Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kami
ucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Makalah
Oogenesis

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan.
Maka dari itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Makalah Oogenesis ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca.

1
DAFTAR ISI
Kata pengantar ..1

Daftar isi ............................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .3

1.2 Rumusan Masalah ....3

1.3 Tujuan ......3

BAB II ISI

2.1 Pengertian Oogenesis ...4

2.2 Proses terjadinya Oogenesis .5

2.3 Hormon yang berperan dalam Oogenesis .7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 9

3.2 Saran ..10

Daftar pustaka ..11

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reproduksi merupakan proses pembentukan individu baru dari individu yang sudah
ada dan merupakan ciri khas dari semua makhluk hidup. Reproduksi bertujuan untuk
mempertahankan kelestarian suatu spesies dari kepunahan. Dalam upaya melestarikan
kelangsungan hidupnya, setiap organisme harus mampu memperbanyak diri sehingga setiap
generasi mampu menghasilkan generasi sebelumnya yang mati karena pemangsa, parasit atau
karena telah berumur tua.Proses reproduksi berbeda dengan proses yang diperlukan untuk
kelangsungan hidup sehari-hari seperti: makan, pertukaran gas dan ekskresi, proses
reproduksi tidak diperlukan untuk kelangsungan hidup setiap organisme, tetapi tanpa
reproduksi suatu spesies akan punah. (Franz, 1990).
Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman dapat kita ketahui bahwa
kelangsungan hidup individu, sebagian ditujukan untuk memenuhi kemampuan reproduksi
yang mutlak bagi kelestarian suatu spesies.
Salah satu cirri tersebut adalah berkembang biak atau reproduksi merupakan
kenyataan bahwa tak ada satu pun makhluk hidup yang hidup terus menerus tanpa batas.
Semua akan mengalami kematian, namun tak satu pun organisme yang tidak ingin eksis,
semua ingin hidup, semua berjuang untuk tetap lestari. Semua makhluk hidup mempunyai
keturunan untuk melestarikan sifat-sifatnya dan meneruskan eksistensinya sehingga makhluk
hidup bertujuan bereproduksi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Oogenesis?


2. Bagaimana proses terjadinya Oogenesis?
3. Hormon apa saja yang berperan dalam proses Oogenesis?

1.3 Tujuan

1. Untuk mngetahui apa pengertian Oogenesis


2. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya Oogenesis
3. Untuk mengetahui hormon apa saja yang berperan dalam proses Oogenesis

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian oogenesis

Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti


spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan sperma dalam waktu yang bersamaan,
oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Oogenesis dimulai
dengan pembentukkan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia. Terjadi dalam organ
reproduksi betina yaitu ovarium.
Mekanisme oogenesis sangat berbeda dengan spermatogenesis, walaupun memiliki
persamaan dalam proses meiosis. Diantara kelahiran dan masa pubertas, sel-sel telur dalam
hal ini oosit membesar dan folikel disekitarnya tumbuh. Selanjutnya oosit primer mereplikasi
DNA dan memasuki profase meiosis I dan tidak berkembang lebih lanjut jika tidak diaktifkan
oleh hormon FSH (Follicle stimulating hormone).
Seperti halnya pada spermatogenesis, oogenesis pun memiliki tahap, diantaranya:
1. Proliferasi (perbanyakan)
Tahap perbanyakan belangsung secara berulang-ulang. Gametogonium membelah menjadi 2,
2 menjadi 4, 4 menjadi 8 dan seterusnya. Sel benih primordial berdiferensiasi menjadi
oogonium, lalu mengalami proliferasi untuk membentuk oosit primer, siap memasuki periode
tumbuh. Padamamalia masa proliferasi terjadi dalam kandungan induk.
2. Pertumbuhan
Pada pertumbuhan, oogonium akan tumbuh membesar menjadi oogonium I. Pertumbuhan
sangat memegang peranan penting, karena sebagian besar dari substansi telur digunakan
dalam perkembangan selanjutnya. Diferensiasi juga terdapat pada periode tumbuh.
3. Pematangan
Pada proses ini terdapat 2 kali pembelahan meiosis. Setelah terjadi fase pertumbuhan,
oogonium I mengalami tahap pematangan, yang berlangsung secara meiosis. Akhir meiosis I
terbentuk oogonium II dan akhir meiosis II terbentuk ootid.
4. Perubahan bentuk
Ootid dalam fase terkhir akan mengalami perubahan bentuk (transformasi)menjadi gamet.
Pada mamalia, selesai meiosis I pada betina, terbentuk oosit II dan satu polosit. Polosit jauh
lebih kecil dari oosit, karena sitoplasma sedikit sekali.
4
Akhir dari meiosis II akan terbentuk satu ootid dan satu polosit II. Sementara itu polosit I
membelah pula menjadi dua, tapi jarang terjadi karena berdegenerasi lebih awal. Tiga polosit
tersebut akan berdegenerasi lalu diserap kembali oleh tubuh. Jadi pada betina oosit tumbuh
menjadi 1 ovum.

2.2 Proses terjadinya oogenesis

Proses Oogenesis:

Gambar 1. Oogenesis dan Ovum

1. Sel-Sel Kelamin Primordial


Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus
vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6
kehidupan intrauteri (dalam kandungan).
Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang
melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel
primordial.

5
2. Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan
sebanyak 200.000 buah.
Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama
masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu
folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana
didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.

3. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom
merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX.
Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin.
Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.

4. Pembelahan Meiosis Pertama


Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai
sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan
terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar
dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder.
Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini
dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit
sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya.

5. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus
zona pellucida oosit. Oosit sekunder membelah membentuk ootid yang akan berdiferensiasi
menjadi ovum dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk tiga badan polar dan satu
ovum masak, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut
secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi
mulai mengalami perkembangan embrional.

6
Gambar 2. Bagan Oogenesis

2.3 Hormon yang berperan dalam oogenesis


Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin
releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating
hormone) dan LH (lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di
ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang korpus
luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas,
progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang ovulasi dan
meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel. Hormon
prolaktin merangsang produksi susu.
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis
ovarium. Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi
(positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback,
pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus.
Berikut ini rincian hormon yang berperan dalam oogenesis:
1. Hormon FSH (follicle stimulating hormone)
Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel
7
2. Hormon LH (leutinizing hormone)
Berfungsi merangsang terjadinya ovulasi
3. Hormon Esterogen
Berfungsi menimbulkan sifat kelamin sekunder
4. Hormon Progesteron
Berfungsi untuk menebalkan dinding endometrium.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis
dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium).
Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari
fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid
telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah
secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit
primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis
tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan
sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki
masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut berupa dua
sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil
disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu
satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan
polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya
yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub
sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan
ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.
Berikut ini rincian hormon yang berperan dalam oogenesis:
5. Hormon FSH (follicle stimulating hormone)
Berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel
6. Hormon LH (leutinizing hormone)
Berfungsi merangsang terjadinya ovulasi
7. Hormon Esterogen
Berfungsi menimbulkan sifat kelamin sekunder
8. Hormon Progesteron
Berfungsi untuk menebalkan dinding endometrium
9
3.2 Saran

Kami selaku penulis, berharap semoga seluruh pembaca makalah tentang Oogenesis
ini dapat memahami bagaimana proses oogenesis terjadi. sehingga dapat memberikan
manfaat yang besar.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.fastbleep.com/biology-notes/32/159/859
http://armymedical.tpub.com/md0921/md09210015.htm
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK10008/
http://oospermatogenesis.blogspot.com/2012/12/hormon-yang-mempengaruhi-proses.html
http://biosejati.wordpress.com/2012/01/24/sistem-reproduksi-wanita/#more-787
https://intanriani.wordpress.com/pembentukan-gamet-betina-oogenesis/

11
Makalah Oogenesis

Dibuat oleh :
Nahda Hanika Sari

Nofi Yanti Rahmadina

Nureli Sahputri

Nurul Burhani

Nuzul Fajri

Popy Nurmaisa Putri

Risa Fransiska

Risma Widia Astuti

Silvi Novriza Rosa

Poltekkes Kemenkes Riau


Jl. Melur no.103 Pekanbaru, Indonesia
2015/2016

Anda mungkin juga menyukai