Potter (2005) mendefenisikan dokumentasi sebagai segala sesuatu yang tercetak atau tertulis yang
dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang .Dokumentasi
keperawatan juga merupakan salah satu bentuk upaya membina dan mempertahankan akontabilitas
perawat dan keperawatan (Webster New World Dictionary dalam Marelli (1996). Pelaksanaan
dokumentasi proses keperawatan juga sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau dan
menyimpulkan suatu pelayanan asuhan keperawatan yang diselenggarakan di rumah sakit (Fisbach,
1991).
Sedangkan Pengertian Dokumentasi Keperawatan berbasis Komputer (Computerized nursing
documentation) adalah suatu modul keperawatan yang dikombinasikan dengan sistem komputer rumah
sakit ke staf perawat.Dengan sistem yang terkomputerisasi ini perawat dapat melakukan akses ke
laboratorium, radiologi, fisioterapi, dan disiplin yang lain, seperti ahli gizi, fisioterapi, dan disiplin ilmu lain
seperti ahli gizi, fisioterapis, occupational therapies.
Pemikiran tentang dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi di buat dalam rangka
memudahkan dan mempercepat pendoukmentasian asuhan keperawatan yang dibuat. Dengan sistem ini
perawat lebih dapat menghemat waktu dan perawat akan lebih sering berada di samping pasien. Dengan
dokumentasi yang terkomputerisasi ini pencatatan dapat dilakukan akurat dan
lengkap.Pendokumentasian keperawatan yang tertulis (paper-based documentation) saat ini dilaporkan
mutunya sangat rendah dan ini juga berdampak terhadap penerimaan publik termasuk profesi kesehatan
yang lain terhadap profesinalisasi keperawatan di Indonesia. Menurut Griffiths dan Hutchings (1999),
perawat yang menyatakan alasan terhadap dokumentasi yang kurang akurat dan kurang lengkap
dihubungkan dengan permasalahan seperti kekurangan staf, sensus yang tinggi, lembur kerja, dan juga
kurangya pengetahuan tentang apa yang dituliskan dalam dokumentasi.
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain :
1. Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan mutu
asuhan keperawatan.
2. Metode pendokumentasian asuhan keperawatan saat sudah mulai menunjukkan perkembangan, dari
yang sebelumnya manual, bergeser kearah komputerisasi. Metode pendokumentasian tersebut dengan
menggunakan Sistem Informasi Manajemen.
Sistem informasi manajemen berbasis komputer tidak hanya bermanfaat dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan, namun juga dapat menjadi pendukung pedoman bagi pengambil
kebijakan/pengambil keputusan di keperawatan.
Dokumentasi Keperawatan Berbasis Komputer.
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 9
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Selanjutnya ketiga karakteristik diatas
akan didukung dengan manfaat yang besar dimana dengan komputer produktivitas kerja
meningkat, pengambilan keputusan akan cepat dilakukan dan pengurangan biaya kerja bisa
ditekan. (Capron & Johnson, 2002) 3.Aplikasi Software Asuhan Keperawatan Penggunaan
teknologi komputer di tempat kerja memberikan pengaruh terhadap peningkatan efektifitas
waktu kerja. Tenaga perawat sebagai salah satu tim kesehatan didalam melaksanakan fungsi
dan peran dituntut untuk dapat mendokumentasikan seluruh pekerjaan yang dilakukannya
dengan baik. Adanya fenomena bahwa pencatatan tindakan keperawatan yang tidak lengkap
disebabkan karena pendokumentasian dengan cara menuliskan diatas kertas dirasa
menghabiskan waktu dan membuat jenuh, perlu dilakukan pemecahan masalah dengan
menerapkan software yang bisa membantu perawat dalam mendokumentasikan tindakan
keperawatan. Software asuhan keperawatan adalah software yang mengandung sebuah
program dengan menggunakan “database management” berisi data-data pengkajian kesehatan
seorang pasien yang kemudian data-data tadi akan dikelompokkan dan dianalisa untuk dapat
