Anda di halaman 1dari 6

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

REVIEW JURNAL SISTEM INFORMASI KESEHATAN

DISUSUN OLEH

NAMA : MAGFIRAH HANDAYANI

NIM : N 201 14 002

KELAS/SEMESTER : B/SEMESTER VII

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
2017
REVIEW JURNAL

Health Information System to Improve Health Care: A


Telemidicine Case Study (Sistem Informasi Kesehatan
Judul
untuk Meningkatkan Perawatan Kesehatan: Sebuah
Studi Kasus Telemedicine).
Jurnal Journal of Information Management
Volume Nomor Vol. 15 No. 1
Tahun 2013
1. Liezel Cilliers
Penulis
2. Stephen V. Flowerday
DOI http://dx.doi.org/10.4102/sajim.v15i1.541

Pendahuluan:
Perawatan kesehatan yang berkualitas dianggap sebagai hak asasi
manusia bagi semua warga negara di Afrika Selatan. Terdapat tantangan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi semuanya, terutama
bagi orang-orang yang tinggal di pedesaan. Telemedicine, yang berarti obat dari
kejauhan, memberikan keuntungan yang sangat berbeda bagi petugas kesehatan.
Metode yang paling populer dari sistem ini adalah pesan dikirim dari jarak jauh
ke dokter spesialis untuk ditinjau. Pendekatan metode ini membutuhkan
komputer dengan kamera dan konektivitas internet.
Tujuan dari Telemedicine adalah untuk meningkatkan aksesibilitas
perawatan kesehatan khusus di daerah pedesaan. Pasien di daerah pedesaan tidak
perlu melakukan perjalanan jauh ke rumah sakit di perkotaan untuk
mendapatkan perawatan spesialis, selain itu waktu tunggu dan biaya transportasi
juga akan berkurang. Petugas kesehatan juga mendapatkan keuntungan dari
sistem ini karena kolega perkotaan dapat mendukung dan mengajar masyarakat
di daerah pedesaan yang memanfaatkan sistem tersebut.
A. Tujuan Penelitian
Tujuan peneltian ini adalah untuk menyelidiki faktor-faktor yang
mempengaruhi penerimaan Telemedicine pada tenaga kesehatan di Eastern
Cape Department of Health dengan menggunakan Teori Penerimaan dan
Penggunaan Teknologi Terpadu (Unified Theory of Acceptance dan Use of
Technology) untuk membuktikan atau membantah konsep ini.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode positivistik kuantitatif. Sebuah
kuesioner dikembangkan dan diujicobakan. Dari uji coba yang dilakukan,
diketahui bahwa kuesioner tersebut layak digunakan. Hasil penelitian
dianalisis menggunakan SPSS dan validasi hasi akhir dilakukan oleh empat
ahli di Telemedicine. Umpan balik dari para ahli ini kemudian dimasukkan ke
dalam rekomendasi akhir dan kesimpulan penelitian.
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah Telemedicine di sektor
swasta, isu teknologi yang terkait langsung dengan Telemedicine, serta
anggaran dan kendala keuangan lainnya yang dihadapi oleh pelaksana sistem
teknologi ini.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Petugas kesehatan terdiri dari multidisiplin
tim meliputi perawat, dokter, dokter gigi dan ahli radiologi yang dipilih
secara acak untuk berpartisipasi. 75 kuesioner dibagikan kepada petugas
pelayanan kesehatan di 31 bagian Telemedicine di Eastern Cape Health
Department.
Sebagian besar populasi penelitian ini terdiri dari perempuan (86%),
lebih sepertiga dari peserta berusia di bawah 30 tahun (36,8%), sementara
45,6% berusia antara 31-49 tahun, dan 17,6% petugas kesehatan yang berusia
lebih dari 50 tahun. Peserta penelitian menunjukkan bahwa 43% bekerja di
lingkungan perkotaan dan 56% di daerah pedesaan.
D. Hasil dan Pembahasan
Pada hasil dan pembahasan, peneliti menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi penerimaan Telemedicine berdasarkan Teori Penerimaan dan
Penggunaan Teknologi Terpadu sebagai berikut:
1) Kinerja yang diperlukan
Untuk pertanyaan saya menyadari Telemedicine berguna dalam
pekerjaan saya, terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan tingkat
pendidikan dan tempat dimana fasilitas Telemedicine itu berada. Petugas
kesehatan dengan gelar kualifikasi, 72% menunjukkan bahwa
Telemedicine akan berguna dalam pekerjaan mereka, sementara 100%
petugas kesehatan bergelar diploma menjawab positif ( = 19.647; p <
0.05). Selain itu, petugas kesehatan yang bekerja di daerah pedesaan,
menyatakan bahwa Telemedicine lebih berguna daripada yang bekerja di
rumah sakit perkotaan ( = 29.629; p < 0.05). Hal ini dikarenakan daerah
pedesaan adalah daerah yang paling banyak mendapatkan keuntungan
dari Telemedicine ini.
2) Usaha yang diperlukan
Mayoritas petugas kesehatan mengatakan sistem ini mudah digunakan. Ini
dapat dilihat pada pertanyaan saya merasa sistem Telemedicine mudah
digunakan dan saya mudah untuk mempelajari bagaimana
menggunakan sistem ini. Dengan demikian, 71% responden mengatakan
sistem ini mudah digunakan dan 69% setuju bahwa sistem ini mudah
untuk dipelajari. Petugas kesehatan di pedesaan lebih banyak yang setuju
(81,4%) bahwa Telemedicine mudah digunakan dibandingkan petugas
kesehatan di perkotaan (69,7%). Selain itu, petugas kesehatan di pedesaan
(81,5%) dan petugas kesehatan di perkotaan (72%) setuju bahwa mereka
mudah mempelajari sistem Telemedicine ( = 21.279; p < 0.05). Hal ini
berhubugan dengan usaha yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan
untuk mendidik petugas kesehatan khususnya di daerah pedesaan agar
melek komputer.
3) Pengaruh Sosial
Pengaruh sosial adalah sejauh mana seseorang bisa mempengaruhi orang
lain untuk menggunakan sistem Telemedicine ini. Petugas kesehatan yang
menganggap dirinya memiliki pengetahuan tentang Telemedicine setuju
dengan pernyataan bahwa orang lain dapat mempengaruhi perilaku
mereka untuk menggunakan teknologi ini (79,15%), sementara itu hanya
50% dari mereka yang tidak menganggap diri mereka berpengetahuan
setuju dengan pernyataan tersebut ( = 19.047; p < 0.05).
4) Kondisi Fasilitas
Sumberdaya yang dibutuhkan untuk memanfaatkan Telemedicine diuji
secara statistik dengan pernyataan saya memiliki sumber daya berupa
bantuan teknis yang dibutuhkan untuk menggunakan Telemedicine ( =
18.107; p < 0.05). Menariknya, petugas kesehatan yang beranggapan
bahwa mereka memiliki pengetahuan kurang percaya diri dengan bantuan
teknis (57%) dibanding dengan kelompok yang menganggap diri mereka
tidak berpengetahuan luas (81,6%) ( = 18.107; p < 0.05).
Keuntungan dari adanya Telemedicine bagi petugas kesehatan di
perkotaan yaitu semakin sedikit waktu yang dihabiskan untuk
menjangkau pasien di daerah pedesaan dan lebih sedikit pasien yang
dirujuk ke perkotaan. Sedangkan untuk petugas kesehatan di pedesaan,
keuntungan dari adanya Telemedicine adalah berkurangnya waktu tunggu
untuk diagnosa dan pengobatan serta adanya dukungan dari rekan kerja di
kota.
E. Kesimpulan
Pada penelitian ini disimpulkan yaitu petugas kesehatan di Eastern
Cape Department of Health menyadari bahwa Telemedicine membantu
meningkatkan produktivitas, kualitas dan efisiensi kerja meraka. Sebagian
besar petugas kesehatan setuju bahwa sistem itu menarik dan mudah
digunakan, sedangkan petugas kesehatan di perkotaan lebih banyak yang
kesulitan dengan Telemedicine.
Pengaruh sosial dan kondisi fasilitas juga mempengaruhi penerimaan
tenaga kesehatan terhadap Telemedicine. Secara umum terdapat penerimaan
petugas kesehatan yang posifit terhadap Telemedicine, hanya saja perlu
dilakukan promosi dan pendidikan terkait Telemedicine untuk lebih
meningkatkan standar penggunaan Telemedicine di petugas kesehatan.
F. Kelebihan Penelitian
Kelebihan pada penelitian ini adalah adanya Teori Penerimaan dan
Penggunaan Teknologi Terpadu yang digunakan untuk mendukung hasil dari
penelitian yang telah dilakukan. Selain itu, terdapat saran/solusi yang
diberikan oleh peneliti guna meningkatkan penerimaan petugas kesehatan
terhadap Sistem Informasi Kesehatan dalam hal ini adalah Sistem
Telemedicine.
G. Kekurangan Penelitian
Kekurangan pada penelitian ini adalah tidak ada hasil penelitian lain
yang digunakan sebagai refrensi untuk mendukung penelitian ini. Selain itu,
tidak tercantum waktu dilakukannya penelitian sehingga tidak diketahui
kapan tepatnya penelitian ini dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai