Sistem Pendokumentasian Askep
Sistem Pendokumentasian Askep
B. Kajian literatur
Dokumentasi proses asuhan keperawatan merupakan tampilan perilaku
atau kinerja perawat pelaksanan dalam memberikan proses asuhan keperawatan
kepada pasien selama pasien dirawat di rumah sakit. Kualitas pendokumentasian
keperawatan dapat dilihat dari kelengkapan dan keakuratan menuliskan proses
asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien, yang meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan evaluasi (Nursalam,2007).
Gillies (1996) menyatakan bahwa perawat memiliki tanggung jawab profesional
terhadap segala tindakannya. Dokumentasi proses asuhan keperawatan berguna
untuk memperkuat pola pencatatan dan sebagai petunjuk atau pedoman praktik
pendokumentasian dalam memberikan tindakan keperawatan. Bila terjadi suatu
masalah yang berhubungan dengan profesi keperawatan, dimana perawat
sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi proses
asuhan keperawatan diperlukan, dimana dokumentasi tersebut dapat
dipergunakan sebagai barang bukti di pengadilan (Hidayat, 2004).
Selain itu, dokumentasi keperawatan dapat meningkatkan kualitas
keperawatan serta membantu perawat dalam memberikan perawatan secara
optimal dan berkelanjutan dengan cara memandu perawat untuk dapat menulis
dokumentasi dengan benar (Gregory et al, 2008).
Sebelumnya telah ada penggunaan tekhnologi informasi yang disiapkan bagi
mahasiswa perawat untuk menyimpan data dengan menggunakan perangkat
mobile. Perangkat ini digunakan untuk menilai fisik pasien, kemudian
mentransfer penilaian tersebut pada aplikasi desktop. Dibuatnya versi 1.0 sistem,
dapat digunakan untuk menyajikan gambar atau sketsa seorang pria telentang
dalam lingkaran. Pemilihan menu memungkinkan pengguna untuk memilih
sistem fisiologis yang relevan dengan bagian-tubuh yang dipilih. Pengguna ini
kemudian dimaksudkan untuk menggunakan sistem Palm "Sync-Manager"
untuk mentransfer data fisik penilaian-set ke desktop, untuk dilihat dan secara
opsional diedit menggunakan versi desktop Nursing Information System.
Sebuah "saluran" custom-dikembangkan mengelola transfer ini, dengan cara
file-format-spesifik NIS. (Larry LeFever, 2003).
3.1 Perencanaan
Inti dari perencanaan adalah bagaimana produk akhir akan terlihat dan
bagaimana Kode Dokumentasi Keperawatan (CND) akan disajikan dan
digunakan, kegiatannya meliputi :
3.1.1) Menentukan ruang lingkup dan desain
3.1.2) Memperoleh dukungan administrasi
3.1.3) Identifikasi format untuk CND menggunakan beberapa
pendekatan yang mungkin yaitu standar, individual dan interaktif.
3.2 Analisis
Analisis terhadap proses dokumentasi keperawatan yang ada dan
menentukan perubahan dan konfigurasi meliputi :
3.2.1) Analisis dokumentasi keperawatan yang ada
3.2.2) Lacak alur kerja perawat dalam perawatan
3.2.3) Tentukan apa yang konten perlu dikumpulkan
3.2.4) Tentukan apa yang laporan yang diperlukan
3.3 Desain
Informasi yang dianalisa digunakan untuk merancang prototipe yang
berfokus pada mengkonfigurasi aplikasi CND.
3.3.1) Desain model mengikuti enam langkah dari proses
keperawatan Gbr 2.4.
3.3.2) Tentukan spesifikasi dan lingkup fungsional
3.3.3) Tentukan tingkat kekhususan
3.4 Pelaksanaan
Fase ini menunjukkan CND sebagai aplikasi catatan elektronik juga
sebaiknya:
3.4.1) Menyediakan teknisi, profesional dan dukungan pelatihan
3.4.2) Menetapkan pemeliharaan dan memperbarui prosedur.
3.5 Evaluasi
Evaluasi dan fase terakhir adalah CND dianalisis untuk memastikan bahwa
CND memuat enam set kode (Gambar 2.3) yang berfungsi seperti yang
direncanakan dan dikonfigurasi. Tahap evaluasi terdiri dari:
3.5.1) Ujilah kegunaan aplikasi
3.5.2) Ujilah keumuman laporan
3.5.3) Ujilah kembali penggunaan dan aplikasi penelitian
3.5.4) Ujilah kepuasan pengguna
Banyak waktu dan pekerjaan perawat yang dapat diefisiensi dengan sistem
pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis komputer. Namun demikian
tidaklah mudah untuk dapat menerapkan sistem informasi manajemen di rumah
sakit khususnya rumah sakit milik pemerintah karena terkait dengan kebijakan,
struktur organisasi rumah sakit dan alokasi dana yang tersedia. Keadaan tersebut
dapat menghambat pengembangan sistem informasi manajemen keperawatan di
rumah sakit, terlebih bila pengambil kebijakan menganggap hal ini sebagai
sesuatu yang tidak penting tersedia di rumah sakit.
2. Erin Dean (2010). Nursing Standard. Australian Nursing Journal. Edition 6.Vol 25
10. Ratna S. (2006). Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit panduan
12. Shelley Tranter (2009). A Hospital Wide Nursing Documentation Project. Australian
Nursing Journal. Volume 17.