memunculkan diagnosa keperawatan sampai pada intervensi keperawatan. Software adalah
sistem yang beroperasi didalam sebuah komputer dimana terdapat hubungan antara software
dan hardware melalui apa yang disebut dengan sistem operasi. Sofware banyak digunakan
sebagai program yang akan dipakai didalam komputer sebagai software komersial. Software
asuhan keperawatan adalah software yang mengandung sebuah program dengan
menggunakan “database management” berisi data- data pengkajian kesehatan seorang pasien
yang kemudian data-data tadi akan dikelompokkan dan dianalisa untuk dapat memunculkan
diagnosa keperawatan. Selanjutnya dari diagnosa keperawatan akan muncul perencanaan
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan oleh perawat. Didalam mendokumentasikan
tindakan keperawatan, perawat cukup mengacu pada intervensi yang telah tersedia, sehingga
ketika pemberian tindakan selesai dilakukan perawat dapat melakukan evaluasi terhadap
diagnosa yang ada. Menurut Allan dan Englebright (2000) dengan sistem pendokumentasian
dengan komputer, efektifitas pendokumentasian bisa dipertahankan dimana perawat mampu
melakukan analisa terhadap asuhan keperawatan yang telah
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 10
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif diberikan karena mereka dengan mudah
bisa menentukan status diagnosa atau masalah keperawatan pada pasien. Selain itu, dengan
menggunakan komputer seluruh asuhan keperawatan bisa tersimpan dengan baik, maka
perawat bisa melakukan pengukuran terhadap intervensi keperawatan yang telah mereka
berikan. 4. Pengembangan Dokumentasi Berbasis Tekhnologi Komunikasi Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam mengembangkan dokumentasi keperawatan dengan berbasis
teknologi informasi sebagai catatan elektronik adalah (CRNBC, 2007): 1. Catatan kesehatan
elektronik klien adalah kumpulan informasi kesehatan pribadi satu individu yang diberikan oleh
penyedia layanan kesehatan dan disimpan secara elektronik di bawah pengamanan ketat. 2.
Dokumentasi dalam catatan keperawatan elektronik harus komprehensif, akurat, tepat waktu,
dan jelas mengidentifikasi pemberi perawatan 3. Entri data dilakukan oleh orang yang
melaksanakan perawatan dan bukan oleh staf yang lain. 4. Masukan data yang dibuat dan
disimpan dalam catatan keperawatan elektronik dianggap sebagai bagian permanen dari
rekaman dan tidak dapat dihapus. Jika diperlukan koreksi setelah data dimasukkan dan telah
disimpan, maka kebijakan lembaga memberikan arahan tentang bagaimana hal ini harus
dilakukan. Lembaga yang menggunakan dokumentasi elektronik harus memiliki kebijakan untuk
mendukung penggunaannya, termasuk kebijakan untuk: mengoreksi apabila terjadi kesalahan
dalam dokumentasi atau jika terlambat memasukkan data; mencegah penghapusan informasi;
mengidentifikasi perubahan dan update catatan; melindungi kerahasiaan informasi klien;
menjaga keamanan dari sistem (password, perlindungan virus, enkripsi, firewall); pelacakan
akses tidak sah ke informasi klien; proses untuk mendokumentasikan di instansi menggunakan
campuran metode elektronik dan kertas; back-up klien informasi; dan sarana dokumentasi
dalam hal kegagalan sistem (CRNBC, 2007). Selain hal tersebut diatas rumah sakit harus
memiliki kebijakan yang mengatur lama waktu suatu dokumentasi kesehatan klien harus
disimpan.
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 11
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Dokumen klien yang disimpan di rumah
sakit dapat dianggap sebagai catatan primer, sekunder atausementara. Pedoman penyimpanan
dokumen klien antara lain: 1. Catatan yang berisi referensi darah atau produk darah harus
dipertahankan selama-lamanya. Dengan kata lain, catatan tersebut harus disimpan selamanya.
2. Catatan primer klien misalnya, catatan dokter, catatan keperawatan, konsultasi, resume, dan
pemberitahuan kematian disimpan selama 10 tahun 3. Sekunder dokumen misalnya hasil
pemeriksaan diagnostik, catatan pengobatan disimpan selama enamtahun 4. Catatan
sementara misalnya laporan diet, bagan grafik disimpan selama satu tahun Pedoman yang
dapat digunakan oleh perawat dalam menggunakan dokumentasi elektronik adalah sebagai
berikut: 1. Tidak pernah mengungkapkan atau mengizinkan orang lain menggunakan nomor
identifikasi pribadi (password) dan menginformasikan kepada atasan langsung jika ada
kecurigaan bahwa kode identifikasi sedang digunakan oleh orang lain 2. Mengubah password
pada interval yang sering dan teratur (sesuai kebijakan lembaga) 3. Memilih password yang
tidak mudah diuraikan dan melakukan log off bila tidak menggunakan sistem atau ketika
meninggalkan sistem. 4. Menjaga kerahasiaan semua informasi, termasuk semua salinan cetak
dari informasi dan melindungi informasi klien yang ditampilkan pada monitor misalnya dengan
penggunaan screen saver, mengatur lokasi monitor, dan menggunakan privasi layar 5.
Menggunakan sistem hanya pada layanan akses yang aman untuk membuka ke informasi klien
6. Melakukanakseshanyapadainformasiklienyangdiperlukanuntukmemberikan pelayanan
keperawatan pada klien tersebut. 7.
Mengaksesinformasiklienuntuktujuanselainmemberikanasuhankeperawatan merupakan
pelanggaran kerahasiaan.
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 12
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 5. Kelebihan dan Kekurangan
Dokumentasi keperawatan adalah setiap catatan baik tertulis maupun elektronik yang
menggambarkan layanan keperawatan yang diberikan kepada klien dan dapat digunakan
sebagai bukti bagi tenaga yang berwenang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
telah mempengaruhi aktivitas pengelolaan data dan informasi di bidang keperawatan sehingga
mempengaruhi perkembangan dalam pendokumentasian keperawatan. Dokumentasi
keperawatan yang sejak awal merupakan pencatatan dalam format kertas (paper based) dapat
dikembangkan menjadi electronic based dengan dukungan teknologi informasi dan sistem
komputerisasi. Dokumentasi keperawatan berbasis teknologi informasi ini memberikan
keuntungan bagi perawat dalam hal waktu pendokumentasian yang lebih singkat, keterbacaan
data dan kemudahan akses bila dibandingkan dokumentasi dalam format kertas.
Pengembangan dokumentasi keperawatan berbasis teknologi informasi tetap harus
memperhatikan prinsip kerahasiaan data klien, komprehensif, akurat, tepat waktu, dan jelas
mengidentifikasi pemberi perawatan sehingga perlu adanya kebijakan dan pedoman yang jelas
bagi tenaga perawat dalam menjalankan sistem ini. Menurut Bates (NANDA, 2009)
dokumentasi keperawatan yang dilakukan pada format kertas merupakan catatan yang naratif,
panjang dan memerlukan waktu terutama dalam hal penulisan. Pendekatan ini memiliki variasi
dalam perumusan diagnosa dan perencanaan tindakan keperawatan disebabkan karena
kurangnya kemampuan perawat dalam menganalisa. Selain itu catatan dalam bentuk tertulis
kadangkala sulit untuk dibaca, dapat disalahartikan, dan hanya dapat dimanfaatkan untuk satu
orang pada satu waktu. Dokumentasi tertulis juga lebih sulit dianalisis untuk keperluan
penelitian dan mendukung proses pengambilan keputusan. Sementara pendokumentasian
dengan berbasis sistem komputerisasi membantu perawat untuk mengurangi waktu yang
diperlukan dalam proses pendokumentasian sehingga waktu untuk melakukan perawatan pada
pasien menjadi lebih banyak, mengurangi kesalahan dalam dokumentasi dan evaluasi hasil
tindakan keperawatan serta menurunkan efisiensi rumah sakit dalam hal penggunaan kertas
sehingga menaikkan efektifitas biaya (Iqbal, 2009). Dokumentasi adalah setiap informasi tertulis
