Anda di halaman 1dari 69

ANC

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi. Lamanya hamil normal adalah 280
hari 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid terahir.
Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat genitalia
eksterna dan interna serta pada payudara (mammae). Dalam hal ini hormon somatomammotropin,
estrogen, dan progesterone, mempunyai peranan penting.
Ibu hamil sebaiknya di anjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia
merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah hal yang fisiologis yang dialami oleh wanita dalam usia reproduksi yang
normal, selama kehamilan itu tidak menyebabkan terjadinya kematian maupun kesakitan pada ibu akan
janin yang dikandungnya namun penyebabnya suatu komplikasi maka penanganan secara cepat dan
tepat sangat diperlukan guna menyemalatkan ibu dan janin yang dikandungnya.
Kehamilan membutuhkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu, serta perubahan sosial
didalam keluarga. Jarang seorang ahli medik ter;atih yang begitu terlibat dalam kondisi biasanya sehat
dan normal. Maka kehamilan ini merupakan suatu tugas yang tidak biasa bagi keluarga.
Dalam memberikan dukungan pada ibu serta memantau perubahan fisik yang dialami oleh ibu serta
menatalaksanakan setiap kondisi yang dialami oleh ibu.
Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah maka pemikiran tidak dapat
memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan dan
asuhan antenatal merupakan cara sangar penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil dan mendeteksi ibu dengan
kehamilan normal, ibu hamil mungkin untuk mendapatkan pelayanan yang tepat dan optimal asuhan
antenatal.
1.1 Latar Belakang
Kehamilan pada wanita merupakan proses yang alamiah yang mana lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung hari pertama haid terakhir
kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam
keluarga. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi
serta cukup bulan melalui jalan lahir. Namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan
dimana masih banyak kemungkinan terjadi resiko kematian pada ibu dan janin seperti : infeksi,
perdarahan, gastasi, dan lain-lain.
Memperlihatkan angka kematian Ibu dan perinatal dapat dikemukakan bahwa sebagian
besar terjadi pada saat pertolongan jadi kita sebagai tenaga kesehatan (bidan) untuk dapat
melakukan perhatian khusus tentang pendidikan kesehatan terhadap klien yang merupakan indikator
yang dapat digunakan untuk menilai pencapaian hasil oleh karena itu pelajaran / asuhan antenatal
merupakan cara yang penting untuk memonitor serta mendeteksi ibu dengan kehamilan normal agar
nantinya dapat mencegah dan penurunan angka kematian ibu dan bayi.

1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal.
b. Tujuan Khusus
- Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data pada ibu hamil normal
- Mahasiswa mampu melalakukan analisa data untuk menentukan diagnosa
- Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial
- Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera
- Mahasiswa mampu menyusun rencana askeb berdasarkan diagnosa
- Mahasiswa mampu melaksanakan askeb sesuai rencana yang dibuat
- Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil askeb yang telah dilaksanakan
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah memeriksakan pembelajaran praktek klinik mahasiswa dapat menerapkan dan
mengembangkan pola pikir secara ilmiah dalam proses asuhan kebidanan pada ibu hamil
fisiologis dengan manajement kebidanan penulis dapat menghubungkan antara teori dan
praktek untuk memberikan pelayanan yang tepat dan optimal, terhadap pasien mengenai
pemeriksaan kehamilan sesuai dengan petugas dan tugas wewenang bidan
1.2.2 Tujuan khusus
Setelah melaksanakan praktek klinik mahasiswa diharapkan mampu :
a. Melakukan pengkajian data pada ibu hamil fisiologis
b. Menganalisa data /diagnosa pada ibu hamil fisiologis
c. Menguidentifikasi masalah dengan diagnosa potensial pada ibu hamil fisiologis
d. Mengevaluasi dari tindakan yang telah dilakukan pada ibu hamil fisiologis
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memberikan dan melaksanakan asuhan kebidanan
pada ibu hamil dari data S dan O, analisa data / assement, data membuat perancang.

1.2.2 Tujuan Khusus


Diharapkan mahasiswa dapat / mampu :
1. Melakukan pengkajian data pada ibu hamil fisiologis.
2. Mengidentifikasi diagnosa masalah dan kebutuhan ibu hamil fisiologis.
3. Melaksanakan antisipasi dan identifikasi masalah potensial pada ibu hamil
fisiologis.
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu hamil fisiologis.
5. Melakukan intervensi pada ibu hamil fisiologis.
6. Melakukan implementasi pada ibu hamil fisiologis.
7. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan pada ibu hamil fisiologis.

1.3 Ruang Lingkup


Asuhan kebidanan ini dilaksanakan sesuai dengan program dari tempat pendidikan dan tempat
praktek yang ditujukan adalah puskesmas kedurus.

1.4 Metode Penulisan


a. Study pustaka dengan implementasi ilmu kebidanan, synopsis obstetri, pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal, serta menejemen asuhan kebidanan.
b. Study kasus pustaka dengan mempelajari ilmu kebidanan, synopsis obstetric, pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal serta manejemen asuhan kebidanan.
c. Pemecahan masalah dengan menggunakan 7 langkah.

1.3 Metode Penulisan


Penulis dalam menyusun karya tulis ini menggunakan metode yang dibuat berdasarkan keadaan yang
sebenarnya. Serta studi kepustakaan yang diperoleh dari berbagai buku yang terkait dalam masalah-
masalah kehamilan maupun data-data yang diperoleh dari praktek langsung pada ibu bersalin
1.3 Metode Penulisan
Studi kepustakaan, prektek langsung, bimbingan dan konsultasi.
1.4. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam asuhan kebidanan ini adalah :
1.4.1. Study pustaka mempelajari ilmu kebidanan fisiologi dan patologi serta manajemen
asuhan kebidanan.
1.4.2. Study kasus, data yang ada pada klien baik subyektif maupun objektif.
1.4.3. Pemecahan masalah dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Hellen
Varney 1996.
1.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup asuhan kebidanan ini dilaksanakan sesuai dengan program dan pendidikan
tempat praktek klinik yang ditujukan adalah BPS Nina Amd,Keb.

1.4 Sistematika Penulisan


Dalam penyusunan makalah ini dibuat garis besar sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3 Metode Penulisan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
2.2 Tanda-tanda Kehamilan Pasti
2.3 Perubahan Atau Perkembangan Janin Selama 9 Bulan
2.4 Asuhan Antenatal
2.5 Keadaan Ibu Dan Janin Yang Perlu Diperhatikan
2.6 Konsep Asuhan Kebidanan
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

1.5. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang digunakan dalam asuhan kebidanan terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Penulisan
1.3. Ruang lingkup
1.4. Metode penulisan
1.5. Sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
2.2 Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan
2.3 Tanda-tanda permulaan persalinan
2.4 Tanda-tanda inpartu
2.5 Faktor-faktor penting dalam persalinan
2.6 Kala persalinan
2.7 Konsep dasar asuhan kebidanan
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 analisa data dan diagnosa masalah
3.3 diagnosa potensial
3.4 Identifikasi kebutuhan segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah
280 hari (40 minggu/9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terahir.
Kehamilan dibagi dalam triwulan, yaitu : triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai
3(tiga) bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan ke empat sampai 6(enam) bulan, triwulan ke tiga
dari bulan ke tujuh sampai 9(sembilan) bulan.
2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian kehamilan
Kehamilan ini adalah mulai dari konsep (bertemunya sel telur dengan sperma) berakhir
permulaan persalinan.
(Sastrowinata, Sulaiman 1983 :3)
Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi bila terdapat 4 askep penting yang terpenuhi
yaitu : ovum, spermatozoa terjadi konsepsi dan nidasi
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak
kontrasepsi dan berakhir sempai persalinan
(Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, Spog, 1998 :4)

2.1.2 Proses kehamilan


Setiap wanita yang subur setiap 1 bulan mengalami ovulasi (proses pelepasan ovum dari
ovarium yang diperngaruhi sistem hormon yang komplek). Kemudian di tangkap oleh fimbriae
dan masuk ke tuba fallopi. Waktu coitus air mani terpancar ke dalam ujung atas dari vagina
sebanyak  100-200 juta tiap cc.
Sperma begerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke tuba fallopi ovum yang telah
dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh : silia tuba) menuju kavum uteri dan
terjadilah nidasi masuknya / tertanamnya hasil konsepsi (zigot) ke dalam endometrium untuk
menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin di persiapkan ari-ari (plasenta) dan
terjadilah tumbuh kembang janin sampai aterm.
(Mocthar, Rustam, 1998 :17

2.1.1 Tujuan Asuhan Antenatal


 Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
bayi.
 Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan social ibu dan bayi.
 Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan aatu komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
 Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu dan bayinya
dengan trauma seminimal mungkin
 Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
 Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal

2.1.2 Kunjungan Antenatal


Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4x selama kehamilan
a. Satu kali pada triwulan pertama
b. Satu kali pada triwulan kedua
c. Satu kali pada triwulan ketiga

2.1.3 Pelayanan / Asuhan Standart minimal termasuk “7T”


1. Timbang berat badan
2. Ukur (tekanan) darah
3. Ukur (tinggi) fundus uteri
4. Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid) lengkap
5. Pemberian tablet zat bezi, menimal 90 tablet selama kehamilan
6. Tes terhadap penyakit menular seksual
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
2.1.4 Perubahan fisiologik wanita hamil
a. Perubahan pada system reproduksi.
1. Uterus
 Ukuran : untuk akomodasi pertumbuhan janin rahim membesar akibat
hipertrifi otot polos rahim. Ukuran pada kehamilan cukup bulan 30x25x20 cm
dengan kapasitas lebih dari 400cc.
 Berat : berat uterus naik secara lar biasa, dari 30 g menjadi 1000g pada akhir
kehamilan (40 pekan)
 Posisi rahim dalam kehamilan
o Pada permulaan kehamilan dalam letak antefleksi atau rotro fleksi
o Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetp berada dalam rongga pelvis setelah
itu mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat
mencapai batas hati.
o Vaskularisasi : pembuluh darah balik (vena) mengembang dan
bertambah
o Cervik uteri : servik bertambah vaskuarisasinya dan menjadi lunak
(soft) disebut tanda Godell.
2. Indung Telur (ovarium)
 Ovulasi berhenti
 Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya cirri yang
mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesterone.
3. Vagina dan Vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva. Akibat hiper
vaskualrisasi vagina dan vulva lebih merah / kebiruan warna livid pada vagina dan
portio servik disebut tanda Chadwick.
4. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan & menyebabkan robeknya serabut
elastis di bawah kulit sehingga timbul striae gravidarum. Kulit perut pada linea alba
bertambah pigmentasinya disebut linia nigra.

b. Perubahan pada organ dan system lainnya


1. System sirkulasi darah
 Volume
 Protein darah
 Hitung jenis dan hemoglobin
 Nadi dan tekanan darah
 Jantung
2. Saluran pernafasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan nafas pendek. Hal ini
disebabkan oleh unsur yang tertekan kea rah diafragma dapat pembesaran rahim.
3. Saluran pencernaan
Salvias meningkat pada trimester pertama, mengeluh mual dan muntah tonus
otot-otot saluran pencernaan melamah sehingga motilitas dan makanan akan lebih
lama berada dalam saluran makanan resorbsi makanan baik, namun menimbulakan
obstipasi.
4. Tulang dan gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligament-legamen
melunak (softening). Apabila pemberian maknan tidak dapat memenuhi kebutuhan
kalsium janin, maka kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan memenuhi
kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium.
5. Kulit
 Muka : cloasma gravidarum
 Payudara : putting susu & areoal payudara
 Perut : linia nigra dan strie
 Vulva
6. Kelanjar endokrin
 Kelenjar steroid : dapat membesar sedikit
 Kelenjar hipofise : dapat membesar terutama lobus anterior
 Kelenjar adrenal : tidak begitu berpengaruh

c. Metabolisme
1. Tingkat metabolic basal (basal metabolic rate, BMR) pada wanita hamil
meninggi hingga 15%-20%, terutama pada trimester akhir.
2. Keseimbangan asam alkali (acid bace balance) sedikit mengalami perubahan.
3. Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus, alat kandungan,
payudara dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi.
4. Hindari arang, seorang wanit hamil sering merasa haus, nafsu makan kuat,
sering kencing dan kadang kala dijumpai glukosa suria yang mengingatkan kita
pada diabetes militus.
5. Metabolisme lemah juga terjadi. Kadar kolesterol meningkat sampai
350mg/lebih per 100 cc.
6. Metabolisme mineral
 Kalsium : dibutuhkan rata-rata 1,5 g sehari
 Fosfat : dibutuhkan rata-rata 2 g/hari
 Zat bezi : dibutuhkan tambahan zat bezi kurang lebih 800 mg/30- 50
per hari
 Air : wanita hamil cenderung mengalami ratensi air
7. Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5-16,5 kg
8. Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi
9. Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung banyak
protein
d. Payudara (mammae).
Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat. Dapat teraba
nodus- nodus akibat hipertrofi kelanjar alveoli bayangan vena-vena lebih membiru
hiper pigmentasi pada putting susu dan areola payudara.

2.1.5 Tanda dan gejala kehamilan.


1. Tanda-tanda presumtif.
a. Amenorhea (tidak dapat haid)
b. Mual dan muntah
c. Mengidam
d. Tidak tahan bau-bauan
e. Pingsan
f. Tidak ada selera makan (anoreksia)
g. Lelah (fatigue)
h. Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri
i. Miksi sering
j. Konstipasi/obstipasi
k. Hiperpigmentasi
l. Epulsi gusi
m. Varises
2. Tanda-tanda kemungkinan hamil
a. Perut membesar
b. Uterus membesar
c. Tanda hegar
d. Tanda Chadwick
e. Tanda piscaseck
f. Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang (Braxton hicks)
g. Teraba ballottement
h. Reaksi kehamilan positif
3. Tanda pasti (tanda positif).
a. Gerakan janin yang dapat dilihat atau diraba
b. Denyut jantung janin : stetoskop, dopler, ECG, USG.
c. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rotgent
(Synopsis obstetric, 2002 :35-45)
Letak Janin Dalam Rahim
2.1.6.1 Situs (letak)
Adalah hubungan sumbu panjang ibu dengan sumbu panjang janin sehingga
dijumpai kedudukan membujur atau melintang
2.1.6.2 Habitus (sikap)
Adalah letak bagian janin satu terhadap lainnya.
2.1.6.3 Posisi
Adalah letak salah satu bagian janin terhadap jalan lahir
2.1.6.4 Presentasi
Adalah apa yang terjadi menjadi bagian terendah janin dalam rahim
(Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, Spog, 1998 : 154)
Perubahan psikologis ibu hamil pada trimester III (7-9 bulan)
Pada trimester ini disebut periode penungguan yang waspada, karena wanita tersebut
sadar terhadap kehadiran bayinya, pada trimester ini mungkin dia takut akan kehidupannya
sendiri dan bayinya, takut akan memiliki bayi, yang tidak normal, persalinan dan kelahiran
(nyeri hilangnya kontrol, dan ketidaktahuan)
- Kadang mengalami proses kesedihan lain sementara ia
mengantisipasi hilangnya terhadap kehamilannya, perpisahan yang tidak terelakkan
dengan bayinya dari tubuhnya dan merasa kehilangan sementara uterus yang penuh
menjadi tempat yang kosong-depresi ringan merupakan hal yang lumrah dan bisa
terdapat ketergantungan yang meningkat melalui trimister III seksualitas akan meningkat
sedangkan perut menjadi kendala.
- Posisi merupakan suatu alternatif dan dapat membantu atau
meciptakan apabila ia merasa tidak nyaman.
Ketidak nyamanan yang umum terjadi selama kehamilan.
1. Rasa mual dengan tanpa muntah-muntah dikenal dengan istilah mual di pagi hari akan
tetapi sering juga di siang hari atau di malam hari.
2. Hipersaliva (air liur yang berlebihan)
Air liur yang berlebihan merupakan suatu kondisi yang tidak lumrah yang mungkin
disebabkan oleh keasaman yang meningkat di dalam mulut oleh zat tepung yang dapat
merangsang kelenjar ludah pada wanita yang rentan terhadap sekresi berlebihan,
biasanya wanita mengalami ptyalsim sering pula mengalami rasa mual
3. Rasa letih
Rasa lebih terjadi selama trimester I yang tidak diketahui penyebabnya salah satu
sangkaan adalah akibat penusukan awal dalam laju metabolik dasar dan awal-awal
kehamilan dan biasanya akan menghilang pada akhir kehamilan dan biasanya
menghilang pada akhir trimester I.
4. Leokorhea
Adalah sekresi vagina yang berlebihan encer, kental, mulai keluar pada trimester I
5. Sering kencing bukan karena penyakit
6. Panas dalam
Merupakan ketidak nyamanan yang bisa dimulai timbul menjelang akhir trimester II dan
berlanjut hingga trimester II, regurgitasi / tekanan balik dari kandungan asam perut ke
dalam esofagus bagian bawah oleh gerak peristatik.
7. Konstipasi
Disebabkan oleh ralaksasi otot halus dan usus besar dengan adanya jumlah progesteron
yang meningkat
8. Kram kaki
Disebabkan oleh kurangnya atau terganggunya makan kalsium / ketidak seimbangan
dalam perbandingan kalsium dan fosfor dalam tubuh.
9. Oedem tungkai
Disebabkan oleh tekanan vena yang membengkak di dalam tungkai bagian bawah,
tekanan uterus yang membesar, pembuluh vena panggul
(WHU, Warney. 1997 :3-33,3, 58)
2.2 Primigravida
2.2.1 Pengertian Primigravida
- Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama
kalinya
(Mochtar, Rustam, 1998 : 92)
- Primigravida adalah wanita yang hamil pertama kali
(Prof.dr. Ida Gede Manuaba, SPOG, 1998 : 158)
- Primigravida adalah seorang wanita pertama kali hamil
(Fisiologis, Obstetri, 1983, 156)
2.2.2 Tanda-Tanda Primigravida
1. Payudara tegang
2. Puting susu runcing
3. Perut tegang dan menonjol kedepan
4. Strie lividae
5. Perenium utuh
6. Vulva tertutup
7. Vagina sempit dan teraba rugae
8. Porsio runcing dan tertutup

2.3 Pemeriksaan Kehamilan


2.3.1 Pengertian
Pemeriksaan kehamilan adalah ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya pada dokter,
obgin, dokter umum, bidan, perawat atau dukun terlatih dalam suatu komunikasi seperti di
Indonesia da pusat-pusat kesehatan seperti Puskesmas dan BKIA di mana seorang ibu hamil
dapat memeriksakan kehamilannya
(Mochtar, Rustam, 1998 : 470)
2.3.2 Pengertian ANC (Antenatal Care)
ANC adalah pengawasan sebelum peralinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dan rahim
(Manuaba, Ida Bagus, 1998 : 129)
2.3.2.1 Tujuan ANC
1. Memantau kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan
bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat, penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
4. Persiapan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifasnya berjalan normal dan pemberian ASI
ekslusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal
2.3.2.2 Kebijakan program ANC
Kunjungan sebaiknya dilakukan paling sedikitnya 4 kali selama kehamilan
1. 1x pada triwulan I
2. 1x pada triwulan II
3. 2x pada triwulan III
Pelayangan / Asuhan Standar Minimal “7T”
1. Timbang BB
2. Ukur tekanan darah
3. Ukur tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid) lengkap
5. Pemberian tablet FE minimum 90 tablet selama kehamilan
6. Tes terhadap PMS
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
2.3.2.3 Cara pemeriksaan kehamilan
2.3.2.3.1 Anamnesa meliputi :
a. Identitas diri dan keluarga
b. Riwayat kehamilan yang sekarang
c. Riwayat obstetri yang lalu
d. Riwaya penyakit yang pernah diderita ibu dan keluarga
e. Riwayat sosial ekonomi
2.3.2.3.2 Pemeriksaan kehamilan meliputi :
1. Pemeriksaan umum
2. Pemeriksaan fisik
- Palpasi
- Auskultasi
- Perkusi

