Anda di halaman 1dari 42

Salam Perubahan!!!

Dear Mahasiswa & Aktivis Dakwah Kampus...

Sejatinya E-BOOK ini (Rekonstruksi Gerakan Mahasiswa & Dakwah


Kampus) merupakan isi dari Prolog Buku Spesial 7 Jurus Jitu
Menggapai Kemenangan Dakwah Kampus.

Buku 7 JURUS JITU MENGGAPAI KEMENANGAN DAKWAH


KAMPUS InsyaaAllah akan diterbitkan di bulan Februari 2017 ini.
Dengan berbagai kelebihan dan bonus yang Dahsyat.

Oleh karena itu, kami ingin juga sedikit berbagi manfaat dari buku
tersebut dalam racikan khusus berupa E-BOOK INI kepada Anda.
Silahkan baca seluruh ini E-Book ini dengan baik dan cermat J

Selamat menikmati,

Inshany al-Fatah MRv


Apresiasi untuk

7 JURUS JITU

Menggapai Kemenangan Dakwah Kampus

Buku ini ditulis oleh aktivis yang telah melanglang buana dari Timur Indonesia
sampai di Barat Indonesia.Ditulis oleh pemuda yang kaya pengetahuan empirik
dalam gerakan dakwah kampus. Buku 7 Jurus Jitu Menggapai Kemenangan
Dakwah Kampus sangat menambah khazanah intelektual para aktivis dakwah
kampus untuk mematahkan jurus musuh Islam. Saya merekomendasikan buku
ini!!!

Abdul Malik Raharusun, M.Pd


Sekretaris Jenderal Pengurus Besar HMI-MPO Periode 2013-2015
Depertemen Riset Pengurus Nasional MASIKA-ICMI Periode 2015-2020

"Saya rasa buku ini menjadi rujukan penting dalam kita mengarungi dakwah di
kampus. Ini bukan buku biasa.Sebab untuk mereka yang mau menjadi luar biasa,
buku ini adalah tepat untuk dibaca dan dipahami."

Rizqi Awal
Founder Line Dakwah Islam
Ketua DKM UNPAD 2009-2010

Dakwah harus memiliki metode (thariqah) yang benar. Selain itu, kita juga
memerlukan berbagai cara (uslub) untuk meraih tujuan dakwah tersebut. Buku yang
Anda baca saat ini berisi berbagai cara dakwah yang sangat cocok untuk melengkapi
dakwah di kampus.

Alimudin Baharsyah
Koordinator Nasional BKLDK
Amunisi yang luar biasa untuk para pengemban dakwah kampus dengan latar
belakang yang bermacam-macam. Mampu menyadarkan para aktivis dakwah akan
mulia dan pentingnya dakwah kampus. Memompa kembali semangat perjuangan
yang mulai meredup. Bahkan mendorong semangat sel awal untuk membuat kutlah
dakwah demi tersebarnya dakwah Islam. Buku ini menggambarkan secara utuh dan
mendalam mengenai jurus-jurus apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan yang hakiki yakni kebangkitan Islam. Bukan sekedar teoritis, tapi juga secara
praktis. Sangat rekomended untuk para aktivis dakwah dengan latar belakang
apapun.

Fathia Rizki Amelia


Aktivis Muslimah
Anggota Divisi Sosial Politik BEM UNJ 2015

Buku ini sangat detail sekali menjelaskan tentang dakwah kampus, menjabarkan
tentang 7 Jurus Jitu Menggapai Kemenangan Dakwah Kampus yang harus
digunakan oleh mahasiswa dalam berdakwah untuk mencetak kader yang tangguh,
tim solid hingga pencapaian dakwah pada diri sendiri dan untuk umat Islam pada
umumnya. Dari kampuslah kita bergerak untuk peradaban Islam di muka bumi
ini.Dengan 7 JURUS JITU ini bisa menjadi motovasi kita dalam mencapai dakwah
kampus dalam era modern ini. Pergunakan waktumu di bangku kuliah dengan
sebaik mungkin. Hari kemarin adalah sejarah, hari ini adalah kenyataan dan hari
esok adalah impian.

Aswar Sukri Bahi


Ketua Senat Mahasiswa (BEM) STAI-PTDII Jakarta Periode 2015-2016

Mahasiswa dikenal sebagai aktor utama dalam panggung revolusi/perubahan.


Namun, apa yang kita lihat saat ini? Pentas pergerakan mahasiswa terbatas oleh
pudarnya idealisme mereka.Sedikit sekali yang tetap mempertahankan ritme
perjuangan untuk mencapai perubahan hakiki. Nah, sekarang bagaimana caranya
menggapai kemenangan dakwah kampus dengan hambatan di berbagai
sisi?Bagaimana caranya mewujudkan peradaban mulia Islam melalui revolusi
mahasiswa bersama lembaganya? Buku ini insyaaAllah mampu menjawabnya.

Ayu Deswanti
Koordinator Akhwat FRM UI 2016
"Buku ini memaparkan berbagai cara dan tips penting secara teoritis hingga
aplikatif. Merupakan panduan praktis untuk menjalankan dakwah di kampus.
Semoga dengan hadirnya buku ini bisa memberikan sumbangsih besar bagi dakwah
kampus dan menginspirasi pergerakan mahasiswa Islam ideologis. Baca, pahami,
dan praktikkan isinya, semoga perjuangan bisa semakin joss dan terakselerasi
menuju kemenangan."

Ust. Irwan Saifullah


Ketua Lajnah Khusus Mahasiswa HTI
Direktur Islaamic Entrepreneur University

"Mahasiswa digadang-gadang sebagai pelopor perubahan. Sebagai seorang muslim


tentu arah perubahan yang harus dituju oleh muslim adalah arah perubahan Islam.
Dengan dakwah kampus inilah perubahan itu akan terwujud. Mahasiswa
membutuhkan ilmu, arahan dan strategi, karena halangan, tantangan dan rintangan
dakwah kampus sangat berat baik secara eksternal maupun internal. Secara internal
jika mahasiswa sebagai agen perubahan tidak memiliki ilmu yang cukup akan
tergerus dengan arus yang ada dan lupa dengan identitasnya sebagai pengemban
dakwah. Oleh karenanya kita membutuhkan referensi agar bisa menjadi bekal
dalam berjuang di dakwah kampus. Sebetulnya sangat jarang buku yang mengupas
tuntas tentang dakwah kampus, dan buku 7 Jurus Jitu Menggapai Kemenangan
Dakwah Kampus inilah yang berhasil mengupas tuntas dunia dakwah kampus.
Buku ini akan menjadi referensi bagi mahasiswa yang siap menerjunkan dirinya
dalam dakwah kampus dan siap memenangkannya."

