Anda di halaman 1dari 14

Tugas Farmasi Kelautan

Sargassum sp.

OLEH :

DWI YANDANI SULISTIAS F1F113010


NASARA MUHIMI F1F113038
WA ODE YEYEN PURNAMASARI F1F113063
RESKY AMELIA F1F113099
AYU WULANDARI F1F113141
SITTI NURHAZANA HABARU O1A114126

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sargassum sp.

B. Kandungan Metabolit Sekunder dan Prospek Pengembangan Sargassum

sp. Dalam Bidang Farmasi.

C. Isolasi Fukoidan pada Sargassum sp.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk yang lurus kepada

hamba-Nya dan hanya kepada-Nya salawat serta salam semoga tetap tercurahkan

kepada nabi Muhammad S.A.W yang telah membimbing umatnya dengan suri

tauladan-Nya yang baik. Yang telah memberikan anugrah kesempatan dan

pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan tugas makalah ini merupakan

pengetahuan tentang “Sargassum sp.”. Penyusun mengucapkan terimakasih

kepada semua pihak yang telah memberikan arahan dan inspirasi untuk

menyelesikan tugas ini.

Tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga saran dan

kritikkan dari berbagai pihak yang membangun sangat diharapkan demi

kesempurnaan makalah selanjutnya dan semoga laporan ini bermanfaat bagi kita

semua.

Terimakasi,

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kendari, November 2016

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia di samping sandang,

perumahan, dan pendidikan. Pengembangan bahan pangan bergizi dapat

dilakukan dengan memanfaatkan sumber dayaalam laut yang pemanfaatannya

belum optimal.Sumber daya alam laut merupakan sumber pangan yang sangat

potensial. Pemanfaatan dan pengembangan sumber daya ini sangat didukung

oleh kondisi perairan Indonesia. Kurang lebih70% wilayah Indonesia terdiri

dari laut, yang pantainya kaya berbagai jenis sumber daya hayati. Sebagai

negara kepulauan, Indonesia mempunyai panjang pantai kurang lebih 81.000

km dengan luas perairan pantai sekitar 6.846.000 km2. Hal ini menunjukkan

bahwa Indonesia mempunyai potensi yang baik untuk mengembangkan dan

memanfaatkan kekayaan lautnya,termasuk rumput laut (Sulistyawati, 2003).

Prospek rumput laut di masa mendatang cukup baik, mengingat potensi

perairan Indonesia masih cukup besar untuk pembudidayaan komoditas

tersebut. Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil laut yang penting,

serta tumbuh dan tersebar hampir diseluruh perairan laut Indonesia. Tumbuhan

ini bernilai ekonomi tinggi dalam bidang industry makanan maupun bukan

makanan (industry kosmetik, tekstil, dan farmasi), untuk memenuhi permintaan

dalam negeri maupun luar negeri (Handayani dkk., 2004).


Rumput laut coklat Sargassum sp. tumbuh menempati hamper

disepanjang pantai pulau-pulau di Indonesia dan pada saat “bloming” setelah

musim ombak, pertumbuhan tanaman tersebut dapat membentuk padang

rumput laut coklat yang cukup luas terutama pada pantai yang dasarnya

lempengan karang mati seperti yang dijumpai di perairan pantai selatan pulau

Jawa. Rumput laut tersebut belum banyak dimanfaatkan bahkan seringkali

merupakan sampah yang berserakan dan pengganggu bagi pelayaran kapal

nelayan meskipun dapat dimanfaatkan sebagai sumber alginat maupun produk

minuman kesehatan karena kandungan komponen bioaktifnya yang cukup

tinggi(Yulianto, 2007). Namun pengenalan pemanfaatan rumput laut

Sargassum masih dalam kalangan terbatas, sehingga dengan dibuatnya

makalah ini, penulis berharap dapat memberikan informasi singkat kepada

pembaca tentang Sargassum sp.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam Sargassum

sp. ?