3. Pemeriksaan dalam
- Pemeriksaan vulva
- Pemeriksaan dengan spekulum
4. Pemeriksaan labolatorium
- Darah
- Urine
2.3.2.3.3 Diagnosa atau ikhtisar pemeriksaan meliputi :
1. Hamil atau tidak hamil
2. Primi atau multi
3. Tuanya kehamilan
4. Anak hidup atau mati
5. Anak tunggal atau kembar
6. Letak atau posisi janin
7. Intra uterin atau ekstra uterin
8. Keadaan jalan lahir
9. Keadaan umum penderita
2.3.2.3.4 Prognosa atau ramalan meliputi :
- Setelah pemeriksaan selesai maka atas dasar pemeriksaan kita
harus bisa daoat membuat prognosa kehamilan, artinya petugas
berusaha meramalkan apakah persalinan di perkirakan akan
berjalan dengan biasa, sulit atau berbahaya
- Ramalan ini perlu untuk menentukan apakah penderita harus
bersalin di RSUD (persalinan ), rumah bersalin, atau dirumah saja
apakah proses persalinan harus dipimpin oleh dokter ahli atau oleh
seoramg bidan dan apa saja yang harus disediakan supaya
persalinan dapat berlangsung dengan selamat bagi sang ibu /sang
anak.
(Sastrowinoto Sulaiman, 1986;153:200)

2.4 Asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis primigravida


2.4.1 Mengumpulkan data / pengkajian
A. data subyektif
1. Identitas
Nama klien : Nama klien :
Umur : Umur :
Bangsa / suku : Bangsa / suku :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Penghasilan : Penghasilan :
Alamat : Alamat :
Kawin : Kawin :
Lama kawin : Lama kawin :
2. Statistik kesehatan
- Alasan kunjugnan saat ini / keluhan utama
- Keadaan kesehatan yang lalu
- Penyakit yang pernah diderita klien
- Direncanakan
- Senang
- Menerima
- Menimbulkan masalah
- Harapan terhadap jenis kelamin
 Jenis kelamin
 Penolong
 Tempat pertolongan

2.5 Latar Belakang Budaya


- Melakukan pantangan
- Mengikuti aden

2.6 Keadaan umum sekarang


a. Despirasi
b. Cardiovaskuler
c. Eliminasi
d. Satuan
e. Aktivitas
- Istirahat / tidur
- Pekerjaan sehari-hari
- Rekreasi
2.7 Nutrisi
a. Bagaimana nutrisi sebelum hamil
b. Bagaimana nutrisi sewaktu hamil
- Apakah ada perubaan pada
- Nafsu makan menurun/meningkat
- Pantangan
- Penyakit keluarga / keturunan
3. Riwayat kehamilan dan kebidanan
3.1 Haid
- Minarche - Flour albus
- Siklus - Waktu
- Teratur / tidak - Jahitan
- Disminore / tidak - Warna
- Jumlah jalan darah - HPHT
- Warna - TP
- Bau
3.2 Riwayat kehamilan, persalinandan nifas yang lalu
3.3 Riwayat kehamilan ini ANC / TT
- Hamil ke
- Uka
- Gerakan janin yang dirasakan
- Mendapat imunisasi TT
- Periksa kehamilan
3.4 Keadaan psikologis
- Kehamilan yang diharapkan
- Dianjurkan
2.4.1.2 data obyektif
1. Tanda-tanda vital
Tensi : mmHg
Nadi : x/mnt
o
Suhu : C
RR : x/mnt
2. Keadaan umum
- Postur tubuh
- Cara berjalan
- TB
- BB
Inspensi
- Kulit kapala - Telinga
- Rambut - Leher
- Muka - Dada
- Mata - Perut
- Hidung - Vulva
- Mulut - Anus
- Gigi - Ekstriminatas bawah

3. Pemeriksaan khusus
- Muka
- Buah dada
- Puting susu
- Perut
Palpasi : Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
Auskultasi : DJJ
DJJ : Reflek Patella
Pemeriksaan panggul luar
- Distribusi spinorum : cm
- Distansia cristorum : cm
- Boudelouge : cm
- Lingkar panggul : cm
4.1.3 data pengunjung
- Pemeriksaan laboratorium
HB
WN : urine - al bumin
- reduksi
- Pemeriksaan lain foto USG
2.4.2 Analaisa data / menilai data yang telah dikaji sehingga meliputi menjadi rumusan diagnosa
yang menjadi asuhan dalam membawa kerencanaan
2.4.3 Intervensi / perencanaan
Membuat rencana asuhan yang sesuai rumusan diagnosa atau kebutuhan klien
2.4.4 Implementasi
Melaksanakan rencana asuhan
2.4.5 Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan dengan SOAP.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan


Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang dilakukan oleh bidan kepada
klien yang mempunyai kebutuhan / permasalahan khususnya dalam bidang persalinan.
2.2.1 Pengumpulan data yang dibutuhkan
2.2.1.1 Data subyektif.
1. Identitas.
2. Alasan kunjungan saat ini / keluhan utama ingin mendapatkan TT pranikah.
3. Riwayat kebidanan
3.1 Riwayat menstruasi
4. Riwayat kesehatan sekarang
5. Riwayat kesehatan keluarga
6. Riwayat kesehatan yang lalu
7. Riwayat menstruasi
8. Pola kehidupan sehari-hari
9. Riwayat psikologis dan spiritual
2.2.1.2 Data objektif
1. Pemeriksaan umum
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan khusus
4. Pemeriksaan penunjang

2.2.2 Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa/masalah


Pada langkah ini dilakukan identifikasi diagnosa / masalah berdasarkan interpretasi yang
benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
2.2.3 Mengidentifikasi diagnosa / masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial /
masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini menimbulkan antisipasi bila
dimungkinkan dilakukan pencegahan.
2.2.4 Menetapkan kebutuhan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan dikonsultasikan
atau ditanda tangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi
klien.
2.2.5 Menyusun asuhan yang menyeluruh
Dalam rangka ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan lanjutan menejemen terhadap masalah atau
diagnosa yang telah diidentifikasi & diantisipasi.
2.2.6 Implementasi
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada ke-5
dilaksanakn secara efisien dan aman.
2.2.7 Evaluasi
Keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan sebagaimana telah diidentifikasikan di dalam diagnosa & masalah.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka kematian ibu masih tinggi, kematian tersebut masih dapat di hindari dengan
“ANTENATAL CARE” karena sebagian besar terjadi pada saat pertolongan pertama yang sangat
diperlukan, penyebab kematian ibu masih tetap merupakan “trias klasik” yaitu perdarahan, infeksi, dan
trauma lahir, sedangkan sebab kematian perinatal yaitu perdarahan, infeksi dan trauma persalinan.
Adapun angka kematian bayi perinatal di perkirakan sangat tinggi mungkin lebih dari 50 per 1000.
Persalinan angka kematian maternal dan angka kematian bayi perinatal yang masih sedemikian
tingginya menunjukkan betapa masih penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa di ukur
dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian hidup (pelayanan ibu di puskesmas).
Lebih dari 80% penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan pelayanan kebidanan masih
banyak bersifat tradisional. Lebih dari 75% persalinan masih di tolong oleh dukun bayi. Para dukun
bayi dalam memberi pertolongan persalinan tidak jarang melakukan tindakan-tindakan yang tidak tepat
dan melakukan kesalahan-kesalahan yang membahayakan dan berakibat kematian penderita, segera
melahirkan plasenta terjadi perdarhan pasca persalinan dan juga karena keadaan tuberkulosa, anemis,
gangguan gizi, penyakit-penyakit yang berhubungan erat dengan keadaan sosio – ekonomi dan taraf
pendidikan masyarakat yang masih rendah.
Di harapkan para dukum memiliki kemampuan mengenal komplikasi kehamilan dan persalinan
sedini mungkin mereka pada waktu menghadapi keadaan yang luas biasa atau menghadapi kesulitan
dalam menolong peraslinan secepat mungkin atau minta pertolongan.
(Manuaba, Ida Bagus Gde 1998, 3-5)
Gambaran diatas menunjukkan penyebab kematian maternal tersebut sebagian dapat dideteksi dan
dicegah pada masa kehamilan yaitu ANC dengan ANC yang baik diharapkan dapat dicegah pada masa
kehamilan dan atau pada persalinan nantinya. Disini bidan sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan
pelayanan kebidanan dan harus mampu merencanakan masalah-masalah yang dihadapi menggunakan
manajemen kebidanan.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa kematian ibu sering terjadi pada masa kehamilan
maka dari itu pemeriksaan antenatal dilakukan guna memeriksa keadaan ibu secara berskala untuk
mengetahui secara dini bila ada penyimpangan atau kelainan yang ditemukan dengan tujuan agar ibu
hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta bayi sehat.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami teori-teori dalam memberikan asuhan
kebidanan “ANTENATAL CARE” selama proses belajar mengajar sehingga dapat
menerapkan secara nyata dan untuk menambah pengetahuan serta meningkatkan pemahaman
tentang “ANTENATAL CARE”
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data pada ibu hamil fisiologis
2. Mambuat diagnosa kebidanan yang berdasarkan analisa data yang didapatkan dari ibu
hamil fisiologis
3. Mengidentifikasi masalah dengan diagnosa potensial pada ibu hamil fisiologis
4. Menentukan tindakan segera pada ibu hamil fisiologis
5. Menentukan rencana tindakan yagn akan dilakukan pada ibu hamil fisiologis
6. Mengimplementasikan rencana yang telah disusun ibu hamil fisiologis
7. Mengevaluasi dari tindakan yang telah dilakukan pada ibu hamil fisiologis

1.3 Metode Penulisan


Studi kepustakaan, praktek langsung, bimbingan dan konsultasi

1.4 Sistematika Penulisan


Dalam penyusunan masalah ini dibuat garis besar sebagai berikut :
Halaman judul
Kata pengantar
Lembar pengesahan
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Metode Penulisan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II TUJUAN TEORI
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Persalinan ( partus ) adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalu vagina ke dunia luar.
( sarwono P, hal : 180 )
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang telah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan
atau tanpa bantuan
( manuaba IBG,hal : 157 )
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau hampir cukup bulan, di susul dengan pengeluara placenta dan selaput janin dari tubuh
ibu.
Persalinan spontan adalah bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
Persalinan buatan adalah proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
Persalinan anjuran adalah yaitu hubungan dengan tuanya umur kehamilan dan berat badan bayi
yang dilahirkan dikenal beberapa istilah.
 Abortus : Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu
atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gr.
 Partus immaturus : Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28
minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 gr dan 1000 gr.
 Partus prematurus : Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37
minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gr dan 2500 gr.
 Partus maturus atau partus aterm : Pengeluaran buah kehamilan antara 37
minggu dan 42 minggu atau bayi dengan berat badan antara 2500 gr dan lebih.
 Partus postmaturus atau partus serotinus : Pengeluaran buah kehamilan setelah
kehamilan 42 minggu.
2.2 Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan
Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar yang ada hanyalah
merupakan teori-teori yang kompleks, antara lain :
1. Teori penurunan hormon : selama kehamilan terdapat keseimbangan antara progesteren dan
estrogen di dalam darah, tetapi 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar,
hormon estrogen, dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos
rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar
progesteron turun,
2. Teori placenta menjadi tua : Placenta yang menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar
estrogen dan progerteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan
menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim : Semakin tuanya kehamilan, rahim akan menjadi besar dan merenggang
sehingga menyebabkan istemia otot-otot rahim yang mengganggu sirkulasi utero placenta.
4. Teori iritasi mekanik : Di belakang servik terletak ganglion servikale ( fleksus franker hauses
). Bila ganglion ini di geser dan di tekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi
uterus.
5. Teori prostagladin : Kadar prostaggladin dalam kehamilan dari minggu ke 15 h9ngga ater
meningkat, lebih-lebih sewaktu partus.
6. Induksi partus : Partus dapat pula di timbulkan dengan jalan :
 Ganglion laminaria : Beberapa laminaria di masukkan dalam kanalis servikalis
dengan tujuan merangsang Fleksus Frankemhauser.
 Amniotomi : Pemecahan ketuban.
 Oksitosin drip : Pemberian oksitosin menurut tetesan per infus.
Dalam pengadakan induksi persalinan perlu di perhatikan bahwa servik sudah matang ( servik sudah
pendek dan lembek ) dan kanalis servikalis terbuka untuk satu jari.
2.3 Tanda-tanda Permulaan persalinan
Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa mingu sebelumnya wanita memasuki
bulannya atau minggunya atau harinya yang di sebut kala pendahuluan (preparatomy stage of labor ).
Ini memberikan tanda sebagai berikut :
1. Ligtening atau settinga atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida. Pada multigravida tidak begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih tebal, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering kencing atau susah kencing ( polisuria ) karena kandung kencing tertekan
oleh bagian terbawah janin.
4. Perasaan sakit di perut dan pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari
uterus, kadang-kadang di sebut “ false labor pains “
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur
darah ( bloody show ).
2.4 Tanda-tanda inpartu
Gejala persalinan sebagai berikut :
1. Kekuatan his makin lama makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek.
2. Dapat terjadi pengeluaran :
 Pengeluaran lendir
 Lendir bercampur darah
3. Dapat di sertai ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan dalam di jumpai perubahan serviks :
 Perlunakan serviks
 Pendataran serviks
 Terjadi pembukaan serviks
2.5 Fakror-faktor penting dalam persalinan
1. Power
 His ( kontraksi oto rahim )
 Kontraksi oto dinding
 Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
 Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum
2. Passanger
 Janin dan placenta
3. Passage
 Jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang
4. Penolong
2.6 Kala persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :
Kala I ( kala pembukaan )
Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap.
Inpartu ( partus dimulai ) di tandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show),
karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effiment). Darah beasal dari pecahnya
pembuluh darah kapiler sekiter servikalis karena servik mendatar dan terbuka.
Kala pembukaan di bagi atas 2 fase, yaitu :
1. Fase laten : Dimana pembukaan serviks, berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm,
berlangsung 7-8 jam.
2. Fase aktif : Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 subfase :
 Periode akselerasi : Berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
 Periode dilatasi maksimal (steady): Selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat
menjadi 9 cm.
 Periode deselerasi : Berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam
pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.
Perbedaan Primigravida dan Multigravida
Primigravida Multigravida
 Serviks mendatar (efficement) dulu baru  Mendatar dan membuka bisa bersamaan
dilatasi  Berlangsung 6-7 jam
 Berlangsung 13-14 jam

Kala II ( kala pengeluaran janin )


Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali. Karena biasanya dalan hal ini
kepala janin sudah masuk ruang panggul, maka pada his di rasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul,
yang secara reflekturus menimbulkan rasa mengedan.wanita merasa pula tekanan pada rektum dan hendak
buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka, labia mulai
membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak pada vulva pada waktu his. Bila dasar panggul
sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi di luar hisdan kekuatan mengedan maksimal kepala
janin di lahirkan dengan suboksipito di bawah sympisis dan dahi, muka,dan dagu melewati perineum.
Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada Primigravida
kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multigravida rata-rata 0,5 jam.
Kala III ( kala pengeluaran uri )
Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri.
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri
setinggi pusat, dan berisi placenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his
pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-15 menit, seluruh placenta terlepas, terdorong ke dalam
vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh
placenta di sertai dengan pengeluaran darah, kira-kira 200 cc.
Kala IV ( mulai lahirnya uri selama 1-2 jam
adalah kala pengawasan selama 1jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama
terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah :
Primi Multi
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam

2.7 Konsep dasar asuhan kebidanan


Asuhan kebidanan adalah bantuan yang di berikan oleh bidan kepada individu pasien atau
klein yang pelaksanaannya di lakukan dengan cara :
 Bertahap dan sistematis
 Melalui suatu proses yang di sebut manajement kebidanan menurut Varney,1997
1. Pengertian
 Proses pendekatan masalah
 Di gunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan
pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah
 Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau
tahapan yang logis
 Untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada
klien.
2. Langkah-langkah
I. Mengumpulkan semua data yang di butuhkan untuk memulai keadaan klien secara
keseluruhaan.
II. Menginterpretasikan data untuk menaidentifikasikan diagnosa atau masalah
III. Mengidentifikasikan diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganan
IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien
V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan
asuhan yang di buat pada langkah-langkah sebelumnya
VI. Pelaksaan langsung asuhan yang efektif dan efisien
VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang di lakukan, mengulang kembali
manajement proses untuk aspek-aspek asuhan ysng tidak efektif

Langkah I : Tahap pengumpulan data


Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data obyektif dan subyektif. Data
subyektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesa. Yamg termasuk data subyektif antara lain biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan,
riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biospikososial spiritual, pengetahuan klien.
Data obyektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang di rumuskan dalam data fokus obyektif terdiri
dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan
khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi) pemeriksaan penunjang ( laboratorium ), catatan baru
dan sebelumnya.
Langkah II : Interpretasi data
Pada langkah ini di lakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah di kumpulkan
Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,
bila memungkinkan di lakukan pencegahan. Bidan di harapkan dapat waspada dan bersiap-siap
diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan di tangani bersama dengan anggota
tim kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi klien.
Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini di rencanakan asuhan yang di tentukan oleh langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajement terhadap masalah atau diagnosa yang telah di identifikasikan atau
di antisipasi.
Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan efektif
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang di uraikan. Pada
langkah kelima di laksanakan secara efisien dan aman. Perencaan ini bisa di lakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan
sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksaan.
Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini di lakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah di berikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah di identifikasikan di dalam diagnosa dan masalah.Rencana tersebut di
anggap efektif jika memang benar dalan pelaksanaannya.

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahir janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40
minggu / 9 bulan 7 hari) hitung dari hari pertama haid terakhir penghamilan terjadi kalau ada
pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (sperma) (Obstetri Fisiologi. FK
UNPAD Bandung).
 Kehamilan dibagi atas 3 trimester
1. Trimester I : antara 0-12 minggu
2. Trimester II : antara 12-28 minggu
3. Trimester III : antara 28-40 minggu
 Tanda dan gejala kehamilan
1. Tanda persumtif
 Amenorea (tidak dapat haid)
 Mual dan muntah (terjadi pada trimester pertama)
 Mengidam
 Tidak tahan suatu bau-bauan
 Pingsan
 Anoreksio (tidak ada nafsu makan)
 Lelah
 Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan estrogen dan progesteron
 Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar
 Konstipasi / obstipasi
 Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta
 Epulis : hipertrofi dari papil gusi
 Pemekaran vena-vena (varises)
2. Tanda-tanda kemungkinan hamil
 Perut membesar
 Uterus membesar
 Tanda hegar (segmen bawah rahim melunak)
 Tanda chadulck
 Tanda piscaseak (pembesaran dan perlunakan unilateral pada tempat implantasi)
 Kontraksi kecil uterus bila dirangsang braxron –hikes
 Teraba balotement
 Reakis kehamilan postif
3. Tanda pasti
 Gerakan janin yanfg dapat dilihat / dirasa / diraba juga bagian bagian janin
 Deyut jantung janin (+)
 Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen
 Perubahan-perubahan dan organi ogenesis yang terjadi pada berbagai periode kehamilan
Umur Kehamilan Panjang Fundus Pembentukan Tulang
4 minggu 7,5-10 mm Rudimental mata, telinga dan hidung
8 minggu 2,5 cm Hidung, kuping, jari jemari mulai dibentuk
kepala menkur ke bawah
12 minggu 9 cm Dua kuping lebih jelas, kelopak mata melekat,
leher mulai terbentuk, alat kandungan luar
terbentuk
16 minggu 16-18 cm Genetalia esterna terbentuk dan dapat dikenal,
kulit tipis dan merah
20 minggu 25 cm Kulit lebih tebal, rambut mulai tumbuh dikepala
dan rambut halus (lainnya) tumbuh di kulit
24 minggu 30-32 cm Kedua kelopak mata tumbuh alis dan bulu mata
serta teliti keriput, kepala besar, bila lahir dapat
bernafas tapi hanya bertahan hidup beberapa jam
saja
28 minggu 35 cm Kulit warna merah ditutupi verniks koseosa bila
lahir dapat bernapas, menangis pelan dan lemah,
bayi matur
32 minggu 40-43 cm Kulit merah dan keriput bila bayi lahir seperti
orang tua kecil
36 minggu 46 cm Muka bersih tidak keriput bayi prematur
40 minggu 50-55 cm Bayi cukup bulan, kulit licin, verniks koseosa
banyak, rambut kepala tumbuh baik, organ-organ
baik, pada ♂ testis sudah dalam skortum, ♀ labia
mayor berkembang baik, tulang-tulang kepala
menolong pada 80% kasus telah terjadi center
asifikasi pada epifisis libia proximal

2.2 Tujuan Pemeriksaan dan Pengawasan Ibu Hamil (ANC)


 Tujuan umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama kehamilan, persalinan dan
nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
 Tujuan khusus
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin
atau bayinya
2. meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi
3. mengenali dan menangani secara dini penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan, persalinan termasuk riwayat penyakit secara umum kebidanan dan pembedahan
4. mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin
5. mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat itu maupun banyinya
dengan trauma seminimal mungkin.
6. mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif
7. memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana,
kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi
8. mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelairan bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal

2.3 Kunjungan Antenatal


Sebaiknya dilakukan paling sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 x selama kehamilan
1. 1 x pada trimester I
2. 1 x pada trimester II
3. 1 x pada trimester III

2.4 Pelayanan Asuhan Standart ANC Minimal Termasuk TT


1. Timbang berat badan
2. Ukur tekanan darah
3. Ukur tinggi badan
4. Pemberian imunisasi TT (tetanus toxoid) lengkap
5. Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan
6. Tes terhadap PMS
7. Temuwicara dalam persiapan rujukan
Perubahan Fisiologis Wanita Hamil
a. Perubahan pada sistem reproduksi
1. Uterus
 Ukuran
Panjang (32 cm), lebar (24 cm), muka belakang (22 cm)
Pembesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim. Pembesaran ini juga
terjadi walaupun kehamilan terjadi diluar kandungan
 Berat
Berat uterus naik dari 30 gr menjadi 1000 gram sampai umur kehamilan 40 mg
 Posisi rahim dalam kehamilan
Pada permulaan kehamilan terletak pada antifleksi / retrofleksi, tetapi pada bulan
keempat mulai memasukai rongga perut yang membesar sampai batas hati.
 Peredaran darah rahim
Bertambah sesuai dengan bertambah besarnya rahim
 Perubahan pada serviks
Perubahan yang penting pada serviks dalam kehamilan adalah menjadi lunaknya serviks.
Hal ini disebabkan
2. Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya membiru (tanda
chadwick). Kekenyalan vagina bertambah, artinya daya diregang bertambah, sebagai
persiapan persalinan.
3. Ovarium
Pada saat hamil proses ovulasi berhenti. Tapi masih terdapat korpus luetum gravidarum
sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron
4. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya selapit elastis
dibawah kulit sehingga timbul striae gravidarum, kulit perut pada linea alba bertambah
pigmentasinya dan disebut linea nigra.
Pada seorang primigravida warnanya membiru disebut striae lividae, pada seorang
multigravida selain strie livida tapi terpadat juga garis-garis putih ahak mengkilap (parut /
cictiix) dan disebut striae albicans.
5. Kulit
Selain striae gravidarum, pada kulit terdapat pula hiperpigmentasi antara lain pada
areolamamae, papilla mammae dan linea alba. Terkadang juga terdapat pada muka (pipi)
disebut chliasma gravidarum.
6. Buah dada
Biasanya membesar dalam kehamilan disebabkan hypertropi dan oliveoli, hal ini dapat
menyebabkan pada m ammoe. Puting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan
kadang pengeluaran cairan kuning yang lengket disebut coloctrum.
7. Pertukaran zat
Orang yang hamil bertambah berat :
- Trimester I :  1 kg
- Trimester II :  5 kg
- Trimester III :  5,5 kg
8. Saluran nafas
Orang hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek nafas, hal ini disebabkan oleh unsur
yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim.
9. Saluran pencernaan
Salivasi meningkatkan dan pada trimester pertama mengeluh mual muntah tonus otot melepas
sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan resorbsi
makanan baik, namun akan menimbulkan obstipasi.
Tulang dan gigi
Persediaan panggul akan terasa lebih longgar karena ligamen-ligamen melunak apabila
makanan tidak memenuhi kebutuhan kalsium janin, maka kebutuhan kalsium akan mengambil
dari ibu yang menyebabkan gigi karies.

2.5 Nasehat-Nasehat Untuk Ibu Hamil


a. Makanan diet diambil
Bumil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian tentang makanannya terutama
mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.
b. Merokok
Jelas bahwa bayi dan ibu-ibu perokoknya mempunyai BB kurang karena itu ibu hamil dilarang
merokok.
c. Obat-obatan
Jika mungkin, dihindari pemakaian obat-obatan selama kehamilan terutama trimester I
d. Lingkungan
Penyelidikan tentang bahaya polusi udara, air dan udara dan makanan terhadap ibu dan anak
seperti halnya merokok
e. Gerak badan
Sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik dan lebih nyenyak,
gerak badan di tempat
- Berdiri – jongkok
- Terlentang – kaki diangkat
- Terlentang – perut diangkat
- Melatih pernafasan
 Kerja
- Boleh bekerja seperti biasa
- Cukup istirahat dan makan teratur
- Pemeriksaan hamil yang teratur
 Bepergian
- Jangan terlalu lama dan melelahkan
- Duduk lama, statis vena menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak
 Pakaian
- Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah
perut
- Pakaian hutang (BH) yang menyokong payudara
- Memakai sepatu dan tumit yang tidak terlalu tinggi
- Pakaian dalam yang selalu bersih
 Istirahat dan rekreasi
 Mandi
Untuk kebersihan / hygiene perawatan kulit
 Cotus
Tidak dilangi, kecuali bila ada sejarah abortus, prematur, perdarahan pervaginam, ketuban
sudah pecah, pada mingu terakhir harus hati-hati dalam berkoltus

2.6 Konsep Asuhan Kebidanan


1. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan
Merupakan langkah awal dalam memberikan asuhan kebidanan. Kegiatan ini adalah
mengumpulkan data dari anamnesa, pemeriksaan fisi, dan pemeriksaan penunjang. Hasil proses
ini dalam bentuk:
a. Data Subyektif
Adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan klien / dan keluarga dan tim
keluarga berupa keluhan-keluhan tentang masalah kesehatan.
- Biodata klien
- Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien
/ klien datang pada bidan
- Riwayat menstruasi
- Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
- Riwayat kesejahteraan yang lalu, ditanyakan untuk mengetahui apakah
adalah hubungannya dengan masalah yang dihadapi klien
- Riwayat kesehatan keluar, data ii diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
padanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehtan klien.
- Riwayat sosial / budaya, ditanyakan untuk mengetahui apakah kehamilan ibu
saat itu diharapkan atau tidak dan untuk mengetahui apakah ibu ada pantangan makanan.
- Pola kehidupan sehari-hari
- Pola nutrisi - Pola eliminasi
- Pola istirahat - Pola aktifitas
b. Data subyektif
Pada data obyektif meliputi :
 Keadaan umum
 TTV
 Pemeriksaan fisik (palpasi, auskultasi, perkusi)
 Data pemeriksaan penunjang
2. Menginterprestasikan diagnosa / masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial / diagnosa potensial berdasarkan ini kita
mengindentifikasi langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan
pencegahan
3. Mengindentifikasi diagnosa / masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial / diagnosa potensial berdasarkan
diagnosa atau masalah yang sudah di identifikasi langkah ini membutuhkan antisipasi bila
dilakukan pencegahan.
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera
Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan / dokter untuk dikonsultasikan / ditangani
bersama anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh


Dalam rangka ini direncanakan asuhan yang mengeluh ditemukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang
telah di identifikasi / di antisipasi.
6. Implementasi
Pada langkah ke enam ini asuhan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah ke 5 dilaksanakan efisien dan aman
7. Evaluasi
Pada langkah ke 7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah di identifikasi di dalam diagnosa / masalah.

BAB II
TINJAUAN KASUS

2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian kehamilan
Kehamilan ini adalah mulai dari konsep (bertemunya sel telur dengan sperma) berakhir
permulaan persalinan.
(Sastrowinata, Sulaiman 1983 :3)
Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi bila terdapat 4 askeb penting yang terpenuhi
yaitu : ovum, spermatozoa terjadi konsepsi dan nidasi
(Mochtar, Rustam, 1998 :17)
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak kontrasepsi
dan berakhir sempai persalinan
(Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, Spog, 1998 :4)
2.1.2 Proses kehamilan
Setiap warna yang subur setiap 1 bulan mengalami ovulasi (proses pelepasan ovum dari
ovarium yang diperngaruhi sistem hormon yang komplek). Kemudian di tangkap oleh
fimbriae dan masuk ke tuba fallopi. Waktu coitus air mani terpancar ke dalam ujung atas dari
vagina sebanyak  100-200 juta tiap cc.
Sperma begerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke tuba fallopi ovum yang telah
dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh : silia tuba) menuju kavum uteri dan
terjadilah nidasi masuknya / tertanamnya hasil konsepsi (zigot) ke dalam endometrium untuk
menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin di persiapkan ari-ari (plasenta)
dan terjadilah tumbuh kembang janin sampai aterm.
(Mocthar, Rustam, 1998 :17)

2.1.3 Tanda-tanda kehamilan


2.1.3.1 Tanda-tanda tidak pasti kehamilan
a. Amenorea (tidak datang haid)
b. Mual
c. Mengidam
d. tidak tahan suatu bau-bauan
e. Pingsan (berada ditempat-tempat ramai yang sesak dan padat)
f. Anoreksia
g. Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri
h. Lelah
i. Sering miksi
j. Obstipasi karena tonos otot usus menurun, karena pengeruh hormon steroid
k. Pigmentasi kulit seperti di muka, areola payudara dinding perut
l. Varises (pemekaran vena)
2.1.3.2 Tanda-tanda mungkin
a. Perut membesar
b. Uterus membesar
c. Tanda heggar (kontraksi rahim) dalam kehamilan juga berubah menjadi lunak
d. Tanda chadwick (warna selaput lendir vagina menjadi kebiru-biruan
e. Tanda piscaseck (pembesaran perut tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi
lebih cepat tumbuhnya)
f. Tanda braxton hicks
Waktu palpasi / waktu toucher rahim yang lunak sekonyong-konyong menjadi
keras karena berkontraksi
g. Teraba balotement
Lentingnya pada rahim akibat dari rahim di dorong ke konyong-konyong anak
melenting di dalam rahim
h. Reaksi kehamilan positif
2.1.3.3 Tanda-tanda pasti
a. Dengan di palpasi, gerakan janin dapat dirasa
b. Mendengar DJJ
- Di dengar dengan stetoskop – monoral laenners
- Di cacat dan didengar dengan alat dopler
- Dicacat dengan foto-ECG (elektro cardiogram)
- Dilihat pada USG
c. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
(Muctar, Rustam, 1998, 43-45)
2.1.4 Perubahan psikologis pada saat kehamilan
2.1.4.1 Uterus
- Berat
Uterus betambah besar dari alat yang beratnya 30 gr menjadi 1000 gr
- Ukuran : ukurannya panjang 32 cm, lebar 24 cm dan ukuran muka belakang
22 cm
- Tinggi fundus uteri
28 minggu : 3 jari atas pusat / seperti jarak antara pusat dan prosesus xypoideus
32 minggu : setengan jarak pusat dan prosesus xypoideus
36 minggu : 3 jari dibawah prosesus xypoideus
40 minggu : fundus uteri turun 3 jari dibawah px oleh karena saat ini kepala
janin masuk pintu atas panggul

2.1.4.2 Vagina
Vagina dan vulva mengalami pengikatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen
sehingga tampak makin merah kebiru-biruan (tanda chadwik)
2.1.4.3 Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan indung telur yang mengandung korvus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang
sempurna pada umur 16 minggu tetapi setelah bulan ke IV kospus loteum ini
mengisut
2.1.4.4 Payudara
Payudara biasanya membesar dalam kehamilan di sebabkan hypertrofi dan alvedi,
dan sebagai persiapan memberi ASI pada saat laktasi perkembangan payudara tidak
dapat dipisahkan, dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen
progesteron
2.1.4.5 Kulit
Karena pengaruh hormon sehingga hyperpigmentasi, hiperpigmentasi terjadi pada
striae gravidarum lividae atau alba aerola mamae, papila mamae , linia nigra, pipi
chloasma gravidarum setelah persalinan hiperpigmentasi akan hitam
2.1.4.6 Sirkulasi darah ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor antara lain:
- Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darat sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim
- Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada saat sirkulasi netro
plasenta
- Pengaruh hormon estrogen dan progesteron maka meningkat
2.1.5 Adapun perubahan psikologis pada ibu hamil
Perubahan fisiologis adalah hal-hal yang biasanya terjadi pada kehamilan, seluruh sistem
tubuh wanita mengalami perubahan sehingga dapat menunjang perkembangan dan
pertumbuhan janin dalam kovum uteri.
Adapun perubahan sistem tubuh pada wanita hamil meliputi :
1. Sistem aspirasi
Dengan perkembagannya usia kehamilan yang menyebabkan diesakan pada
diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada kehamilan 32 minggu
sebagai konpensasi terjadinya desakan rahim oleh kebutuhan O 2 yang menigkat,
maka ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25 x dari biasanya
2. Kardio vaskuler
Peredaran darah dipengaruhi oleh
a. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebtuhan
dan perkembangan janin
b. Hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi netro plasenta.
c. Pengaruh hormon estrogen dan progesterone yang meningkat
4. Sistem urinaria
a. Pengaruh desakan rahim pada hamil muda dan turunnya kepala pada hamil tua
menyebabkan terjadinya gangguan dalam bentuk sering kencing
b. Terjadinya hemo dikesi menyebaban metabolisme air makin lancar sehingga
pembentukan air seni semakin bertambah
5. Sistem pencernaan
a. Karena pengaruh estrogen yang meningkat maka pengeluaran asam lambung
meningkat pula dan dapat meyebabkan :
- Hipersaliva
- Daerah lambung terasa panas sehingga terjadi mual dan muntah di pagi hari
- Hiperemises gravidarum
b. Pengaruh hormon progesteron yang meningkat akan menimbulkan gerak usus yang
berkurang dan menyebabkan obstipasi (Sulit BAB)
6. Sistem intelegent
Pada kulit terjadi perubahan diposit pigmen dan hiper pigmentasi karena pengaruh
suprakenalis, pada kulit tertetu terjadi hiperpigmentasi
a. Muka : terdapat kloasma grafidarum
b. Payudara : areola mamae dan puting susu menjadi hipepigmentasi
c. Perut : terdapat linea nigra dan strie lividae
7. Sistem metabolisme
Pada kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana
kebutuhan janin dipersiapkan pemberian asi
8. Sistem muskulus skeletal
a. Pada tulang
Pada ibu hamil sering terjadi kekurangan kaslsium dikarenakan kebutuhan janin
diambil dari ibu sehingga dapat menyebabkan caries pada gigi dan rasa linu-linu
pada ibu dan biasanya di pangkal paha.
b. Pada tungkai
Pada kehamilan tua sering terjadi Oedem karena tekanan janin pada daerah panggul
sehingga menghambat sistem peredaran darah pada anggota gerak bawah.
c. Sikap londose
Terjadi pada kehamilan tuadikarenakan pembesaran perut uterus sehigga mengikuti
pembesaran uterus

9. Sistem produksi
Setiap kehamilan akan mempengaruhi seluruh sistem genetalia wanita
a. Uterus
b. Vagina dan vulva
c. Ovarium
d. Endometrium
Merupakan lapisan dalam uterus/lapisan permukaan kavum uteri merupakan
bagian sasaran utama dari estrogen yang diproduksi oleh korpus luteum
Pengaruh kormon estrogen menjadikan endometrium dalam keadaan prodiferasi
dalam keadan sekresi, bila terjadi konsepsi maka endometrium tidak akan sekresi
tetapi akan terus menerus tumbuh dan bertambah tebal yangbiasa disebut copus
luteum grafidarum
e. Payudara
2.1.7 Letak Janin Dalam Rahim
2.1.7.1 Situs (letak)
Adalah hubungan sumbu panjang ibu dengan sumbu panjang janin sehingga dijumpai
kedudukan membujur atau melintang
2.1.7.2 Habitus (sikap)
Adalah letak bagian janin satu terhadap lainnya.
2.1.7.3 Posisi
Adalah letak salah satu bagian janin terhadap jalan lahir
2.1.7.4 Presentasi
Adalah apa yang terjadi menjadi bagian terendah janin dalam rahim
2.1.8 Perubahan psikologis ibu hamil pada trimester III (7-9 bulan)
- Pada trimester ini disebut periode penungguan yang waspada, karena wanita tersebut
sadar terhadap kehadiran bayinya, pada trimester ini mungkin dia takut akan
kehidupannya sendiri dan bayinya, takut akan memiliki bayi, yang tidak normal,
persalinan dan kelahiran (nyeri hilangnya kontrol, dan ketidaktahuan)
- Kadang mengalami proses kesedihan lain sementara ia mengantisipasi hilangnya
terhadap kehamilannya, perpisahan yang tidak terelakkan dengan bayinya dari tubuhnya
dan merasa kehilangan sementara uterus yang penuh menjadi tempat yang kosong-
depresi ringan merupakan hal yang lumrah dan bisa terdapat ketergantungan yang
meningkat dengan perasaan tidak berdaya.
- Wanita mengalami ketidaknyamanan fisik yang meningkat. Mendekati trimester akhir
kehamilan. Ia mungkin merasa canggung, berulah dan memerlukan dukungan-dukungan
yang sering, pada pertengahan trimester III seksualitas akan meningkat sedangkan perut
menjadi kendala.
- Posisi merupakan suatu alternatif dan dapat membantu atau meciptakan apabila ia
merasa tidak nyaman.
2.1.9 Ketidak nyamanan yang umum terjadi selama kehamilan.
10. Rasa mual dengan tanpa muntah-muntah dikenal dengan istilah mual di pagi hari akan
tetapi sering juga di siang hari atau di malam hari.
11. Hipersaliva (air liur yang berlebihan)
Air liur yang berlebihan merupakan suatu kondisi yang tidak lumrah yang mungkin
disebabkan oleh keasaman yang meningkat di dalam mulut oleh zat tepung yang dapat
merangsang kelenjar ludah pada wanita yang rentan terhadap sekresi berlebihan,
biasanya wanita mengalami ptyalsim sering pula mengalami rasa mual
12. Rasa lebih
Rasa lebih terjadi selama trimester I yang tidak diketahui penyebabnya salah satu
sangkaan adalah akibat pemasukan awal dalam laju metabolik dasar dan awal-awal
kehamilan dan hiasanya akan menghilang pada akhir trimester I. Punggung bagian atas
bisa terjadi selama trimester I penyebabnya karena pertambahan ukuran dan beratnya
payudara.
13. Leokorhea
Adalah sekresi vagina yang berlebihan encer, kental, mulai keluar pada trimester I
14. Sering kencing bukan karena penyakit
15. Panas dalam
Merupakan ketidak nyamanan yang bisa dimulai timbul menjelang akhir trimester II dan
berlanjut hingga trimester II, regurgitasi/tekanan blus dari kandungan asam perut ke
dalam esofagus bagian bawah oleh gerak peristatik.
16. Konstipasi
Disebabkan oleh ralaksasi otot halus dan usus besar dengan adanya jumlah progesteron
yang meningkat
17. Kram kaki
Disebabkan oleh kurangnya atau terganggunya makan kalsium / ketidak seimbangn
perbandingan kalsium dan fosfor dalam tubuh.
18. Oedem tungkai
Disebabkan oleh tekanan vena yang membengkak di dalam tungkai bagian bawah,
tekanan uterus yang membesar ada pembuluh vena panggul

