Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ILMU REPRODUKSI TERNAK


OOGENESIS

NAMA NAMA
KELOMPOK 2
1. Aldi Mooy (2105030280)
2. De Angel Frisky Atty
(2105030112)
3. Imel Ferawati Tungga
(2105030335)
4. Edwin Renhart Pandu
(2105030118)
5. Melkisedek Leihu Jaga (2105030202)
6. Martinus M. Rain Bura (2103050198)
7. Eufemia Bahut (2105030021)
8. Roinaldo Wisang (2105030391)
9. Maria Firmaris Mesak (2105030178)

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Ilmu Reproduksi Ternak

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR ISI
Kata pengantar …………………………………………….………………….1
Daftar isi ………………………………………………….…...........................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………….………………3
B. Rumusan Masalah …………………………………….……………...3
C. Tujuan ………………………………………………….………….....3
BAB II ISI
A. Pengertian Oogenesis …………………………………………...4
B. Proses terjadinya Oogenesis …………………………………….5
C. Hormon yang berperan dalam Oogenesis ………………………….7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………9
Daftar pustaka ………………………………………………………10

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar Belakang Reproduksi merupakan proses pembentukan individu baru dari
individu yang sudah ada dan merupakan ciri khas dari semua makhluk hidup.
Reproduksi bertujuan untuk mempertahankan kelestarian suatu spesies dari
kepunahan. Dalam upaya melestarikan kelangsungan hidupnya, setiap organisme
harus mampu memperbanyak diri sehingga setiap generasi mampu menghasilkan
generasi sebelumnya yang mati karena pemangsa, parasit atau karena telah
berumur tua.Proses reproduksi berbeda dengan proses yang diperlukan untuk
kelangsungan hidup sehari-hari seperti: makan, pertukaran gas dan ekskresi, proses
reproduksi tidak diperlukan untuk kelangsungan hidup setiap organisme, tetapi
tanpa reproduksi suatu spesies akan punah. (Franz, 1990).
Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman dapat kita ketahui bahwa
kelangsungan hidup individu, sebagian ditujukan untuk memenuhi kemampuan
reproduksi yang mutlak bagi kelestarian suatu spesies.
Salah satu ciri tersebut adalah berkembangbiak atau reproduksi merupakan
kenyataan bahwa tak ada satu pun makhluk hidup yang hidup terus menerus tanpa
batas. Semua akan mengalami kematian, namun tak satu pun organisme yang tidak
ingin eksis, semua ingin hidup, semua berjuang untuk tetap lestari. Semua makhluk
hidup mempunyai keturunan untuk melestarikan sifat-sifatnya dan meneruskan
eksistensinya sehingga makhluk hidup bertujuan bereproduksi.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Oogenesis?
2. Bagaimana proses terjadinya Oogenesis?
3. Hormon apa saja yang berperan dalam proses Oogenesis ?
C. Tujuan
1. Untuk mngetahui apa pengertian Oogenesis
2. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya Oogenesis.
3. Untuk mengetahui hormone apa saja yang berperan dalam proses
oogenesis
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Tidak
seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan sperma dalam waktu yang
bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali
waktu. Oogenesis dimulai dengan pembentukkan bakal sel-sel telur yang disebut
oogonia. Terjadi dalam organ reproduksi betina yaitu ovarium.
Mekanisme oogenesis sangat berbeda dengan spermatogenesis, walaupun
memiliki persamaan dalam proses meiosis. Diantara kelahiran dan masa pubertas,
sel-sel telur dalam hal ini oosit membesar dan folikel disekitarnya tumbuh.
Selanjutnya oosit primer mereplikasi DNA dan memasuki profase meiosis I dan
tidak berkembang lebih lanjut jika tidak diaktifkan oleh hormon FSH (Follicle
stimulating hormone).
Pada oogenesis terdapat tiga tahap yaitu :
1. Tahap penggandaan
Tahap penggandaan terjadi dalam ovarium janin Ketika masih dalam kandungan.
Tahap penggandaan ini, sel primordial mengalami pembelahan mitosis
membentuk oogina yang bersifat diploid.
2. Pada pertumbuhan, oogonium akan tumbuh membesar menjadi oogonium I.
Pertumbuhan sangat memegang peranan penting, karena sebagian besar dari
substansi telur digunakan dalam perkembangan selanjutnya. Diferensiasi juga
terdapat pada periode tumbuh.
3. Pematangan Pada proses ini terdapat 2 kali pembelahan meiosis. Setelah
terjadi fase pertumbuhan, oogonium I mengalami tahap pematangan, yang
berlangsung secara meiosis. Akhir meiosis I terbentuk oogonium II dan akhir
meiosis II terbentuk ootid

B. Proses Terjadinya Oogenesis

Proses Oogenesis :
1. Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional
dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-
kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri (dalam kandungan). Masing-masing sel
kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang
melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk
folikel primordial.
2. Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel
ini dihasilkan sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel primordial berupaya
berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi
tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat
menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya
terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
3. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu
pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan
disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu
kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut
DNA.
4. Pembelahan Meiosis
Pertama Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami
pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah
sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing
mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena
mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil
disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat
membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi. Pembelahan meiosis
pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan
badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. Setiap
kromosom masih membawa satu kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu kromatid
yang lain mengalami pertukaran dengan salah satu kromatid pada kromosom yang
lain (pasangannya). Dengan demikian kedua sel tersebut mengandung jumlah
kromosom yang sama, tetapi dengan bahan genetic yang polanya berbeda.
5. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala
spermatozoa menembus zona pellucida oosit. Oosit sekunder membelah
membentuk ootid yang akan berdiferensiasi menjadi ovum dan satu badan polar
lagi, sehingga terbentuk tiga badan polar dan satu ovum masak, semua
mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara
normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi
mulai mengalami perkembangan embryonal.
C. Hormon-Hormon yang Berperan dalam Proses Oogenesis
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormone. Pada
wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus-
hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin
releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle
stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan
serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi hormon estrogen dan
progesteron.
LH merangsang korpus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan
meransang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat
kelamin sekunder. FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk
membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel. Hormon prolaktin
merangsang produksi susu.
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis ovarium.
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat
(inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis
atau GnRH di hipothalamus.
Berikut ini rincian hormon yang berperan dalam oogenesis:
1. Hormon FSH (follicle stimulating hormone) Berfungsi untuk merangsang
pertumbuhan sel-sel fosikel.
2. Hormon LH (leutinizing hormone) Berfungsi merangsang terjadinya ovulasi.
3. Hormon Esterogen Berfungsi menimbulkan sifat kelamin sekunder.
4. Hormon Progesteron Berfungsi untuk menebalkan dinding endometrium.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai