"DWD
q la4\Ou D
(.Dnpaq D1U!) nD1D
DWD1-I .) "'11.d
1st Love
Never Die?
- Camarillo Maxwell -
UntukMama,
Hj. Tatiek Hernani
Semoga Mama sehat selalu,
I love u Mom ...
1st love Never Die?
- Camarillo Maxwell-
.
.--
PT B N
/ ovel09
Penylinting: Nina Ria:qa Indnj'--D. _
1 st LoveNever Die/Camarillo
-- eet. l--Jakarta; penerbit tandabaea, 2006
vi+158 hlm;1gem
ISBN 979-15184-7-5
Cetakan1, Desember2006
Distributor Tunggal :
PT Niaga Swadaya
J1. Gunung Sahari III7
/ ,
Telp. (021) 4204404, 4255354
Fax. (021) 4214821
XoXo ...
Camarillo Maxwell
.'
With Love
Camarillo Maxwell
"Bener ya, kamu pasti pulang? Aku pasti kangen ban get
sarna kamu."
"Iya, aku juga pasti kangen saa kamu. Nanti aku janji
bakal sering 'telepon kamu deh." Kyo semakin merapat
pada Maya.
"Janji ...?" Maya juga merapatkan diri pada kyo.
i'Iya janji ..." Kyo dan Maya semakin merapat. Mereka.
*+*
kantin.
"Ma-maaf. .. Mu enggak lihaL" kata Alinda tergagap
gagap.
"Oh, enggak ... enggak apa-apa kok. Aku juga enggak
lihat." jawab cowok itu sambil tersenyum. Alinda sempat
tertegun juga, ternyata pegawai ini masih muda, mungkin
tidak terlalu jauh beda usianya dengan dia. Ia memakai
seragam FJr berwarna abu-abu. Dari seragainnya tertulis
nama Tony. Hmm... nama yang lumayan bagus.
"Kamu pegawai bam ya?" tanya pegawai itu..
"Oh, enggak. Aku anak magang... "
"Wah, bener itu ... jangan sampai ... Amit-amit dah ... "
"Terus sering ketemu sarna Bu Riska enggak?"
"Untungnya sih enggak sering-sering amat. Cue
bersyukur banget karena ruangannya jauh dari ruangan
kantor gue. Pokoknya, setiap ada dia, gue berusaha kabur
sejauh mungkin deh." ujar Alinda dengan muka langsung
pucat begitu membayangkan sosok Bu Riska.
"Hahaha... Kayaknya hari-hari 10 magang di sini bakal
menegangkan ya?!"
"Iya, gue tahu ... Tapi bagi gue, Bu Riska jauh lebih
menakutkan daripada hantu tahu ... " .
hatinya.
"Ya ,sudah, Mas Bagas. Aku pergi dulu ya. Aku harus
ke Ware House nyerahin laporan jni. .." Alinda ingin
secepatnya pergi dari situ., Entah kenapa, suasananya jadi
tidak enak seperti ini.
"Ke Ware House ya? Gimana kalau aku tf;:menin? Aku
juga mau sekalian ke sana, ada yang harus kucek."
AJinda tidak bisa menolak. Lagipula, sebenarnya ia
takut kalau harus ke Ware House send irian, apalagi malam
malam begini.
" Tapi ... Dari tadi kita jalan, kok enggak nyampe
nyampe?!"
."Coba kita cari lagi jalannya ... Lampunya kok sebagian
gak nyala ya? Kayaknya ntar aku harus mengadu ke bagian
teknik deh... "
" Iya... iya ... Lin, sebaiknya kamu di sebelah kiri aku,
takut kalau nanti kamu kena forklift.';
."Oh, iya ... " Hmm... Alinda pikir baik juga nih cowok.
. Setidaknya adalah sisi gentle-nya, mau melindungi
cewek ..
PET S!!! Tiba-tiba saja lampu mati. Keadaan benar.
benar gelap gulita. Jangan-jangan mati satu pabriklagi....
"Aduh, kenapa bisa mati sih???" Alinda mulai panik
dan tidak tahu harus bagaimana. Sepertinya ia terpisah
dari Bagas dan mulai ketakutan.
"Linda kamu dimana?" Suara itu pasti suara Bagas.
Alinda sangat mengenalnya.
"Mas Bagas aku di sini." Alinda benar-benar sangat
ketakutan.
" Sebentar aku akan ke sana ... "
"Cepat. ... " Alinda tidak tabu harus bagaimana kalau
dia terperangkap dalam kegelapan seperti ini. Tiba-tiba
ada sebuah tang an yang memegang bahunya.. Alinda pun
langsung memegangnya.
" Tenang ... :r<:amu enggak usah panik." Bagas berusaha
menenangkan.
'Aku... aku .." Alinda tidak tabu lagi harus berbicara
.
apa.
"Yoyo ... gue enggak tahu man ngomong apa. Sejak awal
gue ketemu sarna 10, kenalan sarna 10, gue udah anggap 10
sebagai ternan, bahkan .... sampai sekarang."
"Lin, maaf kalau hanya karena perasaan gue yang
egois ini bakal merusak pertemanan kita. Tapi, gue enggak
bisa menganggap 10 sebagai ternan apalagi sobat. Gue suka
sarna 10. Gue benar-benar suka ... "
aja ... " kata Yoyo dengan wajah yang begitu memelas.
HARI TNI Alinda masuk pagi sekali, lebih pagi dari biasanya.
Entah kenapa .hari ini perasaannya tidak enak. Mungkin
hanya perasaannya saja. Sebelum para pegawai yang
lain datang, dia sudah datang duluan..
kalender yang terpajang di ruangan kantornya. Dia menatap
kalender itu ragu-ragu.
"Tangga112 dan 13 masuk siang, 14 dan 15 malam, 16
dan171ibur. Ta ... tanggal...18 masuk...pa ...pagi ..." Alinda
menghitung dengan kedua jarinya untuk memastikan kalau
hitungannya tidak salah. Dia sarna sekali tidak percaya
dengan hitungannya. Dia kembali menghitung lagi.
"Masa sih.... Hari ini dia masuk pagi. Enggak
mungkin ...." Alinda menghitung lagi dari awal. Ternyata
hitungannya tidak meleset.
Ya, hari ini Bagas masuk pagi. Di satu sisi Alinda senang
15.arena dia bisa ketemu dengan leluasa, tapi di sisi lain dia
bingung sendiri. Enggak tahu nanti harus pasang muka
kayak apa kalau berhadapan dengan dia. Kebiasaan Alinda
yang paling buruk adalah PAST I GROGI kalau berhadapan
dengan orang yang dia suka. Itu penyakit bawaan atau
udah jadi kebiasaan, enggak ngerti deh. Pokoknya Alinda
berusaha jangan sampai si Bagas tahu perasaannya. Jangan
sampal....
"BRAKKK!!!!" Suara pintu ruangan kantornya terbuka
dengan lebar. Perasaan Alinda tidak enak.
"HAl MBAK LINDA??? APA KABAR HARI INI???"
tanya Mas Yusar dengan wajah yang ceria. Tentu saja dia
ingin menggoda Alinda sekalian..
"Mas Yusar jangan ngagetin d,ong ... Kaget nih ..."
"Eh, sini deh aku bisikin ..."
Inisialnya RHS.
\
'1V<u titip du lu... Aku hams menghadap Bu Riska
sekarang nih ... Sudah ya... " Bagas sudah berlalu pergi.
Alinda yang memegang HP Bagas hanya bisa bengong.
Gimana sih??? Apa ada trouble dengan mesin di pabiik ya?
Sampai-sampai Bagas bum-bum begitu...
Eh, ngomong-ngomong nih HP Bagas ya? Alinda jadi
semakin penasaran nih, pengen buka barang sebentar aja.
Tapi, jangan.. HP kan termasuk privacy seseorang. Tapi,
.
''-...
'
Betul dugannya. Awas ya Mas Yusar. .
'duh.. kemana sih si Bagas itu? Jadi enggak sih dia iktit
acara ini?" tanya Mas Felix sambil melirik jam. Semuanya
sudah kumpul di depan kantor. Semua kecuali Bagas dan
Mbak Dini. Alinda sempat khawatir juga, apa mereka tidak
.
bisa datang?
*+*
BRAAAK
AKK KK! Alvin membuka pintu ruang depan
dengan keras. Dia pun langsung mengambil kunci mobil
dari saku celananya. Alinda berusah mengejar Alvin yang
terlihat sangat marah melihat kejadian barusan .
. ':Alvin kan tadi udah aku bilang ini semua salah
paham. Aku sarna dia enggak ada apa-apa. Dia kemarin
itu jatuh 'pingsan dan aku membawanya ke rumah. Udah,
cuma itu aja. Kamu bisa tanya Kyo dan Maya kalau enggak
percaya."
"Kenapa kamu enggak bilang sarna aku dari kemarin.
Kalau kamu sembunyi-sembunyi seperti ini kan aku curiga.
*+*
.J
"Kita sudah sampai. Turunlah ... " Alinda langsung
mengerem. Ya, saat ini mereka sudah sampai di depan kost
an Bagas. Bagas turun dai mobil, ia tahu Alinda benar-benar
marah padanya.
. "Linda, terima kasih atas semuanya. Aku sarna sekali
tidak tahu harus bagaimana membalasnya."
"Tolong jangan menghubungiku lagL .. " Setelah berkata
seperti itu, Alinda langsung melesat pergi meninggalkan
Bagas yang masih bengong karena kata-katanya barusan.
Tapi, kenyataannya Alinda masih belum bisa melupakan
Bagas. Entah kenapa...
*+*
*+*
T he End
halfklingon
1st Love Never Die? I 167