Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH KALKULUS LANJUT

INTEGRAL

Disusun oleh :

1. Ayu Desi Irawanti (15-550-0002)


2. Rohma Fitri Ani (15-550-0018)
3. Nur Uswatun Khasana (15-550-0029)
4. Sheila Yolanda (15-550-0039)
5. Putri Esa Ariansari (15-550-0088)
6. Suci Dwiyanti (15-550-0135)
7. Yudy Armanto (15-550-0143)
8. Indriyanti Lestari (15-550-0148)
9. Anik Mukholifah (15-550-0152)
10.Luluk Nisbahtul Ulum (15-550-0160)

PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
2017

i
BAB IV

INTEGRAL

Karena integral tertentu,yaitu integral Riemann,untuk fungsi suatu variabel bebas telah
dibicarakan dalam kalkulus dasra maka di dalam bab ini hanya akan dibicarakan integral
Riemann untuk fungsi dua variabel bebas,Tiga variabel bebas,integral garis,integral luasan,serta
pemakaian mereka.

1. INTERGRAL BERULANG
Daerah Tertutup Terhubung Sederhana
Kurva datar dalam :

Dikatakan kontinu dengan [a,b] jika f dan g masing-masing merupakan fungsi kontinu pada
[a,b]. Kurva kontinu k dikatakan tertutup sederhana jika dan
tidak ada nilai t yang lain di dalam [a,b].
Contoh :
Kurva elips : untuk merupakan kurva tertutup sederhana
karena kurva itu kurva kontinu dan hanya ada satu titik temu yaitu titik (a,0) yaitu ketika
.

Daerah D disebut tertutup terhubung sederhana jika D merupakan daerah


(himpunan) tertutup,terhubung dibatasi oleh kurva tertutup sederhana sehingga dipotong
dengan garis-garis sejajr dengan sumbu-sumbu koordinat paling banyak hanya mempunyai
dua titik potong.
Integral Berulang
Hitungan integral tertentu beruntun :
{ }
(mengintegralkan ke y dahulu dengna menganggap nilai x konstan,kemudian mengintralkan
ke x disebut integral berulang. Dengan cara yang sama :

1
{ }

Juga merupakan integral berulang.

Contoh 4.1:

( )+

2. INTEGRAL GANDA DUA


diketahui fungsi , dengan D berupa daerah tertutup terhubung sederhana;
katakan rumus fungsi untuk setiap (x,y) D. Daerah D dibagi menjadi n
daerah bagian luas. Luas daerah bagian ke-i adalah :
sebarang didalamnya dan diameter daerah bagian ke-i itu

, -
Definisi 4.1 :
Jika

Ada, maka nilai limit itu dituliskam dengan

Disebut intergal ganda dua fungsi f pada D dan D disebut daerah integrasi.

2
Menurut definisi 4.1 tersebut jika ada berarti ia tinggal dan tak bergantung
pada cara pembagian daerah D terssebut menjadi daerah-daerah bagian asalkan
dengan alasan tersebut,integral ganda dua tersebut akan dihotung dengan
integral berulang sebagai berikut :

Karena D merupakan daerah tertutup terhubung sederhana maka :

(i) D mempunyai titik terkiri A dengan , titik terkanan B dengan , titik


terbawah S dengan ,dan titik teratas T dengan
(ii) Jika k kurva tertutup sederhana membatasi daerah D tersebut maka kurva k tersebut
terbagi menjadi dua kurva bagian yaitu :
kurva bawah ASB : dan
kurva atas ATB :
atau kurva A tersebut menjadi dua kurva bagian yaitu :
kurva terkiri SAT dan
kurva terkanan
(iii) Jika dupotong dengan garis-garis yang sejajar dengan sumbu-sumbu koordinat kurva
A paling banyak mempunyai dua titik potong.

Selanjutnya daerah D debagi dengan garis-garis bagi yang sejajar dengan sumbu-sumbu
koordinat. Katakanlah garis-garis bagi tersebut :

Dengan

jika

Daerah bagianyang ke ij mempunyai luas

Dan jika diambil titik sebarang didalam daerah bagian ke ij itu,diperoleh :

3
( )

{ ( ) }

Atau

Dengan cara yang sama,diperoleh pula


( )

( )

Juga dapat dihitung sebagai berikut :




( )

{ }

4
Contoh 4.2:

Jika D daerah antara garis y = 2x dan parabola y = x 3,


hitunglah

Penyelesaian :

Titik potong parabola dengan garis y = 2x adalah (-1,2) dan (3,6) (lihat Gambar.
4)

jadi,

{ }

Didalam sistem koordinat kutub daerah integrasi D, yaitu daerah terhubung tertutup
sederhana, dipotong dengan garis yang melalui titik 0, titik pusat koordinat, paling banyak
mempunyai dua titik tembus maka perhitungan integral ganda dua dengan integral berulang
dapat dilakukan sebagai berikut. Pembagian daerah D dengan lingkaran-lingkaran yang
bertitik, pusat di 0 (lihat gambar.5) titik lingkaran itu yang berjari-jari dan garis pembagi
adalah ( ) Oleh karena itu, luas daerah pembagian ke-ij adalah

Karena , dan
Jika fungsi F terdefinisi pada daerah D dan ( ) sebarang titik didalam bagian titik di
dalam daerah bagian ke-i j, diperoleh

5
( )

( )

( )

Atau

(4.4)

Dengan persamaan ATB, persamaan kurva ASB, garis pebagi


yang menentukan titik-titik A dan garis pebagi yang menentukan B. Dari rumus
(3.2), (3.3), dan (3.4) dapat disimpulkan bahwa :

(i) Dalam sistem koordinat cartesius

(4.5)

(4.5)

(ii) Dalam sistem koordinat kutub

(4.6)
Dengan mengingat rumus transformasi

6
Contoh 4.3 :
Hitung integral ganda dua :

Jika D daerah pada dan didalam lingkaran


Penyelesaian :
Karena dan

Maka
Dan karena D = { } maka sampai dengan dan .
oleh karena itu

LATIHAN 4.1 :

1. Hitunglah nilai

,( ) -

( )( )

7
3. PERHITUNGAN NILAI INTEGRAL GANDA DENGAN SUBSTITUSI

Perhatikan integral ganda . Apabila dalam integral itu dimasukkan


variabel baru dan yang memenuhi.
...................... (1)
...................... (2)

Bagaimanakah bentuk integral ganda ?

Karena pada integral ganda itu dilakukan pengintegralan ke x dulu, kemudian ke y. Maka
pada pengintegralan pertama y adalah konstanta, sehingga dari (1) kita peroleh

......... (3)

Sedangkan dari (2) kita peroleh

Atau

Jika nilai ini dimasukkan dalam (3), kita peroleh :

pada pengintegralan ke dua yaitu pengintegralan ke y, maka x adalah konstanta, jadi

sehingga . Integral menjadi

atau .

Dengan

8
| |

dan disebut determinan fungsional atau determinan jacobi.


Dalam
untuk subtopic
isi benda, jadiberikutnya akan
positif. Oleh dipelajari
karena itu nilai
bahwa menyatakan
mungkin negatif,rumus
maka
determinan harus diambil nilai mutlaknya.
Telah anda pelajari bahwa menyatakan luas daerah bidang yang dibatasi oleh
kurva .

Bila dipakai koordinat kutub (polar) bagaimanakah rumus untuk daerah bidang itu? Telah
diketahui bahwa. Hubungan antara koordinat siku-siku dan koordinat kutub suatu titik
adalah Maka
Maka determinan fungsional J

adalah

J=| | | |

Rumus luas daerah bidang yang dibatasi oleh kurva tertutup y = f(x) dalam koordinat kutub
adalah

Contoh 4.4 :

1. Hitunglah luas ellips


Penyelesaian :
Substitusi u = 2x + y , v = x y , maka y=

9
Jadi J =| | =| |

Pada bidang (u, v) ellips ditransformasikan menjadi lingkaran yaitu lingkaran


berpusat titik asal 0 dan berjari jari 3.
Karena , maka luas ellips sama dengan luas
lingkaran.
Jadi luas ellips =

4. PEMAKAIAN INTEGRAL GANDA DUA


Akan dihitung luas daerah tertutup terhubung sederhana dengan integral ganda
dua (double integral). Sesuai teori daerah D dibagi menjadi n daerah bagian dengan luas
daerah bagian ke-I sebesar
A

Jika A luas daerah D maka

A= A

Jika diambil dengan

{ }

Menurut definisi diperoleh:

A=

Contoh 4.5:

1. Hitung luas daerah antara parabola dan garis

10
Penyelesaian :
Titik potong parabola dengan garis adalah (-1 , -1) dan (2 , 2). Maka
luas daerah yaitu
A=

= { }

=( ) =

Menghitung Momen Dan Titik Pusat Massa

D merupakan benda datar (daerah datar) tertutup terhubung sederhana, dengan


rapat massa (Density) . Menurut teori integral ganda dua, daerah D dibagi
menjadi n daerah dengan luas daerah bagian ke-l sebesar dan sebarang titik
didalam daerah bagian ke=l itu. Maka diperoleh

a) Massa daerah bagian ke-i sebesar

Oleh karena itu massa daerah D adalah

b) Momen daerah bagian ke-i terhadap sumbu X sebesar

Oleh karena itu momen daerah D terhadap sumbu X adalah

11
c) Momen daerah bagian ke-i terhadap sumbu Y sebesar

Oleh karena itu momen daerah D terhadap sumbu Y adalah


Karena

Berturut-turut merupakan tamgan momen benda datar D terhadap sumbu X dan sumbu Y,
maka ( ) merupakan titik pusat massa benda datar D.

Contoh 4.6 :

D berupa benda datar homogen dengan batas-batas kurva parabola


. Tentukan titik pusatnya!

Penyelesaian:

Titik potong parabola adalah (-1,-1) dan (2,2). Karena benda


homogen

Menurut rumus, diperoleh:


12
( )

( )

{ }

Jadi:

Yang berarti titik pusat massa benda itu ( )

Definisi 4.2:

a. Jika diketahui suatu sistem n partikel pada suatu bidang dengan massa dan
berturut-turut bersyarat dan garis y pada bidang itu, maka momen inersia l
sistem tersebut terhadap garis g adalah:

b. Jika suatu lempeng pada suatu daerah D dibidang XOY mempunyai kepadatan p(x,y),
maka momen inersis lempeng itu terhadap sumbu x dan sumbu y berturut-turut adalah:

13
c. Jika suatu lempeng pada suatu daerah D dibidang XOY mempunyai kepadatan p(x,y),
maka momen inersis kutubnya terhadap titik asal 0(momen inersia terhadap sumbu z)
adalah:

5. ISI BENDA DALAM KOORDINAT CARTESIUS


Dalam ruang dimensi tiga, persamaan grafiknya merupakan luasan. Jika D
adalah proyeksi sebagian dari luasan itu pada z = 0, dan luasan z = f(x , y) denganD sebagai
irisan tegak.

Lihat Gambar 12.

Jumlah isi prisma prisma yang irisan tegaknya terletak dalam suatu pias sejajar Y adalah :
, jika y1 dan y2 adalah fungsi x yang dapat diperoleh dari persamaan D. Isi

tabung yang dinyatakan adalah :



l =

jika a dan b adalah suatu konstanta, yaitu nilai nilai ekstrim x dari daerah D.
Jika dijumlahkan dulu isi prisma prisma yang irisan tegaknya terletak dalam suatu [ias
sejajar sumbu X, maka didapat :
, jika x1 dan x2 adalah fungsi y yang dapat diperoleh dari persamaan D. Isi
tabung yang dinyatakan adalah :
l =

14

15
jika c dan d adalah suatu konstanta, yaitu nilai nilai ekstrim Y dari daerah D.
Hendaklah diperhatikan bahwa :

Menyatakan luas irisan benda itu dengan sebuah bidang tegak lurus pada sumbu X. Jika luas
ini dinyatakan dengan L maka isi benda adalah :
l=

Perhatikan contoh berikut :


Contoh 4.7 :
Hitunglah isi tetrahedron yang dibatasi oleh ketiga bidang koordinat dan bidang
3x = 6y = 4z 12 = 0

Penyelesaian :
Bidang 3x = 6y = 4 12 = o memotong sumbu X, dan sumbu Y, dan sumbu Z berturut
turut di titik A(4, 0, 0), B(0, 2, 0) dan C(0, 0, 3). Sedangkan irisannya dengan bidang Z = 0
berupa garis lurus 3x = 6y = 4 12 = 0 atau .

Lihat Gambar 14.

Daerah integrasi d adalah daerah segitiga yang diarsir pada bidang z = 0. Jika kita
integralkan lebih dahulu ke y, kita peroleh :

l=

16
=

= * + =4

Contoh 4.8 :
Hitunglah isi benda yang dibatasi oleh luasan luasan z = 8 x2 y2 dan z = x2 3y2
Penyelesaian :
Rumus
Tidak dapat dipakai sebab benda itu tidak dibaasi bilangan z = 0. Daerah integrasi D adalah
suatu proyeksi benda itu pada bidang z = 0.
Untuk memperoleh daerah integrasi D pada bidang z = o, kita eliminasi z dari persamaan
persamaan z = 8 x2 y2 dan z = x2 3y2. Hasil eleminasi ialah 8 x2 y2 = x2 + 3y2 atau
x2 + 2y2 = 4.

Jadi daerah integrasi D pada bidang z = 0 adalah ellips , dengan sumbu panjang

4 dan sumbu pendek


Karena dalam persamaan benda itu terdapat x dan y berpangkat genap, maka bidang x = 0
dan y = 0 adalah bidang simetri bidang itu. Berarti bila daerah integrasi D diambil daerah
ellips yang terletak di kuadran I, maka kita memperoleh isi. Lihat gambar 15. Jika kita

integralkan ke y terlebih dahulu, kita peroleh :



l=
Jika z1 = 8 x2 y2 dan z2 = x2 + 3y2
Jadi :

l=
=

= * +

17
Dengan substitusi x = 2 sin t, maka :
Untuk x = 0, sin t = 0, t = 0, dan
Untuk x = 2, sin t = 1, t =

l=

= * + =

PERHITUNGAN NILAI INTEGRAL GANDA TIGA DENGAN SUBSTITUSI


Suatu benda pada oktan pertama dibatasi oleh luasan z = f(x,y) dan ketiga bidang koordinat.
Lihat gambar16. Untuk menentukan rumus benda tersebut, kita buat bidang bidang sejajar
dengan bidang YOZ berjarak dx. Kita buat bidang bidang sejajar dengan XOZ berjarak dy.
Kita buat bidang- bidang sejajar dengan XOY berjarak dz. Oleh bidang bidang itu, benda
terbagi dalam balok balok dengan rusuk dx, dy,dz, jadi isinya dl = dx dy
dz.
Jumlah isi balok balok proyeksi bidang alasnya pada bidang XOY berhimpit dengan
DL (lihat gambar 16) ialah dx dy dz juga. Batas batas z adalah x dan y.
Isi benda yang ditanyakan adalah :

l=

jika batas batas z adalah fungsi x dan y, maka batas batas y adalah fungsi x, dan batas
batas x adalah suatu konstanta.

Teorema 4.1
Jika dalam integral ganda tiga disubstitusikan perubahan baru u, v,
dan w yang memenuhi :

18
Maka integral menjadi

Jika | | disebut dengan Determinan Fungsional (Jacobi)

Bukti :
Perhatikan , maka urutan pengintegralannya dapat diambil z dahulu
kemudian y dan akhirnya x. Pada pengintegralan pertama yaitu ke z, maka x dan y adalah
konstan, jadi :

.................................................................. (1)

.................................................................. (2)

.................................................................. (3)

Dari (1) dan (2) diperoleh :

| | | |

Jika nilai dan disubtitusi ke (3) maka diperoleh :

| |

.................................................................. (4)

Pada pengintegralan kedua, yaitu ke y maka x dan z adalah konstan, jadi maka
(jika ) maka diperoleh :

19
.................................................................. (5)

.................................................................. (6)

Dari (5) diperoleh :

Jika nilai tersebut disubstitusikan dalam (6), diperoleh :

............................................. (7)

Pada pengintegralan ketiga, yaitu ke x, maka y dan z konstan. Jadi maka

(Jika ), dan , diperoleh :

.................................................................. (8)

Jika nilai dan dari (4), (7), dan (8) disubstitusikan dalam ,

diperoleh :

Atau , jika adalah hasil substitusi ,


, dalam

6. SISTEM KOORDINAT KUTUB

Untuk menentukan letak suatu titik P dalam ruang dimensi tiga, digunakan beberapa sistem
koordinat antara lain :

1. Sistem koordinat Cartesius (Siku-siku)


2. Sistem koordinat Tabung
3. Sistem Koordinat Bola

20
1) Sistem Koordinat Cartesius

P P
0 B

A


Melalui titik sebarang O ditarik tiga sumbu OX, OY, dan OZ yang tegak lurus sesamanya.
Dibuat bidang-bidang melalui titik P sejajar dengan bidang koordinat YOZ, ZOX, dan XOY.
Titik potong bidang-bidang itu dengan OX, OY, OZ disebut A, B, C. Jika OA = x, OB = y,
OC = z, maka x, y, dan z disebut koordinat titik P (x, y, z).
2) Sistem Koordinat Tabung

P(r,y)

Melalui titik sebarang O ditarik tiga sumbu OX, OY, dan OZ yang tegak lurus sesamanya.
Jika proyeksi titik P pada bidang XOY disebut . Sedangkan . Dan sudut antara
sumbu OX dengan disebut dan z disebut koordinat tabung titik P, ditulis P (r, , z).
Antara koordinat Cartesius x, y, z dan koordinat tabung r, , z terdapat hubungan :

3) Sistem Koordinat Bola


20

P

Melalui titik sebarang O ditarik tiga sumbu OX, OY, OZ yang tegak lurus sesamanya. Jika
proyeksi titik P pada bidang XOY disebut . Sedangkan dan sudut antara sumbu OX
dengan disebut dan sudut antara sumbu OZ dengan OP disebut sedangkan OP = R,
maka R, dan disebut Koordinat bola titik P, Ditulis P (R, , ).
Antara Koordinat Cartesius x, y, z dan koordinat bola R, , terdapat hubungan :

Isi Benda dalam Koordinat Tabung

Jika dalam rumus isi diadakan subtitusi (koordinat


tabung), maka determinan fungsional

| |
| |
| |

Rumus menjadi :

21
Isi Benda dalam Koordinat Bola

Jika dalam rumus diadakan subtitusi


(koordinat bola), maka determinan fungsional

| |
| |
| |

Jika diekspansikan menurut elemen-elemen baris ketiga maka diperoleh

Rumus menjadi :

Perhatikan contoh-contoh berikut ini :

Contoh 4.9 :

Tentukan isi bola yang terletak di dalam tabung

Penyelesaian :

22
Jika kita menggunakan koordinat tabung, maka persamaan bola
menjadi

Jadi

Persamaan tabung menjadi . Daerah


integrasi D pada bidang diperoleh dengan menghasilkan dari pesamaan-persamaan
dan .

Hasilnya adalah , yaitu suatu lingkaran berpusat berjari-jari .

Lihat gambar 20. Karena y dan z berpangkat genap , maka bidang dan adalah
bidang simetri benda. Isi benda oktan pertama adalah :

[ ]

[ ]

[ ( )]

23
23
LUAS PERMUKAAN SUATU BENDA

Gambar 2.2 menunjukkan bagian bidang lengkung dengan


persamaan , yang proyeksinya pada bidang
disebut . Luas bidang lengkung itu dapat ditentukan sebagai
berikut :

Pada bidang kita tarik garis-garis sejajar dengan sumbu


berjarak , dan garis-garis sejajar dengan sumbu berjarak . Oleh garis-garis tersebut,
daerah terbagi dalam persegipanjang-persegipanjang yang luasnya . Dengan
persgipanjang ini sebagai bidang alas dilukis suatu prisma tegak
lurus, yang memotong luasan menurut suatu daerah
kecil K. didalam tiap bagian pada bidang ditentukan titik
garis melalui titik sejajar dengan sumbu memotong daerah
kecil K dititik P. (gambar 2.3)

Dalam Geometri telah dipelajari sifat-sifat berikut :

1. Jika dua bidang A dan B berpotongan dengan sudut sebesar , sedangkan pada bidang A
terletak suatu bangun geometri M yang luasnya L, maka proyeksi bangunan M pada bidang
B luasnya . Jika kita namakan , maka

2. Jika bidang A dan B persamaannya dan


, maka

Kedua sifat diatas akan kita gunakan dalam uraian berikut ini.

Bidang singgung titik P pada luasan memotong prisma tegak lurus

tersebut,yang luas irisannya adalah , jika sudut antara bidang singgung dititik P

dengan bidang . Bidang singgung dititik dan pada luasan


persamaannya :

24
24
atau

Bidang dapat ditulis

Jadi
* + * +

[ ] [ ]

Maka * + * +

Luas bidang lengkung yangdinyatakan adalah jumlah dari luas tersebut diperoleh

[ ] [ ]

Apabila digunakan system koordinat tabung, maka jika dalam rumus di atas diadakan
substitusi rumus menjadi

[ ] [ ]

25
MOMEN INERSIA DALAM RUANG DIMENSI TIGA

Perhatikan sekarang sebuah benda S, dalam ruang dimensi tiga. Seperti halnya dalam ruang
dimensi dua, maka kepadatan pada titik sebarang O (x, y, z) dalam bidang S dinyatakan dengan
p (x, y, z) yang merupakan fungsi tiga variabel x, y dan z.

Massa total benda S diberikan oleh

M=

Sedangkan momen = momen inersia massa M terhadap sumbu x, sumbu Y dan sumbu z
berturut-turut adalah

Perhatikan contoh berikut ini :

Contoh 4.10:

Tentukan momen inersia suatu bola berjari-jari a yang homogeny dengan kepadatan P=1,
terhadap suatu garis tengah g.

Penyelesaian :

Garis tengah g yang kita pilih sebagai sumbu z dan pusat bola sebagai titik asal 0. Maka
persamaan bola adalah x2 + y2 + x2 = a2

Rumus yang kita pakai ialah

26
26
Jika kita gunakan system koordinat bola dengan substitusi x = R ,y=R

sin sin , z = R cos , maka x2 + y2 = R2 sin2 (cos2 + sin2 ) = R2 sin2 , sedangkan


determinan fungsional D = R2 sin .

Maka

= d cos

= a5 x 2 x * +

= a5

Contoh 4.11 :

Sebuah benda dalam oktan pertama dibatasi oleh luasan z = xy dan tabung
kepadatan disetiap titiknya berbanding lurus dengan jaraknya ke bidang YOZ. Tentukan
absis titik berat benda itu.

Penyelesaian :

Misalkan M =


=k


=k

= * +

27
27

=k

=k

= * +

Jadi x =

Perhatikan sekarang bagian bidang lengkung (luasan) z = f (x,y) yang proyeksinya pada
bidang XOY adalah daerah G. Jika p(x,y,z) menyatakan kepadatan di suatu titik P(x,y,z)
pada bidang lengkung itu, maka massa bidang lengkung adalah:

M= ( ) ( )

Jika
M P(x,y,z) adalah titik berat bidang lengkung itu maka:

M

Dalam sistim koordinat siku-siku :

dL = ( ) ( )

Dalam sistim koordinat tabung :

dL = ( ) ( )

Contoh 4.12 :

Hitunglah luas daerah bidang yang dibatasi oleh

28

28
bidang-bidang dan

Penyelesaian :

Daerah D pada bidang adalah persegi panjang yang dibatasi oleh

garis-garis dan karena maka

sehingga

( ) ( )

Jadi,

Contoh 4.13 :

Hitunglah luas bagian bola yang terletak di dalam tabung

a. Dengan koordinat Cartesius


b. Dengan koordinat Tabung

Penyelesaian :

a. Koordinat Cartesius
Karena maka

dan

jadi

( ) ( ) Anda peroleh


jika D adalah daerah lingkaran pada bidang

29
29

Substitusikan maka untuk jadi



untuk

jadi Akan diperoleh

Substitusi atau

Maka untuk dan untuk

Jadi


* +

*
+

*
+

* +


*
+


[ ] ( )

b. Koordinat Tabung

Persamaan bola:

Persamaan tabung : atau

30
30
Karena

Sehingga ( )

Jadi atau

[ ]

( )

Perhatikan sekarang suatu benda S dalam ruang dimensi tiga, jika suatu fungsi dari tiga
variabel dan sehingga menyatakan kepadatan benda S adalah

Dalam sistem koordinat tabung :

Dalam sistem koordinat bola :

Titik yang koordinatnya memenuhi

31
31
bidang simetri, maka titik beratnya terletak pada bidang itu. Perhatikan contoh-contoh
berikut ini.

Contoh 4.14 :

Suatu benda dalam oktan pertama dibatasi oleh tabung dan bidang bidang
dan

Kepadatan di setiap titiknya diberikan oleh Tentukan koordinat titik berat benda itu.

Penyelesaian:

* +

* +

* +

32

Anda mungkin juga menyukai