Felycitia Iradati Yusrina, S.stat


Ketua Departemen Keputrian BKIM IPB 2015

Mahasiswa Islam sudah seyogyanya memiliki pola pikir dan pola sikap yang
Islami. Di kampus, mahasiswa butuh wadah yang mampu membentuk karakter
tersebut. Lembaga Dakwah Kampus adalah wadah yang efektif untuk
menjawabnya. Buku ini merupakan referensi yang wajib dimiliki serta dipahami
oleh pengemban dakwah di kampusnya masing-masing. Selain bahasa yang intelek
dan lugas, konsep yang sistematis juga sangat menginspirasi mahasiswa yang baru
maupun yang sudah lama menggeluti dakwah kampus. Semoga bermanfaat.

Achmad Rohani, S.Kom


Ketua IMEJ (Ikatan Mahasiswa Evav Jakarta - Jawa Barat)
Aktivis PMII Jakarta
"Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Telah semakin banyak umat yang
tercerahkan akan pentingnya hidup di bawah naungan syariat Islam. Namun
masalah selanjutnya adalah perbedaan pemikiran dan konsep dalam penegakan
syariat itu sendiri. Salah satu kekuatan umat Islam yang saat ini belum terlihat dan
masih dianggap tak bersuara ialah mahasiswa (penggerak) dakwah kampus.
Namun insyaaAllah dengan hadirnya buku ini, akan banyak metode dalam
menyatukan kekuatan dan sinergi diantara penggerak dakwah kampus. Semoga
Allah satukan hati diantara penggerak dakwah kampus bagi cita-cita tegaknya
syariat Islam khususnya di Indonesia. Aamiin."

Mohamad Fadhilah
Mahasiswa Aktivis Muhammadiyah

"Islam adalah kebenaran yang tidak singkat dalam zaman. Lahir dan dipertahankan
dengan salah satu jalan, yakni dakwah. Melalui kampus sebagai tempat
berkumpulnya masa depan manusia yang lebih baik, (sebagaimana bahasan di buku
ini) LDK menjadi jawaban untuk generasi pembaharu Islam dalam zaman."

Chadafi Arsad Refra


Ketua Komisariat HMI DIPO STIE UMEL Tual, Maluku 2008-2009
Wakil Ketua Bidang Organisasi (OKK) DPD KNPI Kota Tual, Maluku 2015-2018
DAPATKAN BUKU DAHSYAT!!!

7 JURUS JITU MENGGAPAI KEMENANGAN DAKWAH KAMPUS

7 Alasan Pentingnya Memiliki Buku Ini:

1. Menunjukkan langkah-langkah praktis hingga tips-tips dahsyat


untuk menuju kemenangan dakwah kampus

2. Membahas cara jitu mencetak kader tangguh dan membangun tim


solid yang proaktif, produktif dan progresif, juga prestatif, hingga
mengulasleadership dan team work ideal

3. Menjelaskan seni mengenal personal tim, potensinya hingga


pemetaan dan rekayasa dakwah

4. Memuat tentang LDK dan hal-hal yang berkaitan dengan LDK,


serta cara pembentukan tim dan pelegalannya secara resmi

5. Mengungkap rahasia kegagalan dan keberhasilan gerakan-


gerakan Islam/Lembaga Dakwah selama ini

6. Memahami motivasi dan nilai perjuangan dengan benar/tepat

7. Memaparkan rahasia keberhasilan pemimpin besar Islam/para


penaklukdalam meraih kemenangan demi kemenangan
1. Pesan saat Open PO (15 Ferbuari 2017), BELI 1 GRATIS 1
tanpa minimum order | plus FREE ONGKIRse-Jabodetabek
- >10 eks, FREE ONGKIR se-Jawa
- Pesan di tanggal 16-18 Februari 2017, BELI 1 GRATIS 1 tanpa
minimum order, belum termasuk ongkir
- Pesan di tanggal 19-27 Februari 2017, BELI 2 GRATIS 1

1. Bonus 1 E-BookDakwah Kampus (via email/wa)


2. Bonus 5 E-Booktentang Bisnis, Marketing & Selling (via email/wa)

3. Bonus 7 Materi PPttentang Dakwah Kampus (via email/wa)


4. Free Konsultasi Dakwah Kampus bersama Penulis
5. Sebagian keuntungan penjualan buku ini, digunakan untuk
membangun media dakwah bersama(Islamic Student)
6. Bagi Agen/LDK yang pesan >20 eks, otomatis berkesempatan
menjadi mitra (tanpa modal) dengan Muslimah Media Business
Center danStudent Tour & Traveluntuk menjalankan Multi
Bisnis (Toko Online, Tiket Pesawat & KAI, Reservasi Hotel Domestik
& Internasional, Umroh & Haji, Cargo, PPOB (Tagihan Listrik, TV
Kabel, PDAM, Telkom Group, dll) sampai menjual Pulsa All
Operator), di tempat Anda juga atas nama & rekening Anda. Asyik?
Ini hanya berlaku untuk pemesanan sebelum 28/2/2017.

Di atas waktu tersebut (15-2 maret 2017), Harga Berlaku Normal.


ARTINYA, ini : PELUANG EMAS yang TERBATAS!!!
Harga Normal, pemesanan: - Min 10eks: DISKON 10%
- Min 25eks: DISKON 20%
- Min 50eks: DISKON 30%
Rekonstruksi Gekaran Mahasiswa & Dakwah Kampus /
Inshany al-Fatah MRv; Editor, Crafty Rini Putri
--Jakarta : Polymath Publishing

Polymath Publishing 2017/1438




Judul :
Rekonstruksi
Gerakan Mahasiswa&Dakwah Kampus

Penulis : Inshany al-Fatah MRv


Editor : Crafty Rini Putri
Desain Cover &Lay Out : Tim Muslimah Media

Penerbit:
Polymath Publishing
Marketing : 0852 1003 6336
Email : publishing.polymath@gmail.com
Daftar Isi

1. Daftar Isi ..........................................................................................

2. Mahasiswa dan Lembaga Dakwah Kampus ..............................


3. Sekilas Lembaga Dakwah Kampus ..........................................
4. Karakteristik Lembaga Dakwah Kampus ..............................
5. Positioning dan Fungsi LDK ......................................................
LDK sebagai Media Pembinaan Umat ..............................
LDK sebagai Artikulator ......................................................
LDK sebagai Mediator ......................................................
LDK sebagai Fasilitator ......................................................
6. Problem Dakwah di Kampus ......................................................
7. Amunisi Penting Dakwah di Kampus ..............................
Memahami Ragam Mad'u (Objek Dakwah) ..................
Memahami Tujuan Dakwah untuk Tiap Mad'u ..................
Memahami Pilihan Kegiatan ..........................................
Menetapkan Prioritas dan Menjaga Keseimbangan ......
Memahami Strategi dan Taktik ..........................................

8. Profil Penulis ..............................................................................


Seringkali kita mendengar istilah-istilah tersebut yang disematkan
khusus pada mahasiswa.Ya, mahasiswa.Hal ini bukan tanpa sebab,
melainkan karena mahasiswa memang memiliki kedudukan, potensi,
dan kelebihan yang spesial di antara masyarakat pada umumnya.

Secara kapasitas pengetahuan, mahasiswa hidup di lingkungan mercusuar


ilmu pengetahuan, yakni kampus. Secara kekuatan, mahasiswa memiliki semangat,
stamina, dan energi yang lebih dibanding masyarakat umumnya. Usia inilah usia
ideal dari usia rata-rata pemuda. Dari sisi kesibukan duniawi, umumnya mahasiswa
belum terlalu berhadapan dengan tuntutan mencari nafkah sehingga terfokus pada
dimensi menuntut ilmu sebanyak-banyaknya. Secara historis, mahasiswa tercatat
dalam lembaran-lembaran sejarah berada di garda terdepan dalam menggerakkan
tuntutan perubahan. Pantaslah di pundak mahasiswa disematkan peran-peran
strategis di atas.

Hanya saja, disamping kelebihan dan peluang yang dimiliki mahasiswa,


mereka juga dihadapkan pada beragam tantangan dan kelemahan. Seringkali
mahasiswa terjebak dalam perjuangan semu, pragmatis, dan opurtunistik.
Memanfaatkan posisinya untuk meraup keuntungan pribadi, bahkan dengan
memanfaatkan nama besar lembaganya. Faktor-faktor inilah yang menunjukkan
pudarnya idealisme mahasiswa saat ini. Akibatnya, masyarakat yang kian apatis
dan skeptis dengan kondisi yang ada, semakin pesimistis.

2
Di balik masalah-masalah yang dimiliki elemen ini, tidak sedikit mahasiswa
yang telah berkomitmen di jalan perjuangan. Mereka mampu menggambarkan
secara jelas perubahan yang dikehendakinya dengan baik. Hingga menghadapi
pemikiran dan politik yang berkembang.Hal ini ditunjang oleh kebiasaannya
berfikir, belajar, dan mengkaji sesuatu dari berbagai sumber. Kekuatan daya
tangkap, daya nalar, dan imajinasinya, mengantarkannya menjadi pemikir muda
yang potensial. Terlebih bila ia memang sengaja dididik, dibina, dikembangkan
dalam kerangka ideologi untuk tujuan tertentu. Maka ia akan sangat produktif dan
progresif untuk tumbuh menjadi kader yang tangguh, agen perubahan masyarakat
ke arah cita-cita yang diembannya.

Usia mudanya memberikan peluang untuk mengembangkan dirinya lebih


lanjut, mengasah dan menajamkan pemikirannya, meningkatkan keberanian dan
nilai juangnya. Idealisme yang dimiliki mendorong dirinya untuk bergerak demi
perjuangannya itu. Perjuangan menegakkan idealisme tidak berhenti hanya pada
saat ia menjadi mahasiswa, tapi berlanjut pada kehidupan pasca kampusnya.

Pembinaan yang diterima semasa mahasiswa, mendorongnya untuk tetap


setia memperjuangkan idealisme itu dalam kehidupannya selepas mahasiswa.
Untuk itu, ia mengatur garis kehidupannya, gaya dan kegiatan hidupnya hingga
selaras dengan cita-citanya. Ia membuat rencana dan langkah-langkah, membangun
hubungan dengan orang atau lembaga seidealisme, menyebarkan ide dan
pemikirannya dengan berbagai cara. Ia bergerak di bawah idealisme yang
diyakininya.
Berbagai hambatan dan kesulitan dijalaninya dengan penuh ketegaran dan
keyakinan. Ia tidak surut dan bergeming dari jalan yang ditempuhnya. Bahkan,
semua kesulitan itu semakin meyakinkan dan memantapkan langkahnya. Maka
tumbuhlah ia di tengah-tengah masyarakat, dikenal sebagai pejuang cita-cita
tertentu. Ia dikenal ide dan pemikirannya. Ia dikagumi karena kekonsistenannya
terhadap idealisme dan sikap hidupnya. Ia diikuti karena cita-cita dan
pemikirannya. Ia telah menjadi figur yang memiliki kredibilitas ide yang diakui
secara objektif oleh masyarakat.

Maka tak pelak lagi kampus dengan mahasiswanya memiliki posisi yang
amat strategis bagi perubahan masyarakat di masa mendatang. Terutama di mata
kaum yang berkepentingan memperjuangkan ideologi. Mereka sama-sama melihat,
di dalam kampus terdapat kader, tunas muda yang bisa dibina untuk menjadi
pengikut dan pejuang setia ideologi. Kampus ibarat tanah, adalah lahan paling
subur untuk menyebarkan suatu ideologi. Sehingga kelak suatu saat ia akan menuai
hasilnya berupa kader-kader yang tangguh. Kampus, sebagai lahan pertanian,
terbuka untuk segala macam benih yang saling bertentangan sifat hidupnya
sekalipun. Dalam konteks demikianlah kita mestinya menaruh perhatian pada
dakwah di kampus.
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) adalah bagian dari organisasi dakwah
yang memiliki paradigma diantaranya : Pertama, didirikan atas landasan Islam dan
ditujukan untuk mendakwahkan Islam. Kedua, aktivitas dakwah mengacu pada
uswah dakwah Rasulullah SAW. Ketiga, anggotanya terbuka bagi seluruh
mahasiswa muslim. Keempat, ikatan antar anggota harus disandarkan atas mabda
(ideologi) Islam.

