Anda di halaman 1dari 11

Satuan Acara Penyuluhan

Pokok pembahasan : Pemilihan Penggunaan Alat Kontasepsi

Sasaran :

Tempat :

Hari/Tanggal :

Durasi : 50 menit

Pembicara : Mahasiswa Ilmu Keperawatan FK UB

Tujuan Kegiatan : Ibu-ibu dapat menentukan dan memilih alat kontrasepsi yang
sesuai dengan kebutuhannya.

Kegiatan Penyuluhan :

Tahap Durasi Kegiatan Kegiatan Metode Media


Pembicara Masyarakat

Pendahuluan 10 Memperkenalkan Menyimak yang Diskusi -


diri, menggali dikatakan oleh
pengetahuan pembicara, dan
masyarakat diharapkan aktif
mengenai topik dalam kegaitan
yang akan dibahas interaktif yang
dilakukan oleh
pembicara

Penyajian 30 menit Menyampaikan Menyimak yang leaflet


materi sesuai dipaparkan oleh
dengan pokok pembicara
pembahasan
(pengertian, tujuan,
jenis-jenis alat
kontasepsi,
termasuk indikasi,
kontaindikasi dan
efek samping)

Penutup 10 menit Membuka sesi Masyarakat Diskusi -


tanya jawab, mengikuti sesi
mengajak tanya jawab,
masyarakat untuk dan ikut
menyimpulkan menyimpulkan
kembali mengenai mengenai
pokok pembahasan pokok bahasan
dan menggali yang telah
pemahaman dibahas
masyarakat,
mengucapkan
terimakasi dan
mohon maaf atas
kekurangan dalam
penyampaian topik.

Evaluasi :

Materi : (terlampir)

Daftar Pustaka : (terlampir)


Lampiran :

Materi :

Alat Kontrasepsi

A. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan cara untuk mencegah kehamilan baik bersifat
sementara atau permanen.
B. Ciri-ciri Kontrasepsi yang Diperlukan
Ciri-ciri kontrsepsi yang diperlukan, diantaranya :
1. Efektivitas cukup tinggi, karena kegagalan akan menyebabkan terjadinya
kehamilan dengan resiko tinggi dan kegagalan ini merupakan kegagalan
program.
2. Reversibilitas cukup tinggi artinya dapat memngembalikan masa
kesuburan hampir sampai 100%, karena kemungkinan peserta masih
mengharapkan punya anak lagi.
3. Dapat dipakai 2 sampai 4 tahun yaitu sesuai dengan jarak kehamilan
anak yang direncanakan.
4. Tidak menghambat air susu ibu (ASI), karena ASI adalah makanan
terbaik untuk bayi sampai umur 2 tahun dan akan mempengaruhi angka
kesakitan dan kematian anak.
C. Jenis-jenis Kontrasepsi
I. Kontrasepsi Alami
1. Abstinence
Abstinence merupakan salah satu jenis kontrasepsi alami dengan tidak
melakukuan coitus (berhubungan seksual). Kontrasepsi jenis ini tidak
efektif untuk mencegah kehamilan karena memiliki angka kegagalan
sebesar 85% pada orang yang tidak menggunkanan kontrasepsi. Namun,
abstinence dirasa merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah
penyakit menular seksual.
2. Natural family planning
Kontrasepsi jenis ini merupakan kontrasepsi dimana tidak
memperbolehkan materi kimia atau benda asing memasuki tubuh. Jenis
ini dikatakan efektif berdasarkan tingkat kemampuan pasangan untuk
menghindari coitus pada masa subur. Angka kegagalan yang dilaporkan
mencapai 25%.
3. Fertility awareness methods
Metode ini berdasarkan pada kemampuan pasangan untuk mengenali
masa subur dan penggunaan abstinence sexual intercourse pada masa
subur. Terdapat beberapa macam dari kontrasepsi jenis ini, yakni:
a. Metode Kalender :
Pada wanita dengan siklus teratur, ovulasi terjadi pada 14 hari
sebelum haid berikutnya. Pada siklus yang tidak teratur, pada siklus
yag terpendek dikurang 18 (sebagai hari pertama masa subur).
Dengan siklus terpanjang dikurangi 11 sebagai hari terakhir masa
subur.
b. Metode suhu basal tubuh
Menjelang ovulasi, suhu basal tubuh menurun 0,5º F. Saat ovulasi
suhu basal tubuh meningkat hingga masa menstruasi. Cara
melakukan pengecekan suhu basal tubuh adalah dengan mengukur
suhu urine pagi sebelum melakukan aktivitas. Jika suhu basal tubuh
meningkat, maka pasangan harus menghindari intercourse sampai
tiga hari berikutnya. Akan lebih efektif jika metode ini dikombinasukan
dengan metode kalender. Namun perlu dipahami bahwa suhu basal
tubuh dapat meningkat karena adanya penyakit dan perubahan pada
jadwal aktifitas sehari-hari seperti mengikuti program aerobik dan
kerja shift malam.
c. Metode billings (mucus serviks)
Metode ini dengan mengetahui karakteristik mukus serviks. Saat
sebelum ovulasi, mukus terlihat kental, tidak meregang jika dipegang
antara ibu jari dan jari telunjuk. Mendekati ovulasi sekresi mukus
meningkat. Pada saat puncak ovulasi, produksi mukus meningkat,
tipis, berair dan transparan. Selain itu, lendir kan terasa licin, jika
diregangkan dengan ibu jari dan jari telunjuk akan meregang sekitar 1
inch kemudian putus. Saat puncak ovulasi, pasangan harus
menghindari intercourse hingga 3 hari setelah puncak ovulasi.
d. Metode symptothermal
Metode ini merupakan kombinasi antara jenis mukus serviks dan
suhu basal tubuh. Pasangan harus menghindari coitus 3 hari setelah
suhu basal tubuh meningkat atau hari ke-4 setelah perubahan
karakteristik lendir serviks.
e. Ovulation awareness
Jenis ini menggunakan ovulation detection kit yakni sebuah alat untuk
mendeteksi masa ovulasi dengan tingkat akurasi sebesar 98%-100%.
f. Lactation amenorrhea method
Menyusui akan menekan secara alami proses ovulasi. Akan tetapi
jika bayi mendapat PASI/ susu formula makan efek supresi ovulasi
masih diperta-nyakan
g. Coitus interruptus
Coitus tetap dilakukan sampai sebelum ejakulasi dan spermatozoa
dikeluarkan di luar vagina.
II. Kontasepsi Buatan
1. Kontrasepsi pil
Tablet yang mengandung hormon estrogen dan progesterone sintetik
disebut pil kombinasi dan hanya mengandung progesterone sintetik saja
disebut Mini Pil atau Pil Progestrin
a. Keuntungan
- Mudah penggunaannya dan mudah didapat
- Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid
- Mengurangi resiko terjadinya KET (Kehamilan Ektopik Terganggu)
dan Kista Ovarium
- Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan Rahim
- Pemulihan kesuburan hampir 100%
b. Baik untuk wanita yang:
- Masih ingin punya anak
- Punya jadwal harian yang rutin
c. Kontraindikasi
- Menyusui (khusus pil kombinasi)
- Pernah sakit jantung
- Tumor/keganasan (kanker payudara, kanker kandungan)
- Kelainan jantung, varices, dan tekanan darah tinggi
- Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya
- Penyakit gondok (struma)
- Gangguan fungsi hati (hepatitis) dan ginjal
- Diabetes, epilepsy, dan depresi mental
- Penderita sesak nafas, eksim, migraine
- Tidak dianjurkan bagi wanita umur >40 tahun
d. Efek Samping
Penggunaan pil KB pada sebagian wanita dapat menimbulkan efek
samping, antara lain perdarahan di luar haid, mual, berat badan
bertambah, sakit kepala (berkunang-kunang), perubahan warna
kulit/hiperpigmentasi di pipi, kandidiasis, tekanan darah tinggi, ASI
berkurang, gangguan fungsi hati, perubahan libido, dan depresi dan
efek-efek samping ini dapat timbul berbulan-bulan.
2. Kontasepsi suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormon yang diberikan secara
suntikan/injeksi untuk mencegah terjadinya kehamilan.
a. Keuntungan
- Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat
- Dapat dipakai dalam waktu yang lama
- Tidak mempengaruhi produksi air susu ibu
b. Baik untuk wanita yang:
- Calon akseptor yg tinggal di daerah terpencil
- Lebih suka disuntik daripada makan pil
- Menginginkan metode yang efektif dan bisa dikembalikan lagi
- Mungkin tidak ingin punya anak lagi
- Tidak khawatir kalau tidak mendapat haid
c. Kontraindikasi
- Hamil atau disangka hamil
- Perdarahan pervaginam yg tidak diketahui sebabnya
- Tumor/keganasan
- Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis, penyakit paru
berat, varices
d. Efek samping
Efek samping dari suntikan yang sering ditemukan adalah mual, BB
bertambah, sakit kepala, pusing-pusing dan kadang-kadang gejala
tersebut hilang setelah beberapa bulan atau setelah suntikan
dihentikan. Sedang efek samping lain yang sering dijumpai adalah
menstruasi tidak teratur, masa menstruasi akan lebih lama, terjadi
bercak perdarahan bukan mungkin menjadi anemia pada beberapa
klien.
3. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR atau spiral, atau Intra-Uterine Devices (IUD) adalah alat yang
dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yg ditempatkan di
dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan dapat
dilepaskan bila berkeinginan untuk mempunyai anak.
a. Keuntungan
- Tidak terganggu faktor lupa
- Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun)
- Mengurangi kunjungan ke klinik
- Lebih murah dari pil dalam jangka panjang
b. Baik untuk wanita yang:
- Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektivitas yg tinggi, dan
jangka panjang
- Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak
- Memberikan ASI
- Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI
- Berada dalam masa pasca aborsi
- Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
- Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
- Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau
yang memang tidak boleh menggunakannya
c. Kontraindikasi
- Hamil atau diduga hamil
- Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita
penyakit kelamin
- Pernah menderita radang rongga panggul
- Penderita perdarahan pervaginam yg abnormal
- Riwayat kehamilan ektopik
- Penderita kanker alat kelamin
d. Efek samping
- Perdarahan dank ram selama minggu2 pertama setelah
pemasangan. Kadang-kadang ditemukan keputihan yg bertambah
banyak. Disamping itu pada saat berhubungan (senggama terjadi
expulsi/IUD bergeser dari posisi) sebagian atau seluruhnya
- Pemasangan IUD mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman dan
dihubungkan dengan resiko infeksi rahim.
- Mulas, nyeri waktu haid, keputihan
- Perdarahan haid yang lebih lama atau lebih banyak dari biasanya
(menoragia), perdarahan di luar haid (metroragia) dan kegagalan
pada pemasangan AKDR
e. Waktu penggunaan IUD
Dalam Imbarwati (2009) dijelaskan penggunaan IUD sebaiknya
dilakukan pada saat:
- Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak
hamil
- Hari pertama sampai ke-7 siklus haid
- Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah
4 minggu pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan
metode amenorea laktasi (MAL)
- Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)
apabila tidak ada gejala infeksi
- Selama 1-5 hari setelah senggama yg tidak dilindungi
f. Waktu kontrol IUD
Menurut Imbarwati (2009), waktu kontrol IUD yang harus diperhatikan
adalah:
- 1 bulan pasca pemasangan
- 3 bulan kemudian
- Setiap 6 bulan berikutnya
- Bila terlambat haid 1 minggu
- Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya
4. AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)
AKBK atau sering disebut dengan implant secara tetap melepaskan
hormone tersebut dalam dosis kecil ke dalam darah.
a. Keuntungan
- Sekali pasang untuk 3 tahun
- Tidak mempengaruhi produksi ASI
- Tidak mempengaruhi tekanan darah
- Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian
- Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tetapi belum
mantap untuk di tubektomi
b. Baik untuk wanita yang:
- Ingin metode yang praktis
- Mungkin tidak ingin punya anak lagi
- Tinggal di daerah terpencil
c. Kontraindikasi
- Hamil atau disangka hamil
- Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
- Tumor/keganasan pada payudara
- Penyakit jantung atau ginjal, darah tinggi, diabetes, dislipidemia,
hipertensi,migrain, epilepsy
- Depresi mental, urolitiasis
d. Efek samping
Kadang-kadang pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain
itu ditemukan haid yang tidak teratur, sakit kepala, kadang2 terjadi
spotting atau anemia karena perdarahan yg kronis.
5. Kondom
a. Keuntungan
- Dapat dipaki sendiri
- Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
- Tidak mempengaruhi kegiatan menyusui
- Dapat digunakan sebagai pendukung metode lain
- Tidak mengganggu kesehatan
- Tidak ada efek samping sistemik
- Tersedia secara luas
- Tidak perlu resep atau penilaian medis
- Tidak mahal (jangka pendek)
b. Baik untuk pasangan yang:
- Ingin menunda kehamilan atau ingin menjarangkan anak
- Jarang bersenggama
- Pasangan yang takut menularkan & tertular penyakit kelamin
- Wanita yang kemungkinan sudah hamil
III. Kontrasepsi Mantap atau Kontap
Kontrasepsi mantap merupakan pemotongan/pegikatan kedua saluran telur
wanita (tubektomi) atau kedua saluran sperma laki-laki (vasektomi). Cara
yang sering diapaki di Indonesia adalah Laparoskopi dan Mini laparotomi.
a. Baik untuk pasangan yang:
- Sudah yakin tidak ingin punya anak lagi
- Jika hamil akan membahayakan jiwanya
- Ingin metode yang tidak mengganggu
- Kontraindikasi: tidak ada.
b. Efek Samping
Jarang, ringan, dan bersifat sementara misalnya bengkak, nyeri, dan
infeksi luka operasi. Pada vasektomi infeksi dan epididimis terjadi
pada 1-2% pasien. Pada tubektomi perdarahan, infeksi, kerusakan
organ lain dan komplikasi karena anastesi dapat terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Imbarwati. 2009. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD


pada Peserta KB non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf. Diakses tanggal 19 Juni
2012. Pukul19.49 WIB.
Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan Pada Pasangan Usia Subur.
http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf. Diakses tanggal
19 Juni 2012. Pukul 19.20 WIB.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta.
EGC.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19183/4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai

  • Progress Note
    Progress Note
    Dokumen2 halaman
    Progress Note
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Implementasi
    Implementasi
    Dokumen3 halaman
    Implementasi
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Daftar Prioritas Diagnosa
    Daftar Prioritas Diagnosa
    Dokumen1 halaman
    Daftar Prioritas Diagnosa
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Rencana Asuhan Keperawatan
    Rencana Asuhan Keperawatan
    Dokumen4 halaman
    Rencana Asuhan Keperawatan
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Analisa Data
    Analisa Data
    Dokumen2 halaman
    Analisa Data
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Evaluasi
    Evaluasi
    Dokumen5 halaman
    Evaluasi
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Evaluasi
    Evaluasi
    Dokumen4 halaman
    Evaluasi
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • LP Stroke
    LP Stroke
    Dokumen20 halaman
    LP Stroke
    Diyah Rahmawati
    100% (5)
  • Jurnal Maternitas
    Jurnal Maternitas
    Dokumen18 halaman
    Jurnal Maternitas
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Evaluasi
    Evaluasi
    Dokumen4 halaman
    Evaluasi
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Lp-Stroke
    Lp-Stroke
    Dokumen18 halaman
    Lp-Stroke
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • LP Stroke
    LP Stroke
    Dokumen20 halaman
    LP Stroke
    Diyah Rahmawati
    100% (5)
  • SP 1 MK
    SP 1 MK
    Dokumen1 halaman
    SP 1 MK
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Resume 1
    Resume 1
    Dokumen3 halaman
    Resume 1
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Cva
    Laporan Pendahuluan Cva
    Dokumen7 halaman
    Laporan Pendahuluan Cva
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Resume 1
    Resume 1
    Dokumen2 halaman
    Resume 1
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Askep SC Panggul Sempit
    Askep SC Panggul Sempit
    Dokumen23 halaman
    Askep SC Panggul Sempit
    23banget
    100% (4)
  • Patofis CKD
    Patofis CKD
    Dokumen1 halaman
    Patofis CKD
    eli
    Belum ada peringkat
  • Kontrak Belajar
    Kontrak Belajar
    Dokumen1 halaman
    Kontrak Belajar
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Rencana Asuhan Keperawatan
    Rencana Asuhan Keperawatan
    Dokumen4 halaman
    Rencana Asuhan Keperawatan
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Implementasi
    Implementasi
    Dokumen2 halaman
    Implementasi
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • LP CKD + Capd
    LP CKD + Capd
    Dokumen25 halaman
    LP CKD + Capd
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan
    Laporan Pendahuluan
    Dokumen56 halaman
    Laporan Pendahuluan
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Resume 2
    Resume 2
    Dokumen3 halaman
    Resume 2
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Resume 1
    Resume 1
    Dokumen3 halaman
    Resume 1
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Cva
    Laporan Pendahuluan Cva
    Dokumen7 halaman
    Laporan Pendahuluan Cva
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Analisa Data
    Analisa Data
    Dokumen3 halaman
    Analisa Data
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Rencana Asuhan Keperawatan
    Rencana Asuhan Keperawatan
    Dokumen3 halaman
    Rencana Asuhan Keperawatan
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • API Tn. SH
    API Tn. SH
    Dokumen7 halaman
    API Tn. SH
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat
  • Pengkajian
    Pengkajian
    Dokumen15 halaman
    Pengkajian
    LaLa Aisyana
    Belum ada peringkat