Persiapan Praktek Ya
Persiapan Praktek Ya
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal.
b. Tujuan Khusus
- Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data pada ibu hamil normal
- Mahasiswa mampu melalakukan analisa data untuk menentukan diagnosa
- Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial
- Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera
- Mahasiswa mampu menyusun rencana askeb berdasarkan diagnosa
- Mahasiswa mampu melaksanakan askeb sesuai rencana yang dibuat
- Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil askeb yang telah dilaksanakan
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah memeriksakan pembelajaran praktek klinik mahasiswa dapat menerapkan dan
mengembangkan pola pikir secara ilmiah dalam proses asuhan kebidanan pada ibu hamil
fisiologis dengan manajement kebidanan penulis dapat menghubungkan antara teori dan
praktek untuk memberikan pelayanan yang tepat dan optimal, terhadap pasien mengenai
pemeriksaan kehamilan sesuai dengan petugas dan tugas wewenang bidan
1.2.2 Tujuan khusus
Setelah melaksanakan praktek klinik mahasiswa diharapkan mampu :
a. Melakukan pengkajian data pada ibu hamil fisiologis
b. Menganalisa data /diagnosa pada ibu hamil fisiologis
c. Menguidentifikasi masalah dengan diagnosa potensial pada ibu hamil fisiologis
d. Mengevaluasi dari tindakan yang telah dilakukan pada ibu hamil fisiologis
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memberikan dan melaksanakan asuhan kebidanan
pada ibu hamil dari data S dan O, analisa data / assement, data membuat perancang.
c. Metabolisme
1. Tingkat metabolic basal (basal metabolic rate, BMR) pada wanita hamil
meninggi hingga 15%-20%, terutama pada trimester akhir.
2. Keseimbangan asam alkali (acid bace balance) sedikit mengalami perubahan.
3. Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus, alat kandungan,
payudara dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi.
4. Hindari arang, seorang wanit hamil sering merasa haus, nafsu makan kuat,
sering kencing dan kadang kala dijumpai glukosa suria yang mengingatkan kita
pada diabetes militus.
5. Metabolisme lemah juga terjadi. Kadar kolesterol meningkat sampai
350mg/lebih per 100 cc.
6. Metabolisme mineral
Kalsium : dibutuhkan rata-rata 1,5 g sehari
Fosfat : dibutuhkan rata-rata 2 g/hari
Zat bezi : dibutuhkan tambahan zat bezi kurang lebih 800 mg/30- 50
per hari
Air : wanita hamil cenderung mengalami ratensi air
7. Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5-16,5 kg
8. Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi
9. Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung banyak
protein
d. Payudara (mammae).
Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat. Dapat teraba
nodus- nodus akibat hipertrofi kelanjar alveoli bayangan vena-vena lebih membiru
hiper pigmentasi pada putting susu dan areola payudara.
3. Pemeriksaan dalam
- Pemeriksaan vulva
- Pemeriksaan dengan spekulum
4. Pemeriksaan labolatorium
- Darah
- Urine
2.3.2.3.3 Diagnosa atau ikhtisar pemeriksaan meliputi :
1. Hamil atau tidak hamil
2. Primi atau multi
3. Tuanya kehamilan
4. Anak hidup atau mati
5. Anak tunggal atau kembar
6. Letak atau posisi janin
7. Intra uterin atau ekstra uterin
8. Keadaan jalan lahir
9. Keadaan umum penderita
2.3.2.3.4 Prognosa atau ramalan meliputi :
- Setelah pemeriksaan selesai maka atas dasar pemeriksaan kita
harus bisa daoat membuat prognosa kehamilan, artinya petugas
berusaha meramalkan apakah persalinan di perkirakan akan
berjalan dengan biasa, sulit atau berbahaya
- Ramalan ini perlu untuk menentukan apakah penderita harus
bersalin di RSUD (persalinan ), rumah bersalin, atau dirumah saja
apakah proses persalinan harus dipimpin oleh dokter ahli atau oleh
seoramg bidan dan apa saja yang harus disediakan supaya
persalinan dapat berlangsung dengan selamat bagi sang ibu /sang
anak.
(Sastrowinoto Sulaiman, 1986;153:200)
3. Pemeriksaan khusus
- Muka
- Buah dada
- Puting susu
- Perut
Palpasi : Leopold I
Leopold II
Leopold III
Leopold IV
Auskultasi : DJJ
DJJ : Reflek Patella
Pemeriksaan panggul luar
- Distribusi spinorum : cm
- Distansia cristorum : cm
- Boudelouge : cm
- Lingkar panggul : cm
4.1.3 data pengunjung
- Pemeriksaan laboratorium
HB
WN : urine - al bumin
- reduksi
- Pemeriksaan lain foto USG
2.4.2 Analaisa data / menilai data yang telah dikaji sehingga meliputi menjadi rumusan diagnosa
yang menjadi asuhan dalam membawa kerencanaan
2.4.3 Intervensi / perencanaan
Membuat rencana asuhan yang sesuai rumusan diagnosa atau kebutuhan klien
2.4.4 Implementasi
Melaksanakan rencana asuhan
2.4.5 Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan dengan SOAP.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahir janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40
minggu / 9 bulan 7 hari) hitung dari hari pertama haid terakhir penghamilan terjadi kalau ada
pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (sperma) (Obstetri Fisiologi. FK
UNPAD Bandung).
Kehamilan dibagi atas 3 trimester
1. Trimester I : antara 0-12 minggu
2. Trimester II : antara 12-28 minggu
3. Trimester III : antara 28-40 minggu
Tanda dan gejala kehamilan
1. Tanda persumtif
Amenorea (tidak dapat haid)
Mual dan muntah (terjadi pada trimester pertama)
Mengidam
Tidak tahan suatu bau-bauan
Pingsan
Anoreksio (tidak ada nafsu makan)
Lelah
Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan estrogen dan progesteron
Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar
Konstipasi / obstipasi
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta
Epulis : hipertrofi dari papil gusi
Pemekaran vena-vena (varises)
2. Tanda-tanda kemungkinan hamil
Perut membesar
Uterus membesar
Tanda hegar (segmen bawah rahim melunak)
Tanda chadulck
Tanda piscaseak (pembesaran dan perlunakan unilateral pada tempat implantasi)
Kontraksi kecil uterus bila dirangsang braxron –hikes
Teraba balotement
Reakis kehamilan postif
3. Tanda pasti
Gerakan janin yanfg dapat dilihat / dirasa / diraba juga bagian bagian janin
Deyut jantung janin (+)
Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen
Perubahan-perubahan dan organi ogenesis yang terjadi pada berbagai periode kehamilan
Umur Kehamilan Panjang Fundus Pembentukan Tulang
4 minggu 7,5-10 mm Rudimental mata, telinga dan hidung
8 minggu 2,5 cm Hidung, kuping, jari jemari mulai dibentuk
kepala menkur ke bawah
12 minggu 9 cm Dua kuping lebih jelas, kelopak mata melekat,
leher mulai terbentuk, alat kandungan luar
terbentuk
16 minggu 16-18 cm Genetalia esterna terbentuk dan dapat dikenal,
kulit tipis dan merah
20 minggu 25 cm Kulit lebih tebal, rambut mulai tumbuh dikepala
dan rambut halus (lainnya) tumbuh di kulit
24 minggu 30-32 cm Kedua kelopak mata tumbuh alis dan bulu mata
serta teliti keriput, kepala besar, bila lahir dapat
bernafas tapi hanya bertahan hidup beberapa jam
saja
28 minggu 35 cm Kulit warna merah ditutupi verniks koseosa bila
lahir dapat bernapas, menangis pelan dan lemah,
bayi matur
32 minggu 40-43 cm Kulit merah dan keriput bila bayi lahir seperti
orang tua kecil
36 minggu 46 cm Muka bersih tidak keriput bayi prematur
40 minggu 50-55 cm Bayi cukup bulan, kulit licin, verniks koseosa
banyak, rambut kepala tumbuh baik, organ-organ
baik, pada ♂ testis sudah dalam skortum, ♀ labia
mayor berkembang baik, tulang-tulang kepala
menolong pada 80% kasus telah terjadi center
asifikasi pada epifisis libia proximal
BAB II
TINJAUAN KASUS
2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian kehamilan
Kehamilan ini adalah mulai dari konsep (bertemunya sel telur dengan sperma) berakhir
permulaan persalinan.
(Sastrowinata, Sulaiman 1983 :3)
Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi bila terdapat 4 askeb penting yang terpenuhi
yaitu : ovum, spermatozoa terjadi konsepsi dan nidasi
(Mochtar, Rustam, 1998 :17)
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak kontrasepsi
dan berakhir sempai persalinan
(Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, Spog, 1998 :4)
2.1.2 Proses kehamilan
Setiap warna yang subur setiap 1 bulan mengalami ovulasi (proses pelepasan ovum dari
ovarium yang diperngaruhi sistem hormon yang komplek). Kemudian di tangkap oleh
fimbriae dan masuk ke tuba fallopi. Waktu coitus air mani terpancar ke dalam ujung atas dari
vagina sebanyak 100-200 juta tiap cc.
Sperma begerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke tuba fallopi ovum yang telah
dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh : silia tuba) menuju kavum uteri dan
terjadilah nidasi masuknya / tertanamnya hasil konsepsi (zigot) ke dalam endometrium untuk
menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin di persiapkan ari-ari (plasenta)
dan terjadilah tumbuh kembang janin sampai aterm.
(Mocthar, Rustam, 1998 :17)
2.1.4.2 Vagina
Vagina dan vulva mengalami pengikatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen
sehingga tampak makin merah kebiru-biruan (tanda chadwik)
2.1.4.3 Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan indung telur yang mengandung korvus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang
sempurna pada umur 16 minggu tetapi setelah bulan ke IV kospus loteum ini
mengisut
2.1.4.4 Payudara
Payudara biasanya membesar dalam kehamilan di sebabkan hypertrofi dan alvedi,
dan sebagai persiapan memberi ASI pada saat laktasi perkembangan payudara tidak
dapat dipisahkan, dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen
progesteron
2.1.4.5 Kulit
Karena pengaruh hormon sehingga hyperpigmentasi, hiperpigmentasi terjadi pada
striae gravidarum lividae atau alba aerola mamae, papila mamae , linia nigra, pipi
chloasma gravidarum setelah persalinan hiperpigmentasi akan hitam
2.1.4.6 Sirkulasi darah ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor antara lain:
- Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darat sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim
- Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada saat sirkulasi netro
plasenta
- Pengaruh hormon estrogen dan progesteron maka meningkat
2.1.5 Adapun perubahan psikologis pada ibu hamil
Perubahan fisiologis adalah hal-hal yang biasanya terjadi pada kehamilan, seluruh sistem
tubuh wanita mengalami perubahan sehingga dapat menunjang perkembangan dan
pertumbuhan janin dalam kovum uteri.
Adapun perubahan sistem tubuh pada wanita hamil meliputi :
1. Sistem aspirasi
Dengan perkembagannya usia kehamilan yang menyebabkan diesakan pada
diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada kehamilan 32 minggu
sebagai konpensasi terjadinya desakan rahim oleh kebutuhan O 2 yang menigkat,
maka ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25 x dari biasanya
2. Kardio vaskuler
Peredaran darah dipengaruhi oleh
a. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebtuhan
dan perkembangan janin
b. Hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi netro plasenta.
c. Pengaruh hormon estrogen dan progesterone yang meningkat
4. Sistem urinaria
a. Pengaruh desakan rahim pada hamil muda dan turunnya kepala pada hamil tua
menyebabkan terjadinya gangguan dalam bentuk sering kencing
b. Terjadinya hemo dikesi menyebaban metabolisme air makin lancar sehingga
pembentukan air seni semakin bertambah
5. Sistem pencernaan
a. Karena pengaruh estrogen yang meningkat maka pengeluaran asam lambung
meningkat pula dan dapat meyebabkan :
- Hipersaliva
- Daerah lambung terasa panas sehingga terjadi mual dan muntah di pagi hari
- Hiperemises gravidarum
b. Pengaruh hormon progesteron yang meningkat akan menimbulkan gerak usus yang
berkurang dan menyebabkan obstipasi (Sulit BAB)
6. Sistem intelegent
Pada kulit terjadi perubahan diposit pigmen dan hiper pigmentasi karena pengaruh
suprakenalis, pada kulit tertetu terjadi hiperpigmentasi
a. Muka : terdapat kloasma grafidarum
b. Payudara : areola mamae dan puting susu menjadi hipepigmentasi
c. Perut : terdapat linea nigra dan strie lividae
7. Sistem metabolisme
Pada kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana
kebutuhan janin dipersiapkan pemberian asi
8. Sistem muskulus skeletal
a. Pada tulang
Pada ibu hamil sering terjadi kekurangan kaslsium dikarenakan kebutuhan janin
diambil dari ibu sehingga dapat menyebabkan caries pada gigi dan rasa linu-linu
pada ibu dan biasanya di pangkal paha.
b. Pada tungkai
Pada kehamilan tua sering terjadi Oedem karena tekanan janin pada daerah panggul
sehingga menghambat sistem peredaran darah pada anggota gerak bawah.
c. Sikap londose
Terjadi pada kehamilan tuadikarenakan pembesaran perut uterus sehigga mengikuti
pembesaran uterus
9. Sistem produksi
Setiap kehamilan akan mempengaruhi seluruh sistem genetalia wanita
a. Uterus
b. Vagina dan vulva
c. Ovarium
d. Endometrium
Merupakan lapisan dalam uterus/lapisan permukaan kavum uteri merupakan
bagian sasaran utama dari estrogen yang diproduksi oleh korpus luteum
Pengaruh kormon estrogen menjadikan endometrium dalam keadaan prodiferasi
dalam keadan sekresi, bila terjadi konsepsi maka endometrium tidak akan sekresi
tetapi akan terus menerus tumbuh dan bertambah tebal yangbiasa disebut copus
luteum grafidarum
e. Payudara
2.1.7 Letak Janin Dalam Rahim
2.1.7.1 Situs (letak)
Adalah hubungan sumbu panjang ibu dengan sumbu panjang janin sehingga dijumpai
kedudukan membujur atau melintang
2.1.7.2 Habitus (sikap)
Adalah letak bagian janin satu terhadap lainnya.
2.1.7.3 Posisi
Adalah letak salah satu bagian janin terhadap jalan lahir
2.1.7.4 Presentasi
Adalah apa yang terjadi menjadi bagian terendah janin dalam rahim
2.1.8 Perubahan psikologis ibu hamil pada trimester III (7-9 bulan)
- Pada trimester ini disebut periode penungguan yang waspada, karena wanita tersebut
sadar terhadap kehadiran bayinya, pada trimester ini mungkin dia takut akan
kehidupannya sendiri dan bayinya, takut akan memiliki bayi, yang tidak normal,
persalinan dan kelahiran (nyeri hilangnya kontrol, dan ketidaktahuan)
- Kadang mengalami proses kesedihan lain sementara ia mengantisipasi hilangnya
terhadap kehamilannya, perpisahan yang tidak terelakkan dengan bayinya dari tubuhnya
dan merasa kehilangan sementara uterus yang penuh menjadi tempat yang kosong-
depresi ringan merupakan hal yang lumrah dan bisa terdapat ketergantungan yang
meningkat dengan perasaan tidak berdaya.
- Wanita mengalami ketidaknyamanan fisik yang meningkat. Mendekati trimester akhir
kehamilan. Ia mungkin merasa canggung, berulah dan memerlukan dukungan-dukungan
yang sering, pada pertengahan trimester III seksualitas akan meningkat sedangkan perut
menjadi kendala.
- Posisi merupakan suatu alternatif dan dapat membantu atau meciptakan apabila ia
merasa tidak nyaman.
2.1.9 Ketidak nyamanan yang umum terjadi selama kehamilan.
10. Rasa mual dengan tanpa muntah-muntah dikenal dengan istilah mual di pagi hari akan
tetapi sering juga di siang hari atau di malam hari.
11. Hipersaliva (air liur yang berlebihan)
Air liur yang berlebihan merupakan suatu kondisi yang tidak lumrah yang mungkin
disebabkan oleh keasaman yang meningkat di dalam mulut oleh zat tepung yang dapat
merangsang kelenjar ludah pada wanita yang rentan terhadap sekresi berlebihan,
biasanya wanita mengalami ptyalsim sering pula mengalami rasa mual
12. Rasa lebih
Rasa lebih terjadi selama trimester I yang tidak diketahui penyebabnya salah satu
sangkaan adalah akibat pemasukan awal dalam laju metabolik dasar dan awal-awal
kehamilan dan hiasanya akan menghilang pada akhir trimester I. Punggung bagian atas
bisa terjadi selama trimester I penyebabnya karena pertambahan ukuran dan beratnya
payudara.
13. Leokorhea
Adalah sekresi vagina yang berlebihan encer, kental, mulai keluar pada trimester I
14. Sering kencing bukan karena penyakit
15. Panas dalam
Merupakan ketidak nyamanan yang bisa dimulai timbul menjelang akhir trimester II dan
berlanjut hingga trimester II, regurgitasi/tekanan blus dari kandungan asam perut ke
dalam esofagus bagian bawah oleh gerak peristatik.
16. Konstipasi
Disebabkan oleh ralaksasi otot halus dan usus besar dengan adanya jumlah progesteron
yang meningkat
17. Kram kaki
Disebabkan oleh kurangnya atau terganggunya makan kalsium / ketidak seimbangn
perbandingan kalsium dan fosfor dalam tubuh.
18. Oedem tungkai
Disebabkan oleh tekanan vena yang membengkak di dalam tungkai bagian bawah,
tekanan uterus yang membesar ada pembuluh vena panggul
2.2 Primigravida
2.2.3 Pengertian Primigravida
- Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya
(Mochtar, Rustam, 1998 : 92)
- Primigravida adalah wanita yang hamil pertama kali
(Prof.dr. Ida Gede Manuaba, SPOG, 1998 : 158)
- Primigravida adalah seorang wanita pertama kali hamil
(Fisiologis, Obstetri, 1983, 156)
2.2.4 Tanda-Tanda Primigravida
9. Payudara tegang
10. Puting susu runcing
11. Perut tegang dan menonjol kedepan
12. Strie lividae
13. Perenium utuh
14. Vulva tertutup
15. Vagina sempit dan teraba rugae
16. Portio runcing dan tertutup
2.2.3 Pemeriksaan Kehamilan
2.2.3.1 Pengertian
Pemeriksaan kehamilan adalah ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya pada dokter,
obygyn, dokter umum, bidan, perawat atau dukun terlatih dalam suatu komunikasi seperti
di indonesia da pusat-pusat kesehatan seperti Puskesmas dan BKIA di mana seorang ibu
hamil dapat memeriksakan kehamilannya
(Mochtar, Rustam, 1998 : 470)
2.3 Masalah-masalah yang sering terjadi pada ibu hamil trimester III
- Obstipasi
Susah buang air besar biasanya
- Penyebab
Karena gangguan relaksasi otot halus dan adanya progesteron yang meningkatkan
pergeseran dan penekanan terhadap perut oleh uterus yangmembesar sehingga
memungkinkan pergerakan bekerjanya pencernaan itu menurun
- Cara mengatasinya
1. Minum yang banyak dengan ketentuan sedikitnya 8 gelas/hari.
2. Istirahat yang cukup 1 jam pada siang hari dan 8 jam pada malam hari
3. Makan-makanan yang banyak mengandung serat seperti bayam, kangkung, seledri,
dll.
