Anda di halaman 1dari 20

FISIKA KUANTUM

Modul 02: Pertemuan 4 dan 5

TADRIS FISIKA IAIN KENDARI


LA ODE ASMIN, M.SC.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 1
BAGIAN 2 FUNGSI GELOMBANG ......................................................................... 2
2.1. Pengantar Persamaan Gelombang Mekanik .................................. 2
2.2. Persamaan Schrodinger ................................................................. 3
2.3. Probabilitas dan normalisasi .......................................................... 5
2.4. Momentum .................................................................................. 10
2.5. Prinsip Ketidakpastian .................................................................. 13
2.6. Partikel Bebas ............................................................................... 15
BAGIAN 2 FUNGSI GELOMBANG
2.1. Pengantar Persamaan Gelombang Mekanik
Simpangan pada sembarang posisi dan waktu:

( )

Simpangan memenuhi:

( ) ( )

Dengan v adalah kecepatan fasa. Jika kita misalkan bahwa

( ) ( ) ( ), maka

( ) ( ) ( ) ( )

Atur sedemikian rupa, sehingga

( ) ( )
( ) ( )

Menjadi 2 persamaan:

( )
( )

( )
( )

Solusi persamaan (a):


( )

Dengan , f adalah frekuensi, v adalah kecepatan rambat


gelombang dengan panjang gelombang .

( ) ( ) ,
Solusi umum dari persamaan (b) adalah

( ) ( ) ( )

Untuk menentukan konstanta C dan D, diperlukan syarat batas pada


x=0 sampai x=L, dengan L adalah panjang kawat.

Misalkan pada x=0, ( ) , sehingga D=0, persamaan


sebelumnya kita tuliskan menjadi

( ) ( )

Syarat batas pada x=L, ( ) menjadi

( ) ( )

( )

Sehingga,

, dengan n = 1,2, …

( ) . /

Jadi,

( ) . /

2.2. Persamaan Schrodinger


Asumsikan bahwa adalah dalam arah ,

. /

Jika adalah frekuensi dan kecepatan , dan , maka


( )

. /

Misal adalah total energi dan adalah momentum pada partikel,


maka

dan

Maka kita dapat menuliskan bahwa

. /( )

Diferensiasi persamaan ini terhadap posisi , menghasilkan

. /( )

Diferensiasi persamaan ini terhadap waktu , menghasilkan

. /( )

Pada kecepatan yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan


kecepatan cahaya, energi total sebuah partikel adalah jumlah energi
kinetik . / dan energi potensial .

( )

dengan V adalah energi potensial. Jika kedua ruas persamaan ini


dikalikan dengan , diperoleh
( )

Dari persamaan sebelumnya, kita dapat menuliskan bahwa

Substitusi kedua persamaan ini, diperoleh

( )

Karena , maka

( )

( )

Persamaan ini dikenal sebagai “Persamaan Schrodinger” 1 dimensi.


Jika Hukum Kedua Newton, adalah persamaan terpenting dalam
semua fisika klasik, maka Persamaan Schrodinger adalah persamaan
terpenting dalam semua fisika kuantum.

Dalam 3 dimensi, dituliskan sebagai

* + ( )

2.3. Probabilitas dan normalisasi


Nilai probabilitas adalah kemungkinan terjadinya titik sampel dalam
distribusi titik tertentu, di mana sampel titik didefinisikan di sini
sebagai hasil yang mungkin dari sebuah eksperimen. Distribusi titik
dapat berupa sekumpulan nilai diskrit atau sekumpulan nilai yang
berkelanjutan.

Pengukuran Diskrit

Jumlah total partikel (atau pengukuran) dalam suatu sistem adalah

∑ ()

dengan ( ) adalah jumlah partikel ke- . Probabilitas sebuah partikel


berada dalam keadaan ke- adalah

()
()

Sedangkan jumlah pada semua probabilitas adalah

∑ ()

Rata-rata sebuah partikel berada dalam keadaan ke- adalah

∑ ()
〈〉 ∑ ()

Rata-rata kuadrat sebuah partikel berada dalam keadaan ke- adalah

〈 〉 ∑ ()

Secara umum, nilai rata-rata dari beberapa fungsi diberikan oleh

〈 ( )〉 ∑ () ()

Sementara itu, distribusi varians didefinisikan sebagai


〈( ) 〉

dengan dikenal sebagai standar deviasi dari pengukuran.

Pengukuran Kontinu

Untuk distribusi kontinu pada data atau pengukuran, rapat


probabilitas didefinisikan sebagai

* ( )+ ( )

Probabilitas bahwa terletak diantara dan diberikan oleh

∫ ( )

( )
∫ ( )
( )

⟨ ⟩ ∫ ( )

⟨ ( )⟩ ∫ ( ) ( )

⟨( ) ⟩ ⟨ ⟩ ⟨ ⟩

Distribusi Seragam/uniform

Jika rapat probabilitas konstan, nilai ( ) antara sampai ,


maka

disini nilai amlitudo harus agar fungsi probabilitas dapat


dinormalisasi.
Distribusi Normal

Ditsribusi normal atau disebut juga sebagai distribusi Gaussian,


digunakan untuk menggambarkan distribusi acak atau observasi.
Distribusi Gaussian/normal diberikan oleh

( )
( )

yang berpusat disekitar rerata, , dan adalah standar deviasi. Nilai


FWHM, , dituliskan sebagai

Interpretasi statistik pada suatu fungsi gelombang | ( )| adalah


rapat probabilitas untuk memperoleh partikel di titik pada waktu .

∫ | ( )|

Untuk mengetahui apakah normalisasi ini konsisten dengan


persamaan Schrodinger, maka kita dapat melakukan derivatif pada
persamaan ini.

