Anda di halaman 1dari 50

KOMPRESOR UDARA

Kompresor udara
Kompresor TorakKompressor adalah mesin/alat untuk memampatkan udara atau gas. Secara umum
biasanya mengisap udara, yang merupakan campuran beberapa gas dengan susunan 78% Nitrogren, 21%
Oksigen dan 1% campuran Argon, Carbon Dioksida, Uap Air, Minyak, dan lainnya. Namun ada juga
kompressor yang mengisap udara/gas dengan tekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfer dan biasa
disebut penguat (booster). Sebaliknya ada pula kompressor yang menghisap udara/gas bertekanan lebih
rendah dari tekanan atmosfer dan biasanya disebut pompa vakum.
Fungsi kompresor adalah untuk menaikkan tekanan suatu gas. Tekanan gas dapat dinaikkan dengan
mengurangi volumenya. Ketika volumenya dikurangi, tekanannya naik.
Karena proses pemampatan, udara mempunyai tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan udara
lingkungan (1atm). Dalam keseharian, kita sering memanfaatkan udara mampat baik secara langsung atau
tidak langsung. Sebagai contoh, udara mampat yang digunakan untuk mengisi ban mobil atau sepeda motor,
udara mampat untuk membersihkan bagian-bagian mesin yang kotor di bengkel-bengkel dan manfaat lain
yang sering dijumpai sehari-hari.

Pada industri, penggunaan kompresor sangat penting, baik sebagai penghasil udara mampat atau
sebagai satu kesatuan dari mesin-mesin. Kompresor banyak dipakai untuk mesin pneumatik,
sedangkan yang menjadi satu dengan mesin yaitu turbin gas, mesin pendingin dan lainnya.
Dengan mengambil contoh kompresor sederhana, yaitu pompa ban sepeda atau mobil. Jika torak
pompa ditarik keatas, tekanan di bawah silinder akan turun sampai di bawah tekanan atmosfer
sehingga udara akan masuk melalui celah katup hisap yang kendur. Katup terbuat dari kulit lentur,
dapat mengencang dan mengendur dan dipasang pada torak. Setelah udara masuk pompa kemudian
torak turun kebawah dan menekan udara, sehingga volumenya menjadi kecil.
Pompa Sepeda
Tekanan menjadi naik terus sampai melebihi tekanan di dalam ban, sehingga udara mampat dapat
masuk ban melalui katup. Karena diisi udara mampat terus menerus, tekanan di dalam ban menjadi
naik. Jadi jelas dari contoh tersebut, proses pemampatan terjadi karena perubahan volume pada
udara yaitu menjadi lebih kecil dari kondisi awal.
Jenis-jenis Kompresor
Kompresor Piston (bolak-balik) terdiri dari 3 jenis:
1. Kompresor Piston Aksi Tunggal
Kompresor piston dengan hanya mempunyai satu silinder, dengan gerakan torak yang bolak balik di
dalamnya.
2. Kompresor Piston Aksi Ganda
Kompresor piston dengan mempunyai jumlah silinder lebih dari satu, dibuat dengan maksud untuk
memperoleh kapasitas yang lebih besar atau tekanan yang lebih besar.
3. Kompresor Diafragma
Kompresor diafragma ini termasuk ke dalam jenis kompresor torak. Penempatan torak dipisahkan dengan
ruangan penyedotan oleh sebuah diafragma. Kompresor jenis ini banyak digunakan dalam industri bahan
makanan, industri farmasi dan kmia.
Prinsip kerja dari kompresor ini ialah dengan cara mengatur katup masukan udara dan diisap oleh torak yang
gerakannya naik turun sesuai dengan bentuk katup.
Konstruksi Kompresor Torak
Dalam modul ini hanya akan dibahas khusus konstruksi kompresor torak/piston, karena pada umumnya
kompresor udara yang digunakan dalam bidang kerja otomotif skala menengah-kecil adalah kompresor
torak/piston.
Bagian-bagian Kompresor Torak
Kompresor yang terlihat pada Gambar 9.2 biasa kita jumpai dibengkel-bengkel kecil sebagai penghasil udara
mampat untuk keperluan pembersih kotoran dan pengisi ban sepeda motor atau mobil. Prinsip kerjanya sama
dengan pompa ban, yaitu memampatkan udara di dalam silinder dengan torak. Perbedaanya terletak pada
katupnya, kedua katup dipasang dikepala silinder, dan tenaga penggeraknya adalah motor listrik. Tangki
udara berfungsi sama dengan ban yaitu sebagai penyimpan energi udara mampat.

Kompresor torak atau kompresor bolak-balik pada dasarnya adalah mengubah gerakan bolak-balik
torak/piston. Gerakan ini diperoleh dengan menggunakan poros engkol dan batang penggerak yang
menghasilkan gerak bolak-balik pada torak.

Gerakan torak akan menghisap udara ke dalam silinder dan mmampatkannya. Lankah kerja kompresor torak
hampir sama dengan komsep kerja motor torak.

Langkah Kerja Kompresor Torak:

1. Langkah Hisap
Poros engkol berputar, torak bergerak dari TMA ke
TMB. Kevakuman terjadi pada ruangan di dalam silinder, sehingga katub hisap terbuka oleh adanya
perbedaan tekanan dan udara terhisap masuk ke dalam silinder.
2. Langkah Kompresi

Langkah kompresi terjadi saat torak bergerak TMB ke TMA, katup hiasap dan katup keluar tertutup sehingga
udara dimampatkan di dalam silinder.
3. Langkah Keluar

Bila torak meneruskan gerakannya ke TMA, tekanan di dalam silinder akan


naik sehingga katup keluar oleh tekanan udara sehingga udara keluar memasuki tangki penyimpanan udara.
Kompresor Torak Kerja Ganda
Bagan
Kompresor Torak Kerja Ganda
Kompresor torak kerja ganda proses kerjanya tidak berbeda dengan kerja tunggal. Pada kerja ganda, setiap
gerakan terjadi sekaligus langkah penghisapan dan pengkompresian. Dengan kerja ganda, kerja kompresor
menjadi lebih efisien dan udara yang disimpan lebih banyak.

Berikut animasi Air compressor startup procedure:


http://qtussama.wordpress.com/materi-ajar-x-tkr/kompresor-udara/

Macam-macam Kompresor (Pembangkit Udara Bertekanan)


Home » Elektro Pneumatik » Macam-macam Kompresor (Pembangkit Udara Bertekanan)

Kompresor berfungsi untuk membangkitkan/menghasilkan udara


bertekanan dengan cara menghisap dan memampatkan udara tersebut
kemudian disimpan di dalam tangki udara kempa untuk disuplai kepada
pemakai (sistem pneumatik). Kompresor dilengkapi dengan tabung untuk
menyimpan udara bertekanan, sehingga udara dapat mencapai jumlah
dan tekanan yang diperlukan. Tabung udara bertekanan pada
kompresordilengkapi dengan katup pengaman, bila tekanan udaranya
melebihi
ketentuan, maka katup pengaman akan terbuka secara otomatis.
Pemilihan jenis kompresor yang digunakan tergantung dari syarat-syarat
pemakaian yang harus dipenuhi misalnya dengan tekanan kerja dan
volume
udara yang akan diperlukan dalam sistim peralatan (katup dan silinder
pneumatik). Secara garis besar kompresor dapat diklasifikasikan seperti di
bawah ini.

1. Klasifi kasi Kompresor


Secara garis besar kompresor dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian,
yaitu Positive Displacement compressor, dan Dynamic compressor,
(Turbo),
Positive Displacement compressor, terdiri dari Reciprocating dan Rotary,
sedangkan Dynamic compressor, (turbo) terdiri dari Centrifugal, axial dan
ejector, secara lengkap dapat dilihat dari klasifikasi di bawah ini:
1.1 Kompresor Torak Resiprokal (reciprocating compressor)
Kompresor ini dikenal juga dengan kompresor torak, karena
dilengkapi
dengan torak yang bekerja bolak-balik atau gerak resiprokal. Pemasukan
udara diatur oleh katup masuk dan dihisap oleh torak yang gerakannya
menjauhi katup. Pada saat terjadi pengisapan, tekanan udara di dalam
silinder mengecil, sehingga udara luar akan masuk ke dalam silinder
secara
alami. Pada saat gerak kompresi torak bergerak ke titik mati bawah ke
titik mati atas, sehingga udara di atas torak bertekanan tinggi, selanjutnya
di masukkan ke dalam tabung penyimpan udara. Tabung penyimpanan
dilengkapi dengan katup satu arah, sehingga udara yang ada dalam
tangki
tidak akan kembali ke silinder. Proses tersebut berlangsung terus-
menerus
hingga diperoleh tekanan udara yang diperlukan. Gerakan mengisap dan
mengkompresi ke tabung penampung ini berlangsung secara terus
menerus,
pada umumnya bila tekanan dalam tabung telah melebihi kapasitas, maka
katup pengaman akan terbuka, atau mesin penggerak akan mati secara
otomatis.