2. Bagaimana prospek pengembangan Sargassum sp. dalam bidang farmasi ?

3. Bagaimana strategi isolasi senyawa metabolit Sargassum sp. yang dapat

dilakukan ?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam

Sargassum sp.

2. Untuk mengetahui bagaimana prospek pengembangan Sargassum sp.

dalam bidang farmasi.

3. Untuk mengetahui bagaimana strategi isolasi senyawa metabolit

Sargassum sp.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sargassum sp.

Sargassum sp adalah salah satu tumbuhan tingkat rendah dari kelas alga

cokelat, dimana pemanfaatannya belum begitu optimal. Sargassum berwarna

pirang (coklat) atau coklat kehijau-hijauan sampai coklat tua dan kadang-

kadang kuning keemasan. Kromatofornya mengandung klorofil A, xantofil,

dan fikosantin. Fikosantin ini menutupi warna lainnya, sehingga ganggang ini

berwarna pirang. Alga ini termasuk alga terapung yang melekat pada batu-batu

karang dan mempunyai gelembung udara yang terletak di ketiak daun yang

digunakan sebagai alat pengapung. Tempat hidupnya di air laut di daerah tropis

dan dapat mencapai ukuran panjang lebih dari 5 meter. Alga ini termasuk

tumbuhan thallus yang dapat dibedakan jelas antara akar, batang, dan daun

(Anonim, 1997). Sargassum dilengkapi dengan gelembung-gelembung udara

yaitu alat untuk mengapung. Pada umumnya alga ini melekat pada sebuah

benda keras, misalnya karang mati. Abu dari Sargassum ini mengandung

banyak kalium karbonat dan karbonat dari soda.


Klasifikasi ganggang Sargassum sp adalah sebagai berikut :

Divisi : Phaeophyta

Kelas : Phaeophyceae

Sub kelas : Cyclosporeae

Bangsa : Fucalles

Suku : Sargassaceae
Sargassum sp.
Marga : Sargassum

Jenis : Sargassum sp.

Sargassum sp termasuk dalam kelas Phaeophyceae yang tersebar luas di

Indonesia, tumbuh di perairan yang terlindungi maupun yang berombak besar

pada habitat batu.

Sargassum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Bentuk thallus umumnya siindris atau gepeng

b. Cabangnya rimbun menyerupai pohon darat.

c. Bentuk daun melebar, lonjong atau seperti pedang.

d. Mempunyai gelembung udara (bladder) yang umumnya soliter.

e. Panjangnya mencapai 7 meter ( di Indonesia terdapat 3 jenis yang

panjangnya 3 meter).

f. Warna thallus umumnya coklat

g. Daun merupakan bagian yang banyak mengandung alginat


B. Kandungan Metabolit Sekunder dan Prospek Pengembangan Sargassum

sp. Dalam Bidang Farmasi.

1. Sargassum sp. memiliki kandungan Mg, Na, Fe, tanin, iodin dan fenol yang

berpotensi sebagai bahan antimikroba terhadap beberapa jenis bakteri

patogen yang dapat menyebabkan diare (Bachtiar, dkk.,2012).

2. Sargassum sp mengandung fucoidan (Yunizal, 2003) sebagai antikoagulan,

dan komponen fenolik (Lim et al, 2002). Jenis komponen fenolik yang

banyak dijumpai pada rumput laut coklat adalah phlorotanin yang berkisar

antara 0,74% sampai 5,06% (Samee et al., 2009).

3. Semua spesies rumput laut coklat mengandung alginat, meskipun

kandungannya tidak sama. Rumput laut penghasil alginat yang terdistribusi

secara luas di perairan Indonesia, yaitu Turbinaria, Hormophysa, Padina

dan Sargassum yang banyak hidup di perairan karang. Alginat merupakan

kandungan utama dari dinding selalginofit, yang tersusun atas asam

guluronat dan manuronat, dengan ikatan 1,4 -D-asam manuronat dan -L-

guluronat (Mushollaeni,2011). Alginat sangat dibutuhkan dalam berbagai

industri, berfungsi sebagai pembentuk gel (gelling agent), penstabil

(stabilizer), pengemulsi (emulsifier), pensuspensi (suspending agent), dan

pendispersi suatu produk. Di bidang industri makanan senyawa alginat

sebagai bahan tambahan pembuatan mentega, es krim dan susu. Di bidang

industri kosmetik berfungsi sebagai pengikat air sehingga mudah menembus

jaringan kulit dan terikat sempurna. Di bidang industri tekstil berfungsi


sebagai pengikat air (pengental) dalam pencapan batik

(Widyartini,dkk.,2012).

4. Sargassum sp.mengandung senyawa-senyawa aktif steroida, alkaloida,

fenol, dan triterpenoid berfungsi sebagai antibakteri,antivirus, dan anti

jamur (Masduqi, dkk., 2014).

C. Isolasi Fukoidan pada Sargassum sp.

Fukoidan dapat ditemukan pada ditemukan pada berbagai makhluk hidup

yang ada dilaut. Makhluk hidup laut tersebut antara lain timun laut dan rumput

laut coklat.

Daun rumput laut basah 2 kg dikeringkan pada suhu kamar atau

dikeringkan dalam oven vacum (60oC) lalu digiling dan disimpan dalam

kemasan plastik dalam keadaan vacuum sebelum digunakan. Tepung alga

direndam dengan campuran pelarut MeOH-CHCl3 - H2O dengan

perbandingan 4:2:1 pada suhu ruang selama 3 jam lalu dibilas dengan aseton,

kemudian dikeringkan. Tepung alga direndam dengan HCl 0,1N (1:10) (b/v)

lalu distirer selama 6 jam pada suhu ruang. Disaring menggunakan planktonet

500 mesh, filtrat ditampung. Filtrat dinetralisasi dengan menggunakan NaOH

0,5 M. Ke dalam filtrat ditambah larutan CaCl2 4M (1:10) secara mekanik

sambil diaduk selama waktu 30 menit pada suhu ruang lalu disentrifus dengan

kecepatan 3000 rpm selama 15 menit, filtratnya diencerkan dengan

penambahan air sampai konsentrasi CaCl2 0,5 M lalu ditambah CPC 5%

sampai terbentuk endapan. Ke dalam endapan ditambah CaCl23 M lalu


disentrifuse kecepatan 3000 rpm selama 15 menit, ke dalam filtrat ditambah

etanol (1:2). Hasil endapan yang diperoleh dilarutkan dengan air dan

disentrifuse kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Larutan yang diperoleh di

dialysis dengan 0,5 M NaCl dan aquabides sehingga diperoleh ekstrak

fukoidan (F) (Sinurat, 2011).

Pemurnian ekstrak fukoidan

1. Fraksinasi ini dilakukan dengan menggunakan kromatografi penukar anion

dengan DEAE-Sephadex A-25 (Pharmacia) dalam bentuk Cl-.

2. Esktrak fukoidan (1.1g dalam 50 mL) dimasukkan pada kolom (30 ×1,7 cm)

dan dielusi dengan air diikuti dengan larutan natrium klorida dengan

peningkatan konsentrasi (0,5, 1.0, 1.5, 2.0, 3.5 M NaCl) sampai tidak

adanya reaksi positif dari elute dengan fenol dan H2SO4 (cairan bening)

dalam metode Dubois (1956).


DIAGRAM PEMURNIAN FUKOIDAN

Tepung rumput laut


- MeOH-CHCl3 – H2O (4:2:1) 3 jam (1:10) ; w/v
- Disaring dengan planktonet 500 mesh

filtrat residu
- Direndam dgn HCl 0,1N ((1:10) ; w/v
- Di aduk selama 6 jam pada suhu ruang

residu filtrat
- NaOH 0,5N ; disentrifus
3000 rpm;15 menit
- Ditambah etanol (1:3)
- Dilarutkan dengan aquabides

endapan filtrat
- CaCl2 4M lalu;
disentrifus
3000
rpm 15 menit
filtrat
endapan
- Ditambah CPC 5 %
- Ditambah aquabides 3000
rpm 15 menit

filtrat endapan

- CaCl2 3 M

endapan filtrat

- Etanol 1:3
filtrat endapan
- Dilarutkan dg DDW
- Dialysis 0,5 M NaCl dan
H2O (diganti 12 jam)

Endapan di liofilisasi sbg ekstrak


kasar
fukoidan - Fraksinasi kromatografi
DEAESephadex A-25

Senyawa fukoidan murni


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah :

1. Kandungan metabolit sekunder Sargassum sp. Tanin, iodin, Besi(Fe),

Natrium (Na), Magnesium (Mg), Fukoidan, Alginat, Fenol, Steroida,

alkaloida, triterpenoid.

2. Sargassum sp. memiliki kandungan Mg, Na, Fe, tanin, iodin dan fenol

yang berpotensi sebagai bahan antimikroba terhadap beberapa jenis bakteri

patogen yang dapat menyebabkan diare. Sargassum sp mengandung

fucoidan (Yunizal, 2003) sebagai antikoagulan. Alginat sangat dibutuhkan

dalam berbagai industri, berfungsi sebagai pembentuk gel (gelling agent),

penstabil (stabilizer), pengemulsi (emulsifier), pensuspensi (suspending

agent), dan pendispersi suatu produk. Di bidang industri makanan

senyawa alginat sebagai bahan tambahan pembuatan mentega, es krim dan

susu. Di bidang industri kosmetik berfungsi sebagai pengikat air sehingga

mudah menembus jaringan kulit dan terikat sempurna. steroida, alkaloida,

fenol, dan triterpenoid berfungsi sebagai antibakteri,antivirus, dan anti

jamur

3. Isolasi salah satu metabolit sekunder fukoidan dilakukan dengan

pengeringan, ekstraksi, serta fraksinasi, hingga memperoleh fukoidan

murni.
DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, S.Y, dkk., 2012. Pengaruh Ekstrak Alga Cokelat (Sargassum sp.)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. Journal of Marine and
Coastal Science. 1(1), 53 – 60.

Handayani dkk., 2004. Analisis Komposisi Nutrisi Rumput Laut Sargassum


crassifolium J. Agardh. Jurnal Biofarmasi. 2 (2): 45-52. ISSN: 1693-2242.

Masduqi, Ahmad Fuad, dkk., 2014. Efek Metode Pengeringan Terhadap


Kandungan Bahan Kimia Dalam Rumput Laut Sargassumpolycystum .
Buletin Anatomi dan Fisiologi. Volume XXII, Nomor 1.

Mushollaeni Wahyu dan Endang Rusdiana. 2011. Karakterisasi Natrium Alginat


Dari Sargassum sp., Turbinaria sp. dan Padina sp. Jurnal. Teknol. dan
Industri Pangan, Vol. XXII No. 1.

Sinurat, Ellya. 2011. Isolasi Dan Karakterisasi Serta Uji Aktivitas Fukoidan
Sebagai Antikoagulan Dari Rumput Laut Coklat. Tesis.

Yunizal. 2003. Minuman sari rumput lautcoklat alginat. Dalam: Utomo, B.S.B.,J.
Basmal, Yunizal, Mulyasari, R.Peranginangin, T.D Suryaningrum,
Murdinah, dan S. Koeshendradjana.2003. Teknologi Pemanfaatan
RumputLaut. Jakarta: Pusat Riset PengolahanProduk dan Sosial Ekonomi
Kelautandan Perikanan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai