Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FISIOLOGI HEWAN II

GAMETOGENESIS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi hewan II

Yang diampu oleh Ibu Septiana Wulandari,M.Pd

Oleh Kelompok 1 :

Nurul Khotijah (52.17.2123)

Qurotul Aini (52.17.2124)

Siti Nailu R (52.17.2127)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lazimnya poduk-poduk akhir langsung dari meiosis tidak merupakan gamet atau spora yang telah
berkembang sepenuhnya. Biasanya ada suatu periode pematangan yang menyusul meiosis. Pada
tumbuhan, dibutuhkan satu atau beberapa pembelahan mitosis untuk menghasilkan spora-spora
reproduktif, sedang pada hewan produk-produk meiosis berkembang langsung menjadi gamet melalui
pertumbuhan dan/atau diferensiasi. Seluruh proses produksi gamet-gamet atau spora-spora matang
dimana pembelahan meiosis merupakan bagian penting, disebut gametogenesis.

Bila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui
proses pembelahan mitosis, sedangkan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses
reproduksi manusia menggunakan proses pembelahan meiosis. Seperti yang sudah kita ketahui bersama
bahwa mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel induk yang
bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel
baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom. Gametogenesis dibedakan menjadi 2, yaitu
Spermatogenesis dan Oogenesis. Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sperma atau sel gamet
jantan didalam alat kelamin jantan ( testis ), tepatnya berlangsung ditubulus seminiferus dan diatur oleh
hormone gonadotropin dan testosterone. Pada proses ini akan dihasilkan 4 sel spermatozoa, yang masing
– masing bersifat haploid dan dilengkapi dengan bulu cambuk (flagel ). Sedangkan Oogenesis merupakan
proses pembentukan sel – sel gamet betina ( ovum ) didalam ovarium hewan. Pada hasil ini akan
dihasilkan 4 sel telur tetapi hanya satu saja yang fungsional, sebab selnya mengandung plasma dan inti
yang berkromosom tunggal, sedangkan 3 sel telur lainnya letal atau mengalami kematian sehingga tetap
melekat pada salah satu kutub dan berubah menjadi sel kutub ( polosit ).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :

1.2.1 Untuk memahami proses Oogenesis.

1.2.2 Untuk memahami proses Spermatogenesis

1.2.3 Untuk memahami macam-macam telur

1.2.4 Untuk memahami siklus reproduksi


1.3 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah penulisan makalah ini yaitu :

1.3.1 Bagaimana proses Oogenesis?

1.3.2 Bagaimana proses Spermatogenesis?

1.3.3 Apa saja macam-macam telur?

1.3.4 Bagaimana siklus reproduksi?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gametogenesis

Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet terdiri dari gamet
jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina (ovum) yang dihasilkan di ovarium.
Terdapat dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis yaitu pembelahan sel dari
induk menjadi 2 anakan tetapi tidak terjadi reduksi kromosom contoh apabila ada sel tubuh kita yang
rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis,
sedangkan pembelahan meiosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan dengan adanya reduksi
kromosom, contohnya pembelahan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi
manusia.

Pada pembelahan mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan
sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah
kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom. Gametogenesis terdiri 4
tahap : perbanyakan, pertumbuhan, pematangan dan perubahan bentuk. Gametogenesis ada dua
yaitu spermatogenesis dan oogenesis.

2.2 Oogenesis

Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis
dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium).
Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari
fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah
selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah secara
mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer
membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti
hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer
mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit
melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel
yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami pembelahan
miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran
normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan
kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari
pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami
perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami
degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya
menghasilkan satu ovum.
2.2.1 Proses Oogenesis

1. Sel-Sel Kelamin Primordial

Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus
vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan
intrauteri (dalam kandungan). Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel
pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk
folikel primordial.

2. Folikel Primordial

Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini
dihasilkan sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan
intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas
satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya
terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.

3. Oosit Primer

Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang
kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX.
Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin
membawa gen-gen yang disebut DNA.

4. Pembelahan Meiosis Pertama

Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan
selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan
terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding
yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil
disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara
normal akan mengalami degenerasi. Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom
haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan
genetiknya.

5. Oosit Sekunder

Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus
zona pellucida oosit. Oosit sekunder membelah membentuk ootid yang akan berdiferensiasi menjadi
ovum dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk tiga badan polar dan satu ovum masak, semua
mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami
degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan
embrional.
2.2.2 Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Oogenesis

Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:


Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus -hipofisis
- ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang
menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH
(lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga
terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang korpus luteum untuk
menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron
memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel
untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel. Hormon prolaktin merangsang
produksi susu. Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis ovarium
Perbedaan Spermatogenesis dengan oogenesisi Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma yang
terjadi pada tubuh pria. Sedangkan pengertian Oogenesis adalah proses pembentukan ovum atau sel telur
yang terjadi pada wanita.

2.3 Spermatogenesis

Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus.
Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback,
pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal)
sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus. Spermatogenesis adalah proses
pembentukan sel spermatozoa (tunggal : spermatozoon)
yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus. Sel
spermatozoa, disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati
sebuah proses kompleks. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan
melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel
germinal yang disebut spermatogonia (jamak). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapis
luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap
perkembangan tertentu untuk membentuk sperma. Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses
dalam istilah sebagai berikut .

Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari spermatogenesis


yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi spermatosit primer (mitosis), selanjutnya
spermatosit melanjutkan pembelahan secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan
spermatid. Istilah ini biasa disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium menjadi
spermatid.

Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi sperma


yang dewasa. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2
hari. Terbagi menjadi tahap :

1) Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi DNA,

2). Pembentukan cap akrosom,


3) pembentukan bagian ekor,

4)Maturasi, reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli.

Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli ke
lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum memiliki kemampuan
bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini ditranspor dalam cairan testicular hasil
sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma
baru mampu bergerak dalam saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran
reproduksi pria bukan karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran.

2.3.1 Proses Spermatogenesis

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :


1. Spermatocytogenesis

Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi


spermatosit primer. Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi
(membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan
berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23
kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A.
Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah
beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu
spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.

2. Tahapan Meiois

Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera
mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit
sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah
spermatid yang haploid juga. Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang
lengkap terpisah, tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan
dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.

3. Tahapan Spermiogenesis

Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase
golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma)
masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti selsel epitel. Namun,
setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan
ekor.

2.3.1 Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Spermatogenesis


Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
a. Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating Hormon /
FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon / LH).

b. LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas,
androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
c. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan
memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis.
d. Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

2.4 Tipe-tipe telur 

Yolk merupakan cadangan makanan untuk perkembagan embrio spesies hewan tertentu.
Kandungan yolk adalah protein, lipida, fosfolipida, dengan komposisi yang sangat bervariasi.Tipe telur
dibedakan berdasarkan jumlah dan letak yolk atau cadangan makanannya dan dibedakan menjadi 4 jenis
yaitu:

1. Isolesithal

Tipe telur ini disebut juga Homolesital. Tipe telur ini, penyebaran yolk atau cadangan


makanannya tersebar merata diseluruh ovum dan jumlahnya sedikit
dengan nukleus atau intiselnya berada ditengah. Jadi inti selnya dikelilingi olehcadangan makanannya. Ti
pe telur ini terdapat pada Amphioxus, echinodermata,Mollusca, Annelida dan mamalia.

2. Telolesithal/Mesolesital
Tipe telur dengan letak dari yolk dan inti sel berada di dua kutub yang berlawanan dengan jumlah
yolk yang sedikit. Kutub dengan konsentrasi yolk disebut kutub vegetatif sedangkan kutub dengan inti sel
disebut kutub animalia .Jenis telur ini terdapat pada Amphibia, Lamprey dan Lungfish.

3. Telo-ekstrimlesithal (Megalesithal)

Yolk banyak sekali yang tersebar hamper semua bagian telur, sehingga inti sel berada terdesak di
bagian ujung atau atas dari ovum dan sitoplasmanya sedikit. Kutub vegetatifnya besar sedangkan kutub
animalnya sangat kecil. Tipe telur ini terdapat pada reptilian dan aves.

4. Centrolesital
Merupakan tipe telur dengan yolk dan inti sel berada di
tengah-tengah telur. Tipe telur ini terdapat pada insect.

2.4 Sistem Reproduksi

2.4.1 Pembuahan

Proses pembuahan sangat berbeda antara hewan grup


tetapi ada beberapa fitur umum. Saat sperma sekering dengan
telur ada perubahan yang cukup cepat dalam struktur telur
yang tidak termasuk fusi sperma lebih lanjut. Ini disebut a blokir
ke polispermia. Fusion mengaktifkan inositol trisphosphate jalur transduksi sinyal menghasilkan
peningkatan yang cepat pada kalsium intraseluler. Ini menyebabkan eksositosis granula kortikal yang
isinya membentuk, atau berkontribusi pada, membran pembuahan; dan juga memicu aktivasi
metabolisme sel telur, meningkatkan laju sintesis protein dan, pada vertebrata, memulai pembelahan
meiosis kedua. Kalsium dapat, sebagai tambahan, memicu penataan ulang sitoplasma yang menentukan
faktor penentu yang penting untuk spesifikasi regional masa depan embrio. Misalnya lokalisasi
punggung komponen Jalur Wnt di Xenopus, atau segregasi granula polar di C. elegans terjadi dengan
cara ini. Sikel pronukleus sperma dan telur untuk membentuk inti diploid tunggal dan pada tahap ini
dibuahi telur dikenal sebagai zigot.

2.4.2 Pembelahan
Zigot khas embrio hewan kecil, bulat, dan terpolarisasi sepanjang sumbu vertikal. Belahan atas,
biasanya membawa tubuh kutub, disebut belahan bumi, dan belahan bawah, kaya kuning telur, vegetal
belahan bumi. Pembelahan sel awal disebut pembelahan. Mereka berbeda dari pembelahan sel normal
dalam bahwa tidak ada fase pertumbuhan antara divisi berturut-turut. Jadi setiap divisi mempartisi sel
induk menjadi dua anak perempuan setengah ukuran. Produk pembelahan disebut blastomer.
Pembelahan sel tanpa pertumbuhan dapat melanjutkan untuk waktu yang cukup lama dalam embrio
yang hidup bebas tanpa massa kuning ekstraseluler.

Embrio yang memiliki beberapa bentuk pasokan makanan, baik mamalia yang dipelihara oleh
induknya, atau jenis telur dengan massa kuning besar seperti burung dan reptil, hanya mengalami
periode pembelahan terbatas di mulai dari pengembangan. Pada banyak spesies, embrio genom sendiri
tetap tidak aktif selama sebagian atau seluruh belahan dada fase, dan sintesis protein diarahkan oleh
messenger RNA yang ditranskripsi selama oogenesis (maternal mRNA). Ini adalah tahap efek genetik ibu
karena sifat-sifat embrio cleavagestage sepenuhnya bergantung pada genotipe ibu dan bukan pada
embrio itu sendiri. Kelompok hewan yang berbeda menampilkan berbagai jenis belahan dada dan ini
dikendalikan sebagian besar oleh jumlah kuning telur di dalam telur. Di mana ada banyak kuning telur,
seperti pada unggas telur, sitoplasma terkonsentrasi di dekat kutub hewan dan hanya wilayah ini yang
membelah menjadi blastomer, dengan kuning telur utama sisa massa aseluler.

Jenis pembelahan ini disebut meroblastik. Di mana pembelahan selesai, membagi seluruh telur
menjadi blastomer, itu disebut holoblastik. Pembelahan holoblastik adalah sering agak tidak setara,
dengan blastomer dalam kuning telur yang kaya belahan bumi menjadi lebih besar (makromere),
sedangkan yang di belahan hewan lebih kecil (mikrometer). Setiap binatang kelas atau filum cenderung
memiliki mode karakteristik awal pembelahan dan ini dapat diklasifikasikan oleh pengaturan blastomer
ke dalam kategori seperti radial (echinodermata), bilateral (ascidia), dan rotasi (mamalia). Tipe yang
penting adalah pembelahan spiral yang ditunjukkan oleh sebagian besar cacing annelid, moluska, dan
cacing pipih. Di sini, macromere memotong tingkatan berturut-turut mikrometer, pertama dalam arti
tangan kanan jika dilihat dari

Di atas, lalu tingkat lain dalam arti kidal, dan sebagainya. Paling serangga dan beberapa
krustasea menunjukkan jenis pembelahan khusus disebut pembelahan dangkal. Di sini hanya inti yang
membelah dan tidak ada pembelahan sitoplasma pada tahap awal. Jadi, itu embrio awal menjadi
sinkytium yang terdiri dari banyak nuclei digantung dalam tubuh sitoplasma yang sama. Pada tahap
tertentu nuklei bermigrasi ke perifer dan tak lama kemudian sel membran tumbuh dari permukaan luar
embrio dan mengelilingi nuklei untuk membentuk epitel. Selama fase pembelahan, rongga biasanya
terbentuk di tengah bola sel, atau lembaran sel dalam kasus meroblastik pembelahan. Ini mengembang
karena penyerapan air dan menjadi dikenal sebagai blastocoel. Pada tahap pengembangan ini embrio
disebut blastula atau blastoderm. Sel-selnya sering berpegang erat satu sama lain, diikat oleh cadherin,
dan biasanya akan memiliki sistem persimpangan yang rapat membentuk segel antara lingkungan
eksternal dan lingkungan internal blastocoel.

2.4.3 Gastrulasi

Mengikuti pembentukan blastula, semua embrio hewan menunjukkan fase gerakan sel dan
jaringan yang disebut gastrulasi, yang mengubah bola sederhana atau lembaran sel menjadi tiga lapis
struktur yang dikenal sebagai gastrula. Rincian morfogenetik pergerakan gastrulasi netic bisa sangat
bervariasi bahkan antara kelompok hewan terkait, tetapi hasilnya serupa. Tiga lapisan jaringan yang
terbentuk selama gastrulasi disebut lapisan kuman, tetapi ini tidak harus membingungkan dengan sel
kuman. Secara konvensional, lapisan luar dikenal sebagai ectoderm, dan kemudian membentuk kulit dan
sistem saraf; itu lapisan tengah adalah mesoderm dan kemudian membentuk otot, jaringan ikat, organ
ekskretoris, dan gonad; dan lapisan dalam adalah endoderm, yang kemudian membentuk jaringan epitel
usus.

Sel-sel benih biasanya muncul pada tahap gastrulasi dan tidak dianggap milik salah satu dari
ketiga benih tersebut lapisan. Setelah selesainya morfogenetik tubuh utama gerakan, sebagian besar
jenis embrio hewan telah mencapai tahap perencanaan tubuh umum di mana setiap bagian tubuh
utama adalah hadir sebagai wilayah sel berkomitmen, tetapi belum berdiferensiasi secara internal.
Tahap ini sering disebut tahap filotip, karena itu adalah tahap di mana anggota hewan yang berbeda
kelompok, tidak harus seluruh filum, menunjukkan kemiripan maksimum satu sama lain. Misalnya
semua vertebrata menunjukkan tahap filotip pada tahap tailbud ketika mereka memiliki a notochord,
tabung saraf, somit berpasangan, lengkung cabang, dan tailbud. Semua serangga menunjukkan tahap
filotip pada tingkat yang diperluas band kuman ketika mereka menunjukkan enam segmen kepala, tiga
segmen toraks appendagebearing, dan sejumlah variabel perut segmen.

2.4.4 Sumbu dan simetri

Agar spesimen dapat berorientasi secara konsisten, itu diperlukan istilah untuk menggambarkan
embrio. Jika telur kira-kira berbentuk bulat dengan hewan dan tumbuhan kutub kemudian garis yang
menghubungkan kedua kutub adalah hewan-tumbuhan sumbu. Telur yang tidak dibuahi biasanya
berbentuk radial simetris sumbu ini, tetapi setelah pembuahan sering ada pengaturan ulang sitoplasma
yang merusak simetri radial awal dan menghasilkan simetri bilateral. Pada beberapa organisme, seperti
Drosophila, ini mungkin terjadi lebih awal, di oosit; pada yang lain, seperti mamalia, mungkin terjadi
kemudian, pada tahap multiseluler. Tetapi bahkan binatang seperti itu sebagai landak laut, yang secara
radial simetris seperti orang dewasa, atau gastropoda, yang asimetris seperti orang dewasa, masih
memiliki bilateral embrio awal yang simetris.

Perubahan berarti simetri bahwa hewan sekarang memiliki punggung yang berbeda (atas) dan perut sisi
(bawah). Jika kutub hewan dan tumbuhan berada di bagian atas dan bawah, maka bidang ekuator
adalah bidang horizontal yang membagi telur menjadi hewan dan belahan tumbuhan, sama seperti
khatulistiwa di bumi. Semua bidang vertikal, sesuai dengan lingkaran bujur, disebut bidang meridional.
Setelah embrio memperoleh simetri bilateral kemudian ada yang khusus bidang meridional penting,
bidang medial (= sagital), memisahkan sisi kanan dan kiri tubuh. Ini sering, tetapi tidak selalu, bidang
pembelahan pertama. Pesawat frontal adalah

Proses yang berbeda selama gastrulasi. (a, b) Pembentukan galur ventral di Drosophila, * menunjukkan
galur ventral; (c – e) Xenopus gastrulasi; (c) embrio yang terbelah dua, * menunjukkan bibir dorsal; (d)
sel-sel botol muncul di blastopore; (e) interkalasi sel yang mengarah ke aksial perpanjangan (ekstensi
konvergen). (f, g) Penyerbuan sel melalui goresan primitif embrio ayam. Direproduksi dari
Hammerschmidt dan Wedlich (2008), dengan izin dari Company of Biologists Ltd.

Bidang meridional pada sudut kanan ke bidang medial, dan sering, tetapi tidak harus, bidang
pembelahan kedua. Setelah gastrulasi, sebagian besar hewan menjadi memanjang. Itu ujung kepala
adalah anterior, ujung ekor adalah posterior, jadi sumbu head-to-tail disebut anteroposterior (=
craniocaudal atau rostrocaudal). Sumbu atas-bawah disebut dorsoventral dan sumbu kiri-kanan disebut
mediolateral. Dalam anatomi manusia, karena kita berdiri tegak dengan dua kaki, istilah anteroposterior
biasanya identik dengan dorsoventral, tetapi istilah "craniocaudal" tetap dapat diterima untuk sumbu
head-to-tail. Ketentuannya proksimal dan distal biasanya digunakan dalam kaitannya dengan pelengkap,
makna proksimal "dekat tubuh" dan makna distal "lebih jauh jauh dari tubuh. " Secara umum, bagian
tubuh utama akan menjadi terlihat waktu setelah selesainya gastrulasi. Beberapa filum, termasuk
annelida, artropoda, dan chordata, menunjukkan segmentasi yang menonjol dari sumbu
anteroposterior.

Untuk memenuhi syarat sebagai tersegmentasi a organisme harus menunjukkan struktur


berulang yang serupa atau identik satu sama lain, lebih utama daripada tubuh kecil bagian, dan
melibatkan kontribusi dari semua lapisan kuman. Meskipun sebagian besar hewan memiliki simetri
bilateral utama, ini tidak tepat dan ada penyimpangan sistematis yang buat sisi kanan dan kiri sedikit
berbeda. Misalnya dalam mamalia, apeks jantung, lambung, dan limpa ada di sebelah kiri dan hati, vena
cava, dan lobation paru yang lebih besar ada di kanan. Pengaturan asimetris ini dikenal sebagai situs
solitus. Jika pengaturannya terbalik, seperti yang terjadi pada beberapa mutan atau situasi
eksperimental, itu disebut situs inversus. Jika bagian-bagian di kedua sisi sebagian atau seluruhnya
setara, itu disebut isomerisme.

2.4.5 Gen kontrol perkembangan

Keadaan komitmen bagian tubuh yang berbeda dikendalikan oleh ekspresi set kontrol
perkembangan tertentu gen. Ini kadang-kadang disebut gen homeotik, atau pemilih gen. Ekspresi gen-
gen ini dalam embrio dikendalikan oleh penentu sitoplasma atau dengan faktor pendorong. Gen kontrol
perkembangan hampir semua mengkodekan faktor transkripsi, yang fungsinya mengatur aktivitas
lainnya gen. Penting untuk dicatat bahwa untuk gen seperti itu, banyak informasi dikodekan oleh
keadaan "mati" seperti oleh keadaan "hidup" karena tidak adanya represor bisa setara dengan
keberadaan seorang aktivator. Adanya dua keadaan diskrit dari aktivitas gen adalah cara alami untuk
memastikan yang tajam dan terputus-putus

BAB III

PENETUP

Kesimpulan

Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet atau sel kelamin. Sel gamet terdiri dari gamet
jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis dan gamet betina (ovum) yang dihasilkan di ovarium.
Terdapat dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis yaitu pembelahan sel dari
induk menjadi 2 anakan tetapi tidak terjadi reduksi kromosom contoh apabila ada sel tubuh kita yang
rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis,
sedangkan pembelahan meiosis yaitu pembelahan sel dari induk menjadi 2 anakan dengan adanya reduksi
kromosom, contohnya pembelahan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi
manusia. Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai
dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur
pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovary fetus perempuan.
Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus -hipofisis
- ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang
menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH
(lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga
terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron.

Anda mungkin juga menyukai