∫ | ( )| ∫ | ( )|

Pada integral diatas hanya fungsi dari , karena suku-suku akan


menghilang ketika batas-batas diterapkan. Dengan demikian,
turunan total . / diambil untuk solusi integral, tetapi fungsi di
dalam integral adalah fungsi dari dan juga .

Dengan menggunakan aturan rantai,

| ( )| ( )

dan persamaan Schrodinger


dan konjugat kompleksnya

Jadi,

| ( )| ( ) ( )

( )

{ ( )}

Karena itu diperoleh

∫ | ( )| ( )|

Contoh

Carilah nilai konstanta pada fungsi gelombang

( )

Jika pada nilai dan .

Jawab

Probabilitas,

∫ | | ∫
Kompleks konjugat fungsi gelombang di atas adalah

( )

Sehingga,

∫ ∫ ( )( )

( )

Jadi, fungsi gelombangnya dituliskan menjadi

( ) ( )

Latihan

Carilah nilai pada contoh soal di atas.

2.4. Momentum
Untuk partikel pada keadaan , nilai ekspektasi adalah

〈 〉 ∫ ( ) ( )

Nilai ekspektasi adalah rata-rata pengukuran berulang pada pada


ansambel sistem yang dipersiapkan secara identik, bukan rata-rata
pengukuran berulang pada satu sistem yang sama.

Laju perubahan nilai ekspektasi adalah


〈 〉
∫ ∫ ( )

Substitusi dan , diperoleh

〈 〉
∫ , ( ) ( ) -

∫ , -

Untuk integral bentuk kedua,

( )
[ ] ∫
( )

( ) ( )
* + ∫

( )

Jadi

〈 〉 ( )
∫ , -

∫ , ( )-

∫ , -

∫ ( )

∫ ( )
Dari persamaan ini nampak bahwa bahwa nilai ekspektasi kecepatan
partikel sama dengan turunan waktu dari nilai ekspektasi posisi
partikel

〈 〉
〈 〉

Dengan demikian, kita dapat menuliskan bahwa nilai ekspektasi


momentum adalah

〈 〉
〈 〉 ∫ ( )

Yang selanjutnya kita sebut sebagai representasi dari operator posisi


dan operator momentum, . / . /,

〈 〉 ∫ ( )

〈 〉 ∫ ( )

dengan operator merepersentasikan mometum. Dengan


demikian, kita dapat menuliskan energi kinetik,

〈 〉
〈 〉 ∫ ( )

Secara umum, untuk sebuah operator A, maka

〈 〉 ∫

∫ ( ) ∫ ( )

Operator
1. Operator momentum : ̂
2. Operator posisi: ̂
3. Operator energi kinetik: ̂

4. Operator Hamiltonian: ̂ ( )

2.5. Prinsip Ketidakpastian


Ketidakpastian Heisenberg dapat dituliskan sebagai

dengan adalah standar deviasi di posisi dan adalah standar


deviasi yang terkait dengan momentum.

Contoh

Dari fungsi gelombang

( ) ( )

Tunjukkan bahwa fungsi gelomabng ini memenuhi Relai


Ketidakpastian Heisenberg.

Jawab

Yang dilakukan adalah dengan menghitung nilai ⟨ ⟩, ⟨ ⟩, ⟨ ⟩, dan


⟨ ⟩.

⟨ ⟩ ∫ √

⟨ ⟩ ∫ √
√ ∫

√ ∫

√ √

⟨ ⟩ ∫ √ ( )

√ ∫ ( )

⟨ ⟩ ∫ √ ( )

√ ∫ ( )

√ ∫ ( )( )

√ ∫ * ( ) +

√ ∫ , -

√ ∫ ( )
√ ,∫ ∫ -

√ , ∫ ∫ -

√ { √ √ }

√ {√ √ }

Dengan demikian, kita peroleh standar deviasi untuk posisi,


√⟨ ⟩ ⟨ ⟩ √

Dan untuk momentum,


√⟨ ⟩ ⟨ ⟩ √

Jadi,

Kesimpulannya bahwa fungsi gelombang ( ) . /


memenuhi Ketidakpastian Heisenberg.

2.6. Partikel Bebas


Dari persamaan Schrodinger
( ) ( )
( ) ( )

Missal solusinya adalah

( ) ( ) ( )

Untuk partikel bebas, ( ) . Substitusi:

( ( ) ( )) ( ( ) ( ))

( ) ( )
( ) ( )

Kalikan kedua ruas dengan ( ) ( )


:

( ) ( )
( ) ( )

Dengan , maka

( )
( )

( )

( )

Ruas kanan:

( )
( )

( )
( )
( )
( )

( )

Jadi,

( ) ( ) ( )

Persamaan ini kemudian kita tuliskan sebagai

( )
( ) ∫ ( ) ∫ ( )
√ √

Solusi umum:

( )
( ) ∫ ( )

Pada ,

( )
( ) ( ) ∫ ( )

dan

( )
( ) ∫ ( )

Contoh

Buktikan bahwa (i) , - [ ] , - dan (ii) , -

Penyelesaian: (i) , -

, -
Dengan

, - ( ) ( ) ( )

Jadi, , - , -

(ii) , -

, - ( )
( )

Jadi, , - , -

Contoh

Dengan menggunakan prinsip ketidakpastian, carilah energi keadaan


dasar pada osilator linier.

Penyelesian:

Dengan
Pada keadaan dasar, energi diperoleh dengan menseting:

( )

( )
Suku pertama: . /

Kalikan kedua ruas dengan :

Jadi, energi pada keadaan dasar adalah

Anda mungkin juga menyukai