2.2 Primigravida
2.2.3 Pengertian Primigravida
- Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya
(Mochtar, Rustam, 1998 : 92)
- Primigravida adalah wanita yang hamil pertama kali
(Prof.dr. Ida Gede Manuaba, SPOG, 1998 : 158)
- Primigravida adalah seorang wanita pertama kali hamil
(Fisiologis, Obstetri, 1983, 156)
2.2.4 Tanda-Tanda Primigravida
9. Payudara tegang
10. Puting susu runcing
11. Perut tegang dan menonjol kedepan
12. Strie lividae
13. Perenium utuh
14. Vulva tertutup
15. Vagina sempit dan teraba rugae
16. Portio runcing dan tertutup
2.2.3 Pemeriksaan Kehamilan
2.2.3.1 Pengertian
Pemeriksaan kehamilan adalah ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya pada dokter,
obygyn, dokter umum, bidan, perawat atau dukun terlatih dalam suatu komunikasi seperti
di indonesia da pusat-pusat kesehatan seperti Puskesmas dan BKIA di mana seorang ibu
hamil dapat memeriksakan kehamilannya
(Mochtar, Rustam, 1998 : 470)

2.3 Masalah-masalah yang sering terjadi pada ibu hamil trimester III
- Obstipasi
Susah buang air besar biasanya
- Penyebab
Karena gangguan relaksasi otot halus dan adanya progesteron yang meningkatkan
pergeseran dan penekanan terhadap perut oleh uterus yangmembesar sehingga
memungkinkan pergerakan bekerjanya pencernaan itu menurun
- Cara mengatasinya
1. Minum yang banyak dengan ketentuan sedikitnya 8 gelas/hari.
2. Istirahat yang cukup  1 jam pada siang hari dan  8 jam pada malam hari
3. Makan-makanan yang banyak mengandung serat seperti bayam, kangkung, seledri,
dll.
4. Menekan jadwal kebiasaan buang air besar.
5. Senam umum seperti jalan kaki
2.3.1 Flour Albus
Cairan di dalam vagina bertambah di dalam kehamilan tanpa sebab yang ptologis
- Penyebab : produksi sel darh putih meningkat
- Cara mengatasi :
1. Dengan P1 seprti cuci tanga, sering ganti CD, vulva tidak boleh lembab
2. Tidak boleh menggunakan semprotan air pada waktu membersihkan
2.3.2 Punggung atas sakit
Biasanya karena ada pembesaran peyudara sehingga dada seolah-olah tertarik ke depan dan
punggung bagian atas tanpa disadari mengimbangi tertarik kebelakang sehingga lama
kelamaan timbul rsa sakit pada punggung bagian atas.
Cara mengatasinya :
Kenakan BH yang cocok ukurannya yang dapat menopang payudara yang semakin
membesar.
2.3.3 Sering BAK
Disebabkan oleh bagian bawah janin menyudur berongga panggul dan menimbulkan tekanan
pada kandung kemih
Cara mengatasinya :
1. Jelaskan pada ibu tentang kejadian
2. Mengurangi makan danminum waktu sebelum tidur
2.3.4 Rasa sakit pada pinggang
Terjadi pada lumbral sakral
- Penyebab : adanya pergeseran titik gaya berat perubahan postur tubuh akibat bobot
kehamilan yang semakin membesar postur tubuh yang tampak lordosis akan
mempertegang otot punggung dan menyebabkan rasa nyeri dan sakit pada wanita hamil,
sehingga kurang dapat memberikan topangan pada uterus yang membesar dan uterus
akan terkulai sehingga rasa sakit pada pinggang akan terasa
- Cara mengatasinya :
1. Berusaha berdiri/berjalan dengan lurus sehingga postur tubuh bertemu 1 kriteria
dengan gravitasi bumi.
2. Apabila akan mengambil sesuatu ditandai dengan cara merendahkan tubuh (kaki
jongkok) tidak boleh dengan membungkukan diri.
3. Ketika akan berdiri dari posisi merunduk rentangkan kaki dan salah satu kaki agak
ke depan sehingga adal landasan luas bagi keseimbangan.
2.3.5 Kram pada kaki
Biasanya disebabkan oleh tidak ada keseimbangan Ca dalam tubuh
- Penyebab : adanya uterus yang membesar memberikan pada pembuluh penggul dengan
demikian akan mempengaruhi sirkulasi pada syaraf melelui foramen opturatirus dalam
perjalanannya ke tungkai bawah.
- Cara mengatasinya :
1. Ibu hamil harus meluruskan kakinya yang kram dan meruncingkan telapak kainya
bila sedang diatas ia tidur sehingga memerlukan peneanannya yang kuat terhadap
dasar telapak kaki bisa ditekan pada lantai dengan tujuan akan memperbaiki
sirkulasi
2. senam umum untuk memperbaiki sirkulasi darah
3. mengangat kaki lebih tinggi secara periodik sepanjang hari
4. diit banyak yang mengandung kalsium maupun fosfor

2.3.6 Oedema
Pada umumnya oedema akan terliaht pada tungkai dan kaki oedema tungkai adalah akibat
dari sirkulasi vena meningkat di dalam tungkai bawah.
- Penyebabnya :
1. Tekanan dari uterus yang makin membesar
2. Pakaian yang ketat sehingga menghambat alairan darah balik dari tungkai bawah
- Cara mengatasinya
1. Hindari pakaian yang ketat
2. Senam umum (hamil)
3. Naikkan kaki secara periodik sepanjang hari
4. Memposisikan diri dalam keadaan miring pada saat berdiri
5. Kenakan korset / penopang abdomain yang bisa meringankan tekanan pada vena-
vena penggul
2.3.7 Varices
Timbul dari sirkulasi vena yang terganggu pada vena yang mengalami tekanan yang pada
tungkai bagian bawah.
- Penyebab :
1. Karena tekanan dari uterus yang membesar pada vena panggul karena ibu hamil
tersebut sedang duduk / berdiri dan pada vena cava inferior ketika wanita sedang
berbaring atau berdiri.
2. Dengan pakaian uyang sempit akan menghambat aliran baik vena dari tungkai
bagian bawah dan akan membuat masalah apabila lebih parah
- Cara mengatasinya :
1. Hindari berdiri yang terlalu lama
2. Hindari pakaian yang terlalu ketat
3. Saat istirahat kaki dinaikkan secara periodik
4. Berbaring dalam posisi tegak lurus bisa beberapa /hari

2.3.8 Sesak nafas


Terjadi karena perubahan sistem pernafasan tulang rusuk mengembang sehingga kapasitas
paru tidak mengembang
- Penyebab :
1. Pembesaran rahim dan adanya tekanan diafragma
2. Kegiatan paru bertambah selain untuk menyuplai kebutuhan ibu guna untuk
mencukupi kebutuhan janin akan O2
- Cara mengatasinya :
1. Jelaskan tentang fisiologisnya
2. Atur laju pernafasannydan ambil nafas dalam
3. Anjurkan untuk jalan-jalan berdiri dan rentnagkan tangan di atas kepala serta
menarik nafas panjang
4. Kalau tidur anjurkan pakai bantal yang lebih tinggi

2.4 ANC (antnatal care)


2.4.1 Tujuan ANC
ANC adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dan rahim.
(Manuaba, Ide Bagus, 1998 : 129)
2.4.2 Kebijakan program ANC
2. Memantau kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
janin
3. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
4. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat, penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
5. Persiapan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal mungkin
6. Mempersiapkan ibu agar masa nifasnya berjalan normal dan pemberian asi ekslusif
7. Mempersiapkan peran ibu dan keluarganya dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal
2.4.3 Cara pemeriksaan kehamilan
Kunjungan sebaiknya dilakukan paling sedikitnya 4 kali selama kehamilan
1. 1x pada triwulan I
2. 1x pada triwulan II
3. 2x pada triwulan III
Pelayangan/asuhan
8. Timbang BB
9. Ukur tekanan darah
10. Ukur tinggi fundus uteri
11. Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid) lengkap
12. Pemberian tablet Fe minimum 90 tablet selama kehamilan
13. Tes terhadap pras
14. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
2.4.4 Cara pemeriksaan lochea meliputi
2.4.4.1 Anamnesa meliputi :
a. Identitas diri dan keluarga
b. Riwayat kehamilan yang sekarang
c. Riwayat obstetri yang lalu
d. Riwaya penyakit yang pernah diderita ibu dan keluarga
e. Riwayat sosial ekonomi
2.4.4.2 Pemeriksaan kehamilan meliputi :
1. Pemeriksaan umum
2. Pemeriksaan umum
- Palpasi
- Auskultasi
- Perkusi
3. Pemeriksaan dalam
- Pemeriksaan vulva
- Pemeriksaan dengan spekulum
4. Pemeriksaan labolatorium
- Darah
- Urine
2.4.4.3 Diagnosa atau ikhtisar pemeriksaan meliputi :
1. Hamil atau tidak hamil
2. Primi atau multi
3. Tuanya kehamilan
4. Anak hidup atau mati
5. Amak tunggal atau kembar
6. Letak atau posisi janin
7. Intra uterin atau ekstra uterin
8. Keadaan jalan lahir
9. Keadaan umum penderita
2.4.4.4 Prognosa atau ramalan meliputi :
- Setelah pemeriksaan selesai maka atas dasar pemeriksaan kita harus bisa daoat
membuat orognosa kehamilan, artinya petugas berusaha meramalkan apakah
persalinan di perkirakan akan berjalan dengan biasa, sulit atau berbahaya
- Ramalan ini perlu untuk menentukan apakah penderita harus bersalin di RSUD
(persalinan ), rumah bersalin, atau dirumah saja apakah proses persalinan harus
dipimpin oleh dokter ahli atau oleh seoramg bidan dan apa saja yang harus
disediakan supaya persalinan dapat berlangsung dengan selamat bagi sang
ibu /sang anak.
(Sastrowinoto sulaiman, 1986;153:200)

2.5 Konsep Asuhan Kebidanan


* Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau klien yang
pelaksanaannya dilakukan dengan cara:
- Bertahap dan sistematis
- Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan
* Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997
1. Pengertian
 Proses pemecahan masalah
 Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah.
 Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis.
 Untuk pengambilan suatu keputusan
 Yang berfokus pada klien.
2. Langkah-langkah
I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara
keseluruhan.
II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah.
III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan
keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen proses
untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.
* Langkah 1: Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi
yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari data
subjektif data objektif. Data subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat
menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biopsikologi, spiritual,
pengetahuan klien.
Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data
objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-
tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), pemeriksaan penunjang
(laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).
* Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
* Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan
bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
* Langkah IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi klien.
* Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi.
* Langkah VI : pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada
langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak
melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
* Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut
dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.

INC
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian yang normal. Kelahiran seorang bayi juga
merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga yang menantikannya selama 9 bulan. Ketika
persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk mendeteksi dini adanya komplikasi disamping itu
bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan ibu bersalin.
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup
bulan / hampir cukup bulan. Disusul dengan pengeluaran plasenta dengan selaput janin dari tubuh ibu.
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan
kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun janinnya. (Sinopsis Obstetri, 1998 : 91 dan Obstetri Patologi : 154)
Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam
upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang
ibu dan bayi serta bagian tersebut dimasukkan dalam persalinan bersih dan aman termasuk hadirnya
keluarga atau orang-orang yang memberi dukungan pada ibu.
Selama kala II petugas harus terus memantau tenaga atau usaha mengadan dan kontraksi uterus,
janin yaitu penurunan presentasi janin dan kembali normalnya detak jantung bayi selama kontraksi.
Masa post partum adalah saat paling kritis untuk mencegah kematian ibu, terutama kematian
disebabkan karena perdarahan.
Kala III merupakan saat dimana plasenta dilahirkan yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
Penatalaksanaan aktif kala III yang meliputi pemberian oksitosin dengan segera, pengendalian tarikan
pada tali pusat dan pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir merupakan langkah-langkah yang
harus dilaksanakan agar plasenta dapat segera dilahirkan.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal : N19)
Kala IV merupkan waktu yang paling kritis ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami
perubahan fisik yang luar biasa, itu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri
dari dalam perut ke dunia luar. Selama 2 jam post partum petugas/bidan harus tinggal bersama ibu dan
bayi untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat
untuk melakukan stabilisasi.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal : N19)
Untuk itu manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu rangkaian yang sangat penting yang
harus dikatakan oleh petugas kesehatan atau bidan. Dengan asuhan kebidanan benar dan tepat klien
akan dapat melalui persalinan dengan normal. Evaluasi terhadap asuhan yang telah diberikan bertujuan
agar supaya apabila ada tindakan atau asuhan yang diberikan kurang tepat maka bisa dilakukan
pengkajian dan perbaikan.

1.1 Latar Belakang


Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari kehamilan, persalinan dan nifas. Tujuan dari
obstetric ialah membawa ibu dan anak dengan selamat melalui, masa kehamilan, persalinan dan nifas
dengan kerusakan yang sedikit-dikitnya secara lebih luas. Tujuan dari obstetri ialah pengeluaran dan
optimalisasi dari reproduksi manusia.
Betapa berat dan luasnya dan betapa pentingnya tugas ini baru dapat kita insafi kalau kita
mengtahui berapa banyak orang bersalin setiap tahun dan berapa karena persalinan.

1.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan praktek di lapangan dilakukan di RB Soegiarti mulai tanggal 10 Desember - 29
Desember.

1.3 Manfaat penulisan


1.3.1 Bagi penulis
Meningkatkan pengetahuan dan mendeteksi secara dini permasalahan pada klien serta
melakukan pemeriksaan atau pencegahan dan tindakan dengan memberikan penyuluhan
perawatan dan rujukan
1.3.2 Bagi klien
Agar klien mengetahui dan memahami perubahan dan masalah dan proses persalinan
yang akan dialami pada ibu bersalin sehingga klien mengerti dan memahami keadaannya
1.3.3 Bagi institusi pendidikan
Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa akademi kebidanan dalam hal yang
berhubungan dengan ibu hamil, persalinan, dan nifas.
1.4 Sistematika penulisan
Halaman judul
Lembar pengesahan
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
Tujuan
Pelaksanaan
Sistematika penulisan
Bab II Landasan Teori
Bab III Tinjauan Kasus
Bab IV Penutup
Daftar Pustaka
1.2 Metode Penulisian
Wawancra klien untuk memperoleh data dan masalah yang dirasakan

1.3 Sistematika Penulisan


Dalam penulisan makalah ini dibuat garis besar sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan yang menguraikan latar belakang, tujuan umum, tujuan khsus, metode
penulisan dan sistematika penulisan
Bab II : Tinjauan pustaka menguraikan pengertian persalinan, tanda-tanda persalinan, faktor-faktor
yang berperan dalam persalinan, proses persalinan dan kebutuhan pada saat intrapartum
Bab III : Tinjauan kasus yang menguraikan pengkajian data subyektif dan obyektif, intepretasi data
dasar, diagnosa dan masalah, diagnosa potensial, identifikasi kebutuhan tindakan segera,
intervensi, pelaksanaan dan evaluasi
Bab IV : Kesimpulan dari semua materi dan data yang ditulis
Bab V : Daftar pustaka yang mencatat seluruh buku yang dijadikan panduan dari materi yang ditulis.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Persalinan


2.1.1 Pengertian
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan perngeluaran bayi yang
cukup bulan / hampir cukup bulan. Disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari
tubuh itu. (Obstetri Fisiologi, 1993 : 221)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina kedunia luar. (Ilmu Kebidanan, 2002 : 180)
Persalinan adalah persalinan dengan presentase belakang kepala yang berlangsung
spontan dalam 24 jam, tanpa menimbulkan kerusakan yang berlebih pada ibu dan anak. (Obstetri
Patologi, 1984 : 154)
 Definisi Persalinan menurut tuanya kehamilan
Persalinan imatur adalah persalinan saat kehamilan 20-28 minggu dengan berat janin
antara 500-1000 gram (Kapita Selekta Kedokteran I, 2001)
Persalinan prematur adalah persalinan saat kehamilan 28-36 minggu dengan berat janin
1000-2500 gram. (Kapita Selekta Kedokteran I, 2001)
Persalinan aterm adalah persalinan saat kehamilan 36-40 minggu dengan berat janin
2500-4000 gram. (Kapita Selekta Kedokteran I, 2001)
2.1.2 Tanda-tanda persalinan
1. Terjadinya HIS persalinan
HIS persalinan mempunyai sifat :
 Pinggang terasa sakit
 Sifatnya teratur
 Interval makin pendek
 Kekuatannya makin besar
 Makin beraktivitas (janin) kekuatannya makin besar
2. Pengeluaran lendir dan darah
Dengan HIS persalinan terjadi perubahan serviks yang menimbulkan
- Pendataran dan pembukaan serviks
- Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis
lepas
- Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
3. Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan sehinga
sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban
diharapkan persalinan berlangsung dalm 24 jam. (Manuaba 1998 : hal 165)

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Persalinan


a. Power (tenaga)
- His (kontraksi otot rahim)
- Kontraksi otot dinding perut
- Kontraksi diafragma pelvis / kekuatan mengejan
- Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum
b. Passanger
- Janin dan placenta
c. Passage
- Jalan lahir
2.1.4 Proses Persalinan
Mempunyai beberapa tahap antara lain :
1. Kala I
Adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0 sampai lengkap 10 cm kala
satu lamanya pada primigravida 12 jam pada multigravida 8 jam.
 Fase laten : pembukaan 0-3 cm lamanya 7-8 jam
 Fase aktif : - Fase selerasi : pembukaan menjadi 4 cm lamanya 2 jam
- Fase dilatasi maksimal : pembukaan 4-9 cm lamanya 2 jam
- Fase diselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali 9-10 cm
Fase-fase tersebut diatas berbeda antara primigravida dan multigravida
Primigravida Multigravida
- Serviks - Servik
mendatar baru dilatasi mendatar dan membuka secara bersamaan
- Berlangsung - Berlangsung
13-14 jam 6-7 jam

2. Kala II
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan lengkap 10 cm dan berakhir dengan lahirnya
bayi. Kala II dikenal sebagai kala pengeluaran
a. Tanda dan gejala kala II
- Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
- Ibu merasakn makin meningkatkan tekanan pada anus dan atau vaginanya
- Perinium menonjol
- Vulva vagina dan spingater ani terlihat membuka
b. Diagnosa kala II dapat ditegakkan
- Adanya pembukaan serviks lengkap 10 cm
- Terlihat bagian-bagian kepala bayi pada introitas vagina
c. Lamanya kala II persalinan
- Pada primigravida : ± 1,5 jam
- Pada multigravida : ± 30 menit

