A. LATAR BELAKANG
Dalam era informasi saat ini, profesi Humas atau Public Relation (PR), menjadi
sangat penting artinya bagi sebuah organisasi. Dalam kurun waktu itu telah terjadi mis-
informasi dan komunikasi sehingga banyak hal yang tidak diapahami dan dimengerti dengan
baik. Hal ini terjadi sebagai akibat terhambatnya arus informasi dan lemahnya infrastruktur
komunikasi yang pernah ada. Baik buruknya citra organisasi antara lain ditentukan oleh
perilaku, kreativitas dan kinerja Humas atau PRnya.
Unsur unsur Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) dan keramahan melekat erat
pada tugas dan fungsi Humas /PR di RSI Sultan HadlirinJepara , baik ke dalam kejajaran
RSI Sultan HadlirinJepara maupun keluar/ masyarakat/ konsumennya. Pada prinsipnya unit
Humas dan Pemasaran harus mampu menjadikan setiap unit kerja dan setiap individu di
rumah sakit berperilaku sebagi Humas /PR yaitu bersikap ramah, komunikatif, dan
informative kepada siapa saja yang memerlukan layanannya. RSI Sultan HadlirinJepara
adalah sebuah unit usaha yang memiliki kekhususan tersendiri. Produk jasa yang
dihasilkannya sangat bernuansa kemanusiaan, dimana factor sosial selalu menyertai setiap
gerak dan kegiatannya.Unit Humas /PR merupakan Pintu Gerbang sebuah organisasi
sehingga berfungsi pula sebagai pusat informasi.
Unit Humas itu sendiri di RSI Sultan HadlirinJepara juga bertanggung jawab
atas Pemasaran dan lebih diarahkan untuk desain, implementasi dan kontrol program guna
meningkatkan penerimaan ide atau penyebab masalah pada sasaran masyarakat tertentu.
Konsep yang digunakan dimulai dari segi segmentasi pasar sasaran, riset pasar,
pengembangan konsep, komunikasi, fasilitas dan insentif. Marketing adalah disiplin
pemasaran untuk menjual ide, attitude dan behavior.
Ada tiga produk untuk dipasarkan, yakni : kesadaran akan program kesehatan, isi
pesan dari informasi program untuk disampaikan, dan pilihan yang terkait gaya hidup sehat.
Pemasaran sangatlah tepat diterapkan pada sebuah lembaga kesehatan, misalnya rumah sakit.
Karena RSI Sultan HadlirinJepara adalah lembaga yang bergerak di bidang pelayanan
kesehatan bagi masyarakat, yang juga memiliki unsur komersil dan unsur sosial, maka bagian
pemasaran RSI Sultan HadlirinJepara mendukung upaya keberhasilan untuk mewujudkan
visi dan RSI Sultan HadlirinJepara lewat pemasaran
B. TUJUAN PEDOMAN
2
D. BATASAN OPERASIONAL
Batasan Operasional dari Pedoman Pelayanan Unit Humas dan Marketing antara lain :
1. Pedoman di susun menurut undang undang, peraturan, pedoman dan kebijakan yang
berlaku
2. Isi pedoman disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan rumah sakit
3. Pedoman diberlakukan dilingkungan RSI Sultan HadlirinJepara
4. Semua petugas yang memberikan pelayanan Humas dan Pemasaran secara langsung
maupun tidak langsung harus berpedoman kepada buku pedoman ini.
5. Dapat dilakukan perubahan pada buku pedoman apabila diperlukan dikemudian hari
Batasan operasional dari unit Humas dan Pemasaran RSI Sultan HadlirinJepara , adalah
sebagai berikut :
1. Humas
3
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
4. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
5. Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
6. Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
7. Undang Undang RI Nomor 8 tahun 1999 tentang Konsumen.
8. Undang Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2012 Tentang
Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Kualifikasi tenaga yang harus tersedia untuk menjamin terlaksananya pelayanan di Unit Humas
dan Pemasaran meliputi :
1. Kepala Humas dan Pemasaran
Tenaga yang dasar pendidikannya minimal S1 (Dokter ) yang mempunyai pengetahuan
tentang Public Relation dan pemasaran .
2. Petugas pelaksanan
Tenaga yang dasar pendidikannya minimal SLTA yang mempunyai pengetahuan
tentang Public Relation dan pemasaran .
Standar SDM bagian humas dan pemasaran rumah sakit adalah sebagai berikut.
4
SDM Unit Humas dan berjumlah 3 orang dan sesuai dengan struktur organisasi Unit
Humas dan Pemasaran memiliki seorang Kepala dengan pendidikan S1 (Dokter) yang
sudah berpengalaman minimal 8 tahun dan mempunyai pengetahuan tentang Public
Relation dan pemasaran.
C. PENGATURAN JAGA
Pola pengaturan ketenagaan unit Humas dan Pemasaran yaitu :
Dinas Pagi : Pukul 07.30-15.00 WIB
Dinas Sore dan Malam : On Call
A. DENAH RUANG
4 3
6 2
5
7 8 7
Keterangan :
1. Pintu masuk / keluar
2. Meja Humas
3. Meja Pemasaran
4. Meja Kepala Humas + PKRS
5. Wastafel
6. Meja kerja
7. Kursi tamu
8. Meja tamu
B. STANDAR FASILITAS
Untuk mendukung kegiatan bagian humas dan Pemasaran, dibutuhkan fasilitas
sebagai berikut :
1. Daftar Inventaris :
1 HP 1 Samsung
3 Komputer 3 Baik
A. ALUR PELAYANAN
Direktur
Ranap
Rajal
Pasien dan
Keluarga Humas &
Unit Lain
Pemasaran Evaluasi dan
Karyawan
Tindak lanjut
PKRS Dalam
Gedung
Luar Instansi
Gedung Terkait
C. PELAYANAN PKRS
10
BAB V
LOGISTIK
Stock
No Nama Barang Minimal Satuan
1 Kertas A4 70 gr 1 Rim
2 Tinta Canon Original Hitam 1 Botol
3 Tinta Canon Original Merah 1 Botol
4 Tinta Canon Original Biru 1 Botol
5 Tinta Canon Original Kuning 1 Botol
11
12
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu system dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
13
Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC, adalah insiden yang sudah
terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
Kejadian Sentinel, adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera
yang serius.
B. TUJUAN
Tujuan dari program keselamatan pasien adalah :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
14
Selain itu rumah sakit dan dokter bersusah payah melindungi dirinya dengan
asuransi, pengacara dsb, tetapi pada akhirnya tidak ada pihak yang menang,
bahkan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit.
15
16
17
18
19
20
21
22
Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Islam Sultan Hadlirin
Jepara secara berkala (paling lama 2 tahun) melakukan evaluasi pedoman,
kebijakan dan prosedur keselamatan pasien yang dipergunakan di Rumah
Sakit Islam Sultan Hadlirin Jepara.
Panitia Mutu dan Keselamatan Rumah Sakit Islam Sultan Hadlirin Jepara
melakukan evaluasi kegiatan setiap triwulan dan membuat tindak lanjutnya
23
Undang Undang No 36 tahun 2009 pasal 164 ayat (1) menyatakan bahwa
upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat terbebas
dari gangguan.
Kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah
Sakit adalah tempat kerja yang termasuk kategori tersebut diatas, berarti wajib
menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.Program keselamatan dan
kesehatan kerja ini bertujuan guna melindungi karyawan dan kemungkinan terjadinya
kecelakaan di dalam atau di luar rumah sakit.
Dalam Undang Undang dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa
Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pekerjaan adalah pekerjaan yang
bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja ada dalam kondisi sehat dan
selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak
sesuai dengan martabat manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerja. Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit.
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktifitas pegawai
dan meningkatkan produktifitas rumah sakit. Undang Undang No 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :
1. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu
24
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat terjadi bila :
1. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas
2. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses
produksi
3. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi ukuran kurang memadai, ruangan
terlalu panas, atau terlalu dingin
4. Tidak tersedia alat alat pengaman
5. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan
lain-lain
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
25
26
27