4. Menekan jadwal kebiasaan buang air besar.
5. Senam umum seperti jalan kaki
2.3.1 Flour Albus
Cairan di dalam vagina bertambah di dalam kehamilan tanpa sebab yang ptologis
- Penyebab : produksi sel darh putih meningkat
- Cara mengatasi :
1. Dengan P1 seprti cuci tanga, sering ganti CD, vulva tidak boleh lembab
2. Tidak boleh menggunakan semprotan air pada waktu membersihkan
2.3.2 Punggung atas sakit
Biasanya karena ada pembesaran peyudara sehingga dada seolah-olah tertarik ke depan dan
punggung bagian atas tanpa disadari mengimbangi tertarik kebelakang sehingga lama
kelamaan timbul rsa sakit pada punggung bagian atas.
Cara mengatasinya :
Kenakan BH yang cocok ukurannya yang dapat menopang payudara yang semakin
membesar.
2.3.3 Sering BAK
Disebabkan oleh bagian bawah janin menyudur berongga panggul dan menimbulkan tekanan
pada kandung kemih
Cara mengatasinya :
1. Jelaskan pada ibu tentang kejadian
2. Mengurangi makan danminum waktu sebelum tidur
2.3.4 Rasa sakit pada pinggang
Terjadi pada lumbral sakral
- Penyebab : adanya pergeseran titik gaya berat perubahan postur tubuh akibat bobot
kehamilan yang semakin membesar postur tubuh yang tampak lordosis akan
mempertegang otot punggung dan menyebabkan rasa nyeri dan sakit pada wanita hamil,
sehingga kurang dapat memberikan topangan pada uterus yang membesar dan uterus
akan terkulai sehingga rasa sakit pada pinggang akan terasa
- Cara mengatasinya :
1. Berusaha berdiri/berjalan dengan lurus sehingga postur tubuh bertemu 1 kriteria
dengan gravitasi bumi.
2. Apabila akan mengambil sesuatu ditandai dengan cara merendahkan tubuh (kaki
jongkok) tidak boleh dengan membungkukan diri.
3. Ketika akan berdiri dari posisi merunduk rentangkan kaki dan salah satu kaki agak
ke depan sehingga adal landasan luas bagi keseimbangan.
2.3.5 Kram pada kaki
Biasanya disebabkan oleh tidak ada keseimbangan Ca dalam tubuh
- Penyebab : adanya uterus yang membesar memberikan pada pembuluh penggul dengan
demikian akan mempengaruhi sirkulasi pada syaraf melelui foramen opturatirus dalam
perjalanannya ke tungkai bawah.
- Cara mengatasinya :
1. Ibu hamil harus meluruskan kakinya yang kram dan meruncingkan telapak kainya
bila sedang diatas ia tidur sehingga memerlukan peneanannya yang kuat terhadap
dasar telapak kaki bisa ditekan pada lantai dengan tujuan akan memperbaiki
sirkulasi
2. senam umum untuk memperbaiki sirkulasi darah
3. mengangat kaki lebih tinggi secara periodik sepanjang hari
4. diit banyak yang mengandung kalsium maupun fosfor
2.3.6 Oedema
Pada umumnya oedema akan terliaht pada tungkai dan kaki oedema tungkai adalah akibat
dari sirkulasi vena meningkat di dalam tungkai bawah.
- Penyebabnya :
1. Tekanan dari uterus yang makin membesar
2. Pakaian yang ketat sehingga menghambat alairan darah balik dari tungkai bawah
- Cara mengatasinya
1. Hindari pakaian yang ketat
2. Senam umum (hamil)
3. Naikkan kaki secara periodik sepanjang hari
4. Memposisikan diri dalam keadaan miring pada saat berdiri
5. Kenakan korset / penopang abdomain yang bisa meringankan tekanan pada vena-
vena penggul
2.3.7 Varices
Timbul dari sirkulasi vena yang terganggu pada vena yang mengalami tekanan yang pada
tungkai bagian bawah.
- Penyebab :
1. Karena tekanan dari uterus yang membesar pada vena panggul karena ibu hamil
tersebut sedang duduk / berdiri dan pada vena cava inferior ketika wanita sedang
berbaring atau berdiri.
2. Dengan pakaian uyang sempit akan menghambat aliran baik vena dari tungkai
bagian bawah dan akan membuat masalah apabila lebih parah
- Cara mengatasinya :
1. Hindari berdiri yang terlalu lama
2. Hindari pakaian yang terlalu ketat
3. Saat istirahat kaki dinaikkan secara periodik
4. Berbaring dalam posisi tegak lurus bisa beberapa /hari
INC
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan praktek di lapangan dilakukan di RB Soegiarti mulai tanggal 10 Desember - 29
Desember.
BAB II
LANDASAN TEORI
2. Kala II
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan lengkap 10 cm dan berakhir dengan lahirnya
bayi. Kala II dikenal sebagai kala pengeluaran
a. Tanda dan gejala kala II
- Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
- Ibu merasakn makin meningkatkan tekanan pada anus dan atau vaginanya
- Perinium menonjol
- Vulva vagina dan spingater ani terlihat membuka
b. Diagnosa kala II dapat ditegakkan
- Adanya pembukaan serviks lengkap 10 cm
- Terlihat bagian-bagian kepala bayi pada introitas vagina
c. Lamanya kala II persalinan
- Pada primigravida : ± 1,5 jam
- Pada multigravida : ± 30 menit
3. Kala III
Kala III dimulai sejak lahirnya bayi sampai lahirnya placenta yang berlangsung tidak lebih
dari 30 menit.
a. Fisiologi kala III persalinan
Pada kala III persalinan otot uterus berkontraksi dengan mengikuti
berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi, penyusutan
ukuran rongga ini menyebabkan berkurangnya tempat implantasi placenta. Karena tempat
implantasinya semakin kecil placenta tidak berubah, maka placenta akan menekuk,
menebal kemudian dilepaskan dari dinding uterus.
b. Tanda-tanda lepasnya placenta
- Perubahan pada fundus uteri
- Tali pusat memanjang
- Pengeluaran darah tiba-tiba
c. Cara-cara pelepasan plasenta
- Cara Scultze
Pelepasan plasenta mulai dari pertenganhan sehingga plasenta lahir diikuti oleh
pengeluaran darah.
