Gaya Dan Keseimbangan
Gaya Dan Keseimbangan
Gaya adalah aksi sebuah benda terhadap benda lain. Suatu gaya cenderung
menggerakkan sebuah benda menurut arah kerjanya
Aksi sebuah gaya dicirikan oleh besarnya, arah kerjanya dan titik tangkap (titik pada
gaya yang bekerja pada benda)
Dalam fisika dikenal dua besaran yaitu besaran skalar dan besaran vektor
Besaran skalar : besaran yang hanya ditentukan oleh besarnya saja seperti temperatur,
panjang, volume dan massa.
Besaran vektor : Besaran yang mempunyai besar dan arah seperti kecepatan,
percepatan, gaya dan momen.
Jadi Gaya merupakan besaran vektor yang mempunyai besar dan arah, dapat
disimbolkan atau dilukiskan sebagai suatu anak panah yang mendefinisikan besar, arah
dan tanda arah.
Panjang vektor menyatakan besarnya gaya, sedangkan arah ujung panah menunjukkan
kearah mana vektor gaya itu bekerja.
Garis kerja gaya
Tempat pegangan suatu gaya terhadap suatu benda dinamakan titik tangkap gaya (point
of application). Garis yang melalui titik tangkap serta ditarik menurut arah kerja gaya
disebut garis kerja gaya
Titik tangkap sebuah gaya dapat dipindahkan ketitik lain sepanjang garis kerjanya tanpa
terjadi perubahan efek gaya tersebut yang dapat diartikan bahwa sebuah gaya dapat
bekerja pada setiap titik tangkap sepanjang garis kerjanya dengan akibat yang
sama pada bendanya (Prinsip transmissibilitas)
Gaya Koplanar : Jika beberapa gaya yang terletak pada satu bidang
Jika gaya-gaya koplanar berpotongan disuatu titik dikatakan bahwa sistem gaya-gaya
tersebut koplanar konkuren
K1
K2
K4
K3
Jika garis kerja gaya-gaya koplanar sejajar satu sama lain dikatakan gaya-gaya tersebut
koplanar non-konkuren
K1
K2
K3
K4
Jika bebarapa gaya bekerja pada sebuah garis kerja yang sama disebut gaya-gaya
kolinear
K1 K2 K3
Jika garis kerja gaya-gaya koplanar ada yang sejajar dan ada pula yang berpotongan
disebut koplanar umum
K1
K2
K3
K4
K5
Gaya Non-Koplanar : Jika beberapa gaya tidak terletak pada satu bidang
Jika sejumlah gaya-gaya koplanar konkuren yang bekerja bersamaan pada sebuah benda
dapat digantikan dengan sebuah gaya tunggal, yang memberikan efek yang sama seperti
yang diberikan oleh sejumlah gaya-gaya tersebut dinamakan Gaya Resultan
Resultan dua gaya K1 dan K2 dengan garis kerja yang sama dan searah adalah sama
dengan jumlah besarnya gaya K1 dan K2
K1 K2
R
Resultan dua gaya yang melalui satu titik
Secara grafis
Cara Jajaran Genjang Gaya (paralellogram)
R = K1 + K2
K2
K1 K1
K2
R = K1 + K2
K2
K1
Besar gaya resultan dari kedua cara tersebut dapat ditentukan dengan mengukur panjang
gaya resultan yang terlukis dan dihitung sesuai skala yang dipakai
Cara Trigonometri (Aturan Sinus dan Cosinus)
γ B
A
α
β
C
A B C
Sin. Sin. Sin.
C A 2 B 2 2 AB.Cos.
Secara Analitis
y
F
Fy
α
0 x
Fx
Fy
F Fx2 Fy2 dan tan .
Fx
Jika gaya-gaya yang disusun lebih banyak, digunakan segi banyak gaya (poligon gaya)
Contoh : gambar dibawah ini memperlihatkan 5 gaya K1, K2, K3, K4 dan K5 yang akan
digabungkan dan dicari resultannya dengan cara poligon gaya
K1 K2 K3
K2
K4
o K3 K1 K5
R
K5 o
K4
K1 K2
K1 K3 K2 K3
R
K5
K5
o R
K4 K4
Secara Analitis
Kita dapat menentukan resultan dari beberapa gaya dengan menguraikan gaya-gaya
tersebut kedalam komponen-komponen yang sejajar dengan sumbu x dan sumbu y
y
F2
F2y
F1y F1
F3
F3y
F4x x
F3x F2x F1x
F4 F4y
Besar Resultan : R = R 2
x R y2
Ry
Arah resultan : tan γ = , γ = sudut antara resultan dengan sumbu x
Rx
Jika sebuah titik pada batang diengsel di A seperti pada gambar (c) maka gaya P akan
menimbulkan gerak rotasi saja
d
F 0
d
0 F
garis
kerja gaya
(a) (b)
Rotasi searah jarum jam dari momen Rotasi berlawanan arah jarum jam dari momen
Untuk arah momen dapat ditentukan dengan menggunakan perjanjian tanda. Misalnya
tanda + (plus) untuk putaran momen searah jarum jam, dan tanda – (minus) untuk
putaran momen berlawanan dengan arah jarum jam
Varignon’s Theorem
Teori ini berbunyi sebagai berikut :
”Momen sebuah gaya terhadap sebuah titik sama dengan jumlah momen dari
komponen-komponen gaya tersebut terhadap titik itu”
Y
ton
Fy=3ton
.6 1
3
F=
d=
Fx= 2ton 3.9
m
A y=1m
x=3m
y=2m
x=4m
O X
Contoh :
KESEIMBANGAN GAYA-GAYA
Hukum pertama Newton
”Jika resultan dari beberapa gaya yang bekerja pada sebuah benda besarnya sama
dengan nol, maka benda tersebut berada dalam keadaan setimbang”
Secara matematik dapat dinyatakan :
ΣFx = 0 dan ΣFy = 0 (persamaan ini disebut sebagai syarat pertama kesetimbangan)
Contoh :
5 buah gaya yaitu F1, F2, F3, F4 , dan F5. Resultan kelima gaya ini sama dengan nol
F1
F2
0
F5
F3
F4
Jika satuan gaya adalah ton, kg atau N(Newton = kg.m/det2), maka satuan momen adalah
ton.m, kg.m atau N.m
Momen di dalam struktur bangunan ada dua jenis yaitu momen lentur dan momen
puntir. Momen lentur pada balok, membuat balok melentur keatas atau kebawah (Mz)
atau pada kolom melentur ke kiri atau ke kanan (Mz) atau bisa juga kolom melentur
kedepan dan belakang (Mx).
Sedangkan momen puntir adalah momen yang memuntir balok (Mx) dan memuntir
kolom (My).Yang akan kita bahas di Analisis Struktur I ini hanya momen lentur.