluarkannya Pedoman Pelayanan Humas dan Marketing ini maka setiap
pegawai humas dan marketing agar senantiasa memperhatikan hak dan kewajibannya
sebagai pegawai.

Kami berharap pedoman ini dapat bermanfaat dan dapat meningkatkan mutu
pelayanan di Rumah Sakit Islam Faisal namun demikian, kami tetap terbuka untuk
menerima kritik dan saran demi penyempurnaan pedoman ini di masa mendatang.

Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penerbitannya, kami
ucapkan banyak terima kasih

Anda mungkin juga menyukai