- Cara Dunan
Pelepasan plasenta daridarah tepi sehingga terjadi perdarahan dan diikuti oleh
pelepasan plasenta
- Bentuk kombinasi pelepasan plasenta
Terjadinya kontraksi rahim sehingga membulat, keras dan
terdorong keatas
Placenta di dorong segmen bawah rahim
Tali pusat menjadi panjang
Terjadi perdarahan mendadak
d. Tanda-tanda placenta telah lepas
Prasat krustner
- Tali pusat dikencangkan
- Tangan ditekan diatas symphisis, bila tali pusat masuk kembali
berarti placent abelum lepas
Prasat klien
- Ibu dusuruh mengejan sehingga tali pusat ikut turun/memanjang bila
mengejan dihentikandapat terjadi
Tali pusat tertarik kembali berarti placenta belum lepas
Tali psuat tetap di tempat berarti plasenta sudah lepas
Prasat stessman
Tali pusat dikencangkan dan rahim diketok-ketok, bila getarannya sampai pada tali
pusat berarti placenta belum lepas
Prasat manuaba
Tangan kiri memegang uterus pada segmen bawah rahim sedangkan tangan kanan
memegang dan mengencangkan tali pusat, kedua tangan ditarik berlawanan dapat
terjadi :
- Tarikan tersa berat dan tali pusat tidak memanjang, berarti plasenta
belum lepas
- Tarikan terasa ringan (mudah) dan tali psuat memanjang, berarti
placent sudah lepas. (Manuaba 1998 : 183)
4. Kala IV
Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelahnya.
Dalam kala IV klien masih membutuhkan pengawasan yang intensif karena perdarahan yang
disebabkan atonia uteri masih mengancam maka dalam kala IV klien belum boleh
dipindahkan ke kamar dan tidak boleh ditinggalkan oleh bidan
Hal-hal yang harus ditinggalkan oleh bidan dalam kala IV :
1. Pengawasan perdarahan post partum
2. Menjahit robekan perenium
3. Memeriksa bayi
2.1.5 Kebutuhan Pada Saat Intra Partum
1. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu dengan
- Mendampingi ibu agar merasa nyaman
- Menawakan minum, mengipasi dan memijat ibu
2. Menjaga kebersihan diri
- Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi
- Jika ada darah lendir atau cairan ketuban segera dibersihkan
3. Mengipasi dan mesase untuk menambah kenyamanan
4. Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kesemasan atau ketakutan ibu, dengan
cara :
- Menjaga privasi ibu
- Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan
- Menjelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu
5. Mengatur posisi ibu. Dalam membimbing mengedan dapat dipilih posisi berikut :
- Jongkok
- Menungging
- Tidur miring
- Setengah duduk
Posisi tegak ada aitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah mengedan, kurangnya
trauma vagina dan perenium dari infeksi
6. Menjaga kandung kemih tetap kosong dan dianjurkan berkemih sesering mungkin
7. Memberikan cukup minum : memberi tenaga dan mencegah dehidrasi
2.1 Pengertian
Persalinan ialah serangkaian kegiatan yang berakhir dengan pengeluaran baik yang cukup bulan
atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
Persalinan spontan ialah persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir.
Persalinan buatan ialah persalinan di bantu dengan tenaga dari luar. Missal ekstrasi dengan
forceps, atau dilakukan operasi section cesarea.
Persalinan anjuran ialah persalinan terjadi bila bayi sedah cukup besar untuk hidp di luar, tetapi tidak
sedemikian besarnya menimbulkan kesulitan dalam persalinan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang
dilimpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan asuhan kebidanan selama praktik klinik di BPS
WINARNI Manyar-Gresik.
Penyusunan asuhan kebidanan ini merupakan tugas berstruktur di Akademi Kebidanan STIKES
ABI Surabaya untuk memenuhi target yang telah ditetapkan.Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan asuhan kebidanan ini,terutama:
1. Prof. Dr. H.R. Soedibyo HP. dr. DTM selaku ketua STIKES ABI Surabaya.
2. Lia Hartantai, SST selaku KAJUR Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya.
3. Hj. Sri Mekar, SST selaku wali kelas semester V DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya.
4. Bid. Winarni selaku pembimbing praktik di BPS WINARNI Manyar-Gresik.
5. Sukarnik, SST selaku pembimbing akademik Prodi DIII Kebidanan STIKES ABI Surabaya.
6. Dan berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian asuhan kebidanan ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan asuhan
kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca demi peningkatan penyusunan asuhan kebidanan selanjutnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
A. Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu memahami tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas dan
mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
B. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu :
1. Melaksanakan pengkajian data pada ibu nifas.
2. Menginterpretasi data pada ibu nifas.
3. Mengantisipasi masalah potensial pada ibu nifas.
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu nifas.
5. Merencanakan tindakan dan rasionalisasi pada ibu nifas
6. Melakukan rencana tindakan pada ibu nifas.
7. Melaksanakan evaluasi pada ibu nifas.
2.1 PENGERTIAN
Masa nifas adalah waktu yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
(Prawirohardjo, 2002: 122)
Masa nifas (puerpurium) adalah masa sesudahnya persalinan terhitung dari saat selesai
persalinan sampai pulihnya kembali alat-alat kandungan .
(Depkes, RI, 2004: 176)
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil, lama masa nifas yaitu 6-8 minggu.
(Muchtar, 1998: 115)
Masa nifas adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.
(Kapita selekta jilid I, 2001: 316)
2.2 PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA IBU NIFAS
a. Involusi uterus
Setelah plasenta lahir, uterus merupakan alat yang keras karena kontraksi dan relaksasi
otot-otot. Fundus uteri 3 jari di bawah pusat, selama 2 hari berikutnya besarnya tidak seberapa
berkurang, tetapi sesudah 2 hari uterus mengecil dengan cepat sehingga pada hari ke-10 tidak
teraba lagi dari luar. Involusi terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil, cytoplasmanya
yang berlebihan di buang. Involusi di sebabkan oleh proses autoksis, zat protein dinding rahim di
pecah, di absorbsi, dan di buang dengan air kencing.
b. Involusi tempat plasenta
Setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan besar, tidak
rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan. Pada permulaan nifas plasenta mengandung pembuluh
darah besar yang yang tersumbat oleh trombos. Biasanya luka yang demikian sembuh dengan
menjadi parut. Tetapi luka bekas plasentanya tidak meninggalkan parut. Hal ini di sebabkan karena
luka di lepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru di tambah permukaan luka.
c. Perubahan pembuluh darah
Dalam kehamilan,uterus banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi karena
setelah persalinan tidak di perlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus mengecil
lagi dalam masa nifas.
d. Perubahan pada servik dan vagina
Beberapa hari setelah persalian, ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, pinggir-
pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan. pada servik terbentuk
sel-sel otot baru hipersalifasiini dan karena terakhir retraksi dari serviks, robekan serviks manjadi
sembuh. Walaupun begitu setelah involusi selesai ostium eksternum tidak serupa dengan
keadaannya sebelum hamil. Pada umumnya ostium eksternum lebih besar dan ada retak-retak dan
robekan-robakan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya. Vagina yang sangat regang
waktu persalinan lambat laun mencapai ukuran-ukurannya yang normal pada minggu ke-3 pada
masa nifas rugae mulai tampak kembali.
e. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan dinding perut longgar karena di regang begitu lama, tetapi pulih
kembali dalam 6 minggu.
f. Laktasi
Masing-masing buah dada terdiri dari 15-24 lobus yang terletak terpisah satu sama lain
oleh jaringan lemas. Tiap lobus terdiri dari lobuli yang terdiri pula dari acini. Acini ini
menghasilkan air susu. Tiap lobus mempunyai saluran halus untuk mengalirkan air susu, saluran
ini disebut duktus laktiferus yang memusat menuju puting susu, dimana masing-masing bermuara.
Keadaan buah dada pada 2 hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam kehamilan. Pada waktu
itu buah dada belum mengandung susu melainkan colostrums ysng di keluarkan dengan memijat
areola mamae.
g. Lochea
Adalah cairan yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
- Lochea rubra
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernik kaseosa, lanugo, dan
mekonium selama 2 hari pasca persalinan.
- Lochea sanguinolenta
Berisi darah berwarna merah kuning dan lender, hari ke 3-7 persalinan.
- Lochea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
- Lochea alba
Cairan putih selama 2 minggu.
BBL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian terjadi dalam periode
neonatal. Oleh karena itu upaya penelitian kesehatan bayi dimulai dari pemenuhan primer sejak
dalam kandungan, kurang baiknya penanganan BBL akan menyebabkan kelainan-kelainan yang
dapat berakibat fatal bagi bayi misalnya hipotermi pada BBL yang selanjutnya menyebabkan
hipotisemia dan hipoglikemia. Dan yang tak kurang pentingnya adalah pencegahan terhadap infeksi
yang dapat terjadi melalui tali pusat pada waktu memotong tali pusat.
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal adalah periode yang
paling rentan akan banyak hal, seperti infeksi dan pengaturan tubuhnya, terutama pada bayi yang
beratnya rendah saat melahirkan. Sehingga perlu pemberian ASI atau PASI yang mencukupi untuk
membantu bayi dalam keadaan sehat dan menurunkan angka kematian bayi manajemen yang baik
pada waktu masih dalam kandungan selama persalinan, segera sesudah melahirkan dan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah penulis mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan bayi penulis
melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan menerapkan manajemen
kebidanan Varney selama praktek di lapangan.
2. Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian (pengumpulan data)
2. Mengidentifikasi masalah/diagnosa
3. Mengantisipasi masalah potensial
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera
C. Metode Penulisan
Studi kepustakaan, praktek langsung, bimbingan dan konsultasi.
D. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan masalah ini dibuat garis besar sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian
B. Ciri-ciri bayi normal
C. Perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi baru lahir
D. Pemberian Nutrisi Pada Bayi
E. Penatalaksanaan Pada Bayi Baru Lahir
F. Konsep Asuhan Kebidanan
BAB III TINJAUAN KASUS
I. Pengumpulan Data
II. Identifikasi Masalah/Diagnosa
III. Masalah Potensial
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
V. Intervensi
VI. Evaluasi
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan berat lahir
2.500 gram sampai 4000 gram.
(Sinopsis Obstetri, EGC. Jakarta)
a. menghisap lendir
b. Memotong tali pusat
c. Menetesi / memberi salep mata
d. Memberi injeksi Vit K.
e. Mengukur panjang badan dan menimbang berat badan bayi
f. Mengukur lila (lingkar lengan atas), LD (lingkar dada), LK (lingkar kepala)
g. Mengukur suhu tubuh
h. Memandikan setelah 6 jam PP.
Hal-hal yang diwaspadai pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan metode
APGAR. Aspek-aspek yang termasuk APGAR dan harus dinilai dan dicatat
ialah :
Skor
Tanda
0 1 2
1. Appereance/ warna Seluruh tubuh Badan merah, kaki dan Seluruh tubuh kemerah-
kulit biru/putih tangan biru merahan
2. Pulse / Tidak ada < 100 > 100
bunyi jantung
3. Grimace / refleks Tidak ada Perubahan mimik Bersin, batuk menangis
kuat
4. Activity / aktivitas Tidak ada Ekstremitas sedikit Gerakan aktif
fleksi ekstremitas fleksi
5. Respiratory effart Tidak ada Lambat, tidak teratur Menangis keras atau
atau lambat kuat
(Obstetri Fisiologi, UNPAD, 1983)
h. Perlindungan
i. Kebersihan dan sterilisasi
Kebutuhan diatas bersifat terus menerus selama pertumbuhan dan perkembangan bayi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
A. Tujuan umum
Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada anak sakit demam yang menggunakan
pendekatan manajemen Heler Varney,serta mendapatkan pelayanan yang nyata.
B. Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu meleksanakan pengkajian data pada anak demam
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah pada anak demam
3. Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial pada anak demam
4. Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan segera pada anak demam
5. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan kebidanan disertai rasionalisasi dan
intervensi pada anak demam
6. Mahasiswa dapat melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada klien anak demam
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi pada anak demam
BAB II
TINAUAN TEORI
B. Etiologi
Ada banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan anak balita mengalami demam.
Biasanya setiap penyebab demam menimbulkan gejala yang berbeda-beda,namun pada
umumnya demam yang di derita anak balita diikuti dengan perubahan sifat dan sikap:
Menurunnya gairah bermain
Lesu
Pandangan mata meredup
Rewel
Cengeng atau sering menangis
Cenderung bermalas-malasan
C. Kategori demam
Secara garis besar ada 2 kategori demam yang seringkali diderita oleh anak balita:
a. Demam non infeksi
Demam non infeksi adalah demam yang
disebabkan oleh masuknya bibit penyakit kedalam tubuh.
Dmeam ini timbul karena adanya kelainan pada
tubuh yang dibawa sejak lahir dan tidak ditangani dengan baik.
Contoh:
Demam yang disebabkan oleh adanya
kelainan degeneratif atau kelainan bawaan pada jantung.
Demam karena stress
Demam yang disebabkan oleh adanya
penyakit berat,misalnya:leukemia atau kanker darah.
b. Demam infeksi
Demam infeksi adalah demam yang disebabkan oleh masuknya
pathogen,misalnya:kuman,bakteri,virus,atau barang kecil lainnya kedalam tubuh.
Bakteri,kuman,atau virus dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui:
Melalui makanan
Udara
Sentuhan tubuh
Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan infeksi dan akhirnya mengakibatkan demam
pada anak balita,antara lain:
Tetanus
Mumps atau parotitis epidemic
Morbili atau Measles atau Rubella
Demam berdarah
TBC
Batuk rejan
D. Kejang-kejang karena demam
Kejang demam/stuip/step adalah suatu kondisi saat tubuh anak sudah tidak dapat menahan
serangan demam pada suhu tertentu.
Tanda kejang demam:
Wajah membiru
Lengan dan kaki tersentak-sentak
Akibat yang timbul:
Gerakan mulut dan lidah yang tidak terkontrol dan dapat menyumbat saluran pernapasan.
Penundaan pertumbuhan jaringan otak dapat menyumbat saluran pernapasan.
Penundaan pertumbuhan jaringan otak dapat menjadikan anak balita menjadi idiot atau
memiliki tingkat kecerdasan jauh dibawah rata-rata.
Penanganan kejang demam pada balita dibawah usia 6 bulan:
Telungkupkan dan palingkan wajahnya ke samping.
Ganjal perutnya dengan bantal agar tidak teersedak.
Lepaskan seluruh pakaiannya dan basahi tubuhnya dengan air hangat.
Bila anak balita muntah,bersihkanlah mulutnya dengan jari.
Walaupun anak balita telah pulih kondisinya,sebaiknya tetap dibawa ke dokter agar dapat
ditangani lebih lanjut.
Jangan mengabaikan gejala demam dengan tidak membawanya ke dokter.
Penanganan kejang demam pada balita usia lebih dari 6 bulan:
Tindakan dan prosedur yang harus dilakukan pada dasarnya sama dengan anak balita yang
berusia dibawah 6 bulan.Perbedaannya pada tindakan yang ditujukan pada mulut anak balita
yaitu harus di ganjal dengan sendok yang sudah di bungkus perban,tujuannya agar lidah tidak
tergigit atau saluran pernapasannya tidak tersumbat.
E. Merawat balita yang menderita demam
Mengompres.
Pemberian obat penurun panas.
Memberikan minum lebih banyak dari pada biasanya.
Istirahat yang cukup
Jagalah kesegaran udara di kamarnya.
Pakaikan balita dengan pakaian yang mudah menyerap keringat.
4.1 KESIMPULAN
Demam merupakan reaksi alamiah dari tubuh manusia dalam usaha melakukan perlawanan
terhadap beragam penyakit yang masuk atau berada didalam tubuh. Panas tinggi atau demam adalah
suatu kondisi suhu badan lebih tinggi dari pada biasanya atau diatas suhu normal. Banyak sekali faktor
yang dapat menyebabkan demam,biasanya setiap penyebab demam dapat menimbulkan gajala yang
berbeda-beda. Namun pada umumnya demam yang diderita anak balita di ikuti perubahan sikap dan
sifat.
Perlakuan dan penanganan yang salah,lambat,dan tidak tepat akan mengakibatkan
terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tubuh balita,bahkan dapat membahayakan keselamatan
jiwanya. Karena itu,pengetahuan yang lengkap berkaitan dengan demam pada balita wajib di awasi
dengan baik oleh para orang tua.
4.2 SARAN
a. Bagi klien
Untuk mencapai keberhasilan dalam asuhan kebidanan pada anak sakit,maka diperlukan
kerjasama yang baik dengan ibu dan klien untuk memecahkan masalah.
b. Bagi petugas
Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan meningkatkan peran bidan dalam
tugasnya sebagai pelaksana pelayanan pada asuhan kebidanan pada anak sakit.
c. Bagi pendidikan
Untuk memperhatikan penulisan,agar tersusun sebuah tugas atau makalah yang baik dan benar.
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI “A” UMUR 10 BULAN DENGAN DIARE
DI PUSKESMAS KEDURUS
SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.2.Penyebab
21
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral yaitu infekti saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak.
Infeksi enteral ini meliputi :
- Infeksi bakteri : E coli, salmonella, shigella, vibria cholerae
- Infeksi virus : entervirus dan adenovirus
- Infeksi parasit : cacing (ascaris), protozoa (trichomonas hominis), jamur
(candida algicans)
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti :
Tonsilofaringitis (radang tonsil), radang tenggorokan. Keadaan ini terutama
terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.
2. Faktor Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat (disakarida, monosakarida)
Pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula menyebabkan
diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah
perut.
b. Malabsorbsi lemak
Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trglyserida. Dengan bantuan kelenjar
lipase mengubah lemak menjadi micelles yang siap diabsorbsi usus. Jika tidak ada
lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat terjadi. Gejalanya adalah
tinja mengandung lemak.
c. Metabolisme protein
3. Faktor makanan
Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun,
mentah (sayuran), dan kurang matang.
4. Faktor psikologis
Rasa takut, cemas dan tegang, walaupun jarang jika terjadi pada anak dapat
menyebabkan diare kronis.
2.1.3.Jenis Diare
1. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu. Penyebabnya sebagai berikut :
a. gangguan jasad renik / bakteri yang masuk ke dalam usus halus setelah melewati
berbagai rintangan asam lambung.
b. Jasad renik yang berkembang pesat di dalam usus halus.
c. Racun yang dikeluarkan oleh bakteri.
d. Kelebihan cairan usus akibat racun.
2. Diare kronis atau menahun atau presisten.
Pada diare kronis kejadiannya lebih kompleks. Diare kronis atau menetap yang
berakhir 14 hari atau lebih lama karena :
a. Gangguan bakteri jamur dan parasit
b. Malabsorbsi kalori dan lemak
c. Gejala-gejala sisa karena cedera usus oleh setiap enteropatogen pasca infeksi akut.
2.1.4.Patofisiologis
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :
1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan
keseimbangan asam basa.
2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan.
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah.
2.1.5.Gejala
1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu badan pun meninggi.
2. Tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah.
3. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu.
4. Anus lecet
5. Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang.
6. Muntah sebelum dan sesudah diare.
7. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
8. Dehidrasi (kekurangan cairan)
2.2.6. Implementasi
Pada langkah ini rencanakan asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada ke-5
dilaksanakan secara efisien dan aman.
2.2.7. Evaluasi
Keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan sebagaimana telah diidentifikasikan di dalam diagnosa dan masalah
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
A. Data Subyetif
1. Identitas
Nama anak : By A
Umur anak : 10 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
No. Reg : -
Nama Ibu : Ny. M Nama ayah : Tn. S
Umur : 24 tahun Umur : 23 tahun
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : swasta
Alamat : Kebraon Alamat : Kebraon
RTII/RW10 Sby RTII/RW10 Sby
7
3.2. Interpretasi Data / Diagnosa
DX : Bayi umur 10 bulan dengan diare
DS : Ibu mengatakan anaknya berak encer 4 kali dalam sehari dan sudah berlangsung
selama 1 hari
DO : Keadaan umum : baik
S : 365 0C HR : 32X / menit
BB : 9 kg
3.5. Intervensi
Hari / Tanggal : Senin, 12 Maret 2007 Jam : 08.00
3.7. Evaluasi
S : Ibu mengatakan sudah mengerti apa yang dijelaskan oleh petugas
O : Ku bayi : baik
TTV : S : 365 0C
HR : 32 x / menit
BB : 9 kg
A : Bayi umur 10 bulan dengan diare
P : Rencana dilanjutkan
ANAK SEHAT
ASUHAN KEBIDANAN
PADA An. “N “UMUR 25 HARI
DENGAN IMUNISASI BCG
DI BPS WINARNI MANYA - GRESIK
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 PELAKSANAAN
Pelaksanaan praktik lapangan dilakukan pada tanggal 10 Desember – 29 Desember 2007 di BPS
WINARNI Manyar – Gresik.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.2 TUJUAN
- Melindungi tubuh bayi dan anak dari penyakit menular yang dapat membahayakan bagi ibu dan
anak.
- Memberikan kekebalan pada tubuh bayi dan anak terhadap penyakit seperti : Dipteri, Polio, TBC,
Tetanus, Pertusis, Campak, dll.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.11.2. DPT
1. Pengertian
Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, pertusis
merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman Hemophilus pertusis.
Sedangkan tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh clostridium tetani.
2. Tujuan
Bertujuan membentuk kekebalan tubuh balita terhadap serangan tiga jenis
penyakit yaitu difteria, pertusis dan tetanus
3. Dosis jumlah suntikan dan selang waktu pemberian serta efek samping vaksin
DPT
- Dosis
Umur : 2 – 11 bulan
Dosis : 0,5 cc
Cara : intra muskuler / sub kutan dalam jumlah
suntikan 3 kali
- Selang waktu pemberian
Minimal 4 minggu (sama seperti pemberian polio) tunggu paling cepat 4
minggu antara dua suntikan, kalau tida kkekebalan yang dihasilkan kurang
baik
Tidak perlu mengulang DPT 1 bila ada kelambatan pemberian DPT 2
- Efek samping vaksin DPT
Panas
Kebanyakan anak menderita panas pada sore hari setelah mendapat
imunisasi DPT, tetapi panas ini akan sembuh dalam 1 – 2 hari
Bila panas yang timbul lebih dari 1 hari sesudah pemberian DPT
bukanlah disebabkan oleh vaksin DPT, mungkin ada infeksi lain yang
perlu diteliti lebih lanjut
Berikan 1 tablet antipiretik dan bila anak panas tinggi (lebih dari 39 oC)
beri ¼ tablet yang dihancurkan dengan sedikit air
Rasa sakit didaerah suntikan
Sebagain anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak di tempat
suntikan. Hal ini perlu diberitahukan kepada ibu sesudah imunisasi serta
meyakinkan ibu bahwa keadaan itu tidak berbahaya dan tidak perlu
pengobatan
Peradangan
Bila pembengkakan sakit terjadi seminggu atau lebih sesudah imunisasi
maka hal ini mungkin disebabkan peradangan
Hal ini mungkin sebagai akibat dari :
Jarum suntik tidak steril karena
Jarum tersentuh tangan
Sebelum dipakai menyuntik jarus diletakkan diatas tempat yang
tidak steril
Sterilisasi kurang lama
Lain-lain pencemaran oleh kuman
Reaksi yang jarang terjadi, reaksi ini disebabkan oleh komponen dari
vaksin DPT
Karena cukup berat maka anak yang pernah mendapat reaksi ini tidak
boleh vaksin DPT lagi dan sebagai gantinya diberi DT saja dosisi Dt
sama dengan DPT yaitu 0,5 cc setiap kali pemberian
2.1.1.2 Polio
1. Pengertian
Polio ialah penyakit kelumpuhan yang sering menyerang anak dan disebabkna
oleh infeksi virus.
2. Tujuan diberikan Polio
Imunisasi bertujuan membentuk kekebalan tubuh balita terhadap virus polio
3. Dosis, selang waktu pemberian dan efek samping dari polio
Dosis
- Umur : 0 – 11 bulan
- Dosisi : 2 tetes setiap kali pemberian (lihat petunjuk)
- Cara : meneteskan kedalam mulut
Selang waktu pemberian
Berikan 4x dengan jarak minimal 4 minggu, tunggu paling cepat 4 minggu
jarak antara pemberian 1 dan berikutnya
Kalau tidak kekebalan yang dihasilkan kurang baik
Efek samping vaksin polio : umumnya tidak ada
Bila anak diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan baik karena
ada gangguan penyerapan vaksin oleh usus akibat diare berat. Vaksin akan
tetap diberikan, kemudian dicoba mengulangi lagi 4 minggu setelah
pemberian polio
2.11.3. Campak
Pengertian
Campak ialah penyakit dengan akut disebabkan virus, dimulai dengan demam,
radang kataral selaput lendir, kemudian timbul erupsi makulopapula yang
berwarna merah diikuti dekuamasi.
Tujuan
Pemberian imunisasi bertujuan membentuk kekebalan tubuh balita terhadap
serangan tiga jenis penyakit yaitu morbili, mumps dan rubella
Dosis, jumlah suntikan dan waktu pemberian serta efek samping dari vaksinasi campak
Umur : 9 bulan
Pada umunya imunisasi pada bayi yang berumur kurang dari
9 bulan tidak menghasilkan kekebalan yang baik akrena
gangguan dari antibody
(kekebalan) yang dibawah sejak lahir diperoleh dari ibunya
sewaktu bayi dalam kendungan.
Dosis : 0,5 cc
Cara : suntikan secara subkutan baisanya dilengan
kiri bagian atas
suntikan : 1 kali
Dapat diberikan bersamaan dengan pemberian vaksin yang
lain, tetapi tidak dicampung dalam satu semprit
Efek samping vaksim campak : penas dan kemaran.
Anak-anak mungkin panas selama 1 – 3 hari setelah satu minggu
penyuntikan. Kadang-kadang disertai kemerahan seperti penderita campak
ringan.