Sejak dekade 80-an, geliat dakwah kampus mulai mendapatkan


posisi.Dakwah kampus memperkokoh eksistensinya, setelah tahun-tahun
sebelumnya mahasiswa dibungkam dengan berbagai skenario dan kebijakan hitam
rezim berkuasa. Para aktivis mahasiswa seperti dari DDII, HMI, HT, Tarbiyah, dan
lainnya kian memperoleh formula terbaik bagi dakwah kampus dengan format baku
dan resmi. Konsep ini terwujud dengan bentuk lembaga formal internal kampus,
atau yang lebih dikenal dengan sebutan Lembaga Dakwah Kampus. Puncaknya,
dirumuskanlah wadah bersama untuk menjalin komunikasi diantara sesama LDK
dari berbagai background dan daerah yang dinamakan FSLDK atau Forum
Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus.
Diinisiasi oleh beberapa aktivis kampus, kemudian disepakati lahirnya format
FSLDK. Tokoh-tokoh seperti Fahmy Lukman, Muhammad al-Khaththath, Ismail
Yusanto adalah perwakilan LDK dari kampusnya untuk membidangi lahirnya
lembaga FSLDK ini. Perwakilan LDK yang menghadiri FSLDK pertama seperti yang
juga dimuat di laman Wikipedia, diantaranya: LDK INSI STMIK Wicida Samarinda,
Jamaah Mujahidin IKIP Yogyakarta, LAI UNDIP Semarang, UKKI UNSOED
Purwokerto, UNS Solo, LPISAT USAKTI Jakarta, UI Jakarta, BKI (Kini BKIM) IPB
Bogor, UIKA Bogor, Karisma Salman ITB Bandung, DKM UNPAD Bandung, UKKI
Universitas Airlangga Surabaya, BDM Al-Hikmah IKIP (UM) Malang, Jamaah
Shalahuddin UGM.
FSLDK didirikan untuk mempercepat perkembangan LDK di Indonesia.
FSLDK didirikan bukan untuk memperbesar kampus yang sudah besar. FSLDK
didirikan untuk membuat semua LDK maju bersama, baik bersama, kuat bersama,
dan bersinar bersama. Hingga pada masa 2000-an lahirlah beberapa format lain
seperti BKLDK atau Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus, LIDMI atau
Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia, dan beberapa yang lain.
Meskipun memiliki konsep dan metode yang berbeda, baik FSLDK, BKLDK,
maupun beberapa yang lain memiliki tujuan yang sama. Yakni memperjuangkan
izzul Islam wal muslimin serta mencita-citakan lahirnya peradaban Islam yang di
dalamnya terwujud penerapan syariat Islam secara kaffah. Hal inilah yang menjadi
semangat dan amunisi bagi para aktivis dakwah kampus untuk senantiasa berjuang
tiada henti dengan terus mencari berbagai macam strategi dan taktik yang tepat
untuk meraih hasil gemilang dari dakwah, serta terus melakukan upaya regenerasi
melalui kaderisasi dakwah kampus. Termasuk upaya menjalin silaturahim,
sinergitas, dan ukhuwah diantara sesama aktivis dan lembaga dakwah kampus.
Kini sudah menjadi pemandangan yang lumrah, sebuah event dihadiri oleh lintas
tokoh dan gerakan dakwah kampus. Seperti HMI, HTI, KAMMI, GP, PMII, IMM,
FSLDK, BKLDK, dan lainnya. Kian hari, kesadaran yang terbentuk pada individu
kader semakin matang. Maka, sikap tidak bersahabat atas perbedaan kelompok
yang dulu amat nampak, kini semakin menipis dan hilang. Dampaknya, dakwah
kampus makin menggeliat. Semakin banyak mahasiswa dan civitas akademika
kampus yang tercerahkan. Pasca dari kampus, para aktivis menjadi agen-agen
dakwah di tengah-tengah masyarakat untuk melanjutkan misi dakwahnya
memperbaiki kondisi umat.

Berawal dari dakwah kampus. Ya, dakwah kampus. Dari kampuslah para
pemuda yang penuh semangat dan potensi, yang memiliki kapasitas intelektual dan
daya juang yang tinggi membuat dakwah kian massif. Lembaga dakwah kampus
menjadi wadah yang tepat dan sangat kontributif dalam menyumbang keberhasilan
dakwah yang efektif dan efisien. Maka keberadaan lembaga dakwah kampus ini
tidak bisa dipandang remeh. Sebab, hasil yang diperoleh dari dakwah lembaga lebih
signifikan dibanding dakwah tanpa lembaga. Kita telah mendengar bahwa Allah
SWT menyukai kaum muslimin berjuang dalam barisan yang teratur, jika tidak,
maka kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebaikan yang tidak
terorganisir.
Sisi positif dakwah dari adanya LDK resmi ini adalah bisa dengan leluasa
mengadakan aktivitas dakwah di dalam kampus. LDK resmi juga bisa
menggunakan nama kampus, mendapat support kampus dalam berbagai bentuk. Ini
merupakan faktor plus dalam dakwah kampus. Sebab akan meminimalisir
penghambat dakwah, mengubah kekurangan menjadi kekuatan bagi dakwah.
Setidaknya ada beberapa macam format LDK/Lembaga Dakwah Kampus resmi di
sebuah kampus. Diantaranya:
Kesemua jenis lembaga ini merupakan bentuk lembaga dakwah resmi di
kampus yang dijalankan oleh mahasiswa. Untuk bentuk pertama hingga keempat,
bisa dilakukan oleh aktivis dakwah kampus yang ingin membentuk sebuah LDK di
kampusnya yang belum memiliki LDK resmi. Sementara format kelima, merupakan
bentuk yang bisa digunakan bila telah ada lembaga kerohanian di kampus dan tidak
ada lagi kesempatan untuk membentuk LDK baru. Maka para aktivis dakwah bisa
masuk ke dalamnya hingga bertahap akan menjalankan lalu memimpin LDK
tersebut agar dijalankan secara proaktif, produktif, dan progresif ke depannya.

Namun di baliknya, itu semua hanyalah wadah/sarana bagi dakwah yang


dilakukan di kampus. Obyek dakwah itu bisa kepada orang kafir maupun muslim.
Dakwah kepada orang kafir bertujuan untuk mengubah aqidahnya menjadi aqidah
Islam. Sementara dakwah kepada mahasiswa muslim, ditujukan untuk
meningkatkan iman dan ketaatannya pada aturan Allah. Dakwah semacam ini
dapat dilakukan secara perorangan (fardiyah), tapi akan lebih efektif bila dijalankan
secara berkelompok (jama'iyah), juga paling tepat dijalankan oleh negara (daulah).
Yakni dengan menerapkan nilai-nilai Islam dalam seluruh aspek kehidupan,
sedemikian sehingga orang-orang kafir, juga orang-orang Islam, yang hidup dalam
naungannya akan melihat dan merasakan secara langsung kemuliaan Islam dan
kenikmatan hidup dalam negara Islam itu. Dari situ diharapkan orang kafir
tergerak untuk mengubah aqidahnya menjadi aqidah Islam, dan orang Islam
semakin kuat imannya dan semakin taat menjalankan syariat.

Maka, dakwah kepada orang kafir disebut berhasil bila atas dorongan
dakwah ia mau berpindah aqidah, atau setidaknya tunduk di bawah kekuasaan
Islam. Sedang dakwah kepada orang Islam disebut berhasil bila setelah menerima
dakwah, terdapat peningkatan iman dan kecintaan pada Islam yang ditunjukkan
dengan kegairahan untuk mewujudkan aturan Islam dalam kehidupan pribadi dan
masyarakat. Secara khusus, bila kaum muslimin hidup di dalam masyarakat Islam,
dakwah disebut berhasil bila mereka ridha (rela, suka dan bahagia) hidup di bawah
naungannya serta bersedia mempertahankan kelangsungan sistem itu. Bila
masyarakat Islam belum ada, maka dakwah disebut berhasil bila mampu
menyadarkan dan menggerakkan umat untuk mewujudkan masyarakat itu.
Adapun nilai dakwah sebagai amal muslim di sisi Allah, tidaklah dihitung
dari keberhasilan-keberhasilan tadi, melainkan dari segi motif (yang semestinya
ikhlas) dan dari segi metode/thariqah (yang semestinya sesuai tuntunan syara').
Bila kita sudah menjalankan dakwah dengan ikhlas dan sesuai tuntunan,
penilaiannya berada di tangan Allah. Keberhasilan tiap amal, termasuk dalam
dakwah, hanyalah nilai materi yang merupakan konsekuensi logis dari upaya
sungguh-sungguh, kerja keras dan pantang menyerah.