1.2 Kompresor Torak Dua Tingkat Sistem Pendingin Udara


Kompresor udara bertingkat digunakan untuk menghasilkan
tekanan
udara yang lebih tinggi. Udara masuk akan dikompresi oleh torak pertama,
kemudian didinginkan, selanjutnya dimasukkan dalam silinder kedua
untuk dikompresi oleh torak kedua sampai pada tekanan yang diinginkan.
Pemampatan (pengompresian) udara tahap kedua lebih besar, temperatur
udara akan naik selama terjadi kompresi, sehingga perlu mengalami
proses
pendinginan dengan memasang sistem pendingin. Metode pendinginan
yang sering digunakan misalnya dengan sistem udara atau dengan sistem
air bersirkulasi.

Batas tekanan maksimum untuk jenis kompresor torak resiprokal


antara
lain, untuk kompresor satu tingkat tekanan hingga 4 bar, sedangkan dua
tingkat atau lebih tekanannya hingga 15 bar.

1.3 Kompresor Diafragma (diaphragma compressor)


Jenis Kompresor ini termasuk dalam kelompok kompresor torak.
Namun
letak torak dipisahkan melalui sebuah membran diafragma. Udara yang
masuk dan keluar tidak langsung berhubungan dengan bagian-bagian
yang
bergerak secara resiprokal. Adanya pemisahan ruangan ini udara akan
lebih
terjaga dan bebas dari uap air dan pelumas/oli. Oleh karena itu kompresor
diafragma banyak digunakan pada industri bahan makanan, farmasi,
obatobatan
dan kimia.
Prinsip kerjanya hampir sama dengan kompresor torak. perbedaannya
terdapat pada sistem kompresi udara yang akan masuk ke dalam tangki
penyimpanan udara bertekanan. Torak pada kompresor diafragma tidak
secara langsung menghisap dan menekan udara, tetapi menggerakkan
sebuah membran (diafragma) dulu. Dari gerakan diafragma yang
kembang
kempis itulah yang akan menghisap dan menekan udara ke tabung
penyimpan.

1.4 Kompresor Putar (Rotary Compressor)


Kompresor Rotari Baling-baling Luncur
Secara eksentrik rotor dipasang berputar dalam rumah yang berbentuk
silindris, mempunyai lubang-lubang masuk dan keluar. Keuntungan dari
kompresor jenis ini adalah mempunyai bentuk yang pendek dan kecil,
sehingga menghemat ruangan. Bahkan suaranya tidak berisik dan halus
dalam, dapat menghantarkan dan menghasilkan udara secara terus
menerus
dengan mantap. Baling-baling luncur dimasukkan ke dalam lubang yang
tergabung dalam rotor dan ruangan dengan bentuk dinding silindris.
Ketika
rotor mulai berputar, energi gaya sentrifugal baling-balingnya akan
melawan
dinding. Karena bentuk dari rumah baling-baling itu sendiri yang tidak
sepusat
dengan rotornya maka ukuran ruangan dapat diperbesar atau diperkecil
menurut arah masuknya (mengalirnya) udara.

1.5 Kompresor Sekrup (Screw)


Kompresor Sekrup memiliki dua rotor yang saling berpasangan
atau
bertautan (engage), yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan
lainnya berbentuk cembung, sehingga dapat memindahkan udara secara
aksial ke sisi lainnya. Kedua rotor itu identik dengan sepasang roda gigi
helix yang saling bertautan. Jika roda-roda gigi tersebut berbentuk lurus,
maka kompresor ini dapat digunakan sebagai pompa hidrolik pada
pesawatpesawat
hidrolik. Roda-roda gigi kompresor sekrup harus diletakkan pada
rumah-rumah roda gigi dengan benar sehingga betul-betul dapat
menghisap
dan menekan fluida.
1.6 Kompresor Root Blower (Sayap Kupu-kupu)
Kompresor jenis ini akan mengisap udara luar dari satu sisi ke sisi
yang
lain tanpa ada perubahan volume. Torak membuat penguncian pada
bagian
sisi yang bertekanan. Prinsip kompresor ini ternyata dapat disamakan
dengan
pompa pelumas model kupu-kupu pada sebuah motor bakar. Beberapa
kelemahannya adalah: tingkat kebocoran yang tinggi. Kebocoran terjadi
karena antara baling-baling dan rumahnya tidak dapat saling rapat betul.
Berbeda jika dibandingkan dengan pompa pelumas pada motor bakar,
karena fluidanya adalah minyak pelumas maka film-film minyak sendiri
sudah menjadi bahan perapat antara dinding rumah dan sayap-sayap
kupu
itu. Dilihat dari konstruksinya, Sayap kupu-kupu di dalam rumah pompa
digerakan oleh sepasang roda gigi yang saling bertautan juga, sehingga
dapat berputar tepat pada dinding.

1.7 Kompresor Aliran (turbo compressor)


Jenis kompresor ini cocok untuk menghasilkan volume udara yang
besar. Kompresor aliran udara ada yang dibuat dengan arah masuknya
udara secara aksial dan ada yang secara radial. Arah aliran udara dapat
dirubah dalam satu roda turbin atau lebih untuk menghasilkan kecepatan
aliran udara yang diperlukan. Energi kinetik yang ditimbulkan menjadi
energi
bentuk tekanan.

1.8 Kompresor Aliran Radial


Percepatan yang ditimbulkan oleh kompresor aliran radial berasal
dari
ruangan ke ruangan berikutnya secara radial. Pada lubang masuk
pertama
udara dilemparkan keluar menjauhi sumbu. Bila kompresornya bertingkat,
maka dari tingkat pertama udara akan dipantulkan kembali mendekati
sumbu.
Dari tingkat pertama masuk lagi ke tingkat berikutnya, sampai beberapa
tingkat sesuai yang dibutuhkan. Semakin banyak tingkat dari susunan
sudusudu
tersebut maka akan semakin tinggi tekanan udara yang dihasilkan.
Prinsip kerja kompresor radial akan mengisap udara luar melalui sudu-
sudu
rotor, udara akan terisap masuk ke dalam ruangan isap lalu dikompresi
dan akan ditampung pada tangki penyimpanan udara bertekanan hingga
tekanannya sesuai dengan kebutuhan.

1.9 Kompresor Aliran Aksial


Pada kompresor aliran aksial, udara akan mendapatkan
percepatan
oleh sudu yang terdapat pada rotor dan arah alirannya ke arah aksial yaitu
searah (sejajar) dengan sumbu rotor. Jadi pengisapan dan penekanan
udara terjadi saat rangkaian sudu-sudu pada rotor itu berputar secara
cepat.
Putaran cepat ini mutlak diperlukan untuk mendapatkan aliran udara yang
mempunyai tekanan yang diinginkan. Teringat pula alat semacam ini
adalah
seperti kompresor pada sistem turbin gas atau mesin-mesin pesawat
terbang
turbo propeller. Bedanya, jika pada turbin gas adalah menghasilkan
mekanik
putar pada porosnya. Tetapi, pada kompresor ini tenaga mekanik dari
mesin
akan memutar rotor sehingga akan menghasilkan udara bertekanan.

2. Penggerak Kompresor
Penggerak kompresor berfungsi untuk memutar kompresor,
sehingga
kompresor dapat bekerja secara optiomal. Penggerak kompresor yang
sering
digunakan biasanya berupa motor listrik dan motor bakar seperti gambar
12. Kompresor berdaya rendah menggunakan motor listrik dua phase atau
motor bensin. sedangkan kompresor berdaya besar memerlukan motor
listrik 3 phase atau mesin diesel. Penggunaan mesin bensin atau diesel
biasanya digunakan bilamana lokasi disekitarnya tidak terdapat aliran
listrik
atau cenderung non stasioner. Kompresor yang digunakan di pabrik-
pabrik
kebanyakan digerakkan oleh motor listrik karena biasanya terdapat
instalasi
listrik dan cenderung stasionar (tidak berpindah-pindah).
Sumber: bse (buku sekolah elektronik)
http://sinelectronic.blogspot.com/2012/01/macam-macam-kompresor-pembangkit-

udara.html

Makalah Sistem kompresor


DISUSUN OLEH :

1. Harun Arashid ( X OA/ Rombel “b” )

KATA PENGANTAR

Bismilahirahmanirahim.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Di dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dengan terselesaikannya penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu
kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun. Kami berharap kiranya makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami maupun pembaca dan mudah-mudahan makalah ini dijadikan ibadah
di sisi Allah SWT. Amiiiin.

Gunungkidul, Februari 2013

Penyusun\
DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………………………………………. 1

KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………………………….
.2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………. 4

1.1. Latar Belakang Masalah


………………………………………………………………………… 4

1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………….. 5

1.2. Manfaat
Penulisan…………………………………………………………………………………. 5

1.3. Tujuan
Penulisan…………………………………………………………………………………… 5

BAB
II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………
…6

2.1. Pengertian
Kompresor……………………………………………………………………………. 6

2.2. Klasifikasi
Kompresor……………………………………………………………………………. 6
2.3. Penggerak
Kompresor……………………………………………………………………………. 15

2.4. Komponen Kompresor………………………………………………………… 16

2.5. Cara Merawat Kompresor……………………………………………………… 26

BAB III
PENUTUP …………………………………………………………………………………………..
27

3.1 Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………… 27

3.2
Saran…………………………………………………………………………………………………
… 27

3.3
Sumber………………………………………………………………………………………………
… 28

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Kompresor secara sederhana bisa diartikan sebagai alat untuk memasukkan udara dan atau
mengirim udara dengan tekanan tinggi. Kompresor bisa kita temukan pada alat pengungkit,
kendaraan roda empat, pendingin ruangan, lemari es serta alat-alat mengengkat beban yang
menggunakan tekanan untuk mengangkatnya.

Sekalipun sama-sama sebagai alat untuk memasukkan dan menggiring udara dengan tekanan
tinggi, pada masing-masing peralatan yang berbeda, cara kerja kompresor pun bisa berbeda pula.
Secara umum kompresor digunakan atau berfungsi menyediakan udara dengan tekanan tinggi.
Prinsip kerja kompresor seperti ini biasa kita temukan pada mesin otomotif. Fungsi kedua dari
kompresor adalah untuk membantu reaksi kimia dengan cara meningkatkan sistem tekanan.

Sebuah kompresor apabila dilihat dari cara kerjanya, maka akan ada dua jenis kompresor yang
masing-masing metode kerjanya berbeda. Jenis pertama adalah kompresor dengan metode kerja
positif displacement dan yang kedua adalah kompresor dengan metode kerja dynamic.

Di mana letak perbedaan metode kera dari kedua jenis kompresor ini? Yang pertama, kompresor
jenis positif displacement. Kompresor model ini bekerja dengan cara memasukkan udara ke dalam
ruang tertutup, lalu pada saat yang sama volume ruangnya diperkecil, dengan demikian tekanan di
dalam dengan sendirinya akan naik.

Tekanan yang tinggi inilah yang digunakan untuk berbagai keperluan sesuai dengan peruntukkan
kompresor tadi. Kompresor model positif displacement ini digunakan dalam reciprocating
compressor dan rotary.

Sementara itu pada kompresor model dinamik, volume ruangnya tetap tapi udara yang ada didalam
ruang tersebut diberi kecepatan. Kemudian pada saat yang sama kecepatan tersebut diubah
menjadi tekanan. Hal ini bisa terjadi karena udara pada ruang yang volumenya tetap mengalami
tekanan. Kompresor yang menggunakan model dynamic ini biasanya pada alat turbo axial flow.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan kompresor ?

2. Apa saja macam-macam kompresor ?

3. Bagaimana merawat kompresor ?

1.3 MANFAAT PENULISAN


Diharapkan dari penulisan makalah mengenai sistem kompresor ini dapat memberi manfaat
sebagai berikut.

 Memudahkan transfer pengetahuan tentang kompresor kepada pelajar.


 Memudahkan para pembaca untuk mendapatkan informasi tentang kompresor.
 Membantu pelajar untuk memahami kompresor secara sederhana.
1.4 TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kompresor.

2. Mengetahui berbagai macam-macam kompresor.

3. Mengetahui bagaimana cara melakukan perawatan kompresor.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KOMPRESOR

Kompresor merupakan mesin untuk menaikkan tekanan udara dengan cara memampatkan gas atau
udara yang kerjanya didapat dari poros. Kompresor biasanya bekerja dengan menghisap udara
atmosfir. Jika kompresor bekerja pada tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfir maka
kompresor disebut sebagai penguat (booster), dan jika kompresor bekerja dibawah tekanan
atmosfir maka disebut pompa vakum.

Gas mempunyai kemampuan besar untuk menyimpan energi persatuan volume dengan menaikkan
tekanannya, namun ada hal-hal yang harus diperhatikan yaitu : kenaikan temperatur pada
pemampatan, pendinginan pada pemuaian, dan kebocoran yang mudah terjadi.

2.2 KLASIFIKASI KOMPRESOR

Secara garis besar kompresor dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu Positive
Displacement compressordan Dynamic compressor (Turbo). Positive Displacement compressor,
terdiri atas Reciprocating dan Rotary.Sedangkan Dynamic compressor (turbo) terdiri
atas Centrifugal, axial dan ejector, secara lengkap dapat dilihat dari klasifikasi di bawah ini:

Gambar 1. Diagram Pembagian Klasifikasi Kompresor

Berikut penjelasan beberapa jenis kompresor.

2.21 Kompresor Torak Resiprokal (reciprocating compressor)

Kompresor ini dikenal juga dengan kompresor torak, karena dilengkapi dengan torak yang bekerja
bolak-balik atau gerak resiprokal. Pemasukan udara diatur oleh katup masuk dan dihisap oleh
torak yang gerakannya menjauhi katup. Pada saat terjadi pengisapan, tekanan udara di dalam
silinder mengecil, sehingga udara luar akan masuk ke dalam silinder secara alami. Pada saat gerak
kompresi torak bergerak dari titik mati bawah ke titik mati atas, sehingga udara di atas torak
bertekanan tinggi, selanjutnya di masukkan ke dalam tabung penyimpan udara. Tabung
penyimpanan dilengkapi dengan katup satu arah, sehingga udara yang ada dalam tangki tidak akan
kembali ke silinder. Proses tersebut berlangsung terus-menerus hingga diperoleh tekanan udara
yang diperlukan. Gerakan mengisap dan mengkompresi ke tabung penampung ini berlangsung
secara terus menerus, pada umumnya bila tekanan dalam tabung telah melebihi kapasitas, maka
katup pengaman akan terbuka, atau mesin penggerak akan mati secara otomatis.

Gambar 3. Penampang Melintang Kompresor Reciprocating

Kompresor reciprocating tersedia dalam berbagai konfigurasi. Terdapat empat jenis yang paling
banyak digunakan yaitu horizontal, vertical, horizontal balance-opposed, dan tandem. Jenis
kompresor reciprocating vertical digunakan untuk kapasitas antara 50 – 150 cfm. Kompresor
horisontal balance opposed digunakan pada kapasitas antara 200 – 5000 cfm untuk desain multi
tahap dan sampai 10,000 cfm untuk desain satu tahap.
Kompresor udara reciprocating biasanya merupakan aksi tunggal dimana penekanan dilakukan
hanya menggunakan satu sisi dari piston. Kompresor yang bekerja menggunakan dua sisi piston
disebut sebagai aksi ganda.

Sebuah kompresor dianggap sebagai kompresor satu tahap jika keseluruhan penekanan dilakukan
menggunakan satu silinder atau beberapa silinder yang paralel. Beberapa penerapan dilakukan
pada kondisi kompresi satu tahap. Rasio kompresi yang terlalu besar (tekanan keluar
absolut/tekanan masuk absolut) dapat menyebabkan suhu pengeluaran yang berlebihan atau
masalah desain lainnya. Mesin dua tahap yang digunakan untuk tekanan tinggi biasanya
mempunyai suhu pengeluaran yang lebih rendah (140 to 160 oC),sedangkan pada mesin satu tahap
suhu lebih tinggi (205 to 240oC).
Kompresor udara reciprocating tersedia untuk jenis pendingin udara maupun pendingin air
menggunakan pelumasan maupun tanpa pelumasan, mungkin dalam bentuk paket, dengan
berbagai pilihan kisaran tekanan dan kapasitas.

2.22 Kompresor Torak Dua Tingkat Sistem Pendingin Udara

Kompresor udara bertingkat digunakan untuk menghasilkan tekanan udara yang lebih tinggi.
Udara masuk akan dikompresi oleh torak pertama, kemudian didinginkan, selanjutnya dimasukkan
dalam silinder kedua untuk dikompresi oleh torak kedua sampai pada tekanan yang diinginkan.
Pemampatan (pengkompresian) udara tahap kedua lebih besar, temperatur udara akan naik selama
terjadi kompresi, sehingga perlu mengalami proses pendinginan dengan memasang sistem
pendingin. Metode pendinginan yang sering digunakan misalnya, dengan sistem udara atau dengan
sistem air bersirkulasi.

Batas tekanan maksimum untuk jenis kompresor torak resiprokal antara lain, untuk kompresor satu
tingkat tekanan hingga 4 bar. Sedangkan dua tingkat atau lebih tekanannya hingga 15 bar.

2.23 Kompresor Diafragma (diaphragma compressor)

Jenis Kompresor ini termasuk dalam kelompok kompresor torak. Namun letak torak dipisahkan
melalui sebuah membran diafragma. Udara yang masuk dan keluar tidak langsung berhubungan
dengan bagian-bagian yang bergerak secara resiprokal. Adanya pemisahan ruangan ini udara akan
lebih terjaga dan bebas dari uap air dan pelumas/oli. Oleh karena itu kompresor diafragma banyak
digunakan pada industri bahan makanan, farmasi, obat – obatan dan kimia.
Prinsip kerjanya hampir sama dengan kompresor torak. Perbedaannya terdapat pada sistem
kompresi udara yang akan masuk ke dalam tangki penyimpanan udara bertekanan. Torak pada
kompresor diafragma tidak secara langsung menghisap dan menekan udara, tetapi menggerakkan
sebuah membran (diafragma) dulu. Dari gerakandiafragma yang kembang kempis itulah yang
akan menghisap dan menekan udara ke tabung penyimpan.

2.24 Kompresor Putar (Rotary Compressor)

Kompresor putar ini memiliki sepasang rotor berbentuk sekrup. Pasangan ini berputar serempak
dalam arah yang berlawanan dan saling mengait seperti roda gigi. Putaran serempak ini dapat
berlangsung karena kaitan gigi-gigi rotor itu sendiri atau dengan perantaraan sepasang roda gigi
penyerempak putaran. Karena gesekan antar rotor sangat kecil, kompresor ini mempunyai
performansi yang baik untuk umur kerja yang panjang. Perbedaan tekanan maksimum yang
diizinkan pada kompresor ini ditentukan oleh defleksi lentur rotor dan besarnya biasanya adalah 30
kg/cm2 (2900 kPa).. Mekanisme kerja kompresor rotary, udara masuk dimampatkan melalui Blade
(Mata Pisau) yang berputar cepat. Blade tersebut digerakkan untuk memampatkan udara yang
masuk.

Kompresor beroperasi pada kecepatan tinggi dan umumnya menghasilkan hasil keluaran yang
lebih tinggi dibandingkan kompresor reciprocating. Biaya investasinya rendah, bentuknya
kompak, ringan dan mudah perawatannya, sehingga kompresor ini sangat popular di industri.
Biasanya digunakan dengan ukuran 30 sampai 200 hp atau 22 sampai 150 kW.
Jenis dari kompresor putar adalah:

 Kompresor lobe (roots blower)


 Kompresor ulir (ulir putar helical-lobe, dimana rotor putar jantan dan betina bergerak
berlawanan arah dan menangkap udara sambil mengkompresi dan bergerak ke depan
(lihat Gambar 5)
 Jenis baling-baling putar/ baling-baling luncur, ring cairan dan jenis gulungan.
Kompresor ulir putar menggunakan pendingin air. Jika pendinginan sudah dilakukan pada bagian
dalam kompresor, tidak akan terjadi suhu operasi yang ekstrim pada bagian-bagian yang bekerja.

Karena desainnya yang sederhana dan hanya sedikit bagian-bagian yang bekerja, kompresor udara
ulir putar mudah perawatannya, mudah operasinya dan fleksibel dalam pemasangannya.
Kompresor udara putar dapat dipasang pada permukaan apapun yang dapat menyangga berat
Statiknya.

Gambar 4. Skema Kerja Kompresor Rotary [www.thermalfluids.net]

Pada skema kerja diatas terlihat jelas bahwa :

Step 1 : Udara luar masuk melalui perbedaan tekanan antara kompresor dengan tekanan udara
lingkungan.

Step 2 : Udara masuk, mulai mengembang/ di ekspansikan oleh Blade.

Step 3 : Udara dimampatkan ke dinding silinder oleh Blade.

Step 4 : Udara bertekanan tinggi keluar melalui katup keluar.

2.25 Kompresor Sekrup (Screw)

Kompresor Sekrup memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau bertautan (engage), yang satu
mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya berbentuk cembung, sehingga dapat memindahkan
udara secara aksial ke sisi lainnya. Kedua rotor itu identik dengan sepasang roda gigi helix yang
saling bertautan. Jika roda-roda gigi tersebut berbentuk lurus, maka kompresor ini dapat digunakan
sebagai pompa hidrolik pada pesawat-pesawat hidrolik. Roda-roda gigi kompresor sekrup harus
diletakkan pada rumah-rumah roda gigi dengan benar sehingga betul-betul dapat menghisap dan
menekan fluida.

Gambar 5. Kompresor Screw

Gambar Langkah kerja Kompresor Screw


2.26 Kompresor Root Blower (Sayap Kupu-kupu)

Kompresor jenis ini akan mengisap udara luar dari satu sisi ke sisi yang lain tanpa ada perubahan
volume. Torak membuat penguncian pada bagian sisi yang bertekanan. Prinsip kompresor ini
ternyata dapat disamakan dengan pompa pelumas model kupu-kupu pada sebuah motor bakar.
Beberapa kelemahannya adalah: tingkat kebocoran yang tinggi. Kebocoran terjadi karena antara
baling-baling dan rumahnya tidak dapat saling rapat betul. Berbeda jika dibandingkan dengan
pompa pelumas pada motor bakar, karena fluidanya adalah minyak pelumas maka film-film
minyak sendiri sudah menjadi bahan perapat antara dinding rumah dan sayap-sayap kupu itu.
Dilihat dari konstruksinya, Sayap kupu-kupu di dalam rumah pompa digerakan oleh sepasang roda
gigi yang saling bertautan juga, sehingga dapat berputar tepat pada dinding.

2.27 Kompresor Aliran (turbo compressor)

Jenis kompresor ini cocok untuk menghasilkan volume udara yang besar. Kompresor aliran udara
ada yang dibuat dengan arah masuknya udara secara aksial dan ada yang secara radial. Arah aliran
udara dapat dirubah dalam satu roda turbin atau lebih untuk menghasilkan kecepatan aliran udara
yang diperlukan. Energi kinetik yang ditimbulkan menjadi energi bentuk tekanan.

2.28 Kompresor Aliran Radial

Percepatan yang ditimbulkan oleh kompresor aliran radial berasal dari ruangan ke ruangan
berikutnya secara radial. Pada lubang masuk pertama udara dilemparkan keluar menjauhi sumbu.
Bila kompresornya bertingkat, maka dari tingkat pertama udara akan dipantulkan kembali
mendekati sumbu. Dari tingkat pertama masuk lagi ke tingkat berikutnya, sampai beberapa tingkat
sesuai yang dibutuhkan. Semakin banyak tingkat dari susunan sudu- sudu tersebut maka akan
semakin tinggi tekanan udara yang dihasilkan. Prinsip kerja kompresor radial akan menghisap
udara luar melalui sudu-sudu rotor, udara akan terisap masuk ke dalam ruangan hisap lalu
dikompresi dan akan ditampung pada tangki penyimpanan udara bertekanan hingga tekanannya
sesuai dengan kebutuhan.

2.29. Kompresor Aliran Aksial

Pada kompresor aliran aksial, udara akan mendapatkan percepatan oleh sudu yang terdapat pada
rotor dan arah alirannya ke arah aksial yaitu searah (sejajar) dengan sumbu rotor. Jadi pengisapan
dan penekanan udara terjadi saat rangkaian sudu-sudu pada rotor itu berputar secara cepat. Putaran
cepat ini mutlak diperlukan untuk mendapatkan aliran udara yang mempunyai tekanan yang
diinginkan. Teringat pula alat semacam ini adalah seperti kompresor pada sistem turbin gas atau
mesin-mesin pesawat terbang turbo propeller. perbedaannya, jika pada turbin gas adalah
menghasilkan mekanik putar pada porosnya. Tetapi, pada kompresor ini tenaga mekanik dari
mesin akan memutar rotor sehingga akan menghasilkan udara bertekanan.

2.3 PENGGERAK KOMPRESOR

Penggerak kompresor berfungsi untuk memutar kompresor, sehingga kompresor dapat bekerja
secara optimal. Penggerak kompresor yang sering digunakan biasanya berupa motor listrik dan
motor bakar. Kompresor berdaya rendah menggunakan motor listrik dua phase atau motor bensin.
sedangkan kompresor berdaya besar memerlukan motor listrik 3 phase atau mesin diesel.
Penggunaan mesin bensin atau diesel biasanya digunakan apabila lokasi disekitarnya tidak terdapat
aliran listrik atau cenderung non stasioner. Kompresor yang digunakan di pabrik-pabrik
kebanyakan digerakkan oleh motor listrik karena biasanya terdapat instalasi listrik dan cenderung
stasionar (tidak berpindah-pindah).

2.4 KOMPONEN KOMPRESOR

1. Kerangka (frame)
Fungsi utama adalah untuk mendukung seluruh beban dan berfungsi juga sebagai tempat
kedudukan bantalan, poros engkol, silinder dan tempat penampungan minyak pelumas.

2. Poros engkol (crank shaft)

Berfungsi mengubah gerak berputar (rotasi) menjadi gerak lurus bolak balik (translasi).

3. Batang penghubung (connecting rod)

Berfungsi meneruskan gaya dari poros engkol ke batang torak melalui kepala silang, batang
penghubung harus kuat dan tahan bengkok sehingga mampu menahan beban pada saat kompresi.

4. Kepala silang (cross head)

Berfungsi meneruskan gaya dari batang penghubung ke batang torak. Kepala silang dapat
meluncur pada bantalan luncurnya

5. Silinder (cylinder)

Berfungsi sebagai tempat kedudukan liner silinder dan water jacket.

6. Liner silinder (cylinder liner)

Berfungsi sebagai lintasan gerakan piston torak saat melakukan proses ekspansi, pemasukan,
kompresi, dan pengeluaran.

7. Front and rear cylinder cover.

Adalah tutup silinder bagian head end/front cover dan bagian crank end/rear cover yang berfungsi
untuk menahan gas/udara supaya tidak keluar silinder.

8. Water Jacket

Adalah ruangan dalam silinder untuk bersirkulasi air sebagai pendingin


9. Torak (piston)

Sebagai elemen yang menghandel gas/udara pada proses pemasukan (suction), kompresi
(compression) dan pengeluaran (discharge).

10. Cincin torak ( piston rings)

Berfungsi mengurangi kebocoran gas/udara antara permukaan torak dengan dinding liner silinder.

Gambar 5. Posisi Cincin Torak

11. Batang Torak (piston rod)

Berfungsi meneruskan gaya dari kepala silang ke torak.

12. Cincin Penahan Gas (packing rod)

Berfungsi menahan kebocoran gas akibat adanya celah (clearance) antara bagian yang bergerak
(batang torak) dengan bagian yang diam (silinder). Cincin penahan gas ini terdiri dari beberapa
ring segment.

13. Ring Oil Scraper

Berfungsi untuk mencegah kebocoran minyak pelumas pada frame.

14. Katup kompresor (compressor valve)

Berfungsi untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran gas/udara, kedalam atau keluar silinder.
Katup ini dapat bekerja membuka dan menutup sendiri akibat adanya perbedaan tekanan yang
terjadi antara bagian dalam dengan bagian luar silinder.

Gambar 6. Konstruksi Katup Pita ( Reed Valve )


Gambar 7. Konstruksi Katup Cincin

Gambar 8. Konstruksi Katup Kanal

Gambar 9. Konstruksi Katup Kepak

15. Pengatur Kapasitas

Volume udara yang dihasilkan kompresor harus sesuai dengan kebutuhan. Jika kompresor terus
bekerja maka tekanan dan volume udara akan terus meningkat melebihi kebutuhan dan berbahaya
terhadap peralatan. Untuk mengatur batas volume dan tekanan yangdihasilkan kompresor
digunakan alat yang biasa disebut pembebas beban (unloader). Pembebas beban dapat digolongkan
menurut asas kerjanya, yaitu : pembebas beban katup isap, pembebas beban celah katup, pembebas
beban trotel isap dan pembebas beban dengan pemutus otomatis. Pembebas beban yang
difungsikan untuk memperingan beban pada waktu kompresor distart agar penggerak mula dapat
berjalan lancar dinamakan pembebas beban awal. Adapun ciri-ciri, cara kerja, dan pemakaian
berbagai jenis pembebas beban tersebut adalah sebagai berikut.

(1). Pembebas beban katup isap

Jenis ini sering dipakai pada kompresor kecil atau sedang. Cara ini menggunakan katup isap di
mana plat katupnya dapat dibuka terus pada langkah isap maupun langkah kompresi sehingga
udara dapat bergerak keluar masuk silinder secara bebas melalui katup ini tanpa terjadi kompresi.
Hal ini berlangsung sebagai berikut.

Gambar 10. Kerja pembebas beban katup isap

Jika kompresor bekerja maka udara akan mengisi tangki udara sehingga tekanannya akan naik
sedikit demi sedikit. Tekanan ini disalurkan ke bagian bawah katup pilot dari pembebas beban.
Jika tekanan di dalam tangki udara masih rendah, maka katup akan tetap tertutup karena pegas atas
dari katup pilot dapat mengatasi tekanan tersebut. Namun jika tekanan di dalam tangki udara naik
sehingga dapat mengatasi gaya pegas tadi maka katup isap akan didorong sampai terbuka. Udara
tekan akan mengalir melalui pipa pembebas beban dan menekan torak pembebas beban pada tutup
silinder ke bawah. Maka katup isap akan terbuka dan operasi tanpa beban mulai. Selama
kompresor bekerja tanpa beban, tekanan di dalam tangki udara akan menurun terus karena udara
dipakai sedangkan penambahan udara dari kompresor tidak ada. Jika tekanan turun melebihi batas
maka gaya pegas dari katup pilot akan mengalahkan gaya dari tekanan tangki udara. Maka katup
pilot akan jatuh, lalu udara tertutup, dan tekanan di dalam pipa pembebas beban menjadi sama
dengan tekanan at -mosfir. Dengan demikian torak pembebas beban akan terangkat oleh gaya
pegas, katup isap kembali pada posisi normal, dan kompresor bekerja mengisap dan
memampatkan udara.

(2). Pembebas beban dengan pemutus otomatik

Jenis ini dipakai untuk kompresor-kompresor yang relatif kecil, kurang dari 7,5 kW. Di sini
dipakai tombol tekanan (pressure switch) yang dipasang di tangki udara. Motor penggerak akan
dihentikan oleh tombol tekanan ini secara otomatik bila tekanan udara di dalam tangki udara
melebihi batas tertentu. Sebaliknya jika tekanan di dalam tangki udara turun sampai dibawah batas
minimal yang ditetapkan, maka tombol akan tertutup dan motor akan hidup kembali. Pembebas
beban jenis ini banyak dipakai pada kompresor kecil sebab katup isap pembebas beban yang
berukuran kecil agak sulit dibuat. Selain itu motor berdaya kecil dapat dengan mudah dihidupkan
dan dimatikan dengan tombol tekanan.

16. Pelumasan

Bagian-bagian kompresor torak yang memerlukan pelumasan adalah bagian-bagian yang saling
meluncur seperti silinder, torak, kepala silang, metal -metal bantalan batang penggerak dan
bantalan utama. Tujuan pelumasan adalah untuk mencegah keausan, merapatkan cincin torak dan
paking, mendinginkan bagian-bagian yang saling bergesek, dan mencegah pengkaratan. Pada
kompresor kerja tunggal yang biasanya dipergunakan sebagai kompresor berukuran kecil,
pelumasan kotak engkol dan silinder disatukan. Sebaliknya kompresor kerja ganda yang biasanya
dibuat untuk ukuran sedang dan besar dimana silinder dipisah dari rangka oleh paking tekan, maka
harus dilumasi secara terpisah. Dalam hal ini pelumasan untuk silinder disebut pelumasan dalam
dan pelumasan untuk rangkanya disebut pelumasan luar.Untuk kompresor kerja tunggal yang
berukuran kecil, pelumasan dalam maupun pelumasan luar dilakukan secara bersama dengan cara
pelumasan percik atau dengan pompa pelumas jenis rocla gigi. Pelumasan percik, menggunakan
tuas pemercik minyak yang dipasang pada ujung besar batang penggerak. Tuas ini akan
menyerempet permukaan minyak di dasar kotak engkol sehingga minyak akan terpercik ke silinder
dan bagian lain dalam kotak engkol. Metode pelumasan paksa menggunakan pompa roda gigi
yang dipasang pada ujung poros engkol. Putaran poros engkol akan diteruskan ke poros pompa ini
melalui sebuah kopling jenis Oldham. Minyak pelumas mengalir melalui saringan minyak oleh
isapan pompa. Oleh pompa tekanan minyak dinaikkan sampai mencapai harga tertentu lalu
dialirkan ke semua bagian yang memerlukan melalui saluran di dalam poros engkol dan batang
penggerak.

Gambar 11. Pelumasan Paksa

Sebuah katup pembatas tekanan untuk membatasi tekanan minyak dipasang pada sisi keluar
pompa roda gigi. Kompresor berukuran sedang dan besar menggunakan pelumasan dalam yang
dilakukan dengan pompa minyak jenis plunyer secara terpisah. Adapun pelumasan luarnya
dilakukan dengan pompa roda gigi yang dipasang pada ujung poros engkol. Pompa roda gigi
harus dipancing sebelum dapat bekerja. Untuk itu disediakan pompa tangan yangdipasang paralel
dengan pompa roda gigi. Pada jalur pipa minyak pelumas juga perlu dipasang rele tekanan. Rele
ini akan bekerja secara otomatis menghentikan kompresor jika terjadi penurunan tekanan minyak
sampai di bawah batas minimum. Jika pompa mengisap udara. karena tempat minyak kosong atau
permukaannya terlalu rendah maka rele akan bekerjadan kompresor berhenti

Gambar 12. Sistem Pelumas Minyak Luar

Gambar 13. Sistem Pelumas Minyak Dalam

17. Peralatan Pembantu

Untuk dapat bekerja dengan sempurna, kompresor dilengkapi dengan beberapa peralatan
pembantu antara lain adalah sebagai berikut.

(1) Saringan udara

Jika udara yang diisap kompresor mengandung banyak debu maka silinder dan cincin torak akan
cepat aus bahkan dapat terbakar. Karena itu kompresor harus dilengkapi dengan saringan udara
yang dipasang pada sisi isapnya. Saringan yang banyak dipakai saat ini terdiri dari tabung-tabung
penyaring yang berdiameter 10 mm dan panjangnya 10 mm. Tabung ini ditempatkan di dalam
kotak berlubang-lubang atau keranjang kawat, yang dicelupkan dalam genangan minyak. Udara
yang diisap kompresor harus mengalir melalui minyak dan tabung yang lembab oleh minyak.
Dengan demikian jika ada debu yang terbawa akan melekat pada saringan sehingga udara yang
masuk kompresor menjadi bersih. Aliran melalui saringan tersebut sangat turbulen dan arahnya
membalik hingga sebagian besar dari partikel – partikel debu akan tertangkap di sini.

Gambar 14. Saringan udara tipe genangan minyak

(2) Katup pengaman

Katup pengaman harus dipasang pada pipa keluar dari setiap tingkat kompresor. Katup ini harus
membuka dan membuang udara ke luar jika tekanan melebihi 1,2 kali tekanan normal maksimum
dari kompresor. Pengeluaran udara harus berhenti secara tepat jika tekanan sudah kembali sangat
dekat pada tekanan normal maksimum.

Gambar 15. Katup Pengaman

(3) Tangki udara

Tangki udara dipakai untuk menyimpan udara tekan agar apabila ada kebutuhan udara tekan yang
berubah-ubah jumlahnya dapat dilayani dengan lancar. Dalam hal kompresor torak di mana udara
dikeluarkan secara berfluktuasi, tangki udara akan memperhalus aliran. Selain itu, udara yang
disimpan di dalam tangki udara akan mengalami pendinginan secara pelan-pelan dan uap air yang
mengembun dapat terkumpul di dasar tangki untuk sewaktu-waktu dibuang. Dengan demikian
udara yang disalurkan ke pemakai selain sudah dingin, juga tidak lembab.

Gambar 16. Unit Kompresor dengan Tangki Udara

(4) Peralatan Pembantu

Kompresor untuk keperluan-keperluan khusus sering dilengkapi peralatan bantu antara lain :
peredam bunyi, pendingin akhir, pengering, menara pendingin dan sebagainya sesuai dengan
kebutuhan spesifik yangdibutuhkan sistem.

(5) Peralatan pengaman yang lain

Kompresor juga memiliki alat-alat pengaman berikut ini untuk menghindari dari kecelakaan.
 alat penunjuk tekanan, rele tekanan udara dan reletekanan minyak.
 alat penunjuk temperatur dan rele thermal (tem peratur udara keluar, temperatur
udara masuk,temperatur air pendingin, temperatur minyak dantemperatur
bantalan.
 Rele aliran air (mendeteksi aliran yang berkurang/ berhenti).
2.5 CARA MERAWAT KOMPRESOR

 Cek oli, pastikan levelnya minimal setengah dan tidak lebih dari 3/4 pada oil glass
 Tutup semua kran
 Periksa belt, pastikan tidak terlalu kendur namun juga tidak terlalu kencang.
 Pastikan daya yang tersedia minimal 2 kali lipat dari daya yang tertera pada motor.
 Untuk mesin kompresor, (pastikan oli dan bahan bakar tersedia)
 Start/On pada switch (recoil untuk engine dan gunakan pengaturan gas untuk start,
setelah stabil, kembalikan pada posisi awal).
 Pastikan motor mati/Off jika pressure gauge menunjuk 8 bar dan kembali hidup/On pada
5 bar (untuk kompresor berkapasitas 12 bar akan mati/Off jika pressure gauge menunjuk
12 bar dan kembali hidup/On pada 9 bar)
 Untuk kompresor engine, matikan secara manual dengan engine switch off
 Setelah selesai menggunakan unit ini, buang seluruh angin yang tersisa di dalam tangki
melalui drain valve.
 Gunakan kompresor sesuai aplikasinya.
 Perhatikan debit pengisian tangki, harus lebih besar dari debit penggunaannya
 Usahakan sedapat mungkin agar motor memiliki tenggang waktu yang cukup untuk hidup
dan mati, minimal 5-10 menit.
 Letakan kompresor di tempat dengan sirkulasi udara yang baik.
 Hindarkan kompresor dari hujan/air maupun sinar matahari secara langsung (letakan di
tempat terlindung).
 Pastikan minimal sekali dalam seminggu untuk menguras tangki dengan angin (sebaiknya
tiap hari).
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Makalah ini dapat disimpulkan bahwa klasifikasi kompresor secara garis besar kompresor dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu Positive Displacement compressor, dan Dynamic
compressor, (Turbo), Positive Displacement compressor, terdiri dari Reciprocating dan Rotary,
sedangkan Dynamic compressor, (turbo) terdiri dari Centrifugal, axial dan ejector.

Dan kompresor mempunyai beberapa komponen yan terdiri dari ; Kerangka (frame), Poros engkol
(crank shaft), Batang penghubung (connecting rod), Kepala silang (cross head), Silinder (cylinder),
Liner silinder (cylinder liner), Water Jacket, Torak (piston), Cincin torak ( piston rings), Cincin
Penahan Gas (packing rod), Ring Oil Scraper, dan Katup kompresor (compressor valve).

Sedangkan untuk kompresor torak merupakan salah satu positive displacement compressor dengan
prinsip kerja memampatkan dan mengeluarkan udara / gas secara intermitten (berselang) dari
dalam silinder. Pemampatan udara / gas dilakukan didalam silinder. Elemen mekanik yang
digunakan untuk memampatkan udara / gas dinamakan piston / torak.

Perawatan kompresor sangatlah penting dikarenakan akan memperpanjang usia dari kompresor
tersebut. Dan tanpa dirawat dengan baik dan atau dipergunakan tidak sebagai mestinya sesuai
dengan peruntukannya, akan menyebabkan kompresor cepat rusak.

Maka, ketika akan menggunakan kompresor, pastikan dulu bahwa oli berada pada level aman.
Kemudian semua kran harus dipastikan dalam keadaan tertutup, belt tidak terlalu kendur dan tidak
juga terlalu kencang. Sebelum kompresor dinyalakan, atur terlebih dahulu pengaturan gas agar
tidak terlalu rendah dan juga tidak terlalu tinggi.
3.2 SARAN

Dengan makalah ini penulis menyarankan pembaca, ketika mempunyai kompresor seharusnya
dapat mengetahui bagian-bagian dari kompresor tersebut yang dapat berguna dalam perawatan
agar kompresor dapat mempuyai usia yang lebih lama.

1. kompresor 2 silinder dengan konfigurasi V160. Tidak disebutkan merk apa, tetapi
beberapa parameter disebutkan misal : reference pressure, rpm, dan power inputnya yang
sebesar 3 HP. Output dari mesin stirling yang dihasilkan ekspektasinya antara 500 - 1000
watt (karena working pressure dari mesin stirlingnya juga dimodifikasi, diturunkan dari
nilai spesifikasi asli kompresor).
2. Analisa performance dilakukan dengan schmidt analysis, menggunakan program yang
ditulis oleh Urieli.
3. Semua komponen dari kompresor tetap dipakai semua (cylinder, crank, flywheel, piston,
piston ring), modifikasi dilakukan dengan menambahkan regenerator panas yang
menghubungkan silinder panas dengan silinder dingin. Untuk materi regenerator
digunakan wire mesh nomor 35 yang menurut penulis paper itu paling mendekati ukuran
diameter dari hasil perhitungan. Tabung regeneratornya sendiri didesain dengan panjang
73 mm, diameter luar tabung regenerator 83.7 mm. Mestinya wire meshnya yang nomor
35 ditaruh didalam tabung regenerator (memenuhi tabung, tetapi tidak solid dimana
angin bisa lalu lalang tapi panasnya akan terserap).

Kompresor udara 2 silinder konfigurasi V

Proses Konversi
Sebelumnya perlu saya tekankan bahwa langkah pengkonversian kompresor udara
menjadi mesin stirling tipe alfa ini barangkali bukan jalan terbaik untuk merealisasikan
ide ini. Jalan ini terpaksa ditempuh karena alasan lebih menghemat waktu dan pekerjaan :
tidak perlu memikirkan mekanisme mekanisnya, membubut silinder, membubut piston,
dan sebagainya. Meski demikian harap diingat bahwa kompresor udara tidak didesain
untuk mesin stirling : bahannya hanya dari besi cor biasa dan aluminium alloy, juga
spesifikasi tekanan yang dibolehkan hanya sebatas 8 bar (mestinya setelah dikonversi
akan kurang dari nilai itu). Mestinya langkah ini hanya bisa dipakai untuk membuat
prototype saja dan harus diganti dengan material lain yang lebih kuat dan tahan panas
untuk aplikasi yang sebenarnya.

Pemilihan kompresor

Meski di pasaran Indonesia beredar kompresor dengan 1, 2, dan 3 silinder piston tetapi
stirling tipe alfa mensyaratkan adanya 2 silinder yaitu silinder panas dan silinder dingin.
Untuk itu dipilih tipe 2 silinder dengan pertimbangan sudah memenuhi persyaratan dan
juga lebih murah dari yang 3 silinder. Selain itu sisi kemudahan juga menjadi
pertimbangan, karena kalau pakai yang 3 silinder maka akan perlu mengatur aliran udara
antara silinder pertama, kedua, dan ketiga agar bisa saling bekerjasama. Kompresor yang
dipilih juga bukan V160 seperti yang dipakai oleh leonardo scollo karena yang ada di
pasaran Indonesia sepertinya V90 semua. Pompa yang dipilih mempunyai kemampuan
tahan tekanan sampai 8 bar.

Untuk keperluan konversi ini hanya unit kompresornya saja yang kita perlukan, jadi tangki
udara dan juga mesin diesel penggeraknya tidak diperlukan (tidak perlu dibeli, kalau
penggerak yang berupa motor listrik sebenarnya masih akan bisa dipakai/diplesetkan
untuk jadi generator listriknya nantinya). Gambar berikut adalah foto dari kompresor
udara yang akan dikonversi tampak dari sisi depan dan belakang.

Kompresor tampak depan


Kompresor tampak belakang

Tampak dari gambar di atas bahwa antara silinder yang satu dengan yang lain, terdapat
pipa penguhubung yang akan mensuplai udara ke air outlet (pipa yang akan menuju ke
tangki udara). Tampak pula 2 lubang air inlet (pipa udara masuk, aslinya ada filter udara
disana tapi foto itu kondisi filter udara tidak terpasang). Pada ujung kepala masing-
masing silinder juga terdapat one way valve (katup / klep 1 arah) dimana udara hanya bisa
mengalir dari air inlet ke silinder, dan dari silinder ke air outlet. Gambar dari air inlet, one
way valve (yang bulat), dan pipa penghubung ada di bawah ini.

One way valve


Air Inlet

Pipa penghubung

Observasi awal

Observasi awal terhadap kompresor ini dilakukan dengan membuka tutup atas salah satu
silinder. Dari pengukuran yang dilakukan, diketahui bahwa bore size dari pistonnya
adalah 5 cm dengan stroke (panjang langkah) 4.5 cm. Saat dicoba memutar-mutar
flywheel, ditemukan bahwa titip mati atas (top dead center) piston ke tutup silinder hanya
berjarak kurang dari 0.5 mm sehingga dead space yang dihasilkan akan minimal. Perlu
diketahui bahwa semakin besar dead space pada mesin stirling bisa mengurangi
performanya, sehingga minimalnya dead space di sini mestinya menguntungkan.
Ditemukan juga bahwa sisi atas piston rata / datar dan tidak berbentuk dome. Gambar
dibawah ini menunjukkan silinder dari kompresor pada posisi terbuka.
Silinder

Bagian bawah dari kompresor ini sengaja tidak diobservasi karena di luar topik bahasan.
Tidak ada bagian yang dimodifikasi dari bagian ini, semua crank mechanism akan
menggunakan mekanisme bawaan dari kompresor. Bagian lain yang tidak terpakai adalah
filter udara. Gas yang ada di dalam mesin stirling justru tidak boleh bocor, sehingga tidak
diperlukan lagi lubang udara masuk justru akan ditutup seluruhnya.

Hal lain yang ditemukan adalah rasio antara compression cylinder (silinder dingin) dengan
expansion cylinder (silinder panas) bernilai 1 karena ukurannya identik. Terdapat
perbedaan pendapat dari 2 kubu dalam masalah ini. Robert stirling yang merupakan
penemu dan pemilik patent asli mesin ini berpendapat bahwa rasionya mestinya sesuai
dengan sizing recommendation di dalam patent dia, dan beberapa buku yang bersifat
practical juga mengutip pendapat ini. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa stirling
yang rasionya seperti itu memang cenderung lebih mudah bekerja dibandingkan dengan
rasio lain yang kadang tidak bisa bekerja (tidak bisa berfungsi sama sekali). Meski
demikian, secara analisis termodinamika ditemukan bahwa rasio tersebut tidak ideal dari
sisi termodinamika. Kubu yang lain berpendapat bahwa rasio yang mendekati 1 secara
mechanical efficiency justru sangat bagus (James R. Senft, Optimum Stirling Engine
Geometry). Saya cenderung setuju dengan Senft karena selain penelitiannya juga lebih
baru, kita juga tidak bisa memungkiri bahwa gaya gesekan bisa menghambat kerja mesin,
dan hal itu diabaikan pada kebanyakan analisis dari sisi termodinamik.

Modifikasi

Beberapa modifikasi yang diperlukan di sini secara garis besar ada 3 hal : menambahkan
cooler, menambahkan heater, dan menambahkan regenerator. Cooler akan menggunakan
pendinginan udara sehingga yang diperlukan adalah tambahan sirip-sirip logam tembaga
yang ditempelkan ke silinder dingin (dan mungkin juga ditambah kipas). Heater
memerlukan tambahan sirip-sirip logam tembaga juga yang akan ditempelkan di silinder
panas. Regenerator akan dipasang di antara silinder panas dan silinder dingin, pada pipa
yang menghubungkan antara kedua silider tersebut.

Sedikit masalah ditemukan terkait dengan regenerator. Stirling tipe alfa mensyaratkan
bahwa aliran udara antara silinder panas dan silinder dingin harus bisa dua arah, dan di
tengah pipa tersebut terpasang regenerator. Pada kompresor udara terdapat one way
valve yang menghalangi aliran udara ke arah yang sebaliknya. Untuk mensiasati kendala
ini rencana akan ditempuh 3 alternatif cara :
- Aliran udara akan di silang (cross) : air inlet dari silinder 1 terhubung ke air outlet
silinder 2, sedangkan air inlet silinder 2 akan masuk air outlet silinder 1. Mestinya
pendekatan ini akan perlu 2 buah pipa penghubung, dan regenerator dipasang di jalur
yang arahnya dari sisi panas ke sisi dingin. Pipa hubung yang satunya lagi tanpa
regenerator. Variasi lain adalah 2 buah pipa hubung, dan regenerator menjadi titik
crossingnya.
- One way valve dibuang : Pendekatan ini hanya memerlukan satu pipa, dengan
konsekuensi lubang air outlet harus ditutup semuanya.
- Alternatif terakhir : memodifikasi penutup silinder ke tukang bubut dengan hanya 1
lubang saja dan sekalian menambahkan sirip-sirip cooler dan heater.

Dari ketiga alternatif tersebut, akhirnya dipilih alternatif kedua yaitu klep satu arah (one
way valve) di lepas. Alasannya adalah alternatif pertama akan paling banyak menghasilkan
dead space tambahan, juga untuk membuka klep akan perlu tekanan tertentu agar
membuka. Alternatif ketiga akan membutuhkan pengerjaan yang lebih.

Setelah klep satu arah dilepas, ditemukan bahwa lubang anginnya ternyata lumayan besar
dan dalam. Ini menyebabkan masalah tersendiri karena lubang itu menjadi dead space
dengan volume yang lumayan besar. Akhirnya diputuskan untuk menutup rata lubang
klep yang dulunya untuk air inlet. Penutup lubang terpaksa pesan ke tukang bubut
dengan meniru tutup klep asli tetapi dengan perintah tambahan bahwa tidak perlu
dilubangi sama sekali. Penutup klep untuk air outlet juga dipasang kembali, tetapi hanya
penutupnya saja sedangkan klepnya nggak (sekedar untuk mengurangi dead space).
Gambar dari posisi klep setelah dilepas ada di bawah ini.

Tutup silinder dengan klep satu arah yang sudah dibuka

Langkah berikutnya adalah pipa penghubung dan regenerator. Pipa penghubung akan
menggunakan pipa asli yang semula ada, sedangkan tabung regenerator akan
memanfaatkan komponen dari jet pump yang kebetulan sudah ada ulirnya di kedua
sisinya. Kedua sisi tabung akan ditutup dan diberi ulir untuk bisa disambungkan dengan
pipa hubung. Berhubung penutupnya juga belum ada, terpaksa bagian ini juga pesan ke
tukang bubut. Gambar dari tabung regenerator, dan pipa penghubung ada di bawah ini.

Tabung regenerator, material pengisi regenerator, dan pipa hubung

Hal lain yang perlu ditambahkan adalah mekanisme untuk memompa gas ke dalam mesin
stirling, ini diperlukan manakala perlu adanya penambahan gas (untuk mengisi ulang
kebocoran, ataupun untuk menambah tekanan). Untuk itu disekitar tabung regenerator
juga akan ditambahkan pentil sepeda motor sehingga gas bisa dipompa ke dalam.

Setelah menunggu beberapa hari, akhirnya jadi juga barang yang dipesan ke tukang
bubut. Meski demikian, hasil yang didapat sedikit mengecewakan karena presisinya
kurang tinggi, kerjaan sedikit kasar finishingnya, dan bahkan ada yang cuma di las saja.
Tukang bubut juga menolak memasang pentil sepeda motor dengan alasan bahannya
nggak ada. Gambar di bawah ini foto dari hasil pembubutan.

Tutup tabung regenerator yang di bubut

Tutup klep inlet yang juga hasil tukang bubut

Langkah berikutnya adalah mencoba menjalankan mesin stirling. Untuk saat ini tidak
mungkin menggunakan tekanan yang tinggi karena fasilitas untuk memompa gas ke
dalam belum tersedia, tetapi paling tidak bisa dicoba dengan tekanan atmosfir lebih dulu.
Rencananya sumber panas akan menggunakan propane torch.
Informasi Produk : Compressor Udara

Mini Set Multipro (MC101-MPSG)

( Gambar di atas hanya sebagai ilustrasi saja )

| Informasi | Spesifikasi | Biaya Pengiriman | Komentar | Beri Komentar |

Informasi Produk

Kode : PR430

Nama : Compressor Udara


Mini Set

Merk : Multipro

Tipe : MC101-MPSG

No. Part Produsen : 4 005 125 101

Status : Siap

Berat Kirim : 7 kg

Harga List : Rp. 1.148.000,-

Harga : Rp. 645.000,-

Spesifikasi Produk

Daya Listrik : 100 Watt

Voltase : 220 V AC

Horse Power : 0.14 HP

Kecepatan Mesin : 2800 rpm

Kapasitas Aliran : 80 liter / menit

Udara

Kapasitas Tekanan : 3.5 Bar

Kelengkapan : Slang 3 Meter dengan

Nipple, Spray Gun

Low Pressure

Informasi Produk : Compressor Direct 1

HP Multipro (BC-125-DMBW)
( Gambar di atas hanya sebagai ilustrasi saja )

| Informasi | Spesifikasi | Biaya Pengiriman | Komentar | Beri Komentar |

Informasi Produk

Kode : PR320

Compressor Direct 1
Nama :
HP
Merk : Multipro

Tipe : BC-125-DMBW

No. Part Produsen : 4BC125DMBW

Status : Siap

Berat Kirim : 28 kg

Harga List : Rp. 1.736.000,-

Harga : Rp. 938.000,-

Spesifikasi Produk

Horse Power : 1 HP

Daya Listrik : 750 Watt

Diameter Silinder : 42mm

Kapasitas Tangki : 25 liter

Kapasitas Aliran : 126 liter / menit

Udara

Kapasitas Tekanan : 8 Bar

Dimensi : 60m x 35 cm x 60 cm

Garansi : 6 bulan
Katalog Produk

(Gambar)

KOMPRESOR BENSIN 1/ 4 HP MULTIPRO / AIR

COMPRESSOR VBC-025-EME

peralatanteknik@yahoo.com

Harga Call Us ( Eko Jati ) 021 - 84902062 / 085312267133

/ 081932777941

Cara Pembayaran Transfer Bank (T/T), Tunai

Keterangan

Merk : MULTIPRO

Type : VBC-025-EME

Power : 1/ 4 HP

Engine / Motor : 5.5 HP

Max. Speed : 3600-3800 RPM

Air Delivery : 78 L/ min

Tank Capacyti : 36 Liter

Max Pressure : 8 Bar

Cylinder Diameter : 51 mm ( 1 pcs )

Mimension : 85 cm X 30 cm X 65 cm
Katalog Produk

(Gambar)

KOMPRESOR BENSIN 2 HP MULTIPRO / AIR

COMPRESSOR VBC-200-EME

peralatanteknik@yahoo.com

Harga Call Us ( Eko Jati ) 021 - 84902062 / 085312267133

/ 081932777941

Cara Pembayaran Transfer Bank (T/T), Tunai

Keterangan

Merk : MULTIPRO

Type : VBC-200-EME

Power : 2 HP

Engine / Power : 6.5 HP

Max. Speed : 3600 - 3800 RPM

Air Delivery : 360 L/ min

Tank Capacity : 105 Liter

Max. Pressure : 8 bar

Cylinder Diameter : 65 mm ( 3pcs )

Dimension ( L x W x H ) :

111 cm X 42 cm X 85 cm
KOMPRESOR BENSIN 1/ ....

Merk : MULTIPRO

Type : VBC-025-EME

Power : 1/ 4 HP

Engine / Motor : 5.5 HP

Max. Speed : 3600-3800 RPM

Air Delivery : 78 L/ min

Tank Capacyti : 36 Liter

Max Pressure : 8 Bar....

KOMPRESOR BENSIN 1....

Merk : MULTIPRO

Type : VBC-100-EME

Power : 1 HP

Engine / Motor : 5.5 HP

Max. Speed : 3600-3800 RPM

Air Delivery : 250 L/ min

Tank Capacyti : 95 Liter

Max Pressure : 8 Bar

....
KOMPRESOR BENSIN 1/ ....

Merk : MULTIPRO

Type : VBC-050-EME

Power : 1/ 2 HP

Engine / Motor : 5.5 HP

Max.Speed : 3600-3800 Rpm

Air Delivery : 170 L/ min

Tank Capacity : 65 Ltr

Max Pressure : 8 Bar

....

KOMPRESOR LISTRIK 3/ ....

Merk : MULTIPRO

Type : OC-075-DCBW

Power : 3/ 4 HP - 500 Watt

Max. Speed : 1400 RPM

Air Delivery : 110 L/ min

Tank Capacity : 24 Liter

Max Pressure : 8 Bar

Outlet Water....
KOMPRESOR BENSIN 2....

Merk : MULTIPRO

Type : VBC-200-EME

Power : 2 HP

Engine / Power : 6.5 HP

Max. Speed : 3600 - 3800 RPM

Air Delivery : 360 L/ min

Tank Capacity : 105 Liter

Max. Pressure : 8....

KOMPRESOR LISTRIK 1....

Merk : MULTIPRO

Type : VBC-100-EMM

Power : 1 HP

Engine / Motor : 2 HP ( 1 Ph )

Kompresor Fusheng 15Hp


Sinar Jaya Diesel » Etalase » Kompresor » Kompresor Fusheng 15Hp
Klik to Zoom

Kompresor Fusheng 15Hp + elektro motor ADK. kualitas setara Swan, harga bersahabat.

Untuk pembelian dengan mesin penggerak Diesel/ Bensin, segera hubungi kami

Detail Spesifikasi
Air Delivery : 1500 Liter/min

Air Tank

Capacity : 304 Liter

Bore x Stroke : 120mm x 80mm

Dimension ( L x

WxH) : 485mm x 1770mm

Horse Power : 20 HP

Made In : Taiwan

Max Pressure : 10 kg/cm2

Merk : Fusheng

Running Power : 11 Kw

Speed : 805 RPM

Type : TA - 120

Weight : 420 kg

Anda mungkin juga menyukai