Flotasi
Flotasi
FLOTASI
Flotasi digunakana untuk menurunkan kandungan suspended solid, minyak dan lemak
dalam air limbah. Pada bangunan flotasi pemisahan dilakukan dengan menggunakan gelembung
udara. Gelembung udara diperoleh dengan mendispersikan udara ke dalam air limbah pada tekanan
tertentu. Variabel utama untuk flotasi adalah tekanan, rasio resirkulasi, konsentrasi dan waktu
tinggal.
1. Spontaneous Flotation
Flotasi akan terjadi secara spontan apabila massa jenis dari partokel lebih kecil dari massa jenis
air.
Gelembung udara terbentuk karena danya tekanan udara yang masuk ke cairan melalui diffuser
3. Vacuum Flotation
Pelarutan udara di dalam air buangan pada tekanan atmosfer, kemudian di vakumkan dengan
tekanan yang lebih rendah maka akan menurunkan kelarutan udara dalam air, udara akan keluar
Udara dilarutkan di dalam air buangan di bawah tekanan beberapa atmosfer sampai jenuh, ke
tekanan atmosfer. Akibat terjadinya perubahan tekanan maka udara yang terlarut akan lepas
Dari keempat metode di atas, metode Disolves Air Flotation (DAF) telah digunakan
secara luas untuk pengolahan air limbah industi, karena effisien untuk pemisahan padat – cair pada
1. Dengan Resirkulasi
2. Tanpa resirkulasi.
Jumlah udara secara teori yang akan dilepas dalam larutan ketika tekanan berkurang
Dengan :
S = udara yang dilepas pada tekanan atmosfer per unit volume pada 100 %, cm3/lt
P = tekanan absolut
Pa = tekanan atmosfer
Daya larut udara dalam air buangan industri lebih kecil dari pada air, koreksi dari
f.P
S Sa - 1
Pa
Dengan :
f = fraksi daya larut udara pada air buangan dalam tangki (0.85 – 0.9)
Untuk hasil unit flotasi yang berhubungan dengan kualitas effluent dalam proses
pengapungan berhubungan dengan rasio udara atau solid ditetapkan pada massa udara yang dilepas
A Sa.R f .P
1
S Sa.Q Pa
Dengan :
Hubungan antar rasio udara / solid dan kualitas effluent diperoleh pada grafik dibawah ,
Gambar 2.8 Hubungan antar rasio udara / solid dan kualitas effluent
Untuk mengetahui karakteristik unit flotasi yang akan di desain disesuaikan dengan
karakteristik air buangan, diperlukan tes laboratorium. Apabila menggunakan sistem resirkulasi
A 1.3 Sa.R P - 1
S Sa.Q
Dengan :
R = Volume resirkulasi, l
QR
A
loading
Dengan :
A = surface area
Selain itu dari tes laboratorium juga diperoleh nilai surface loading pada tekanan tertentu
yang diplotkan dengan konsentrasi effluent. Agar proses flotasi berlangsung sempurna dapat
ditambahkan koagulan.
CONTOH SOAL
Air buangan dengan debit 150 gal/min (0,57 m 3/min) dengan temperatur 103oF (39,4 oC).
Konsentrasi minyak influent 120 mg/e dan konsentrasi yang diinginkan 20 mg/e. Hasil
laboratorium diperoleh :
1,58 15
2,21 17,22
3,0 25
40 –
30 –
20 –
10 –
0
Hitung :
1.0 2.0 3.0 4.0
a. Debit Resirkulasi
Surface loading rate
b. Luas area unit flotasi
(gal/min.ft2)
c. Jumlah lumpur yang dihasilkan
Jawaban :
Rasio udara / solid untuk effluent minyak dan lemak sebesar 20 mg/e dari grafik adalah diperoleh :
A
= 0,03 lb air release / lb solids applied
S
Pada temperatur 103 oF (39,4 oC) daya larut udara dalam air sebesar 18,6 3g/e dengan nilai f air
a. Debit Resirkulasi
(A/S) QSa
R = Sa (FP / Pa - 1)
540 gal/min
= = 11,76 gal/min = 53,45 e/min
45,93
b. Dari hasil lab. pada grafik diperoleh untuk effluen 20 mg/e, surface loading 2,6 gal/(min.ft2)
Q R
A = Loading
= 62,22 ft2
= 82 kg/day
= 26 kg/day
= 108 kg/day
DAFTAR PUSTAKA
Duncan Mara. Pengolahan Air Limbah di Daerah Beriklim Panas. ELBS and John Wiley &
Sons, 1978, Bab V.
Sugiharto. Dasar – dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta : UI – Press, 1987.
Hammer Mark, J. Water and Wastewater Technologi. John Wiley & Sons, 1977. Chapter 11
Metcalf & Eddy. Wastewater Treatment and Reuse, Fourth Edition. Mc-Graw Hill Higher
Education, 2003. Chapter 5.
Metcalf & Eddy. Wastewater Engineering : Treatment Disposal Reuse, Second Edition. Tata Mc-
Graw Hill Publishing Company LTD, New Delhi, 1979