Bila sekarang belum ada daulah yang menaungi kehidupan Islam, dakwah
dijalankan secara fardiyah atau jamaiyah dengan tujuan menegakkan kehidupan
Islam (dakwah li isti'nafi al- hayat al islamiyyah). Sebab, selama kehidupan Islam
belum tegak, nilai-nilai utama Islam tidak akan sepenuhnya terwujudkan. Kaum
muslimin akan hidup dalam nilai-nilai jahiliy yang secara alami justru berefek
mendangkalkan aqidah dan mereduksi ketaatan pada aturan Islam. Akibat
selanjutnya, kebanyakan kaum muslimin, apalagi selain muslim, "sulit percaya"
kepada kebaikan Islam dan keharusan menerapkan aturan Islam. Fenomena
Islamophobia pada sebagian kalangan di negeri ini (yang juga beragama Islam)
sesungguhnya berakar dari situasi ini. Hal ini jelas semakin menyulitkan dakwah
dalam menegakkan Islam kembali. Karena dakwah bukan hanya berhadapan
dengan penghalang non muslim tapi juga dengan muslim sendiri.
Semua perubahan dan perbaikan hanya akan terwujud dengan adanya
pemimpin dan pejuang umat yang setia membina dan mengarahkan umat. Yakni
pemimpin dan pejuang yang tangguh, yang memiliki kekuatan ruhiyah (aqidah dan
kepribadian), kekuatan ma'nawiyah (ilmu dan strategi) serta kekuatan madiyah (fisik
dan materi).Salah satunya bersumber dari kampus.

Para pimpinan Ma'had Aliy dalam pertemuannya di Jakarta akhir tahun 1989,
sepakat meletakkan kampus sebagai salah satu sumber pemimpin umat. Untuk
mewujudkan semua itu diperlukan usaha yang keras dan sungguh-sungguh, sabar
dan terus menerus; mulai dari menyebarkan ide-ide, mencari kader-kader yang
berkualitas, membinanya terus-menerus, mengarahkan, sampai merangkaikannya
dalam jalinan langkah jamaah yang terpadu dan harmonis.Inilah prinsip arah
dakwah di kampus.

Dakwah di kampus pada negeri ini jelas memiliki andil bagi terbentuknya
basis kekuatan umat secara baru, melengkapi peran pesantren, majelis taklim, dan
perguruan Islam selama ini. Beberapa bukti bisa disebut menandai kesan
munculnya kekuatan Islam di kampus. Nafas dakwah Islam di berbagai kota besar
seputar tahun 80-an harus diakui sangat dipengaruhi kampus.
Berbicara dakwah Islam di Bandung misalnya, harus disebut peran Salman
ITB, Masjid Unpad dan lain-lain. Ramadhan di Kampus Jama'ah Shalahuddin UGM
memberi inspirasi munculnya Ramadhan di kampus-kampus lain, juga munculnya
Ramadhan di Kampung, di berbagai kampung di Yogyakarta. Bahkan IPB, karena
gencarnya proses 'islamisasi' di kampusnya, sering diplesetkan menjadi "Institut
Pesantren Bogor". Fenomena berhijab secara pesat muncul dari kampus. Cetusan
ketidakpuasan umat atas berbagai persoalan yang berkembang seakan terwakili
oleh aksi kampus. Protes jilbab lewat PMIB, demo monitor, aksi solidaritas Bosnia
adalah beberapa diantaranya.

Dari segi kepemimpinan, peran pemimpin Islam asal kampus juga mulai
menonjol. Pimpinan Muhammadiyah setelah KH. Azhar Basyir wafat, didominasi
dari kampus. Apalagi di ICMI, begitu juga jika kita menilik beberapa organisasi lain
seperti PBB, PKS, dan HTI tak dapat dilepaskan dari produk dakwah di kampus.
Kenyataan itu amat gamblang. Memang, kader asal kampus tersebut yang ada
sekarang adalah produk pembinaan tahun 60-70-an. Bagaimana produk tahun 2000-
an saat ini? Waktulah yang akan menjawabnya. Namun kini kita telah melihat aksi-
aksi nyata dan sumbangsih rill dari para alumni maupun kader dakwah kampus
aktif di berbagai sektor dan bidang.
Dakwah di kampus secara formal intra universiter selama ini
digerakkan oleh lembaga dakwah kampus (LDK) dengan
berbagai macam bentuknya (berupa unit kegiatan mahasiswa
Islam, masjid kampus dan sebagainya). Menilik perkembangan
LDK di berbagai kampus di Indonesia, ada beberapa karakter
menarik LDK yang dapat disebutkan di sini.
semua LDK, kecuali beberapa saja, berbasis di masjid kampus. Hal ini
membedakannya dengan OMI (organisasi mahasiswa Islam) ekstra kampus atau
dikenal juga dengan OMEK (organisasi mahasiswa ekstra kampus). Masjid sebagai
sentra kegiatannya menjadikan suasana LDK terasa lebih masjid dan Islami.

Jama'ah masjid yang terdiri dari berbagai kalangan, yakni mahasiswa, dosen,
karyawan, dan masyarakat sekitar kampus sebagai obyek binaannya. Dengan
demikian agak kurang pas sebenarnya, kalau dikatakan LDK berorientasi hanya
pada mahasiswa, meskipun mahasiswalah sasaran kaderisasinya yang menjadi
fokus rekruitmen. Sebab, objek di luar mahasiswa, termasuk dunia anak-anak juga
digarapnya. Ini menjadi kelebihan sekaligus sisi kelemahan LDK. Kelebihan, karena
LDK memiliki daya jangkau yang luas dan luwes. Dampak kegiatannya pun juga
luas, menembus batas kampus. Menjadi kelemahannya, karena obyek yang meluas
tentu pula membiaskan orientasi, yang akan berujung pada lemahnya penetrasi
pada objek.

keragaman. Hampir pasti tidak satu pun LDK yang sama dengan LDK yang lain.
Masing-masing LDK tumbuh menurut keyakinan masing-masing. Secara
organisatoris, satu dengan yang lain tidak ada hubungan.
Ciri yang ketiga inilah yang melahirkan Forum Silaturrahim Lembaga
Dakwah Kampus (FSLDK), serta lahir pula Badan Koordinasi Lembaga Dakwah
Kampus (BKLDK), dan lainnya. Kondisi obyektif masing-masing kampus memaksa
LDK selama ini berkembang dengan polanya sendiri. Banyaknya persoalan dakwah
di kampus menjadikan LDK lebih mengarahkan perhatiannya ke dalam kampusnya
sendiri. Akibatnya, kebersamaan gerak dakwah kurang mendapat perhatian.
Ujungnya berpengaruh pada lemahnya gerak dakwah secara global. Persoalan-
persoalan yang lebih besar pada tingkat regional, wilayah, dan nasional kurang
tergarap dan terpikirkan secara strategis.

Dari segi kepemimpinan, LDK yang hanya lokal tidak memiliki jenjang
sampai tingkat nasional sebagaimana OMI/OMEK.Sulit kita berharap muncul kader
nasional dari mekanisme pengkaderan LDK. Sebab itulah, adanya lembaga
koordinasi antara LDK memiliki peranan penting untuk mensinergikan gerak
dakwah kampus dari cakupan lokal hingga level nasional. Dengan demikian,
dakwah kampus menjadi lebih sinergis-terkoordinir, sistematis-terencana, hingga
dampaknya pun lebih besar dan dahsyat.
Dakwah di kampus tidak bisa dilepaskan dari peran LDK (Lembaga Dakwah
Kampus) yang ada di hampir setiap kampus perguruan tinggi di Indonesia.
Menurut khiththah LDK, LDK adalah suatu lembaga yang dikelola mahasiswa,
bergerak dalam dakwah Islam di kampus untuk menegakkan kalimat Allah dengan
amar ma'ruf nahi munkar. Civitas akademika kampus sebagai objek utamanya dan
mahasiswa merupakan unsur terpentingnya. Untuk mencapai tujuannya, LDK
setidaknya harus memainkan fungsi sebagai berikut:

Ini peran utama LDK dan yang selama ini telah kita mainkan. LDK memiliki
kedudukan strategis mengingat jangkauannya untuk melakukan aktivitas
pembinaan umum kepada civitas akademika secara luas dan masyarakat sekitar
kampus. Perlu penajaman arah mafhum yang hendak dituju sehubungan dengan
situasi masyarakat yang lebih terbuka dan kondusif bagi proses Islamisasi.
Keberhasilan dalam memainkan fungsi ini akan menentukan peran-peran
berikutnya. Sudah saatnya penyelenggaraan kegiatan dakwah yang asal-asalan
harus ditinggalkan.
Sebagai artikulator, LDK dapat berperan sebagai penyambung aspirasi umat,
baik dalam hal menyerukan yang ma'ruf maupun menghilangkan yang munkar.
Dalam beberapa kasus terbukti ternyata umat, khususnya kalangan mudanya, juga
memiliki apresiasi positif terhadap perlunya menegakkan yang ma'ruf dan
menghilangkan kemunkaran ; tetapi fakta juga menunjukkan bahwa apresiasi itu
baru muncul setelah ada orang atau lembaga yang mencetuskannya lebih dulu. Di
sini letak pentingnya LDK sebagai artikulator yang pada gilirannya akan menyeret
peran serta umat lebih besar. Akan tetapi perlu diingat, bahwa biar bagaimanapun,
LDK tetap terikat dengan sistem perkampusan.

Oleh karenanya, dalam pelaksanaan peran ini perlu ditempuh cara agar LDK
aman dari tuduhan melanggar sistem tersebut. Misalnya dengan mengedepankan
pendekatan ilmiah melalui pakar atau lembaga yang kredibel. Dalam hal tindakan
artikulasi (baik lisan, tulisan ataupun aksi) ini, demi kredibilitas, daya dorong dan
efek yang ditimbulkan, LDK perlu bahu-membahu dengan eksponen dakwah lain --
khususnya dengan kalangan pers Islam. Di sini mewujudkan kerjasama dengan
ICMI, MUI dan lembaga lain semakin penting artinya.
Dengan akses yang (mungkin) dimiliki, LDK dapat berperan sebagai
mediator antara umat pada satu sisi agar aspirasinya sampai, dengan pengambil
keputusan di pihak lain. Terkadang aspirasi umat macet disebabkan tidak
sampainya kepada pihak yang berkompeten. Sementara terdapat kebijakan
pemerintah yang tidak populer di kalangan umat karena kurang mengertinya
terhadap aspirasi umat. Peran mediasi (cultural and political broker) penting artinya.
Upaya mengayakan dan menguatkan akses menjadi mutlak karenanya.Dalam hal
tindakan mediasi ini, LDK tidak harus berjalan sendiri. Kerjasama dengan eksponen
dakwah lain juga mesti dilakukan.
sebagai konsekuensi dari 'transion people', interaksi mahasiswa di kampus
dengan dakwah berlangsung sangat singkat. Efektif 3-4 tahun. Yang menjadi
persoalan adalah bagaimana dalam waktu sependek itu tertanam dalam diri
mahasiswa kesadaran Islam, perlunya mendalami nilai-nilai perjuangannya.
Apalagi bila diingat, ibarat ladang terbuka tadi, pada waktu bersamaan yang lain
juga bekerja menyerukan selain Islam. Yakni dari kalangan sosialis, sekuleris,
liberalis. Melalui sistem pendidikannya, pikiran kapitalis-nasionalis-sekuler
berkembang. Berapa banyak sarjana berotak tidak Islami terlahir dari kampus tiap
tahunnya? Bila kampus menjadi garda terdepan dalam proses perubahan
perikehidupan dan perikepemimpinan masyarakat masa mendatang, bisa
dibayangkan corak masa depan seperti apa yang dibangun oleh mereka. Jadi
jelaslah, dakwah Islam berpacu dengan waktu dan bergelut dalam medan perang
pemikiran.
akibat interaksi yang pendek, fungsionaris LDK dengan cepat pula
mengalami pergantian. Sering terjadi, perbedaan mafhum dakwah - berarti
perbedaan orientasi dan prioritas dakwah - menimbulkan konflik antar generasi.
Hal ini tentu mengakibatkan ketidakberlanjutan dan ketidakkonsistenan langkah
dakwah. Pembinaan dengan sistem dan materi yang mantap akan menghilangkan
atau setidaknya mengurangi konflik tersebut.

Tidak boleh dilupakan, dakwah di kampus seperti dakwah di rumah orang


lain. Kampus, sebagai ladang dakwah selalu berubah. Celakanya, kadang perubahan
itu tidak menguntungkan dakwah. Jadi, dakwah di kampus harus antisipatif
terhadap perubahan itu. Para fungsionaris lembaga dakwah kampus harus jeli
memandang tiap kemungkinan perubahan itu, dan piawai menemukan kiat berkelit
dari keadaan yang merugikan dakwah. Hubungan baik dengan fungsionaris
universitas, fakultas dan jurusan atau program studi, juga dengan fungsionaris
lembaga kemahasiswaan yang ada di kampus akan besar. manfaatnya.
dakwah yang baik adalah dakwah yang berakar di tengah masyarakat.
Sementara, masyarakat kampus - dalam pengertian sesungguhnya - tidaklah pernah
ada. Yang ada adalah para mahasiswa yang selalu berganti, dosen dan karyawan
yang berkumpul di kampus untuk satu kepentingan profesi. Jadi, bagaimana
dakwah di kampus bisa berakar? Dakwah di kampus bisa saja berakar. Yakni pada
masyarakat di sekitar kampus. Untuk masyarakat kampus, khususnya dosen dan
karyawan, yang bisa dilakukan setidaknya menciptakan citra tentang kebaikan
Islam. Dakwah berharap mereka semua siap menjadi musaa'idun (pendukung)
perjuangan Islam.
Agar tercapai tujuan dakwah di kampus perlu kiranya beberapa hal berikut
diperhatikan. Memang tidak ada ketentuan pasti tentang bagaimana berdakwah di
kampus. Dalam mafhum dakwah, penentuan metode ini termasuk dalam pengertian
uslub (cara dan strategi) yang sifatnya mubah. Penentuannya lebih didasarkan pada
pengalaman, pengetahuan, kecerdikan dan kesungguhan yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang ada, serta dirangkai dengan wasilah (sarana) yang tepat.

Dakwah di kampus berhadapan dengan mad'u yang beragam, baik dari segi
tingkat pemahaman keislaman maupun umur. Dilihat tingkat pemahaman
keislamannya, objek dakwah kampus beragam. Mulai dari yang phobi terhadap
Islam sampai yang sudah termasuk pada kelompok penggerak kegiatan Islam. Dari
segi umur, mad'u di kampus dan sekitarnya dapat dibagi menjadi tiga, yakni dewasa
(mahasiswa dan civitas akademika lain), remaja (seusia SMA dan SMP) dan anak-
anak (seusia SD ke bawah).
Dalam kaitan dengan tujuan dakwah, mad'u di kampus dapat dibagi menjadi
dua, yaitu: umum dan khusus. Dakwah kepada mad'u umum lebih berbentuk
sebagai syiar Islam, dengan tujuan untuk menciptakan mahabah (kecintaan) kepada
Islam. Sehingga mereka bersedia menjadi musaa'idun (pendukung) dakwah Islam.
Artinya, orang yang tadinya phobi menjadi hilang phobinya dan menjadi cinta
kepada Islam, kemudian bergerak untuk mendalami, memahami, dan
mengamalkan. Atau dalam tahapan yang dikemukakan Fathi Yakan, dakwah pada
kelompok ini dilakukan untuk menanamkan iman, mendorongnya untuk beramal,
dan menjadikan amal Islam itu sebagai kebiasaannya. Syukur kalau sampai ia
tergerak untuk ikut memperjuangkan. Sementara dakwah kepada mad'u khusus
bertujuan untuk menciptakan kader-kader pengemban dakwah (hamalatuddakwah)
yang teguh dalam pendirian, kuat aqidahnya, tinggi ilmu Islamnya dan mulia
akhlaqnya, serta giat dalam perjuangan Islam.

Beragam mad'u dengan tingkat pemahaman keislaman yang berbeda,


menghendaki pilihan dakwah yang berbeda pula. Intinya tetap sama, yakni
menyampaikan pesan Islam. Yang berbeda hanya pada kemasan dan ragamnya. Di
samping jenis kegiatan yang berbeda, ternyata da'inya kadang juga perlu berbeda.
Dakwah kepada mad'u umum dilakukan secara terbuka, dengan sajian kegiatan
yang menarik, ditata dengan apik, bertema aktual atau kontekstual tanpa
meninggalkan kebenaran pesan, yang dibawakan oleh asatidz yang terkemuka, baik
dari segi dinn atau profesinya.
Sementara dakwah kepada mad'u khusus, lebih praktis. Kegiatannya lebih
spesifik mengarah ke pendalaman, bersifat lebih tertutup dengan peserta terbatas,
yang dibawakan oleh asatidz yang tangguh ilmu dan kepribadiannya. Menyajikan
kegiatan khusus ini lebih mudah daripada yang umum. Kegiatan mad'u umum
memerlukan kepiawaian meramu kegiatan dan menatanya. Biasanya, lebih
memerlukan banyak waktu, tenaga, dan biaya. Hal ini karena yang dibutuhkan
sejak persiapan hingga pelaksanaan memerlukan waktu yang panjang, begitu pula
tenaga dan biaya juga akan banyak tersedot untuk menyukseskan satu momen
tersebut, mulai dari transportasi, konsumsi, hingga dekorasi dan publikasi.
Sebaliknya, kegiatan madu khusus lebih simple, praktis, dan lebih menghemat
banyak sumber daya.

Dalam rangka dakwah untuk melanjutkan kehidupan Islam, dakwah di


kampus harus menghasilkan kader (rekrutmen). Tujuan ini harus menjadi prioritas.
Jadi, dakwah kepada mad'u khusus atau kegiatan yang mengarah ke lingkaran
khusus ini, semestinya mendapat perhatian. Inti dari kelompok ini biasanya adalah
para pengurus lembaga yang bersangkutan yang direkrut melalui beberapa jalan.
Yang paling baik melalui proses pembinaan, terus berlanjut ke keterlibatan
manajerial dengan tetap dalam link pembinaan.

Keberhasilan dakwah pada kelompok ini sangat dipengaruhi oleh materi dan
sistem pembinaan yang ada. Peran serta ulama dalam menghasilkan materi yang
handal sangat diperlukan. Prioritas dakwah khusus tidak harus dibenturkan dengan
dakwah umum. Perlu keseimbangan antar keduanya. Artinya, dakwah kepada
madu khusus saja akan menciptakan dakwah yang steril, tidak dinamis, serta tidak
mampu memberikan pengaruh pada kampus dan masyarakat sekitarnya. Oleh
karenanya tidak akan mengakar.
Dakwah serupa ini gagal memanfaatkan lembaga formal kemahasiswaan
untuk kepentingan perjuangan. Sebaliknya, bila dakwah melulu ditujukan untuk
umum, kader yang tangguh tidak akan terbentuk. Kelangsungan dakwah di kampus
terancam. Dalam jangka panjang tidak akan memiliki pengaruh perubahan di
tengah masyarakat karena tesis kampus sebagai sumber kader Islam tidak akan
menemukan perwujudannya.

Dakwah di kampus berhadapan dengan situasi dan kondisi kepemimpinan


dan kelembagaan intra maupun ekstra kampus yang selalu berubah. Oleh karena
itu, dakwah di kampus harus menetapkan strategi (khittah) nya. Para fungsionaris
lembaga dakwah kampus mesti pandai mencari taktik dalam setiap keadaan. Khittah
diperlukan agar lembaga dakwah itu tidak keluar dari garis perjuangannya - hanya
semata karena perubahan keadaan, melainkan malah tetap tahan bergerak lurus.

Strategi dan taktik pada pokoknya diperlukan untuk empat hal, yakni:
pertama, untuk intern lembaga dakwah kampus; kedua, dalam hubungannya
dengan lembaga dan kepemimpinan intern kampus; ketiga, dalam hubungannya
dengan lembaga kemahasiswaan intra atau ekstra kampus; keempat, dalam
hubungannya dengan lembaga dakwah/umum ekstra kampus. Stratak yang tepat
akan mendukung keberhasilan dakwah di kampus.
Dari itu semua, sejatinya dakwah itu kian
harus digelorakan di mercusuar intelektual,
kampus. Sehingga kelak akan terlahir
para ulama intelektual atau
cendekiawan muslim ideologis
yang menjadi pejuang, inspirasi di tengah umat.
Aktivis dakwah kampus harus menjadi garda
terdepan dalam barisan dakwah Islam,
dengan segala potensi dan kelebihan yang dimiliki.

Sebagai pemuda yang merupakan generasi emas, semangat dan gelora


perjuangannya akan memberikan efek serta sumbangsih yang luar biasa bagi
dakwah dan Islam. Maka para aktivis dakwah kampus harus senantiasa
mencurahkan energinya, pikirannya, waktunya, fisiknya, hartanya, dan semua yang
dimilikinya secara totalitas bagi dakwah untuk meraih hasil yang maksimal dan
optimal. Dengan begitu, terbentuknya peradaban Islam, terwujudnya izzul Islam
wal muslimin, tegaknya syariah, menjadi semakin jelas dan cepat atas izin serta
pertolongan Allah SWT.

26
Buku 7 Jurus Jitu Menggapai Kemenangan Dakwah Kampus hadir bukan
semata bersifat teoritis yang hanya dibaca untuk memperkaya wawasan. Melainkan
kami mencurahkan segenap energi dan sumber daya yang dimiliki untuk
melahirkan karya ini sebagai salah satu referensi praktis strategis serta
implementatif inovatif dalam menggapai kemenangan dakwah kampus. Buku ini
tidak akan terlihat nilainya jika hanya sebatas dibaca. Maka untuk bisa menggapai
apa yang dikemukakan di buku ini, butuh adanya upaya mewujudnyatakan dalam
bentuk praktek langsung di lapangan dakwah kampus. Intinya, agar dakwah
kampus bisa menggapai yang dicita-citakan, dibutuhkan praktek, praktek, praktek.

Maka para pembaca khususnya para aktivis dakwah kampus, diharapkan


memegang prinsip 3 P ;
Inshany al-Fatah MRv, adalah putra pertama dari tujuh
orang bersaudara.Ia berasal dari daerah Maluku,
tepatnya Pulau Kei bagian Tenggara Maluku. Sejak lahir
hingga remaja, ia menamatkan jenjang pendidikan dasar
dan menengah di daerah asalnya tersebut. Hingga
kemudian memutuskan untuk merantau, menempuh
jenjang pendidikan tinggi di Jakarta. Dari sinilah ia
berkenalan dengan dakwah dan pergerakan/harokah
sehingga terlibat aktif di dakwah kampus.

Dunia organisasi memang sudah melekat dengannya.


Berbagai fase telah ia lalui. Sejak sekolah dulu ia pernah
menjadi ketua OSIS dan Majelis Perwakilan Kelas. Setelah
di bangku kuliah, ia juga aktif di berbagai organisasi
termasuk LDK dan BEM hingga diamanahi tugas sebagai
Ketua Senat Fakultas Ekonomi di angkatannya juga Ketua
Depkominfo BEM Universitas Islam Jakarta.

28
Aktivitasnya di dakwah kampus mengantarkannya diamanahi
sebagai Pemimpin Redaksi dakwahkampus.com, setelah
sebelumnya sempat menjadi redaktur di buletin Dakwah Kampus.
Selama menjadi aktivis dakwah kampus, ia pernah menjadi pengisi
tetap dan narasumber tamu di beberapa media seperti RRI
Pro 2 Jakarta, Radio JIC, Tabloid Media Umat, dan beberapa
media lain. Ia dan beberapa rekan alumni dakwah kampus
melahirkan sebuah karya kisah inspiratif selama menjadi aktivis
dakwah kampus dalam bentuk buku berjudul: IDEAL.IS.ME,
Seri : Aktivis Dakwah Kampus.

Kini ia menjalani aktivitas sebagai author, public speaker, dan


dosen di Jakarta. Ia membuka lembaga training di bidang motivasi,
character building, manajemen, leadership, entrepreneurship dan
public speaking untuk generasi muda dan kebutuhan instansi atau
perusahaan.

Ia mengisi kajian dan seminar/workshop seputar dakwah, jurnalistik,


kepenulisan, pendidikan, sosial, ekonomi syariah, juga politik dan
pemikiran Islam. Aktivitas inilah yang membuatnya berkeliling ke
berbagai daerah di Indonesia dari timur hingga barat untuk
kepentingan dakwah, sosial, maupun profesional. Tak kurang lembaga
seperti Kementerian Keuangan, Astra, Petrochina Papua, Pemkot Tual,
Pemkab Maluku Tenggara dan beberapa instansi lain. Berbagai sekolah
dan kampus seperti UI, IPB, UNJ, Unpam, UIJ, STAI, Politeknik,
SMK PGRI, beberapa Pondok Pesantren, Madrasah Aliyah di Papua,
Madrasah Tsanawiyah di Maluku dan lainnya pernah mengundangnya
sebagai pembicara untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan.

29
Untuk mengenalnya lebih dekat, berdiskusi, sharing berbagai hal,
dan bermaksud mengundang sebagai pembicara bedah buku atau
training untuk keperluan dakwah, sosial maupun profesional, bisa
menghubunginya via: 081 343 243 827. Bisa juga melalui:

Facebook: @inshanyalfatah
Twitter: @inshanyalfatah
Instagram: @inshanyalfatah
Email: mahdi_alfatih@yahoo.com

30
Konsultasi dan Pelatihan dalam bentuk SEMINAR, WORKSHOP,
dan COACHING untuk Civitas Akademika maupun Pelajar dan
Institusi Terkait dalam rangka uprgading skill, motivasi, pengetahuan
dan internal recovery

1.Islamic Motivation & Inspiration


Pelatihan Motivasi dengan Islam sebagai landasan utama sehingga
akan menginspirasi serta meningkatkan kualitas hidup

2.Islamic Leadership & Team Work


Program pembentukan kepemimpinan yang berbasic Islam dengan
mengupgrade potensi diri serta membentuk team work yang solid
dan progresif

3.Entrepreneurship
Membantu peserta training untuk menemukan potensi
entrepreneurnya dengan mengoptimasi peluang yang ada

4.Jurnalistik & Media


Memahami media dan cara kerjanya serta memiliki pengetahuan
dan skill dalam bidang jurnalistik yang bersandar pada Islam

6.Kepenulisan Buku
Mengetahui kiat-kiat dalam menulis buku serta
seluk-beluk penerbitan

31
7.Public Speaking
Menguasai kemampuan public speaking untuk keperluan mengajar,
orasi, pidato, dakwah hingga kepentingan profesional berbicara
di depan umum

8.Program lain yang berkaitan dengan Character Building


(Meraih Prestasi, Mengetahui Potensi Diri & Mengoptimalisasi,
Training for Trainer, dan lainnya)

Kami juga membuka peluang kerjasama dengan Anda


Untuk menjadi:

Agen dari Penerbit


Polymath Publishing dan Muslimah Media
serta EO Daerah
(Bedah Buku/Training)

0852 10013636

32

Anda mungkin juga menyukai