Anda di halaman 1dari 2

Puasa dan Kesetiakawanan Sosial

Oleh : Ade Sunarya

Secara etimologi puasa berasal dari Bahasa Sansekerta yang bermakna menahan, pun
as siyam berasal dari Bahasa Arab yang bermakna menahan pula. Jadi, tidak ada perbedaan
istilah antara puasa dan shaum. Simpulannya tidak boleh ada perdebatan antara kata puasa
dan shaum.

Berpuasa ialah menahan atau mengendalikan diri, mengontrol setiap keinginan dan
perbuatan yang bersifat fisik ataupun psikis. Selama menjalankan puasa diwajibkan menahan
diri dari hal dua hal pokok, yaitu: Pertama, perkara yang mubtilat ialah segala hal yang dapat
membatalkan puasa seperti makan-minum, dan hubungan intim suami istri yang dilakukan
pada siang hari. Kedua, perkara yang muhlikat ialah yang dapat merusak puasa seperti
pikiran dan perkataan yang tidak patut.

Hakikat puasa adalah bukanlah sekadar menahan lapar dan dahaga belaka, akan tetapi
menahan diri dari perkataan yang tidak patut yang dapat merusak pahala puasa juga tidak
bermanfaat. Misal tindakan ghibah, yakni menyebarkan keburukan orang lain tanpa ada
niatan untuk mencari solusi dan memperbaikinya. Memiliki pikiran yang buruk dan jahat.
Tidak memiliki sifat empati dan simpati terhadap penderitaan orang lain, kepekaaan terhadap
penderitaan orang lain merupakan sarana dalam menyadarkan diri, untuk menularkan
kesadaran kepada orang lain, atau penderitaan yang dialami berupa sedikit menahan rasa
lapar dan dahaga, keudian muncullah rasa dan sifat kasih sayang terhadap penderitaan orang
lain.

Agar puasa bermakna membawa diri menjadi manusia yang sehat jasmani dan rohani,
serta menjaga stabilitas jiwa dan emosi, menjaga segala perkara yang mubtilat dan muhlikat,
mengamalkan segala kebajikan dalam berpuasa, puasa menjadi tenaga yang menyemangati
sebelas bulan yang lainnya setelah berpuasa, mempunyai bekas (atsar) menyucikan hati dari
noda dan dosa.

Menumbuhkan pribadi yang utuh, berakhlakul karimah (mulia), akhlak mahmudah


(terpuji), giat bersedekah, peka terhadap penderitaan fakir-miskin, menyantuni anak yatim,
menolong yang berkesusahan, jujur, cinta kebenaran-keadilan, kerjasama, saling
menguntungkan-saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran, menebar rahmat kasih
sayang ke segenap penjuru negeri di bumi ini.

Anda mungkin juga menyukai