3. Kala III
Kala III dimulai sejak lahirnya bayi sampai lahirnya placenta yang berlangsung tidak lebih
dari 30 menit.
a. Fisiologi kala III persalinan
Pada kala III persalinan otot uterus berkontraksi dengan mengikuti
berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi, penyusutan
ukuran rongga ini menyebabkan berkurangnya tempat implantasi placenta. Karena tempat
implantasinya semakin kecil placenta tidak berubah, maka placenta akan menekuk,
menebal kemudian dilepaskan dari dinding uterus.
b. Tanda-tanda lepasnya placenta
- Perubahan pada fundus uteri
- Tali pusat memanjang
- Pengeluaran darah tiba-tiba
c. Cara-cara pelepasan plasenta
- Cara Scultze
Pelepasan plasenta mulai dari pertenganhan sehingga plasenta lahir diikuti oleh
pengeluaran darah.
- Cara Dunan
Pelepasan plasenta daridarah tepi sehingga terjadi perdarahan dan diikuti oleh
pelepasan plasenta
- Bentuk kombinasi pelepasan plasenta
 Terjadinya kontraksi rahim sehingga membulat, keras dan
terdorong keatas
 Placenta di dorong segmen bawah rahim
 Tali pusat menjadi panjang
 Terjadi perdarahan mendadak
d. Tanda-tanda placenta telah lepas
 Prasat krustner
- Tali pusat dikencangkan
- Tangan ditekan diatas symphisis, bila tali pusat masuk kembali
berarti placent abelum lepas
 Prasat klien
- Ibu dusuruh mengejan sehingga tali pusat ikut turun/memanjang bila
mengejan dihentikandapat terjadi
 Tali pusat tertarik kembali berarti placenta belum lepas
 Tali psuat tetap di tempat berarti plasenta sudah lepas
 Prasat stessman
Tali pusat dikencangkan dan rahim diketok-ketok, bila getarannya sampai pada tali
pusat berarti placenta belum lepas
 Prasat manuaba
Tangan kiri memegang uterus pada segmen bawah rahim sedangkan tangan kanan
memegang dan mengencangkan tali pusat, kedua tangan ditarik berlawanan dapat
terjadi :
- Tarikan tersa berat dan tali pusat tidak memanjang, berarti plasenta
belum lepas
- Tarikan terasa ringan (mudah) dan tali psuat memanjang, berarti
placent sudah lepas. (Manuaba 1998 : 183)
4. Kala IV
Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelahnya.
Dalam kala IV klien masih membutuhkan pengawasan yang intensif karena perdarahan yang
disebabkan atonia uteri masih mengancam maka dalam kala IV klien belum boleh
dipindahkan ke kamar dan tidak boleh ditinggalkan oleh bidan
Hal-hal yang harus ditinggalkan oleh bidan dalam kala IV :
1. Pengawasan perdarahan post partum
2. Menjahit robekan perenium
3. Memeriksa bayi
2.1.5 Kebutuhan Pada Saat Intra Partum
1. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu dengan
- Mendampingi ibu agar merasa nyaman
- Menawakan minum, mengipasi dan memijat ibu
2. Menjaga kebersihan diri
- Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi
- Jika ada darah lendir atau cairan ketuban segera dibersihkan
3. Mengipasi dan mesase untuk menambah kenyamanan
4. Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kesemasan atau ketakutan ibu, dengan
cara :
- Menjaga privasi ibu
- Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan
- Menjelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu
5. Mengatur posisi ibu. Dalam membimbing mengedan dapat dipilih posisi berikut :
- Jongkok
- Menungging
- Tidur miring
- Setengah duduk
Posisi tegak ada aitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah mengedan, kurangnya
trauma vagina dan perenium dari infeksi
6. Menjaga kandung kemih tetap kosong dan dianjurkan berkemih sesering mungkin
7. Memberikan cukup minum : memberi tenaga dan mencegah dehidrasi

2.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin


2.2.1 Pengertian
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien kepada
individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan sistematis melalui
suatu proses yang disebut manajemen kebidanan
2.2.2 Tujuan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
 Digunakan sebagai metode utnuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah
 Digunakan untuk memantau keadaan kesehatan ibu dan janin serta memastikan kondisi
ibu dan janin sehat sehingga persalinan berjalan dengan nomal
 Untuk pengambilan keputusan atau pemecahan masalah yang berfokus pada klien
2.2.3 Langkah-Langkah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
2.2.3.1 Pengumpulan semua dada yang dibutuhkan utnuk menilai keadaan klien secara
keseluruhan
2.2.3.2 Mengintepretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah
2.2.3.3 Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengatasi penanganannya.
2.2.3.4 Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi degan tenaga
kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien
2.2.3.5 Menyusun rencana asuhan menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan
yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
2.2.3.6 Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman
2.2.3.7 Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen proses
untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif
Langkah I : Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Yang terdiri dari semua data
subyektif dan data obyektif. Data subyektif adalah yang menggambarkan
pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa, yang termasuk data
subyektif antara lain :
Biodata, riwayat mendstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persaliann dan nifas
yang lalu, biopsikologis dan pengetahuan klien.
Data obyektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil labolatorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan
dalam data fokus. Data obyektif terdiri dari pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan
dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemerksaan khusus (inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi) pemeriksaan penunjang (labolatorium, catatan baru dan sebelumnya).
Langkah II : Intepretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau maslah
berdasrkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial adan mengantisipasi
penanganannya.
Pada langkah ini kita mengidentifikasi aslah potensial atau diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan
diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap jika diagnosa atau masalah potensial
ini benar-benar terjadi.
Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi degan
tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan utnuk
dikonsultasikan atau ditanganoi bersama anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien
Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-l;angkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah
atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi
Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada
langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya
Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benat
tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di
dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang
benar dalam pelaksanaannya.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian
Persalinan ialah serangkaian kegiatan yang berakhir dengan pengeluaran baik yang cukup bulan
atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
Persalinan spontan ialah persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir.
Persalinan buatan ialah persalinan di bantu dengan tenaga dari luar. Missal ekstrasi dengan
forceps, atau dilakukan operasi section cesarea.
Persalinan anjuran ialah persalinan terjadi bila bayi sedah cukup besar untuk hidp di luar, tetapi tidak
sedemikian besarnya menimbulkan kesulitan dalam persalinan

2.2 Pelaksanaan proses persalinan normal


Proses persalinan dibagi 4 kala :
Kala I : kala pembukaan serviks
Kala II : kala pengeluaran
Kala III : kala uri
Kala IV : hingga 2 jam setelah placenta lahir
2.2.1 Kala I : kala pebukaan serviks
Proses pembukaan servik pada ultigravida terdiri dari 2 fase :
- Kala I fase latent
Berlangsung selama 8 jam sampai pembukaan 4 cm his masih lama dengan frekwensi
his jarang
- Kala I fase aktif
 Fase akselerasi : lamanya 2 jam dengan Ø 2-3 cm
 Fase dilatasi maksimal : lamanya 2 jam dari Ø 4-9 cm
 Fase deselerasi : lamanya 2 jam pembukaan
Lebih dari 9 cm, sampai pembukaan lengkap pada multigravida proses ini akan
berlangsung lebih cepat.
Memimpin persalinan kala I
Menilai kondisi ibu
1. Nilai keadaan umum dan kesadaran ibu
2. Nilai tanda-tanda vital
3. Lakukan pemeriksaan tubuh secara sistematis
Melakukan pemeriksaan luar
1. Melakukan pemeriksaan leopold I-IV
2. Lakukan pemeriksaan DJJ
3. Tentukan kondisi janin, presentasi janin, menilai turunnya kepala janin, janin di dalam
atau di luar rahim, jumlah janin, letak janin, menapsir berat janin
4. Tentukan His, laa kontraksi (detik), semetris, dominasi fundus, reaksi optimal, interval
dan intensitas kontraksi
Melakukan pemeriksaan dalam
1. Lakukan pemeriksaan vulva
2. Lakukan pemeriksaan VT
3. Nilai kondisi panggul dalam (promontorium, conjungtiva, diagnosis, konjugata vera,
linea inominata, tulang sacrum dinding panggul samping spina iscidica, artus pubis, os
cogxigis panggul patol, kesimpulan panggul dalam)
 Menilai adanya tumor
 Tentukan lambing foto polvik
 Tetapkan diagnosa inpartu dan rencana persalinan, pantau kemajuan persalinan
normal, konsdisi ibu dan janin sesuai petunjuk patograf. Hasil pemeriksaan di
lembar patograf.
Bila kemajuan persalinan tidak normal, tentukan tindakan yang perlu dilakukan atau rujuk
ibu ke sarana medis yang memadai.

2.2.2 Kala II : kala pengeluaran


1. Ibu di pimpin mengejan saat ibu terus-menerus ingin mengejan, perineum tegang, anus
terbuka dan kepala bayi mulai kroning (kepala tampak dari luar 3-4 cm)
- Saat his ibu di minta untuk meneran dengan kekuatan penuh
- Lahirkan kepala bayi dengan cara menahan perineum dengan menggunakan ibu jari
dengan dan 4 jari lain tangan kanan yang ditutupi kain kain duk steril dan tangan
kiri menahan kepala bayi agar tidak terjadi dilatasi maksimal, berturut-turut akan
lahir dahi, mata, hidung, mulut, dan dagu. Bersihkan lendir di mulut dan hidung
bayi.
- Biarkan kepala bayi melakukan putar paksi luar.
- Pegang kepala bayi dengan biparietal bila ada lilitan tali pusat (tali pusat kendor,
longgarkan dengan jari penolong. Jika tali pusat erat, klem di dua tepat lalu potong).
- Lahirkan bahu dengan tarik curam kebawah untuk mengeluarkan bahu depan, tarik
curam keatas untuk melahirkan bahu belakang
- Kemudian apabila bahu keluar sanggah bayi dan selusuri dengan jempol di dada
sampai mata kaki
- Keringkan bayi dengan kain (bayi sudah keluar seluruhnya)
- Tentukan nilai apgar score
- Jepit tali pusat dengan klem 5 cm dari umbilicus, klem ke 2-3 cm dari klem 1
kemudian di lindungi dengan tangan kiri dan di potong
- Ganti kain pembungkus bayi dengan kain kering
- Susukan bayi pada ibu
2.2.3 Kala III : kala uri (kala pengeluaran placenta)
Berlangsung 5-15 menit setelah bayi keluar
Kosongkan kendung kemih, beri tahu ibu akan di suntik oksitosin 10 unit IM, kemudian
lakukan PTT
Cara pengeluaran placenta sama dengan pengeluaran bayi sesuai dengan jalan lahir, setelah
placenta tampak di depan vulva tangkap placenta dengan cermat apakah ada selaput yang
tertinggal atau placenta yang lepas. Periksa ukuran dan berat placenta.
Periksa kontraksi uterus apabila baik akan terlihat fundus uteri keras seperti batu.
2.2.4 Kala IV : hingga 2 jam setelah placenta lahir
Pemantauan 2 jam post partum meliputi kondisi umum ibu
TTV
Patologi
Ketuban pecah dini
Adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan.
Manifestasi klinik
- Keluar air ketuban warna putih, keruh, kuning, hijau, atau coklat, sedikit atau banyak.
- Dapat disertai demam bila ada infeksi
- Janin mudah diraba
- Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering
- Inspikulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada
Pemeriksaan penunjang
- Periksa leukosit darah > 15.000 / bila terjadi infeksi
- Tes lakmus merah berubah menjadi biru
- Amniosentesis
- USG menentukan usia kehamilan, indeks cairan amnion berkurang
Koplikasi
Infeksi partus, preterm, prolaps tali pusat, distosia bahu.
2.3 Penatalaksanaan
Ketuban pecah dini pada kehamilan aterm dan preterem dengan atau tanpa komplikasi harus rujuk
ke rumah sakit. Pada kehamilan 33-35 minggu lakukan terapi konservatif selama 24 jam lalu induksi
persalinan. Bila terjadi infeksi, akhiri kehamilan. Pada kehaimlan lebih dari 36 minggu. Bila ada his
pimpin meneran dan lakkan akselerasi bila ada inersia uteri. Bila tidak ada his, lakukan induksi
persalinan bila ketuban pecah kurang dari 6 jam .
PNC
ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny. “SDR” P30003 POST PARTUM
HARI KE-1 DENGAN NIFAS FISIOLOGIS
DI BPS WINARNI MANYAR – GRESIK

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang
dilimpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan asuhan kebidanan selama praktik klinik di BPS
WINARNI Manyar-Gresik.
Penyusunan asuhan kebidanan ini merupakan tugas berstruktur di Akademi Kebidanan STIKES
ABI Surabaya untuk memenuhi target yang telah ditetapkan.Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan asuhan kebidanan ini,terutama:
1. Prof. Dr. H.R. Soedibyo HP. dr. DTM selaku ketua STIKES ABI Surabaya.
2. Lia Hartantai, SST selaku KAJUR Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya.
3. Hj. Sri Mekar, SST selaku wali kelas semester V DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya.
4. Bid. Winarni selaku pembimbing praktik di BPS WINARNI Manyar-Gresik.
5. Sukarnik, SST selaku pembimbing akademik Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya.
6. Dan berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian asuhan kebidanan ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan asuhan
kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca demi peningkatan penyusunan asuhan kebidanan selanjutnya.

Gresik, Desember 2000

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setelah ibu melahirkan, maka ibu memasuki masa nifas atau yang lazim disebut puerperium. Masa
nifas (puerpurium) ada dan di mulai setelah plasenta lahir dan berakhir kira-kira 6
minggu. Akan tetapi seluruh alat kandungan kembali seperti semula (sebelum hamil)
dalam waktu kurang lebih 3 bulan.
Di mulai dengan kehamilan, persalinan, dan di lanjutkan dengan masa nifas yang merupakan masa
kritis bagi ibu dan bayinya. Kemungkinan akan timbul masalah dan penyulit selama masa nifas.
Apabila tidak segera ditangani secara efektif akan membahayakan kesehatan, bahkan bisa
menyebabkan kematian. Dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.
Untuk itu, pemberian asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa nifas sangat perlu dilakukan
yang bertujuan untuk mencegah kesehatan ibu dan bayi, melaksanakan deteksi dini adanya komplikasi
dan infeksi, memberikan pendidikan pada ibu serta memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan
bayi.
Selama masa nifas ibu akan mengalami berbagai perubahan. Perubahan yang terjadi pada
masa nifas tidak hanya terjadi secara fisik saja, melainkan juga psikologis atau kejiwaan. Sehingga
pemberian edukasi tentang informasi yang berkaitan dengan masa nifas sangat perlu diberikan pada
ibu dalam masa nifas. Setiap masa nifas dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi.
Oleh karena itu, pelayanan/asuhan merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu nifas normal dan mengetahui secara dini bila ada penyimpangan yang ditemukan dengan
tujuan agar ibu dapat melalui masa nifasnya dengan selamat dan bayinya pun sehat.

1.2 TUJUAN
A. Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu memahami tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas dan
mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
B. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu :
1. Melaksanakan pengkajian data pada ibu nifas.
2. Menginterpretasi data pada ibu nifas.
3. Mengantisipasi masalah potensial pada ibu nifas.
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu nifas.
5. Merencanakan tindakan dan rasionalisasi pada ibu nifas
6. Melakukan rencana tindakan pada ibu nifas.
7. Melaksanakan evaluasi pada ibu nifas.

1.3 METODE PENULISAN


- Studi pustaka.
- Praktik langsung.
- Bimbingan dan konsultasi.
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Halaman judul
Lembar pengesahan
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
1.2 Tujuan
A. Tujuan umum
B. Tujuan khusus
1.3 Metode penulisan
1.4 Sistematika penulisan
BAB II : LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
2.2 Perubahan fisiologis pada ibu nifas
2.3 Perubahan system tubuh lainnya
2.4 Perubahan psikologis ibu nifas
2.5 Program dan kebijakan ibu nifas
2.6 Tanda-tanda bahaya ibu nifas
2.7 Kebutuhan dasar ibu masa nifas
2.8 Pengawasan akhir kala masa nifas
2.9 Konsep asuhan kebidanan
BAB III : TINJAUN PUSTAKA
3.1 Pemgkajian
3.2 Analisa masalah/Diagnosa
3.3 Diagnosa masalah potensial
3.4 Identifikasi kebutuhan segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB IV : KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN
Masa nifas adalah waktu yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
(Prawirohardjo, 2002: 122)
Masa nifas (puerpurium) adalah masa sesudahnya persalinan terhitung dari saat selesai
persalinan sampai pulihnya kembali alat-alat kandungan .
(Depkes, RI, 2004: 176)
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil, lama masa nifas yaitu 6-8 minggu.
(Muchtar, 1998: 115)
Masa nifas adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.
(Kapita selekta jilid I, 2001: 316)
2.2 PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA IBU NIFAS
a. Involusi uterus
Setelah plasenta lahir, uterus merupakan alat yang keras karena kontraksi dan relaksasi
otot-otot. Fundus uteri 3 jari di bawah pusat, selama 2 hari berikutnya besarnya tidak seberapa
berkurang, tetapi sesudah 2 hari uterus mengecil dengan cepat sehingga pada hari ke-10 tidak
teraba lagi dari luar. Involusi terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil, cytoplasmanya
yang berlebihan di buang. Involusi di sebabkan oleh proses autoksis, zat protein dinding rahim di
pecah, di absorbsi, dan di buang dengan air kencing.
b. Involusi tempat plasenta
Setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan besar, tidak
rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan. Pada permulaan nifas plasenta mengandung pembuluh
darah besar yang yang tersumbat oleh trombos. Biasanya luka yang demikian sembuh dengan
menjadi parut. Tetapi luka bekas plasentanya tidak meninggalkan parut. Hal ini di sebabkan karena
luka di lepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru di tambah permukaan luka.
c. Perubahan pembuluh darah
Dalam kehamilan,uterus banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi karena
setelah persalinan tidak di perlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus mengecil
lagi dalam masa nifas.
d. Perubahan pada servik dan vagina
Beberapa hari setelah persalian, ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, pinggir-
pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan. pada servik terbentuk
sel-sel otot baru hipersalifasiini dan karena terakhir retraksi dari serviks, robekan serviks manjadi
sembuh. Walaupun begitu setelah involusi selesai ostium eksternum tidak serupa dengan
keadaannya sebelum hamil. Pada umumnya ostium eksternum lebih besar dan ada retak-retak dan
robekan-robakan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya. Vagina yang sangat regang
waktu persalinan lambat laun mencapai ukuran-ukurannya yang normal pada minggu ke-3 pada
masa nifas rugae mulai tampak kembali.
e. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan dinding perut longgar karena di regang begitu lama, tetapi pulih
kembali dalam 6 minggu.
f. Laktasi
Masing-masing buah dada terdiri dari 15-24 lobus yang terletak terpisah satu sama lain
oleh jaringan lemas. Tiap lobus terdiri dari lobuli yang terdiri pula dari acini. Acini ini
menghasilkan air susu. Tiap lobus mempunyai saluran halus untuk mengalirkan air susu, saluran
ini disebut duktus laktiferus yang memusat menuju puting susu, dimana masing-masing bermuara.
Keadaan buah dada pada 2 hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam kehamilan. Pada waktu
itu buah dada belum mengandung susu melainkan colostrums ysng di keluarkan dengan memijat
areola mamae.
g. Lochea
Adalah cairan yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
- Lochea rubra
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernik kaseosa, lanugo, dan
mekonium selama 2 hari pasca persalinan.
- Lochea sanguinolenta
Berisi darah berwarna merah kuning dan lender, hari ke 3-7 persalinan.
- Lochea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
- Lochea alba
Cairan putih selama 2 minggu.

2.3 PERUBAHAN SISTEM TUBUH LAINNYA


a. Suhu badan
Suhu badan pasca persalinan dapat naik lebih dari 0,5C dari keadaan normal. Tetapi
tidak lebih dari 39C sesudah 12 jam pertama setelah melahirkan. Umumnya suhu badan kembali
normal, bila lebih dari 38C kemungkinan terjadi infeksi.
b. Nadi
Nadi umumnya 60-80 x/menit dan segera setelah partus dapat terjadi takikardi. Bila
terdapat takikardi dan badan tidak panas mungkin ada perdarahan berlebihan / penyakit jantung.
Pada nifas umumnya denyut nadi lebih labil di banding suhu badan.
c. Sistem perkemihan dan buang air besar
Miksi harus secepatnya dapat dilakukan sendiri. Bila kandung kemih penuh dapat
dilakukan kateterisasi untuk mengistirahatkan kandung kencing sehingga kelancaran kedua sistem
tersebut berlangsung dengan baik, BAB harus dilakukan setelah 2 hari PP.
d. Sistem musculoskeletal
- Terjadi penuruna tonus otot secara bertahap.
- Kelainan bayi sering menimbulkan trauma musculo pubococygealdan
sfingter mayor pubis.
- Pada 24 jam PP terjadi nyeri, lemah pada kaki karena ketegangan otot dan
penggunan tenaga.
e. Sistem karsiovaskuler
- Secara bertahap akan kembali normal karena cardiac output setelah 2-9
hari akan kembali seperti sebelum hamil.
- Setelah 1 minggu PP volume darah akan kembali stabil.

2.4 PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA IBU NIFAS


 Peran sebagai ibu
- Teori Reva Rubin
Penekanan teori Rubin pada pencapain peran ibu. Seorang ibu / wanita membutuhkan proses
belajar melalui serangkaian aktivitas berupa latihan-latihan. Pencapain peran ibu di mulai
selama hamil sampai 6 bulan setelah persalinan.
- Teori Ramonat T Marcer
Penekanan pada stress ante partum dan pencapaian peran ibu. Menjadi seorang ibu berarti
memperoleh identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan pengenalan yang lengkap
tentang diri sendiri. Ada beberapa tahap dalam pelaksanaan peran ibu:
1. Antisipatori
Yaitu masa sebelum menjadi ibu, penyesuaian social dan psikologi terhadap peran
barunya dengan mempelajari apa yang di butuhkan untuk menjadi seorang ibu.
2. Formal
Yaitu dimulai dengan peran sesungguhnya seorang ibu.
3. Informal
Yaitu ibu mampu menemukan jalan yang baik untuk melaksanakan peran seorang ibu.
4. Personal
Yaitu wanita yang telah mahir dalam melaksanakan perannya.
- Teori Jean Ball
Penekanan pada agar ibu mampu melaksanakan tugas sebagai ibu baik fisik dan psikologis.
Factor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan teori ini terbentuk 3 element:
1. Pelayanan maternitas.
2. Pandangan masyarakat terhadap keluarga.
3. support terhadap kepribadian wanita.
- Bounding dan Attachment
1. Menurut Nelson
 Bounding : dimulainya interaksi emosi
sensorik, fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir.
 Attachment : ikatan efektif yang terjadi
diantara individu (pencurahan perhatian, hubungan emosi, dan fisik yang akrab).
2. Benner dan Brown (1989)
 Bounding : terjadinya hubungan orang
tua dan bayi sejak awal kehidupan.
 Attachment : pencurahan kasih sayang
diantara individu.

2.5 PROGRAM KEBIJAKAN TEKNIS


Paling sedikit 4x kunjngan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi dan
untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah.
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6-8 jam setelah 1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
persalinan 2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk
bila perdarahan berlanjut.
3. Memberikan konseling pada ibu / salah satu anggota
keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri.
4. Pemberian ASI awal.
5. Melakukan hubungan antara ibu dan BBL
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermi.
2 6 hari setelah 1. Memastikan
persalinan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormall, dan tidak ada bau.
2. Mwnilai
adanya tanda-tanda demam, infeksi, perdarahan abnormal,
dan tidak ada bau.
3. Memastikan
ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat.
4. Memastikan
ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
5. Memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, perawatan
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi
sehari-hari.
3 2 minggu setelah 1. Sama seperti kunjungan ke-2
persalinan 2. Menenyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu
dan bayi alami.
4 6 minggu setelah 1. Memberikan konseling untuk program KB secara dini.
persalinan

2.6 TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS


a. Perdarahan pervaginam banyak dan menggumpal
- Kurang dari 24 jam PP, penyebabnya:
1. Sisa uri.
2. Kontraksi lemah / inertia uteri.
3. Perdarahan karena luka jalan lahir.
- Lebih dari 24 jam PP, penyebabnya adalh sisa uri.
b. Loche berbau
Kemungkinan penyebabnya adalah : koprostatis (lochea yang tertimbun pada vagina).
c. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, and terasa nyeri
- Bendungan payudara
1. Suhu tidak lebih dari 38C.
2. Terjadi dalam minggu-minggu pertama PP.
- Mastitis
1. Suhu lebih dari 385°C.
2. Terjadi pada minggu ke-2 PP
3. Bengkak, keras, kemerahan, nyeri tekan.
d. Kaki teras sakit, merah, dan bengkak
Kemungkinan penyebabnya adalah tromboplebitis femuralis.
e. Demam
Kemungkinan penyebabnya adalah :
- Febris puerpuralis.
- Mastitis.
- Flegmasia Alba Dollens.
f. Rasa sakit waktu BAK, kemungkinan penyebabnya adalah sistitis
Gejala : - Waktu BAK terasa sakit.
- Pada daerah atas symphisis ada nyeri tekan.
g. Rasa sangat sedih atau tidak mampu mengsuh sendiri bayinya.
h. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
i. Nyeri kepala yang terus-menerus.

2.7 KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS


a. Istirahat.
- Menganjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan
yang berlebihan.
- Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah tangga biasa perlahan-
lahan.
- Menyarankan ibu untuk tidur siang.
- Kurang istirahat dapat mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
1. Mengurangi jumlah ASI yang di produksi.
2. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan.
3. Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri.
b. Personal hygiene.
- Menganjurkan ibu menjaga kebersihan seluruh tubuh.
- Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun
dan air.
- Menyarankan ibu untuk ganti pembalut minimal 2 x/hari.
- Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum
dan sesudah membersihkan daerah genetalia.
- Nasehati ibu untuk dari setiap kali BAB atau BAK.
- Jika ibu mempunyai luka episiotomi / laserasi sarankan ibu untuk
menghindari menyentuh daerah luka.
c. Nutrisi.
- Konsumsi 500 kalori / hari.
- Makan dengan gizi seimbang untuk dapat protein, vitamin, dan mineral
yang cukup.
- Minum air putih  3 liter/hari.
- Minum pil penambah darah selama 40 hari pasca persalinan.
d. Perawatan payudara.
- Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
- Memakai BH yang menopang.
- Bila puting susu lecet, oleskan ASI yang keluar pada sekitar puting susu
setiap kali selesai menyusui.
- Bila lecet berat istirahat 24 jam, ASI dikeluarkan dan di minumkan
dengan memakai sendok.
- Bila payudara bengkak akibat bendungan ASI, kompres payudara dengan
basah dan hangat  5-10 menit.
e. Hubungan seksual.
Secara fisik aman untuk berhubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu
dapat memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti
dan tidak merasakan ketidaknyamanan, maka aman untuk melakukan hubungan suami istri kapan
saja ibu siap.
f. Keluarga berencana.
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil
kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin
merencanakan kehamilannya. Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan dengan
mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkann biasanya
wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama
meneteki. Oleh karena itu, metode amenorhea laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali
untuk mencegah terjadinya kehamilan baru.

2.8 PENGAWASAN AKHIR KALA NIFAS


Pemeriksaan akhir kala nifas (post partum) sangat penting karena dapat digunakan untuk
melakukan pmeriksaan khusus sebagai berikut :
a. Melakukan pemeriksaan pap smear untuk mencari kemungkinan kelainan sitologi sel servik / sel
endometrium.
b. Menilai seberapa jauh involusi uteri.
c. Melakukan pemeriksaan inspekulo, sehingga dapat menilai perlukaan post partum.
d. Mempersiapkan untuk menggunakan metode KB.

2.9 KONSEP ASUHAN KEBIDANAN


Asuhan kebidanan adalah bahan yang diberikan oleh bidan kepada klien yang
penatalaksanaannya dilakukan dengan cara :
a. Bertahap dan sistematis.
b. Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan.

 MANAJEMEN KEBIDANAN MENURUT VARNEY 1997


1. Pengertian
- Proses pemecahan masalah.
- Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah.
- Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkain atau tahapan yang
logis.
- Untuk pengambilan suatu keputusan.
- Yang berfokus pada klien.
2. Langkah-langkah
I. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan
klien secara keseluruhan.
II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau
masalah.
III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya.
IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan
rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang
kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.

BBL
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian terjadi dalam periode
neonatal. Oleh karena itu upaya penelitian kesehatan bayi dimulai dari pemenuhan primer sejak
dalam kandungan, kurang baiknya penanganan BBL akan menyebabkan kelainan-kelainan yang
dapat berakibat fatal bagi bayi misalnya hipotermi pada BBL yang selanjutnya menyebabkan
hipotisemia dan hipoglikemia. Dan yang tak kurang pentingnya adalah pencegahan terhadap infeksi
yang dapat terjadi melalui tali pusat pada waktu memotong tali pusat.
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal adalah periode yang
paling rentan akan banyak hal, seperti infeksi dan pengaturan tubuhnya, terutama pada bayi yang
beratnya rendah saat melahirkan. Sehingga perlu pemberian ASI atau PASI yang mencukupi untuk
membantu bayi dalam keadaan sehat dan menurunkan angka kematian bayi manajemen yang baik
pada waktu masih dalam kandungan selama persalinan, segera sesudah melahirkan dan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah penulis mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan bayi penulis
melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan menerapkan manajemen
kebidanan Varney selama praktek di lapangan.
2. Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian (pengumpulan data)
2. Mengidentifikasi masalah/diagnosa
3. Mengantisipasi masalah potensial
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera

5. Intervensi dan rasionalisasi


6. Implementasi
7. Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan yang dilakukan

C. Metode Penulisan
Studi kepustakaan, praktek langsung, bimbingan dan konsultasi.

D. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan masalah ini dibuat garis besar sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian
B. Ciri-ciri bayi normal
C. Perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir
D. Pemberian Nutrisi Pada Bayi
E. Penatalaksanaan Pada Bayi Baru Lahir
F. Konsep Asuhan Kebidanan
BAB III TINJAUAN KASUS
I. Pengumpulan Data
II. Identifikasi Masalah/Diagnosa
III. Masalah Potensial
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
V. Intervensi
VI. Evaluasi
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan berat lahir
2.500 gram sampai 4000 gram.
(Sinopsis Obstetri, EGC. Jakarta)

B. Ciri-ciri Bayi Normal


1. BB 2500-4000 gram
2. PB 48-52 cm
3. Lingkar dada 30-38 cm
4. Lingkar kepala 23-35 cm
5. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180x/menit kemudian menurun sampai 120-140
x/menit
6. Pernapasan pada menit pertama kira-kira 180x/menit kemudian menurun setelah tenang
40x/menit
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup terbentuk dan diliputi
vernik caseosa.
8. Rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang atau melewati jari-jari
10. Genetalia labia mayora sudah menutupi labia minora (pada anak perempuan), testis sudah
turun (pada anak laki-laki).
11. Reflek hisap dan menelan baik
12. Reflek suara sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan memeluk.
13. Reflek menggenggam sudah baik.
14. Eliminasi baik urine dan meconium akan keluar 24 jam pertama, meconium berwarna hitam
kecoklatan.

C. Perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir


1. Perubahan metabolisme karbohidrat
2. Perubahan suhu tubuh
Ketika bayi lahir berada pada suhu yang lebih rendah dari suhu di dalam rahim ibu. Apabila
bayi dibiarkan dalam suhu 25°C, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi
dan evaporasi sebanyak 200 kkal/kg BB/menit, sedangkan produksi panas yang dihasilkan
tubuh bayi hanya 1/10nya, sehingga menyebabkan suhu tubuh turun, akibat suhu yang rendah
metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan oksigenpun meningkat.
3. Perubahan Pernapasan
- Selama dalam uterus janin mendapat O2 dari pernapasan gas melalui placenta. Setelah
bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi.
Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah :
a. Tekanan metabolime dan torak sewaktu melalui jalan lahir.
b. Penurunan O2 dan kenaikan CO2 merangsang kemoreseptor yang terletak disinus
karotis.
c. Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permukaan pernapasan.
4. Perubahan sirkulasi
Dengan perkembangan paru mengakibatkan tekanan O 2 naik dan tekanan CO2 menurun,
sehingga menurunkan resistensi pembuluh darah paru sehingga aliran darah meningkat. Hal
ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan ductus arteriosus
menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena umbilicalis kemudian tali pusat dipotong aliran
darah dari placenta melalui vena cava inferior dan foramen ovale atrium kiri terhenti, sirkulasi
janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu.
5. Perubahan alat pencernaan, hati, ginjal, alat lainnya mulai berfungsi
Setelah anak lahir harus segera mendapat perawatan dan pengawasan agar tidak terjadi
kelainan-kelainan. Adapun perawatan dan pengawasan bayi meliputi :

a. menghisap lendir
b. Memotong tali pusat
c. Menetesi / memberi salep mata
d. Memberi injeksi Vit K.
e. Mengukur panjang badan dan menimbang berat badan bayi
f. Mengukur lila (lingkar lengan atas), LD (lingkar dada), LK (lingkar kepala)
g. Mengukur suhu tubuh
h. Memandikan setelah 6 jam PP.
Hal-hal yang diwaspadai pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan metode
APGAR. Aspek-aspek yang termasuk APGAR dan harus dinilai dan dicatat
ialah :
Skor
Tanda
0 1 2
1. Appereance/ warna Seluruh tubuh Badan merah, kaki dan Seluruh tubuh kemerah-
kulit biru/putih tangan biru merahan
2. Pulse / Tidak ada < 100 > 100
bunyi jantung
3. Grimace / refleks Tidak ada Perubahan mimik Bersin, batuk menangis
kuat
4. Activity / aktivitas Tidak ada Ekstremitas sedikit Gerakan aktif
fleksi ekstremitas fleksi
5. Respiratory effart Tidak ada Lambat, tidak teratur Menangis keras atau
atau lambat kuat
(Obstetri Fisiologi, UNPAD, 1983)

Dalam merawat bayi kebutuhan yang harus dipenuhi antara lain:


a. Kebutuhan rasa hangat
b. Makanan pokok yaitu ASI
c. Cairan
d. Istirahat dan tidur
e. Udara yang bersih
f. Latihan gerak badan
g. Kasih sayang ibu

h. Perlindungan
i. Kebersihan dan sterilisasi
Kebutuhan diatas bersifat terus menerus selama pertumbuhan dan perkembangan bayi.

D. Pemberian Nutrisi Pada Bayi


1. Kebutuhan energi (kalori)
 110-120 kkal/kg BB selama beberapa bulan pertama kehidupan.
 100 kkal/kg BB pada waktu ia mencapai usia 1 tahun.
2. Kebutuhan cairan
 Hari I : 60 cc/kg BB/hari
 Hari II : 90 cc/kg BB/hari
 Hari III : 120 cc/kg BB/hari
 Hari IV : 150 cc/kg BB/hari
Frekuensi pemberian cairan tergantung pada berat badan bayi :
 Berat badan < 1.250 gr : 24 x/hari  tiap 1 jam
 Berat badan 1.250 gr - < 2.000 gr : 12 x/hari  tiap 2 jam
 Berat badan > 2000 gr = 8x/hari  tiap 3 jam

E. Penatalaksanaan Pada Bayi Baru Lahir


1. Membersihkan jalan nafas sekaligus menilai APGAR score menit pertama dengan cara
menghisap lendir bayi dari mulut dan hidung dengan memutar, jangan lakukan terus menerus
tetapi beri kesempatan pada bayi untuk bernafas. Lakukan penghisapan hingga bayi menangis
keras.
2. Mengeringkan badan bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan kain halus.
3. Memotong dan mengikat tali pusat dengan dibungkus kasa steril (perhatikan teknik aseptik
dan antiseptik)
4. Memperhatikan suhu tubuh bayi dengan dibungkus kain hangat dan tidak memandikan bayi
terlebih dahulu.
5. Mendekatkan bayi ke ibu dan menetekkan segera setelah lahir
6. Membersihkan daerah muka, tangan, lipatan, ketiak, dada, punggung, kaki dengan kapas yang
diberi baby oil (setiap kali usapan kapas harus diganti).
7. Memberikan obat mata untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata dengan menggunakan
salep eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1%. Untuk pencegahan penyakit mata karena klamedia
(penyakit menular seksual).
8. Memberikan injeksi Vit. K.

F. Konsep Asuhan Kebidanan


Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau
klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara:
- Bertahap dan sistematis
- Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan

* Manajemen Kebidanan menurut Varney, 1997


1. Pengertian
 Proses pemecahan masalah
 Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah
 Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis
 Untuk pengambilan suatu keputusan
 Yang berfokus pada klien
2. Langkah-langkah
I. Mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara
keseluruhan
II. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa/masalah.
III. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya
IV. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
V. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
VI. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
VII. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen
proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.
ANAK SAKIT

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Panas tinggi atau demamdapat terjadi pada semua tingkatan umur,dari yang bayi hingga orang lanjut usia
sekalipun.Hal ini tidak lepas dari berbagai kemungkinan masuknya bibit penyakit
kedalam tubuh.Sebab demam pada dasarnya merupakan proses alamiah yang timbul
akibat perlawanan tubuh terhadap masuknya bibit penyakit.Namun demam pada bayi
atau anak balita merupakan kasus yang tidak dapat diabaikan begitu saja,dibutuhkan
perlawanan dan penanganan tersendiri yang sangat jauh berbeda bila dibandingkan
dengan orang dewasa.
Perlakuan dan penanganan yang salah,lambat,dan tidak tepat akan mengakibatkan
terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tubuh balita,bahkan dapat membahayakan
jiwanya.Karena itu,pengetahuan yang lengkap berkaitan dengan demam pada balita wajib dikuasai
dengan baik oleh para orang tua.

1.2 TUJUAN
A. Tujuan umum
Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada anak sakit demam yang menggunakan
pendekatan manajemen Heler Varney,serta mendapatkan pelayanan yang nyata.
B. Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu meleksanakan pengkajian data pada anak demam
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah pada anak demam
3. Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial pada anak demam
4. Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan segera pada anak demam
5. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan kebidanan disertai rasionalisasi dan
intervensi pada anak demam
6. Mahasiswa dapat melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada klien anak demam
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi pada anak demam

1.3 RUANG LINGKUP


Asuhan kebidanan ini dilaksanakan sesuai dengan program dari tempat pendidikan,dan
tempat praktik yang ditujukan adalah BPS WINARNI Manyar-Gresik.

1.4 METODE PENULISAN


1. Sesuai kepustakaan
Penulis mempelajari dan memahami KB IUD dengan membaca literature
2. Praktik langsung
Memberikan asuhan kebidanan pada klien dan melakukan pendekatan pada klien
3. Bimbingan dan asuhan kebidanan
Penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing, baik pembimbing praktik maupun pembimbing
pendidikan

1.1 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistemetika penulisan ini adlah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang dalam penulisan, serta
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang anak dengan demam dan tindakan yang
dilakukan.
BAB III : TINJAUN KASUS
Dalam bab ini dilakukan asuhan kebidanan pada anak dengan demam.

BAB II
TINAUAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR DEMAM


A. Pengertian
Panas tinggi atau demam adalah suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi dari pada
biasanya atau diatas suhu normal.
(Widjaja,2001:1)
Demam merupakan reaksi alamiah dari tubuh manusia dalam usaha melakukan perlawanan terhadap
beragam penyakit yang masuk atau berada di dalam tubuh.
(Widjaja,2001:1)
Demam adalah panas badan (suhu badan lebih tinggi dari pada biasanya karena sakit).
(Ahmad,2003:43)
Demam adalah kenaikan suhu tubuh yang ditandai oleh kenaikan titik ambang regulasi
panas hipotalamus.
(IKA Nelson,1999)

B. Etiologi
 Ada banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan anak balita mengalami demam.
 Biasanya setiap penyebab demam menimbulkan gejala yang berbeda-beda,namun pada
umumnya demam yang di derita anak balita diikuti dengan perubahan sifat dan sikap:
 Menurunnya gairah bermain
 Lesu
 Pandangan mata meredup
 Rewel
 Cengeng atau sering menangis
 Cenderung bermalas-malasan

C. Kategori demam
Secara garis besar ada 2 kategori demam yang seringkali diderita oleh anak balita:
a. Demam non infeksi
 Demam non infeksi adalah demam yang
disebabkan oleh masuknya bibit penyakit kedalam tubuh.
 Dmeam ini timbul karena adanya kelainan pada
tubuh yang dibawa sejak lahir dan tidak ditangani dengan baik.
Contoh:
 Demam yang disebabkan oleh adanya
kelainan degeneratif atau kelainan bawaan pada jantung.
 Demam karena stress
 Demam yang disebabkan oleh adanya
penyakit berat,misalnya:leukemia atau kanker darah.
b. Demam infeksi
 Demam infeksi adalah demam yang disebabkan oleh masuknya
pathogen,misalnya:kuman,bakteri,virus,atau barang kecil lainnya kedalam tubuh.
 Bakteri,kuman,atau virus dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui:
 Melalui makanan
 Udara
 Sentuhan tubuh
 Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan infeksi dan akhirnya mengakibatkan demam
pada anak balita,antara lain:
 Tetanus
 Mumps atau parotitis epidemic
 Morbili atau Measles atau Rubella
 Demam berdarah
 TBC
 Batuk rejan
D. Kejang-kejang karena demam
 Kejang demam/stuip/step adalah suatu kondisi saat tubuh anak sudah tidak dapat menahan
serangan demam pada suhu tertentu.
 Tanda kejang demam:
 Wajah membiru
 Lengan dan kaki tersentak-sentak
 Akibat yang timbul:
 Gerakan mulut dan lidah yang tidak terkontrol dan dapat menyumbat saluran pernapasan.
 Penundaan pertumbuhan jaringan otak dapat menyumbat saluran pernapasan.
 Penundaan pertumbuhan jaringan otak dapat menjadikan anak balita menjadi idiot atau
memiliki tingkat kecerdasan jauh dibawah rata-rata.
 Penanganan kejang demam pada balita dibawah usia 6 bulan:
 Telungkupkan dan palingkan wajahnya ke samping.
 Ganjal perutnya dengan bantal agar tidak teersedak.
 Lepaskan seluruh pakaiannya dan basahi tubuhnya dengan air hangat.
 Bila anak balita muntah,bersihkanlah mulutnya dengan jari.
 Walaupun anak balita telah pulih kondisinya,sebaiknya tetap dibawa ke dokter agar dapat
ditangani lebih lanjut.
 Jangan mengabaikan gejala demam dengan tidak membawanya ke dokter.
 Penanganan kejang demam pada balita usia lebih dari 6 bulan:
Tindakan dan prosedur yang harus dilakukan pada dasarnya sama dengan anak balita yang
berusia dibawah 6 bulan.Perbedaannya pada tindakan yang ditujukan pada mulut anak balita
yaitu harus di ganjal dengan sendok yang sudah di bungkus perban,tujuannya agar lidah tidak
tergigit atau saluran pernapasannya tidak tersumbat.
E. Merawat balita yang menderita demam
 Mengompres.
 Pemberian obat penurun panas.
 Memberikan minum lebih banyak dari pada biasanya.
 Istirahat yang cukup
 Jagalah kesegaran udara di kamarnya.
 Pakaikan balita dengan pakaian yang mudah menyerap keringat.

2.2 KONSEP DASAR MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


A. Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien
yang mempunyai kebutuhan/permasalahan,khususnya dalam bidang BKIA/KB.
B. Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakakn sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,penemuan-
penemuan,keterampilan,dan rangkain atau tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang
berfokus pada klien.
C. Langkah-langkah asuhan kebidanan.
1. Mengumpulkan data.
Tahap ini merupakan langkah yang akan menentukan langkah berikutnya,sehingga
kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menetukan proses interpretasi yang
benar atau tidak dalam tahap selanjutnya. Sehingga dalam pendekatan ini harus meliputi data
subyektif,obyektif,dan hasil pemeriksaan.
a. Data Subyektif
 Identitas: nama,anak,umur,tanggal lahir,jenis kelamin,status anak,serta
identitas ibu dan ayah.
 Alas an kunjungan / keluhan utama.
 Riwayat kehamilan,persalinan,dan nifas yang lalu.
 Riwayat kesehatan: riwayat kesehatan sekarang dan riwayat penyakit
keluarga.
 Pola kebiasaan anak
Pola nutrisi,pola eliminasi,aktivitas,pola tidur,pola hubungan,dan peran pola
kepercayaan
b. Data Obyektif
 Pemeriksaan umum:keadan umum,kesadaran,TTV,BB,TB,lingkar kepala.
 Pemeriksaan
fisik:kepala,muka,mata,hidung,telinga,mulut,leher,dada,perut,lipatan
paha,genitalia,punggung,anus,ekstrimitas atas dan bawah.
2. Menginterpretasikan data untuk meningkatkan diagnosa atau masalah.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
3. Mengidentifikasikan diagnosa/masalah potensial.
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan
diagnosa / masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,bila
memungkinkan dilakukan pencegahan.
4. Menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk di konsultasikan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
5. Menyusun rencana asuhan menyeluruh.
Dalam langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh oleh langkah-langkah
sebelumnya,langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa
yang telah diidentifikasi / diantisipasi.
6. Implementasi.
Pada langkah ke enam ini asuhan rebcana menyeluruh seperti yang telah di uraikan pada
langkah ke lima dilaksanakan secara efisien dan aman.
7. Evaluasi.
Pada langkah ke tujuh ini dilaksanakan evaluasi keefektifan darei asuhan yang sudah
diberikan,meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah yang benar-benar terpenuhi.
Sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah di identifikasikan di dalam diagnosa dan
masalah.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Demam merupakan reaksi alamiah dari tubuh manusia dalam usaha melakukan perlawanan
terhadap beragam penyakit yang masuk atau berada didalam tubuh. Panas tinggi atau demam adalah
suatu kondisi suhu badan lebih tinggi dari pada biasanya atau diatas suhu normal. Banyak sekali faktor
yang dapat menyebabkan demam,biasanya setiap penyebab demam dapat menimbulkan gajala yang
berbeda-beda. Namun pada umumnya demam yang diderita anak balita di ikuti perubahan sikap dan
sifat.
Perlakuan dan penanganan yang salah,lambat,dan tidak tepat akan mengakibatkan
terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tubuh balita,bahkan dapat membahayakan keselamatan
jiwanya. Karena itu,pengetahuan yang lengkap berkaitan dengan demam pada balita wajib di awasi
dengan baik oleh para orang tua.
4.2 SARAN
a. Bagi klien
Untuk mencapai keberhasilan dalam asuhan kebidanan pada anak sakit,maka diperlukan
kerjasama yang baik dengan ibu dan klien untuk memecahkan masalah.
b. Bagi petugas
Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan meningkatkan peran bidan dalam
tugasnya sebagai pelaksana pelayanan pada asuhan kebidanan pada anak sakit.
c. Bagi pendidikan
Untuk memperhatikan penulisan,agar tersusun sebuah tugas atau makalah yang baik dan benar.

ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI “A” UMUR 10 BULAN DENGAN DIARE
DI PUSKESMAS KEDURUS
SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di
Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 per seribu penduduk setahunnya. Dengan
upaya yang sekarang telah dilaksanakan, angka kematian di rumah sakit dapat ditekan menjadi kurang dari
3%.
(Ika, 1998 hal 283)
Diare merupakan “plesetan” dan bahasa kedokteran, diarrhoe. Hingga kini diare menjadi child
killer (pembunuh anak-anak) peringkat pertama di Indonesia. Menurut survei kesehatan Rumah Tangga,
Departemen Kesehatan RI tahun 1996, 12% penyebab kematian adalah diare. Disebutkan, akibat diare, dari
1.000 bayi, 70 bayi meninggal dunia sebelum merayakan ulang tahunnya yang pertama. Statistik
menunjukkan bahwa setiap tahun diare menyerang 50 juta penduduk Indonesia, dan dari 2/3 nya adalah
balita dengan korban sekitar 600.000 jiwa.
(MC Widjaja, 2002, hal 1)
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek lapangan di puskesmas diharapkan mahasiswa dapat
memberikan asuhan kebidanan pada anak dengan diare.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data
2. Memberikan analisa data untuk menentukan diagnosa
3. Mengidentifikasi diagnosa potensial
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera
5. Menyusun rencana askeb berdasarkan diagnosa
6. Melaksanakan askeb sesuai rencana yang dibuat
7. Mengevaluasi hasil askeb yang telah dilaksanakan

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Diare


2.1.1.Pengertian Diare
Diare adalah buang air encer lebih dari empat kali sehari, baik disertai lendir dan darah
maupun tidak
(MC Widjaja, 2002, hal 1)
Menurut Hippocrates mendefinisikan diare sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal
dan cair. Di bagian ilmu kesehatan anak FKUI / RSCM, diare diartikan sebagai buang air
besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi buang air besar
sudah lebih dari 4 kali, perhari, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak,
bila frekuensinya lebih dari 3 kali perhari.
(Ika, 1998, hal 283)

2.1.2.Penyebab

21
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral yaitu infekti saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak.
Infeksi enteral ini meliputi :
- Infeksi bakteri : E coli, salmonella, shigella, vibria cholerae
- Infeksi virus : entervirus dan adenovirus
- Infeksi parasit : cacing (ascaris), protozoa (trichomonas hominis), jamur
(candida algicans)
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti :
Tonsilofaringitis (radang tonsil), radang tenggorokan. Keadaan ini terutama
terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.
2. Faktor Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat (disakarida, monosakarida)
Pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula menyebabkan
diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah
perut.
b. Malabsorbsi lemak
Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trglyserida. Dengan bantuan kelenjar
lipase mengubah lemak menjadi micelles yang siap diabsorbsi usus. Jika tidak ada
lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat terjadi. Gejalanya adalah
tinja mengandung lemak.
c. Metabolisme protein
3. Faktor makanan
Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun,
mentah (sayuran), dan kurang matang.
4. Faktor psikologis
Rasa takut, cemas dan tegang, walaupun jarang jika terjadi pada anak dapat
menyebabkan diare kronis.

2.1.3.Jenis Diare
1. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu. Penyebabnya sebagai berikut :
a. gangguan jasad renik / bakteri yang masuk ke dalam usus halus setelah melewati
berbagai rintangan asam lambung.
b. Jasad renik yang berkembang pesat di dalam usus halus.
c. Racun yang dikeluarkan oleh bakteri.
d. Kelebihan cairan usus akibat racun.
2. Diare kronis atau menahun atau presisten.
Pada diare kronis kejadiannya lebih kompleks. Diare kronis atau menetap yang
berakhir 14 hari atau lebih lama karena :
a. Gangguan bakteri jamur dan parasit
b. Malabsorbsi kalori dan lemak
c. Gejala-gejala sisa karena cedera usus oleh setiap enteropatogen pasca infeksi akut.

2.1.4.Patofisiologis
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :
1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan
keseimbangan asam basa.
2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan.
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah.

2.1.5.Gejala
1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan pun meninggi.
2. Tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah.
3. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu.
4. Anus lecet
5. Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang.
6. Muntah sebelum dan sesudah diare.
7. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
8. Dehidrasi (kekurangan cairan)

2.2. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan


Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan / permasalahan khususnya dalam bidang persalinan.

2.2.1. Mengumpulkan Data yang Dibutuhkan


2.2.1.1. Data subyektif
1. Identitas
2. Keluhan utama / alasan kunjungan
Anak buang air benar berapa kali perhari dan encer ya atau tidak
3. Riwayat penyakit sekarang atau yang pernah diderita
4. Riwayat penyakit keluarga
5. Pola aktivitas sehari-hari
2.2.1.2. Dara obyektif
1. Pemeriksaan umur
Keadaan umum, TTV, BB
2. Pemeriksaan fisik

2.2.2. Menginterpretasikan Data yang Mengidentifikasi Diagnosa / Masalah


Pada langkah ini dilakukan identifikasi diagnosa / masalah berdasarkan interpretasi yang
benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

2.2.3. Mengidetifikasi Diagnosa / Masalah Potensial


Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa / masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan.

2.2.4. Menetapkan Kebutuhan Segera


Mengidentifikasi perlunya tindakan oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau
ditanda tangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.
2.2.5. Menyusun Asuhan yang Menyeluruh
Dalam rangka ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau
diagnosa yang telah diidentifikasikan dan diantisipasi.

2.2.6. Implementasi
Pada langkah ini rencanakan asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada ke-5
dilaksanakan secara efisien dan aman.

2.2.7. Evaluasi
Keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan sebagaimana telah diidentifikasikan di dalam diagnosa dan masalah

BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
A. Data Subyetif
1. Identitas
Nama anak : By A
Umur anak : 10 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
No. Reg : -
Nama Ibu : Ny. M Nama ayah : Tn. S
Umur : 24 tahun Umur : 23 tahun
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : swasta
Alamat : Kebraon Alamat : Kebraon
RTII/RW10 Sby RTII/RW10 Sby

2. Keluhan utama / Alasan kunjungan


Ibu mengatakan anak berak encer lebih dari 4 kali dalam sehari sudah berlangsung selama
1 hari.
3. Riwayat penyakit sekarang atau yang pernah diderita
Ibu mengatakan anak tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit diabetes, asma,
jantung.
4. Riwayat Penyakit keluarga
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit seperti
diabetes, asma, jantung, hipertensi dan tidak ada keturunan kembar.

5. Pola aktivitas sehari-hari


a. Pola nutrisi
Ibu klien mengatakan anak makan 3 kali / hari, dengan porsi sedang (nasi, lauk, sayur)
dan masih minum ASI serta minum susu formula.
b. Pola aktivitas
Ibu klien mengatakan aktivitas anaknya sedang belajar berdiri
c. Pola eliminasi
Ibu mengatakan bahwa sebelum sakit anak BAB 1-2 x / hari konsistensi lunak dan
BAK 4-5 x / hari.
Pada saat sakit anak BAB 4 x / hari konsistensi encer dan BAK 4-5x / hari.
d. Pola istirahat
Ibu mengatakan bahwa anaknya tidur siang + 1-2 jam / hari dan tidur malam + 8-9 jam
/ hari.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umur
a. Keadaan umm : baik
b. Suhu : 365 0C
c. Pernafasan : 32 x / menit
d. BB : 9 kg
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Bersih
b. Mata : Simetris, tidak incterus
c. Telinga : Simetris
d. Mulut : tidak ada stomatitis
e. Hidung : Bersih
f. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis
g. Dada : Simetris
h. Ekstrimitas : Normal, Simetris, lengkap
i. Genetalia : Normal

7
3.2. Interpretasi Data / Diagnosa
DX : Bayi umur 10 bulan dengan diare
DS : Ibu mengatakan anaknya berak encer 4 kali dalam sehari dan sudah berlangsung
selama 1 hari
DO : Keadaan umum : baik
S : 365 0C HR : 32X / menit
BB : 9 kg

3.3. Antisipasi Masalah Potensial


Potensial terjadi dehidrasi

3.4. Identifikasi Kebutuhan Segera


Tidak ada

3.5. Intervensi
Hari / Tanggal : Senin, 12 Maret 2007 Jam : 08.00

1. Lakukan pendekatan teraupetik pada klien dan ibu


R : Menjalin kerjasama antara klien dengan petugas kesehatan

2. Observasi KU dan TTV


R : deteksi dini adanya komplikasi
3. Berikan HE tentang
- Personal Hygiene – Kebersihan lingkungan
- Nutrisi - Istirahat
R : Diharapkan anak mendapatkan nutrisi, yang baik serta dapat terhindar dari diare
4. Kolaborasi dengan dokter untuk mendapatkan therapy
R : Untuk mendapatkan hasil yang optimal.
5. Anjurkan kepada ibu untuk memberi minum yang banyak
R : diharapkan terhindar dari dehidrasi
3.6. Implementasi
1. Melakukan pendekatan teraupetik pada ibu
2. Obervasi KU dan TTV
3. S : 365 0C BB : 9 kg
HR : 32 x / menit
4. Kolaborasi dengan dokter untuk mendapatkan therapy
- Oralit 2 x ½ bungkus
- Cotrim 450 mg / hari (2 x 225 mg)
5. Menganjurkan kepada ibu untuk memberi minum yang banyak.

3.7. Evaluasi
S : Ibu mengatakan sudah mengerti apa yang dijelaskan oleh petugas
O : Ku bayi : baik
TTV : S : 365 0C
HR : 32 x / menit
BB : 9 kg
A : Bayi umur 10 bulan dengan diare
P : Rencana dilanjutkan

ANAK SEHAT
ASUHAN KEBIDANAN
PADA An. “N “UMUR 25 HARI
DENGAN IMUNISASI BCG
DI BPS WINARNI MANYA - GRESIK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di indonesia program imunisasi sudah terorganisasi sejak tahun 1956 yang di laksanakan di pulau jawa
untuk mencegah penyakit cacar, dewasa ini angka kesakitan dan kematian bayi dan
anak-anak cukup tinggi akibat serangan menular padahal penyakit-penyakit ini dapat
di cegah dengan pemberian imunisasi, maka bayi akan mendapat kekebalan dan daya
tahan tubuh yang meningkat. Kekebalan di bagi menjadi 2, yaitu kekebalan aktif dan
kekebalan pasif.kekebalan aktif adalah kekebalan yang oleh bayi yang pernah
mendapat serangan penyakit dan secara alamiah tubuh memebentuk antibody.
Sedangkan kekebalan pasif adalah kekebalan yang di dapat oleh bayi / anak yang di beri zat, dan pada saat
masih di dalam kandungan ia juga mendapat zat antibody dari ibunya melalui
plasenta.
1.1 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah penulis mempelajari tentang asuhan kebidanan untuk imunisasi BCG, maka
diharapkan penulis dapat melaksanakan asuhan kebidanan tersebut selama praktik di lapangan.
1.2.2 Tujuan Khusus
8. Mahasiswa mampu meleksanakan pengkajian data pada klien akseptor KB.
9. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah pada akseptor KB.
10. Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial pada akseptor KB.
11. Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan segera pada akseptor KB.
12. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan kebidanan disertai rasionalisasi dan
intervensi pada klien akseptor KB.
13. Mahasiswa dapat melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada klien akseptor KB.
14. Mahasiswa mampu mengevaluasi pada klien akseptor KB.

1.3 MANFAAT PENELITIAN


1.3.1 Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan dan mendeteksi secara dini permasalahan serta melakukan
pemeriksaan / pencegahan dan tindakan dengan memberikan perawatan dan rujukan.
1.3.2 Bagi Klien
Agar klien mengetahui dan memahami perubahan dan masalah yang akan terjadi.
1.3.3 Bagi Pendidikan
Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa Akademi Kebidanan dalam hal yang
berhubungan dengan imunisasi.

1.4 PELAKSANAAN
Pelaksanaan praktik lapangan dilakukan pada tanggal 10 Desember – 29 Desember 2007 di BPS
WINARNI Manyar – Gresik.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR IMUNISASI


Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit.
Imunisasi adalah sengaja memasukkan vaksin dan mikroba hidup yang sudah dilemahkan.
(Mencegah dan Mengatasi Demam pada balita : 25)

2.2 TUJUAN
- Melindungi tubuh bayi dan anak dari penyakit menular yang dapat membahayakan bagi ibu dan
anak.
- Memberikan kekebalan pada tubuh bayi dan anak terhadap penyakit seperti : Dipteri, Polio, TBC,
Tetanus, Pertusis, Campak, dll.

2.3 MACAM-MACAM IMUNISASI


a. Kekebalan aktif
Alamiah : kekebalan yang terbentuk secara aktif oleh tubuh sendiri setelah sembuh dari sakit
Buatan : tubuh akan membuat kekebalan setelah memperoleh vaksin
 Imunisasi pasif terjadi melalui perpindahan antibody transplasenta pada janin, yang
memberikan proteksi terhadap beberapa penyakit selama 3-6 bulan pertama kehidupan
b. Kekebalan pasif
Alamiah : kekebalan yang terbentuk sejak lahir yang diperoleh dari ibunya semenjak dalam
kandungan secara transparan
(kekebalan ini tidak belangsung lama selama < 5 bulan setelah anak lahir)
Buatan : kekebalan yang diperoleh setelah mendapatkan zat kebal berasal dari sinum, ATS /
ADS

 Prinsip dasar imunisai


1. Pada dasarnya tubuh akan menolaj antigen (kuman, bakteri, virus, parasit, racun).
Jika memasuki tubuh, tubuh akan menolak dan membuat antibody atau antitoksin)
2. Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen berlangsung lambat dan lemah, sehingga
tidak cukup kuat melawan antigen
3. Pada reaksi nerikutnya tubuh sudah mengenali jenis antigen tersebut
4. Imunisasi diberikan dalam rangka memperkenalkan berbagai antigen agar cepat
direspon oleh tubuh, sehingga tubuh sudah mengenal betul zat antigen yang harus di
lawan
5. Sesudah beberapa lama, pemberian imunisasi zat anti untuk melawan antiegen akan
menurun atau hilang
6. Zat antigen dibuat di hati, limfe, kelenjar getah bening.
(Widjaja, 2002)

2.4 KEADAAN TUBUH SEWAKTU IMUNISASI


Sewaktu imunisasi hendaknya tubuh tidak boleh dalam keadaan sakit, karena hal ini akan
mengakibatkan daya untuk membuat zat antibody rendah.

2.5 CARA DAN TEKNIK VAKSINASI


1. BCG
- Cara penyuntikan : Intracutan (IC).
- Lokasi : 1/3 lengan atas sebelah kanan.
- Dosis : - 0,05 ml, untuk usia kurang dari 14 bulan.
- 0,1 ml, untuk usia lebih dari 14 bulan.
- Pemberian : 1x
2. DPT
- Cara pemberian : Intracutan (IC).
- Dosis : 0,5 ml.
- Lokasi : 1/3 paha tas bagian luar.
- Pemberian : 3x.
3. Polio
- Cara pemnerian : diteteskan di bawah lidah.
- Dosis : 2 tetes.
- Pemberian : 3x.
4. Morbili
- Cara pemberian : Subcutan (SC), atau Intracutan (IC).
- Dosis : 0,5 ml.
- Lokasi : 1/3 lengan bagian atas.
5. Typhus
- Cara pemberian : Subcutan (SC).
- Dosis : 0,5 ml.
- Lokasi : 1/3 lengan bagian atas.
6. Hepatitis
- Cara pemberian : Subcutan (SC).
- Dosis : 0,5 ml

2.6 KONTRA INDIKASI, EFEK SAMPING, DAN JADWAL PEMBERIAN


1. Kontra indikasi
a. Sedang sakit.
b. Dalam masa tunas suatu penyakit.
c. Defisiensi imunologi.
2. Efek samping
a. Nyeri pada bekas suntikan.
b. Suhu badan naik (pada DPT).
c. Diare pada vaksin Polio.
d. Timbul bisul kecil (pada BCG).
3. Jadwal pemberian
a. BCG : 1x, usia 0-11 bulan.
b. DPT : 3x, Interval 4 minggu, usia 2-11 bulan.
c. Polio : 4x, Interval 4 minggu, usia 0-11 bulan.
d. Campak : 1x, usia 9-11 bulan.
e. Hepatitis B: 3x, Interval 4 minggu, usia 0-11 bulan.

2.7 VAKSIN BCG (Bacillus Coolmit Guanine)


Vaksin BCG diberikan untuk mencegah penyakit TBC, dan di Indonesia vaksinasi BCG
di anjurkan agar di berikan pada usia 0-11 bulan cukup 1 dosis 0,05 ml secara Intracutan atau di bawah
kulit. Biasanya 1 minggu setelah penyuntikan akan timbul bisul kecil, anjurkan pada orang tua bayi
untuk tidak mengobati bisul tersebut karena merupakan efek samping dan tanda bahwa imunisasi BCG
tersebut telah berhasil.

2.8 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN IMUNISASI


1. Sistem pendingin
Yaitu system penyimpanan dan distribusi vaksin sebagai potensi vaksin dapat memenuhi syarat
secara continue dari produsen sampai tempat pelaksanaan imunisasi / vaksinasi.
2. Penyimpanan vaksin
Dalam lemari es dan kamar pendingin yang harus di perhatikan jika vaksin di simpan dalam
lemari es adalah :
- Vaksin di letakkan pada rak paling dalam sehingga pengaruh udara luar dapat di minimalkan.
- Vaksin jangan di letakkan pada lemari es, karena suhunya tinggi.
- Termometer harus tetap di letakkan pada lemari es untuk mengoreksi suhunya.
3. Pengiriman vaksin
Yang lazim di gunakan pada waktu pengiriman vaksin adalah termos cold box dan pengangkutan
dalam jumlah besar pada cold truck dengan volume paling sedikit 1/3 dari volumenya.

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Imunisasi


Imunisasi adalah sengaja memasukkan vaksin yang mikro hidup yang sudah dilemahkan
Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit
Vaksin adalah suatu suspensi mikroorganisme hidup yang dilemahkan atau mati atau bagian antigenic
agen ini yang diberikan pada hospes potensial untuk menginduksi imunitas dan
mencegah penyakit
2.2. Tujuan
1. Melindungi tubuh bayi dan anak dari penyakit menular yang dapat membahayakan bagi ibu dan
anak
2. Memberikan kekebalan pada tubuh bayi dana nak terhadap penyakit seperti : dipteri, polio,
TBC, tetanus, pertusi, campak dan lain-lain

2.3. Prinsip Dasar Imunisasi


1. Pada dasarnya tubuh akan menolak antiogen (kuman, bakteri, virus, parasit, racun) jika
memasuki tubuh, tubuh akan menolak dan membuat antibody atau antitoksin
2. Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen berlangsung lambat dan lemah sehingga tidak cukup
kuat melawan antigen
3. Pada reaksi berikutnya tubuh sudah mengenai jenis antigen tersebut
4. Imunisasi diberikan dalam rangka meperkenalkan berbagai antigen, agar cepat direspon oleh
tubuh, sehingga tubuh sudah mengenal betul zat antigen yang harus dilawan
5. Sesudah beberapa lama, pemberian imunisasi zat anti untuk melawan antigen akan menurun
atau hilang
6. Zat anti dibuat dihati, limfa, kelenjar timus dan kelenjar getah bening

2.4. Macam-macam Imunisasi


1. Imunisasi aktif
Adalah kekebalan yang dibentuk tubuh anak secara aktif dimana tubuh itu sendiri ikut
menyelenggarakna pembentukan anti body. Imunisasi aktif dibagi dua yaitu :
a. Alami : kekebalan yang terbentuk setelah tubuh mengalami penyakit menular
tertentu misalnya campak
b. Buatan : kekebalan yang terbentuk setelah dengan sengaja memasukkan vaksin ke
dalam tubuh, misalnya DPT, Polio, BCG
2. Imunisasi Pasif
Adalah kekeblan yang terbentuk setelah tubuh menerima zat antibody dari luar. Imunisasi pasif
dibagi 2 macam :
a. Alami : kekebalan yang terbentuk setelah tubuh mengalami penyakit menular
tertentu misalnya campak
b. Buatan : kekebalan yang terbentuk setelah dengan sengaja memasukkan vaksin ke
dalam tubuh, misalnya DPT, Polio, BCG

2.5. Tujuan Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi


1. Poliomyelitis (kelumpuhan)
2. Campak (measles)
3. Difteri (indrak)
4. Pertusis (batuk kejan 1 batuk seratus hari)
5. Tetanus
6. Tubercolusis (TBC)
7. Hepatitis B

2.6. Cara dan Teknik Vaksinasi


1. BCG
 Cara penyuntikan intra cutan
 Lokasi : lengan atas kanan
* Dosis : - 0,05 ml untuk usia kurang dari 14 bulan
- 0,1 ml untuk usia lebih dari 14 tahun
- 0,05 ml untuk usia 0 – 2 bulan
 pemberian 1 kali
2. DPT
 Cara pemberian IM
 Dosis 0,5 ml
 Lokasi : paha atas
 Lokasi pemberian 3 kali
3. Polio
 Cara pemberian diteteskan dibawah lidah
 Dosis : 2 tetes
 Banyak pemberian 4 kali
4. Morbili
 Cara pemberian : sub cutan (SC) atau intra cutan (IC)
 Dosis : 0,5 ml
 Banyak penyuntikan : lengan atas
5. Thypus
 Cara pemberian : sub cutan (SC)
 Dosis : 0,5 ml
 Lokasi : lengan atas
6. Hepatitis
 Tempat penyuntikan lateral paha
 Dosis : 0,5 ml

2.7. Bahan-bahan untuk Membuat Vaksin


Vaksin dibuat dilaboratorium berasal dari bibit penyakit tertentu yang dapat menimbulkan penyakit tetapi
kemudian bibit penyakit ini dilemahkan atau dimatikan sehingga tidak berbahaya bagi
manusia
- Ada yang dapat dibuat dari bibit penyakit yang sudah dimatikan
Contohnya : bacteri pertusis dalam vaksin DPT
- Ada yang dibuat dari bibit penyakit hidup yang sudah dilemahkan
Contoh : * virus campak dalam vaksin campak
* virus polio dalam vaksin polio
* virus calmette guerin dalam vaksin BCG
- Ada yang dibuat dari toxin (racun) yang dihasilkan oleh bakteri kemudian
diubah menjadi toxoid sehingga tidak berbahaya bagi manusia
Contohnya : * Tetanus toxid dalam vaksin TT
* Difteri tetanus dalam vaksin DPT atau DT
- Ada yang dibuat dari hasil bateknologi rekayasa genetika
Contohnya : vaksin hepatitis B recombinan (rekayasa genetika)

2.8. Kontra Indikasi dan Efek Samping


1. Kontra indikasi
a. Sedang sakit
b. Dalam masa tunas suatu penyakit
c. Defisiensi imunologi
2. Efek samping
a. Nyeri pada tempat penyuntikan
b. Suhu badan naik pada DPT
c. Diare pada vaksin polio

2.9. Vaksin Polio Melitis


1. Penjelasan penyakit
Poliomelitis ialah menyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh virus polio yaitu tipe I,
II, III, IV, virus polio akan merusak bagian anterior (bagian muka) susunan saraf pusat tulang
belakang, penyakit ini banyak ditemukan di negara berkembang.
Gejala penyakit ini sangat bervariasi, dari gejala ringan sampai timbul kelumpuhan,
bahkan mungkin kematian. Gejala yang umum dan mudah dikenal ialah anak mendadak menjadi
lumpuh pada salah satu anggota gerakannya setelah ia menderita demam selama 2 – 5 hari.
Mungkin anak akan meninggal, penyakit ini dapat menular langsung lewat makanan
2. Vaksin dan Jenis Vaksin
Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomeilitis,
terdapat 2 jenis vaksin dalam peredaran yang masing-masing mengandung virus polio tipe I, II,
III yaitu :
a. Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II, III yang sudah dimatikan (vaksin salk),
cara pemberian dengan penyuntikan
b. Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II dan III yang masih hidup tetapi telah
dilemahkan (vaksin sabin), cara pemberian melalui mulut dalam bentuk pil atau cairan
Cara pemberian diteteskan dibawah lidah / mulut oleh karena itu dikenal dengan istilah
TOPV (trivalent oral polio vaksin), dosisi pemberian 2 tetes
Pemberian vaksin polio sabin ini dapat dilakukan bersama-sama dengan imunisasi
BCG, DPT, atau campak. Di Indonesia yang paling lazim digunakan ialah polio sabin
3. Cara imunisasi
Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari dan selanjutnya setiap 4-6
minggu pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT
bagi bayi yang sedang menetek Asi tidak berpengaruh terhadap vaksin polio.
4. Kekebalan
Daya proteksi vaksi polio sangat baik yaitu 95%-100%
5. Reaksi Imunisasi
Biasanya tidak ada mungkin pada bayi akan terdapat bercak-bercak ringan
6. Efeks Samping
Tidak ada bila mungkin berupa kelumpuhan anggota gerak apda penyakit polio
sebenarnya.
7. Kontra Indikasi
 Pada anak dengan diare berat atua yang sedang sakit parah
 Gangguan kekebalan (definisi umum)
 Pada anak dengan penyakit batuk, pilek, demam, diare ringan imunissai polio
dapatdiberikan seperti biasanya.

2.10. Persyaratan pemberian Vaksin


1. Pada bayi dan anak yang sehat, tidak boleh diberikan pada mereka yang
 Sakit keras
 Dalam masa tunas suatu penyakit
 Keadaan fisik yang lemah
 Mendapat pengobatan dengan kortikastreroid
2. Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat masa kadaluwarsa
3. Dengan tekhnik pemberian yang tepat
4. Mengetahui jadwal vaksinasi dengan melihat umur dan jenis uminisasi yang tepat
5. Jenis vaksin yang dimaksud
6. Mempertahankan dosis yang harus diberikan

2.11. Konsep Dasar BCG, Hepatitis B, DPT dan Campak


2.11.1. BCG
1. Pengertian
BCG merupakan vaksin untuk inokulasi secara profilaksis anak-anak terhadap
tuberculosis, diperoleh dari bacil tuberculosis lembuh yang hidup setelah ditandur ulang
beberap tahun dalam biakan empedu lembu giserin sehingga viruslensinya sangat
berkurang
2. Tujuan
Tujuan diberikan imunisasi untuk memberikan kekebalan atau melindungi anak
terhadap penyakit tuberculosis (TBC)
3. Dosis, jumlah suntikan dan waktu pemberian serta efek samping BCG
Dosis
 Umur : 0 – 11 bulan
 Dosis : 0,05 cc
 Cara : Suntikan intrakutan, tepatnya di insertio
musculus deitodeus kanan
 Jumlah suntikan : 1 kali
- Efek Samping
 Reaksi normal
Bacteri BCG ditubuh bekerja dengan sanagt lambat. Setelah 2 minggu akan
terjadi pembengkakan kecil merah di tempat penyuntikan dengan garis tengah
10 mm. Setelah 2-3 minggu kemudian pembengkakanmenjadi abseds kecil
yang kemudian menjdi luka dengan garis tengan 10 mm
 Reaksi berat
Kadang-kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang
lebih dalam
Kadang-kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar limfe pada leher atau
ketiak ini mungkin disebabkan keselahan penyuntikan yang terlalu dalam
dibawah kulit, mungkin juga disebabkan dosisi yang diberikan terlalu tinggi
 Reaksi yang lebih cepat
Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap tuberculosis, proses
pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu. Ini berarti aank
sudah mendapat imunisasi BCG atau kemungkinan anak tersebut telah
terinfeksi TBC
Hepatitis B
1. Pengertian
Hepatitis B merupakan bibit penyakit yang disebabkan oleh virus. Hepatitis B ini
penularan penyakitnya dapat terjadi meliputi mendapat tranfusi darah yang tidak
diskrin untuk HbaHG (N)
2. Tujuan
Imunisasi Hepatitis B bertujuan untuk menghindarkan balita terkena penyakit
lever
3. Gejala dari hepatitis B
 Demam
 Mata kekuningan
 Badan lemah
 Mual muntah
 Dan tidak ada nafsu makan
Biasanya penderita akan meninggal dalam beberapa bulan atau beberapa tahun
kemudian
4. Dosis, selang waktu pemberian dan efek samping dari vaksin Hepatitis B
 Umur : Mulai 0 bulan untuk bayi yang dilahirkan dirumah sakit
Mulai 2 bulan untuk bayi yang dating ke posyandu /
puskesmas
 Dosisi : 0,5 cc / pemberian
 Cara : Suntikan intramuskuler pada paha bagian luar
 Csuntikan: 3 kali
 Selang waktu pemberian : tiga dosis, dengan jarak antar suntikan 1 bulan dan
5 bulan
 Efek samping : umumnya tidak ada

2.11.2. DPT
1. Pengertian
Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, pertusis
merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman Hemophilus pertusis.
Sedangkan tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh clostridium tetani.
2. Tujuan
Bertujuan membentuk kekebalan tubuh balita terhadap serangan tiga jenis
penyakit yaitu difteria, pertusis dan tetanus
3. Dosis jumlah suntikan dan selang waktu pemberian serta efek samping vaksin
DPT
- Dosis
 Umur : 2 – 11 bulan
 Dosis : 0,5 cc
 Cara : intra muskuler / sub kutan dalam jumlah
suntikan 3 kali
- Selang waktu pemberian
Minimal 4 minggu (sama seperti pemberian polio) tunggu paling cepat 4
minggu antara dua suntikan, kalau tida kkekebalan yang dihasilkan kurang
baik
Tidak perlu mengulang DPT 1 bila ada kelambatan pemberian DPT 2
- Efek samping vaksin DPT
 Panas
Kebanyakan anak menderita panas pada sore hari setelah mendapat
imunisasi DPT, tetapi panas ini akan sembuh dalam 1 – 2 hari
Bila panas yang timbul lebih dari 1 hari sesudah pemberian DPT
bukanlah disebabkan oleh vaksin DPT, mungkin ada infeksi lain yang
perlu diteliti lebih lanjut
Berikan 1 tablet antipiretik dan bila anak panas tinggi (lebih dari 39 oC)
beri ¼ tablet yang dihancurkan dengan sedikit air
 Rasa sakit didaerah suntikan
Sebagain anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak di tempat
suntikan. Hal ini perlu diberitahukan kepada ibu sesudah imunisasi serta
meyakinkan ibu bahwa keadaan itu tidak berbahaya dan tidak perlu
pengobatan
 Peradangan
Bila pembengkakan sakit terjadi seminggu atau lebih sesudah imunisasi
maka hal ini mungkin disebabkan peradangan
Hal ini mungkin sebagai akibat dari :
Jarum suntik tidak steril karena
 Jarum tersentuh tangan
 Sebelum dipakai menyuntik jarus diletakkan diatas tempat yang
tidak steril
 Sterilisasi kurang lama
 Lain-lain pencemaran oleh kuman
 Reaksi yang jarang terjadi, reaksi ini disebabkan oleh komponen dari
vaksin DPT
Karena cukup berat maka anak yang pernah mendapat reaksi ini tidak
boleh vaksin DPT lagi dan sebagai gantinya diberi DT saja dosisi Dt
sama dengan DPT yaitu 0,5 cc setiap kali pemberian

2.1.1.2 Polio
1. Pengertian
Polio ialah penyakit kelumpuhan yang sering menyerang anak dan disebabkna
oleh infeksi virus.
2. Tujuan diberikan Polio
Imunisasi bertujuan membentuk kekebalan tubuh balita terhadap virus polio
3. Dosis, selang waktu pemberian dan efek samping dari polio
 Dosis
- Umur : 0 – 11 bulan
- Dosisi : 2 tetes setiap kali pemberian (lihat petunjuk)
- Cara : meneteskan kedalam mulut
 Selang waktu pemberian
Berikan 4x dengan jarak minimal 4 minggu, tunggu paling cepat 4 minggu
jarak antara pemberian 1 dan berikutnya
Kalau tidak kekebalan yang dihasilkan kurang baik
 Efek samping vaksin polio : umumnya tidak ada
Bila anak diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan baik karena
ada gangguan penyerapan vaksin oleh usus akibat diare berat. Vaksin akan
tetap diberikan, kemudian dicoba mengulangi lagi 4 minggu setelah
pemberian polio

2.11.3. Campak
Pengertian
Campak ialah penyakit dengan akut disebabkan virus, dimulai dengan demam,
radang kataral selaput lendir, kemudian timbul erupsi makulopapula yang
berwarna merah diikuti dekuamasi.

Tujuan
Pemberian imunisasi bertujuan membentuk kekebalan tubuh balita terhadap
serangan tiga jenis penyakit yaitu morbili, mumps dan rubella
Dosis, jumlah suntikan dan waktu pemberian serta efek samping dari vaksinasi campak
Umur : 9 bulan
Pada umunya imunisasi pada bayi yang berumur kurang dari
9 bulan tidak menghasilkan kekebalan yang baik akrena
gangguan dari antibody
(kekebalan) yang dibawah sejak lahir diperoleh dari ibunya
sewaktu bayi dalam kendungan.
Dosis : 0,5 cc
Cara : suntikan secara subkutan baisanya dilengan
kiri bagian atas
 suntikan : 1 kali
Dapat diberikan bersamaan dengan pemberian vaksin yang
lain, tetapi tidak dicampung dalam satu semprit
Efek samping vaksim campak : penas dan kemaran.
Anak-anak mungkin panas selama 1 – 3 hari setelah satu minggu
penyuntikan. Kadang-kadang disertai kemerahan seperti penderita campak
ringan.

2.12. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan imunisasi


1. Sistem pendingin
Yaitu system penyimpangan dan distribusi vaksin sehingga potensi vaksin dapat memenuhi
syarat secara kontinyu dari produsen sampai tempat pelaksanaan imunisasi vaksin
2. Penyimpanan vaksin
Dalam lemari es dan kamar pendeingin, yang harus diperhatiakn jika vaksin disimpan dalam
lemari es adalah sebagai sebagai berikut :
 Vaksin diletakkan pada rak paling dalam, sehingga pengaruh udara luas dapat diminimalkan
 Vaksin jangan diletakkan pada lemari es, karena suhunya tinggi
 Termometer harus tetap diletakkan pada lemari es untuk mengoreksi suhunya
3. Pengiriman vaksin
Yang lazim digunakan pada waktu pengiriman vaksinm adalah termos cold box dan
pengangkatan dalam jumlah besar cold truk dengan volume es paling sedikit 1/3 dari volumenya.

Anda mungkin juga menyukai