atau elektronik tentang klien yang menggambarkan perawatan atau layanan yang diberikan
kepada klien. Catatan kesehatan klien dapat berupa kertas dokumen atau dokumen elektronik,
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 13
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif seperti rekam medis elektronik, faks, e-
mail, kaset audio atau kaset video dan gambar (CRNBC, 2007). Menurut Potter (2005)
dokumentasi adalah segala sesuatu yang tercetak atau tertulis yang dapat diandalkan sebagai
catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dokumentasi keperawatan adalah setiap catatan baik tertulis maupun elektronik yang
menggambarkan layanan keperawatan yang diberikan kepada klien dan dapat digunakan
sebagai bukti bagi tenaga yang berwenang. Dokumentasi keperawatan adalah setiap catatan
baik tertulis maupun
elektronikyangmenggambarkanlayanankeperawatanyangdiberikankepadaklien dan dapat
digunakan sebagai bukti bagi tenaga yang berwenang. Pengembangan dokumentasi
keperawatan elektronik dengan berbasis teknologi informasi memberikan keuntungan bagi
perawat antara lain: waktu pendokumentasian lebih singkat, kemudahan dalam pembacaan
dan akses dokumen dan memungkinkan sebagai sarana belajar. Dokumentasi keperawatan
elektronik tetap harus memperhatikan prinsip kerahasiaan data klien, komprehensif, akurat,
tepat waktu, dan jelas mengidentifikasi pemberi perawatan Perkembangan dokumentasi
keperawatan berbasis komputer (Computer Based Nursing Documentation) yang menjadi
pengganti Paper Based Documentation. Paper based documentation, disamping kelebihannya,
mempunyai banyak kelemahan, diantaranya butuh motivasi yang kuat untuk menulis,
kualitasnya rendah dan banyak keterbatasan (Ammenwerth, at all, 2003).
Sementaradokumentasikeperawatanberbasiskomputermempunyailebihbanyak
keunggulan.(Lyden,2008)dalampapernyayangberjudul“FromPapertoComputer Documentation :
One Easy Step?” menuliskan pengalamannya bahwa dokumentasi keperawatan berbasis
komputer yang diterapkan di ICU dengan nama “The eICU system” mempunyai beberapa
keuntungan diantaranya adalah lebih akurat, komplit (lengkap), legibel (dapat
dipertanggungjawabkan) dan membutuhkan waktu yang lebih singkat. Senada dengan Lyden,
Menke, at all (2001) dalam penelitian yang berjudul “Computerized Clinical Documentation
System (CDS) in the Pediatric Intensive Care Unit” mengatakan bahwa dibandingkan dengan
paper based documentation, CDS lebih dapat dipertanggungjawabkan (legibel), lebih lengkap
(komplit) dan memerlukan waktu yang lebih singkat. Disamping itu juga memperbanyak waktu
untuk merawat pasien, menurunkan “medical errors”,
meningkatkankualitasdokumentasidanmeningkatkankesinambunganpelayanan.
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 14
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tentunya dokumentasi keperawatan
berbasis komputer juga mempunyai kelemahan, diantaranya adalah kemampuan perawat
dalam melaksanakan proses keperawatan dan keterampilan perawat menggunakan komputer
(Ammenthwerth, at all, 2003). Perawat harus tahu juga resiko dari dokumentasi
terkomputerisasi. Terdapat resiko hukum yang berkaitan dengan dokumentasi terkomputerisasi.
Komputer meningkatkan akses terhadap informasi oleh hampir setiap orang. Password yang
dipakai untuk memasuki sistem dan tanda tangan dalam komputer jangan dibocorkan pada
orang pemberi perawatan lain. Sistem yang baik mengharuskan sering penggantian password
pribadi untuk mencegah orang yang tidak berwenang menyalahgunakan catatan. Transisi
terhadap dokumentasi terkomputerisasi menimbulkan tantangan unik bagi perawat dan manajer
perawat. Namun demikian, kesulitan atau hambatannya sangat kecil dibandingkan dengan
manfaat dari sistem komputerisasi yang sangat besar. Keberhasilan penerapan sistem
dokumentasi terkomputerisasi membutuhkan persiapan, keterlibatan dan komitmen dari semua
staf keperawatan.
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 15
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Rangkuman Anda telah mempelajari
uraian materi tersebut diatas , adapun rangkuman untuk kegiatan belajar 1 adalah sebagai
berikut : 1. Proses mendokumentasikan perawatan pasien telah dilakukan sejak jaman Florence
Nightingale yang menulis tentang pentingnya komunikasi diantara pemberi layanan
keperawatan, bentuk pendokumentasian keperawatan telah berkembang dari waktu ke waktu
untuk memenuhi kebutuhan perubahan dalam perawatan kesehatan, namun perubahan yang
terjadi tidak membawa pengaruh besar dalam proses dokumentasi hingga diperkenalkannya
komputer dalam kesehatan di akhir abad 20 (Turpin, 2005).Penggunaan komputer dalam
dokumentasi asuhan keperawatan diperkenalkan pada akhir tahun 1960-an dan awal tahu
1970-an. 2. Dokumentasi asuhan keperawatan melalui komputer yaitu pencatatan yang
dilakukan oleh perawat dengan menggunakan perangkat komputer. Perangkat tersebut
tentunya sudah disediakan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan. Pemasukan data
dilakukan setiap saat sehingga perkembangan data pasien dapat terekam secara kontinyu dan
komprehensif 3. Software asuhan keperawatan adalah software yang mengandung sebuah
program dengan menggunakan “database management” berisi data- data pengkajian
kesehatan seorang pasien yang kemudian data-data tadi akan dikelompokkan dan dianalisa
untuk dapat memunculkan diagnosa keperawatan sampai pada intervensi keperawatan. 4.
Lembaga yang menggunakan dokumentasi elektronik harus memiliki kebijakan untuk
mendukung penggunaannya, termasuk kebijakan untuk: mengoreksi, keterlambatan
memasukkan data; mencegah penghapusan informasi; mengidentifikasi perubahan dan update
catatan; melindungi kerahasiaan informasi klien; menjaga keamanan dari sistem ; pelacakan
akses tidak sah ke informasi klien; proses untuk mendokumentasikan di instansi menggunakan
campuran metode elektronik dan kertas; back-up klien informasi; dan sarana dokumentasi
dalam hal kegagalan sistem serta memiliki kebijakan yang mengatur lama
17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 16
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif waktu suatu dokumentasi kesehatan klien
harus disimpan. 5. Dokumentasi keperawatan berbasis teknologi informasi ini memberikan
keuntungan bagi perawat dalam hal waktu pendokumentasian yang lebih singkat, keterbacaan
data dan kemudahan akses.Tentunya dokumentasi keperawatan berbasis komputer juga
mempunyai kelemahan, diantaranya adalah kemampuan perawat dalam melaksanakan proses
keperawatan dan keterampilan perawat menggunakan komputer. Setelah anda selesai
mempelajari kegiatan belajar 1 maka kerjakanlah tugas mandiri di bawah ini : Anda telah
mempelajari tentang dokumentasi keperawatan berbasis komputer, coba tanyakan kepada
rekan kerja anda tentang kesiapan mereka untuk beralih dari dokumentasi pada kertas beralih
kepada komputer. Apa saja yang harus disiapkan? Sarana dan pra sarannya bagaimana?
Selanjutnya untuk mengukur keberhasilan belajar anda cobalah mengerjakan test formatif di
bawah ini ,janganlah melihat bagian umpan balik sebelum anda mengerjakannya sampai
selesai agar anda dapat obyektif mengukur keberhasilan belajar anda : Tugas Mandiri
18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 17
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 17 Petunjuk pilihlah jawaban yang paling
tepat : A Jika 1,2 dan 3 benar B Jika 1 dan 3 benar C jika 2 dan 4 benar D jika hanya 4 benar
dan E jika semua benar atau berilah tanda silang pada alternatif jawaban yang anda anggap
paling benar diantara 5 alternatif jawaban yang tersedia. 1.informatika keperawatan merupakan
integrasi ilmu : ...... 1. keperawatan 2. komputer 3. informasi 4. manajemen 2.informatika
keperawatan memfasilitasi integrasi : .......... 1. data 2. informasi 3.pengetahuan 4.kebijakan
3.sistem dokumentasi berbasis komputer dapat mengurangi tugas perawat dalam hal : ...
1.administratif 2. waktu 3.pemantauan berulang 4. tenaga 4.karakteristik dasar komputer : ..... 1.
cepat 2. dapat diandalkan 3. kemampuan besar 4. biaya mahal 5.pedoman penyimpanan
dokumen klien untuk hasil pemeriksaan rongent disimpan sampai berapa tahun :....... a. 4 b.5 c.
6 d. 7 e. 8 Tes Formatif
19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 18
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Anda telah mengerjakan tugas mandiri?
Bagaimana dengan test formatif anda? Coba cek ulang berdasarkan kunci jawaban yang
tersedia. Berapa yang benar ?minimal 3 benar jika telah lebih berarti anda telah siap untuk
melanjutkan pada akhir kegiatan belajar modul dokumentasi keperawatan secara keseluruhan
yaitu praktik laboratorium klinik. Kunci A ,E,B,A,C Umpan Balik
1.PENDAHULUAN
Perawat merupakan petugas kesehatan dengan jumlah yang terbesar yang secara langsung
dapat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan. Area yang menjadi perhatian keperawatan
dimulai dari keperawatan klinis pasien secara individual dengan administrasi kesehatan dan
pengelolaan masalah kesehatan disemua tingkat kompleksitas, termasuk kesehatan
masyarakat dan komunitas, kesehatan dan keamanan kerja dan kesehatan sekolah (Soberon et
al1984 dalam WHO 2000)
Pendataan keperawatan tergantung pada akses yang akurat dan tepat waktu untuk
mendapatkan informasi tentang pasien dan masyarakat untuk dapat melakukan berbagai
kegiatan keperawatan secara profesional. Informasi keperawatan harus dapat
mengintegrasikan pengetahuan teknis, pengontrolan terhadap kualitas dan intervensi klinis
serta dokumentasi keperawatan. perawat perlu mengetahui informasi tentang sumberdaya yang
tersedia, perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan pasien. Perawat membutuhkan
akses informasi untuk perencanaan program, pengawasan klinis, intervensi dan evaluasi hasil
tindakan keperawatan.
Sistem informasi berbasis komputer dapat membantu perawat untuk dapat mencapai
keefektifan dan efisiensi dengan menggunakan program yang sesuai dan dapat
mengimplemtasikan data secara standar (McCormick, 1988; WHO, 1988; McCormick 1991;
Ball, 1991a; Ball, 1991b; Sosa-Iudicissa et al., 1997; PAHO, 1998; PAHO, 1999a dalam WHO
2000). Sistem komputer dengan aplikasi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dapat
digunakan untuk mengatur dan menganalisa informasi klinis yang berhubungan dengan pasien
untuk dapat melakukan intervensi secara optimal.
Informasi tekhnologi dan komunikasi harus multidisiplin ilmu sehingga tim kesehatan dapat
dengan mudah untuk mengakses data secara up to date informasi tentang status pasien.
Demikian juga sebaliknya, pasien dan keluarga juga harus mendapatkan informasi yang jelas
tentang penatalaksanaan penyakitnya. Kemajuan tekhnologi juga harus membantu untuk terapi
pasien, mengurangi stress dan meningkatkan kesembuhan pasien. Kebutuhan unuk
peningkatan teknologi informasi untuk kesehatan merupakan suatu hal yang penting dan dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada pasien. (Sipe et al, 2003). Di rumah sakit
kadangkala, dengan format dokumentasi yang banyak dan beban kerja yang tinggi, kadangkala
perawat tidak sempat untuk mendokumentasikan tindakan keperawatan yang telah dilakukan
secara lengkap. Padahal dokumentasi keperawatan merupakan aspek legal dari asuhan
keperawatan. Di Indonesia sistem pendokumentasian data kesehatan pasien(medical record)
diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam
Medis mempunyai makna bahwa rekam medis, berisi catatan tentang semua kegiatan pasien
terkait dengan kebutuhannya yang dilakukan oleh semua tenaga kesehatan, termasuk perawat.
Akhir-akhir ini, kemajuan tekhnologi informasi juga banyak dirasakan manfaatnya oleh dunia
keperawatan terutama untuk sistem pendokumentasian asuhan keperawatan, salah satunya
adalah sistem pencatatan pasien secara elektronik (electronic health record) dengan clinical
care classification yang sudah tersusun dengan baik dan dapat mendukung dan mempermudah
pelaksanaan asuhan keperawatan karena dengan adanya dokumentasi yang lengkap, mudah
diisi dan diakses merupakan suatu sistem dokumentasi yang ideal dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.
Berdasarkan pada kebutuhan diatas, maka diperlukan suatu sistem informasi yang dirancang
khusus untuk meningkatkan dokumentasi asuhan keperawatan untuk dapat meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan.
2.Tinjauan Pustaka
a.Dokumentasi Keperawatan
Sistem pencatatan dan pendokumentasian secara akurat merupakan hal yang sangat penting
dalam praktek keperawatan (Nursing and Midwifery Council, 2002). Sistem pencatatan dan
pendokumentasian yang ada di rumah sakit atau yang lebih dikenal dengan nama rekam medis
(medical record) merupakan sistem pendokumentasian terintegrasi antara tim kesehatan.
Dalam dokumentasi keperawatan, perawat dapat mengumpulkan data dari berbagai sumber
yang kemudian akan dianalisa dan di integrasikan untuk memformulasikan rencana tindakan
keperawatan, implementasi, evaluasi respon pasien terhadap implementasi dan merupakan
cara berkomunikasi dengan tim kesehatan yang lain. Dokumentasi keperawatan merupakan
catatan legal yang berisikan semua catatan lengkap pasien, yang menjelaskan tentang
penyakit, pengobatan dan perawatan yang dilakukan pasien. Dengan adanya dokumentasi ini
menunjukan kualitas pelayanan keperawatan, memastikan keberlanjutan asuhan keperawatan
dan merupakan data yang dapat digunakan untuk keperluan riset dan kebijakan-kebijakan yang
terkait dengan kesembuhan pasien (Murphy, 2010)
1.Data kesehatan pasien harus dituliskan secara lengkap, jelas dan tidak menimbulkan keragu-
rauan untuk tenaga kesehatan lain.
Electronic health/medical Record (EHR) merupakan suatu sistem komputerisasi yang diadakan
untuk memberikan kemudahan pendokumentasian pasien yang mudah di akses secara
universal, aman dan merupakan bentuk pelayanan kesehatan secara efektif (Wraa, 2010)
Sistem ini diadakan untuk merekam data yang bersifat sangat pribadi dan menjadi salah satu
informasi penting yang wajib menyertai seseorang kemanapun dia pergi. Kepemilikan informasi
tersebut merupakan kepentingan dasar seorang pasien dan tidak boleh dirahasiakan dari
seorang pasien oleh sebuah institusi kesehatan manapun, karena informasi tersebut adalah hak
pribadi pasien. EHR ini merupakan sistem komputerisasi yang melibatkan pendokumentasian
treatmen yang dilakukan oleh dokter, dokumentasi keperawatan, pengkajian untuk pasien-
pasien resiko tinggi dan alat (tools) dokumentasi (Dowding et al, 2011).
Didalam EHR, terdapat beberapa komponen pencatatan yang meliputi: yang pertama
adalah electronic patient record (EPR) merupakan data pencatatan kesehatan pasien yang
terdapat di pasien, yang kedua adalah electronic medical record (EMR) merupakan data
kesehatan yang terdapat atau yang dilakukan oleh dokter dan yang terakhir adalah electronic
nurse record (ENR) merupakan sistem pencatatan yang dilakukan oleh perawat.Ketiga
komponen tersebut akan saling mendukung dalam pelaksanaan EHR (Dowding et al, 2011).
Tujuan dari pemberlakuan EHR pada banyak rumah sakit ini adalah untuk untuk mengevaluasi
dampak implementasi EHR terhadap proses dan hasil asuhan keperawatan. EHR ini di
implementasikan pada rumah sakit-rumah sakit yang memiliki angka kejadianpressure
ulcer (decubitus) dan jatuh (falls) yang cukup tinggi (Dowding et al, 2011)
Dari hasil riset telah dilakukan didapatkan bahwa, dengan adanya sistem EHR ini dapat
menurunkan angka kejadian pressure ulcer 84% dan pasien jatuh sebesar 61%. Berdasarkan
hasil diatas didapatkan bahwa dengan sistem EHR dapat secara signifikan mengurangi angka
kejadian pressure ulcer dan pasien jatuh, karena dengan dokumentasi yang sudah tersistem
dengan baik akan lebih memudahkan perawat untuk memonitor keadaan pasien dan
melakukan intervensi secara adekuat sesuai dengan kebutuhan pasien (Dowding et al,2011).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Whittenburg (2009), dengan sistem EHR yang didalamnya
memiliki Clinical Care Classification System version 2.0 memiliki 182 diagnosa keperawatan
berupa 59 diagnosa mayor dan 123 kategori yang dapat menggambarkan tanda dan gejala
pasien, dan terdiri dari 198 intervensi keperawatan dan meliputi 4 aksi tindakan yaitu
pengkajian, penatalaksanaan, pendidikan kesehatan dan discharge palnning, sehingga diakhir
akan terdapat 792 intervensi keperawatan yang dapat dilakukan perawat dengan sistem ini.
Menurut Whittenburg (2009) Keuntungan sistem dokumentasi berbasis computer ini adalah
para perawat mampu untuk menggunakan data-data yang tersedia menggunakan domain-
domain untuk sistem informasi kesehatan. Dalam menggunakan sistem CCC ini para perawat
dapat:
3.Meningkatkan standar data kesehatan secara konsisten untuk dapat dilakukan intervensi dan
riset
5.Mengurangi pnggunaan yang tidak perlu dari sistem komputer, karena sistem komputer sudah
terintegrasi dengan sistem informasi CCC.
Beberapa rumah sakit di Indonesia telah menerapkan hasil riset ini yaitu sistem pengumpulan
data klinis pasien secara komputerisasi, hal ini tentu diharapkan dapat mempermudah dan
mengefesiensikan kerja perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan. Misalnya
dengan format dokumentasi keperawatan terkomputerisasi dengan sistem ceklist, dimana
diagnosa keperawatan dan intervensi sudah disiapkan dalam sistem. Perawat tinggal memilih
diagnosa keperawatan yang sesuai dengan keadaan pasien dan memilih intervensi
keperawatan yang dapat dilakukan untuk pasien.
Namun demikian belum semua rumah sakit di Indonesia telah menerapkan sistem ini, masih
banyak rumah sakit khususnya rumah sakit didaerah-daerah yang belum mampu untuk
menerapkannya karena terkait dengan berbagai kendala. Kendala yang menjadi tantangan
dalam mengaplikasikan sistem ini adalah, masih kurangnya sumber daya yang dimiliki rumah
sakit-rumah sakit di Indonesia. Sumber daya itu dapat berupa peralatan yang masih minim
atausumber daya manusianya yang masih kurang memahami teknologi informasi. Mahalnya
sistem informasi tekhnologi ini juga menjadi salah satu kendala yang dihadapi rumah sakit,
karena tidak semua rumah sakit mampu untuk mengaplikasikan sistem informasi manajemen
ini. Kesenjangan kemampuandan pendidikan perawat juga menjadi faktor yang krusial dalam
penerapan sistem informasi ini. Karena itu diperlukan pelatihan secara berkala untuk
meningkatkan kemampuan perawat dalam sistem informasi manajemen ini.
5.Penutup
a.Kesimpulan
Peranan teknologi informasi keperawatan dengan adanya electronic health record/ electronic
pasien record merupakan inovasi yang dapat dilakukan dan diaplikasikan untuk membantu
mempermudah proses pendokumentasian asuhan keperawatan
b.Saran
Bagi para perawat hendaknya selalu meningkatkan pemahaman dan membuka wawasan
tentang tekhnologi informasi yang berhubungan dengan sistem pendokumentasian asuhan
keperawatan sehingga proses dokumentasi dapat berjalan dengan baik dan meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan