K3 Pertambangan Batubara
K3 Pertambangan Batubara
PERTAMBANGAN BATUBARA
Page 1
Kumpulan Artikel_Isma
Page 2
Kumpulan Artikel_Isma
Page 3
Kumpulan Artikel_Isma
2. Crusher
Adalah alat untuk memperkecil ukuran komoditi sampai ke bentuk &
ukuran yang sesuai pesanan, biasa digunakan untuk batubara maupun
quarry (rock).
Memenuhi peraturan yang ada (Permenaker no.4 tahun 1985): machine
guarding/alat pelindung, emergency stop & rambu “Daerah crusher
sebagai daerah terbatas”.
Saat operasi harus ada tanda (lampu) yang menyatakan sedang operasi
Penurunan kebisingan dilakukan dengan metode rekayasa & APD pada
operatornya.
G. Desain Drainase, Oil Trap, Fuel Trap, Sediment Trap & Food Trap
Oil Trap
Oil trap adl sarana untuk memisahkan oli dr air buangan, sebelum air buangan
masuk ke settling pond atau badan air lain. Dibuat sesuai dengan kapasitas
pembuangan limbah yang ada dari workshop (bays). Sebelum memasuki oil trap, air
buangan yg masih mengandung Lumpur & tanah harus melalui sediment trap. Jika
oli yg bercampur dg tanah memasuki oil trap, maka fungsi oil trap akan menurun,
sebab tanah akan mengikat oli untuk mengendap ke dasar tangki. Oil trap harus
dipelihara & diinspeksi pd periode tertentu untuk menjamin keefektifannya.
Oil trap juga berfungsi utk menangkap hidrokarbon lainnya (solar, minyak sawit,dll).
Pada pembuangan sampah dr dapur, maka khusus disediakan food trap utk
mencegah limbah padat memasuki saluran air menuju pengolahan limbah atau ke
settling pond.
Drainase
Drainase yang ada di sekeliling workshop hrs memperhitungkan curah hujan yg
ada. Drainase untuk air hujan (Strom water) & pengumpulan oli sebaiknya dibuat
terpisah utk efektifitas oil trap.
Page 4
Kumpulan Artikel_Isma
Page 5
Kumpulan Artikel_Isma
K. Pengelolaan & Persyaratan Kendaraan & Alat Berat Serta Operatornya (Izin
Operasi Alat)
Kendaraan yang digunakan di tambang harus memiliki sistem pemeriksaaan
harian atau sistem lainnya yang dianggap perlu (sesuai identifikasi bahaya & penilaian
risiko). Perusahaan harus menetapkan tanda-tanda identifikasi untuk:
1. Kendaraan ringan
2. Alat berat beroda
3. Alat berat dengan rantai (track link)
4. Peralatan lain.
Page 6
Kumpulan Artikel_Isma
Page 7
Kumpulan Artikel_Isma
Page 8
Kumpulan Artikel_Isma
R. Persyaratan Pengapalan
Pemindahan komoditi dari port ke ponton atau kapal harus mengikuti prosedur
yang aman dan telah ditetapkan oleh perusahaan (Kepala Teknik Tambang)
dalam hal: spillage control, loading process & loading capacity.
Harus ada regu untuk mengatasi tumpahan
Semua pemindahan barang harus menggunakan prosedur yang aman dan
dilakukan identifikasi bahaya & penilaian resiko sebelum menetapkan
prosedurnya.
Dalam setiap pemindahan komoditi atau peralatan harus ada regu yang siap
bertindak jika terjadi keadaan darurat (kapal tenggelam, peralatan jatuh ke
laut/sungai, dsb).
S. Persyaratan Komunikasi
Perusahaan harus menetapkan sarana komunikasi yang tepat, seperti:
Radio communication
o Merupakan sarana yang vital, harus ditetapkan berdasarkan ketentuan
kepala teknik tambang. Harus ada jalur komunikasi khusus yang hanya
digunakan saat keadaan darurat.
Pertemuan P2K3
o P2K3 merupakan hal yang wajib di tambang, terdiri dari unsur manajemen &
wakil karyawan. Pertemuan minimal 1 X sebulan. Notulen pertemuan harus
tercantum di papan informasi K3LH.
Papan informasi K3LH
Safety talk (sarana informasi 2 arah yang disampaikan oleh supervisor atau
safety officer), dll
Page 9
Kumpulan Artikel_Isma
T. Umum
1. Persyaratan Kode Warna
Kode warna yang dipakai adalah kode warna internasional
No. Daerah / Penggunaan Warna
1 Demarkasi, pelindung mesin, tangga, susuran tangga, lemari Kuning
cairan mudah terbakar
2 Daerah jalan (clear walk way) Hijau
3 Tempat meletakan barang Abu-abu
4 Daerah kerja Biru
5 Daerah bebas (keep clear areas) Merah
6 Peralatan kebakaran Strip Merah-putih
7 Peralatan safety (K3) Strip Hijau-Putih
8 Identifikasi bahaya (atap rendah, ruang sempit,cekungan) Strip Hitam-Kuning
9 Distribusi listrik, peralatan berputar Oranye
10 Tempat sampah standar Hijau gelap, tulisan
putih
11 Tempat sampah metal Biru muda, tulisan
hitam
12 Tempat sampah karet Hitam, tulisan putih
13 Tempat sampah bahan mudah terbakar Kuning, tutup hitam
14 Tempat sampah Asbestos Merah muda (pink)
Jalur Perpipaan
15 Air Hijau
16 Uap Perak - abu-abu
17 Oli, solar, minyak sawit, cairan lain mudah terbakar Coklat
18 Gas, LPG, bahan uap lain yang ditransportasi Kuning tua
19 Asam & basa Ungu
20 Udara Biru muda
Page 10
Kumpulan Artikel_Isma
Page 11
Kumpulan Artikel_Isma
jenis tambang
dunia pertambangan, khususnya tambang batubara dikenal ada 2 jenis tambang, yaitu
tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Dimana tambang terbuka adalah suatu
kegiatan penambangan batubara dengan cara membuka dan menggali lahan yang
sangat luas hingga membentuk suatu lubang terbuka yang sangat lebar. Sedangkan
tambang bawah tanah adalah suatu kegiatan penambangan batubara denga cara
membuat lubang/terowongan bawah tanah dengan tanpa membuka lahan di atasnya
secara luas.
Perencanaan tambang merupakan suatu tahapan awal yang harus ada di dalam
serangkaian kegiatan penambangan. Hal ini disebabkan karena perencanaan tambang
adalah sebagai panduan utama dari seluruh kegiatan penambangan guna mencapai
kegiatan penambangan yang efektif, efisien, produktif dan aman.
Berdasarkan perencanaan tambang tersebut, kegiatan tambang akan memperoleh
manfaat sebagai berikut :
1. Menambang batubara dengan biaya produksi persatuan berat batubara
adalah minimal.
2. Mengupayakan operasi penambangan berjalan lancar dan aman.
3. Mengupayakan selalu tersedia stock batubara untuk mencegah jika
terjadi kesalahan data eksplorasi.
4. Selalu siap terhadap perubahan strip tanpa pengerahan peralatan,
tenaga, schedule produksi.
5. Operasi berjalan logis sejak schedule awal (pelatihan tenaga, peralatan,
logistic, dll). Hal ini untuk memperkecil resiko penundaan posisi cash flow positif.
6. Memaksimalkan rancangan lereng pit sehingga memperkecil
kemungkinan terjadi kelongsoran.
7. Upayakan pencapaian keuntungan ekonomi pada kondisi produksi yang
wajar.
Guna mencapai manfaat positif tersebut di atas, maka pada tahapan perencaaan
tambang ini harus mempertimbangkan beberapa point berikut yang merupakan faktor-
faktor yang sangat mempengaruhi jalannya operasional penambangan, yaitu :
1. Validasi Data (Geologi, Topografi, Jumlah Data).
2. Model geologi (Geological Resources, Bentuk Cadangan, Kualitas dsb.).
3. Cut of Grade/Optimum Pit Limit.
4. Penentuan metoda Penambangan.
5. Pembuatan Layout tambang & Design.
6. Perhitungan Blok Cadangan.
7. Pembuatan Schedule Produksi.
8. Pemilihan Alat dan type alat yang “Suitable”.
9. Penentuan Urutan (sequence) Tambang.
10. Penentuan System Drainase.
11. Analisa Lingkungan dan Rencana Rehabilitasi.
Batubara asalan yang baru saja ditambang dari front tambang selanjutnya di timbun
sementara di ROM, yaitu stockpile mini tambang. Penimbunan batubara ini dilakukan
Page 12
Kumpulan Artikel_Isma
secara terpisah untuk masing-masing lapisan batubara yang berbeda. Hal ini mengingat
satu lapisan batubara mempunyai spesifikasi kualitas yang berbeda dengan lapisan
batubara yang lainnya.
Adapun kegiatan pemisahan timbunan batubara tersebut dilakukan oleh alat berat jenis
loader. Dimana unit loader ini mempunyai karakteristik lincah dalam bermanuver ke arah
90 derajat dan mempunyai bucket yang berkapasitas besar.
Dengan demikian dengan luasan ROM yang terbatas, dapat menampung timbunan
stock batubara dalam jumlah yang besar.
Page 13
Kumpulan Artikel_Isma
Keahlian sumber daya manusia yang bekerja sebagai pekerja tambang, baik
bidang teknis, K3 dan non teknis.
Ketersediaan modal, mengingat kegiatan pertambangan memerlukan biaya
investasi dan operasional yang memilih jenis tambangnya berupa tambang terbuka.
Secara umum, pemilihan ini didasarkan pada tingkat SR yang rendah, metoda
penambangan yang sederhana, teknologi yang digunakan berupa unit heavy equipment
dan dump truck berkapasitas kecil, serta ketersedian modal perusahaan baik untuk
investasi maupun operasional.Cadangan batubara yang ada berbentuk multi seam
dengan tebal seam total sekitar 15 meter. Sedangkan pada saat ini cadangan batubara
insitu masih sekitar 4.5 juta ton.ata cara pengolahan yang dilaksanakan merupakan
suatu proses penimbunan dan perubahan bentuk dan/atau ukuran batubara dengan
menggunakan peralatan mekanis, yaitu crushing machine.
Hal ini berdasar pada :
Kualitas batubara yang diproduksi telah bersih dari unsur pengotor.
Nilai kalori batubara cukup bervariasi, dalam kisaran 5800 ~ 7000 Cal/kg
(dipengaruhi oleh level seamnya).
Mempermudah penyediaan stock batubara dengan spesifikasi yang diperlukan
oleh pembeli/pasar.
Adapun mesin crusher yang digunakan berkapasitas 350 MT/jam dengan keluaran
berupa 3 (tiga) macam ukuran batubara, berkisar antara 1mm ~ 50mm.
Sedangkan unit pendukung operasional mesin crusher ini meliputi :
1. Unit excavator, bertugas sebagai pemberi umpan batubara asalan ke
hoper mesin crusher.
2. Unit wheel loader, bertugas sebagai alat penimbun kembali batubara
masak di beberapa titik penimbunan, yaitu sesuai dengan spesifikasinya.
Tahapan proses pengolahan batubara ini mulai dari batubara asalan (berbentuk tidak
beraturan) hingga menjadi batubara masak atau siap jual (berbentuk butiran yang
seragam) dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Penimbunan batubara asalan secara terpisah dan berdasarkan seamnya.
2. Pembentukan ukuran batubara tertentu melalui proses crushing untuk
setiap jenis seam batubara atau penyatuan beberapa seam batubara yang
mempunyai spesifikasi hampir sama.
Page 14
Kumpulan Artikel_Isma
Mengingat kegiatan penambangan batubara ini mempunyai potensi bahaya yang sangat
tinggi dan dapat mengakibatkan kerusakan peralatan maupun cidera pekerja tambang.
Untuk itulah, program K3 menjadikan suatu satu kesatuan yang tidak terpisahkan di
dalam setiap aktifitas kegiatan penambangan.
Apabila penerapan aspek K3 ini dilaksanakan secara tepat, tegas dan konsisten, maka
kegiatan penambangan dapat berjalan secara zero accident. Hal ini tentunya juga akan
meningkatkan kinerja dan produktivitas kegiatan penambangan secara aman dan
optimal.
Guna mewujudkan hal tersebut, sangat tepat jika semua pihak, mulai unsur pemilik
perusahaan, manajemen dan karyawan pelaksana tanpa kecuali berkomitmen bersama
dan kuat untuk benar-benar memahami K3 secara tepat dan menerapkan aspek K3
secara riil dan konsisten di segala kegiatan yang terkait dengan penambangan.
Lahan disposal pit bara 2, dimana disposal ini telah dinyatakan selesai. Untuk itu,
pada lahan disposal ini dilapisi lapisan top soil. Setelah mengalami kestabilan
unsure haranya, maka selanjutnya ditanami dengan tanaman cepat tumbuh,
yaitu pohon acacia crasicarpa.
Penanaman tanaman cover crop pada areal sekeliling settling pond, areal
penumpukan OB (disposal) yang telah dilapisi top soil (areal reklamasi) dan areal
kegiatan penambangan lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir
terjadinya erosi pada daerah tersebut.
Page 15