“Diajukan Untuk Memenuhi Tugas final Dari Mata Kuliah Demokrasi & Civil
Society”
OLEH :
NAMA NIM
SYASTRI WULANDARI C1A4 15 043
MILDA YANTI NUR C1A4 15 039
DESYANA ZASKIYA RESKI C1A4 15 041
ERVINA MAINDOKA C1A4 15 027
MOCH ARIF KURNIAWAN C1A4 15 047
DIAN MIFTAHUNUR C1A4 15 033
WD JUMIATI RAMADHANI C1A4 15 049
4Hikam, AS Muhammad. 2015. “Demokrasi dan Civil Society”. Jakarta. Pustaka LP3ES Indonesia.
Hal 3
5http://ijti.org/20171118120212/Aktual/Himbauan-IJTI-Jurnalis-TV-Harus-Jaga (diakses pada
9 Ibid
10 Ibid
IJTI sebagai salah satu dari anggota 26 organisasi wartawan juga turut
merumuskan Kode Etik Wartawan Indonesia tahun 1999. Tahun 2000, IJTI
mempelopori terbentuknya Komisi Nasional Penyiaran (Komnas Penyiaran),
serta pembentukan Kelompok Kerja yang mempunyai tugas mempersiapkan
terbentuk dan berfungsinya Komnas Penyiaran. Pembentukan Komisi Nasional
Penyiaran ini dideklarasikan usai Seminar dan Lokakarya "Menyoal Kebijakan
Lembaga Penyiaran" di Hotel Santika pada tanggal 18 April 2000 dan
ditandatangani oleh wakil-wakil dari 12 organisasi dan masyarakat penyiaran.
Deklarasi ini lebih merupakan desakan agar pengelolaan frekuensi yang menjadi
napas dari penyiaran dan merupakan ranah publik itu harus dikelola secara
transparan oleh lembaga independen.11
IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia) sendiri beridiri di Sulawesi tenggara
pada bulan maret 2017 yang dimana tujuannya agar jurnalis bertanggung jawab
menciptakan hidup yang demokrasi caranya adalah dengan lewat saluran karya
jurnalistik yang disiarkan ditelevisi yang berada dikota kendari & Merawat dan
mengembangkan profesionalisme jurnalis televisi dikota kendari.
2.2. Peran Civil Society Organization
Pada hakekatnya tugas jurnalis dilindungi oleh Undang Undang, oleh karenanya
jurnalis harus sepenuhnya berpegang teguh pada kode etik jurnalistik dan bersikap
profesional serta proporsional dalam menjalankan tugasnya. Tujuan dari IJTI (Ikatan
Jurnalis Televisi Indonesia) :12
1. Mewujudkan korp jurnalis televisi Indonesia yang mandiri, bebas dan
bertanggung jawab
2. Mewujudkan jurnalis televisi yang memiliki kemampuan profesional, serta
kesetiakawanan profesi dan hidup dalam kesejahteraan jasmani dan rohaniah
3. Merawat dan mengembangkan profesionalisme jurnalis televise
11 ibid
12 http://www.ijti.org/data.php?t=Visi%20dan%20Misi (diakses pada tanggal 09 Januari 2018)
Untuk mendorong partisipasi masyarakat untuk aktif dalam tujuan dari IJTI
(Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia) tersebut dengan mengadakan kegiatan-kegiatan
seputar jurnalis. Salah satu contoh-nya di kota kendari dengan mengadakan lomba
video jurnalis antar pelajar untuk memberikan pemahaman untuk pelajar usia SMA,
Mereka memlih usia SMA, karena saat ini social media banyak pormasi saat ini dan
penggunaan social kebanyakan remaja. Menurut Narasumber13 “kita memberikan
pemahaman bagaimana yang betul betul prodak jurnalis itu bagaimana, dan karya
jurnalistik butuh tahap bukan instan, butuh proses verivikasi, informasi yang kita
dapatkan tidak menelah begitu saja, mencakup begitu saja dan langsung menyiarkan
ketelevisi , tetapi kita butuh konfirmasi, dan verifikasi data, bahkan kebenarannya
akan, apakah informasi itu adaalah fitna, pelajar harus tau kenapa dia supaya tidak
termakan profokasi-profokasi media social, kenpa kita mengadakan ini lomba karna
ternya karya jurnalistik seperti ini ketika ada informasi berbagai media social dia
sudah paham bagaimana jurnalistik dan produk berita itu tidak seperti ini, jadi dia
bisa memilah, tujuannya untuk memotong penyebaran informasi di media social.”
2.3. Strategi Civil Society organization
Strategi IJTI dalam mendorong partisipasi masyarakat terlibat dalam agenda
kegiatannya dengan meminta partisipasinya dalam pendamping, partisipasinya itu
adalah menjaga bagaimana menjaga jurnalis televisi terjalin sesuai kode etik, kalau
sudah terjalin sesuai kode etik dia pasti akan menjalin informasi yang baik,
memberikan siaran berita yang sehat, yang ditentukan oleh KPUD, oleh dewan pers
sesuai dengan kode etik, jadi masyarakat hanya butuh informasi yang
mengkapanyekan bahwa seperti tugas tugas jurnalisti seperti ini, Menurut
Narasumber14 ”Kalau ada profesi yang mengatas namakan wartawan harus
dilaporkan untuk keterlibatan masyarakat dibutuhkan, karena korban adalah
dimasyarakat, jadi keterlibatannya modal kampaye, kegiatan kegiatan kemarin
13 Wawancara langsung dengan salah satu anggota IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia) pada
tanggal 30 desember 2017
14 Ibid
terakhir itu dioalog-dialog ditelevisi lokal, terus masukannya itu adalah kami
disekretariat itu, apapun yang namanya jurnalistik itu sesuatu yang ingin selalu
menjadi ingin benar, kita kembali pada diri kita jurnalis hanya adalah profesi
apapun yang punya kesalahaan tetap akakan bukan berarti terjadi kesalahan, karna
itu hanya memberikan masukan, kritikan , dan kami juga memberikan kegiatan
dikampus, diforum-forum resmi kegiatan seperti PMPI untuk mengundang bahwa
setiap kritikan dan masukan harus di masukkan ke jalurnya pertama ada dewan pers
maka memang di perlukan peran masyarakat dalam bentuk kampanye nnti januari
rencananya kita akan membantu KPU pentas sastra jurnalistik itu tujuannya sama
halnya juga mengajak masyarakat wajip pilih itu untuk memahami seperti apa
pilkada itu.”
Salah satu program dari IJTI dengan Menindaklanjuti kasus yang terjadi pada
salah satu jurnalis televisi yang disebut-sebut memiliki hubungan yang melebihi
kapasitasnya sebagai jurnalis dengan salah satu tersangka korupsi E-KTP, Ikatan
Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pusat menyerukan :15
1. Dalam bekerja, jurnalis Indonesia harus bekerja profesional, berintegritas
sesuai dengan kode etik jurnalis (KEJ).
2. Jurnalis Indonesia dalam menjalankan tugasnya wajib mengedepankan
kepentingan public
3. Jurnalis Indonesia, harus bersikap independen dalam menjalankan tugas-tugas
jurnalistiknya.
4. Jurnalis Indonesia, diperkenankan untuk memperkuat hubungan dan jaringan
terhadap berbagai kelompok atau tokoh-tokoh yang berhubungan langsung
atau tidak lanngsung terhadap materi liputan yang akan dibuat atau
direncanakan secara profesional dan semata-mata untuk kepentingan tugas
jurnalistik dan orang banyak.
15http://ijti.org/20171118120212/Aktual/Himbauan-IJTI-Jurnalis-TV-Harus-Jaga-(diakses pada
tanggal 09 Januari 2018)
5. Dalam melakukan perkerjaan jurnalistik, jurnalis Indonesia tidak
diperkenakan melakukan pekerjaan di luar kapasitasnya, apalagi melindungi
atau menyembunyikan seseorang yang bertentangan dengan hukum.
2.4. Hubungan Civil society organization
2.4.1. Hubungan IJTI dengan Pemerintah
Hubungan IJTI dengan pemerintah hanya untuk menggorganisir profesi
jurnalis televisi, menjaga profesi itu , dan kemudian pemerintah juga biasa
berfungsi sesuai amanah UU Indonesia bahwa pers itu harus merdeka dan itu
adalah pilar ke4 dari demokrasi Indonesia setelah legislatif, eksekutif, dan
yudikatif. Pers jurnalis bertanggung jawab menciptakan hidup yang demokrasi
caranya adalah dengan lewat saluran karya jurnalistik yang disiarkan ditelevisi.
2.4.2. Hubungan IJTI dengan Organisasi lain
Hubungan IJTI dengan Organisasi lain pasti ada jurnalis sangat membutuhkan
juga dengan civil society lembaga ini adalah tidak ada bedanya dengan lembaga-
lembaga lain dia hanya dia bekerja seperti profesi hubungannya adalah dia
mengadvokasi dirinya sebagai alat perjuangan dan melindungi masyarakat karna
jurnalistik adalah dia menjadi mediasi antara informasi dan arus bawah jadi
menjadi betul-betul media lembaga organisasi selain orang-orangnya ini menjadi
pekerja media aktifis jurnalistik dia bias bekerja mengadvokasi masyarakat
tertindas.
Salah satu bentuk Kerjasama yang dilakuka IJTI dengan organisasi lain yaitu
AJI tapi tidak permanen IJTI bekerjasama dengan AJI berkualisi dengan aliansi
jurnalistik independen, jika kita memperjuangkan kesejahteraan jurnalis setiap
hari buruh pasti ada evaluasi setiap tahun ada evaluasi tentang kasus-kasus
kekerasan terhadap jurnalistik kita berkerjasama tidak permanen tetapi dengan
KPU juga bisa bekerjasama.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Civil society organization (CSO) merupakan wadah yang cukup mumpuni
dalam menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Bidang-bidang
yang dijangkau pun bisa berasal dari beragam aspek dan kebutuhan. Secara
tidak langsung, Civil society organization (CSO) dapat menumbuhkan
kesadaran dan peran aktif masyarakat dalam berpolitik.
IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia), suatu asosiasi yang menghimpun
para jurnalis televisi dan didirikan pada era reformasi, yakni pada
bulan Agustus 1998, menyusul pengunduran diri Presiden Soeharto. Pada saat
itu, ratusan jurnalis televisi dari RCTI, TPI, SCTV, Indosiar,
dan ANTV berkumpul di Jakarta untuk melakukan kongres pertama dan
sepakat mendirikan IJTI dan memilih pengurus pertama organisasi ini.
Antusiasme Jurnalis dari berbagai Daerah meningkat dan terdapat desakan
agar IJTI membentuk cabang di daerah termasuk dikota kendari. Berdasarkan
rapat pengurus, ditetapkan pembentukan Kordinatoriat Daerah, dengan
terlebih dahulu membuat aturan main organisasi yang dipercayakan pada
Bidang Organisasi IJTI. Sejak itulah lahir pedoman Organisasi Korda yang
berisi ketentuan organisasi IJTI di tingkat Daerah Propinsi dikota kendari
pada tahun 2017, khusus untuk membina keanggotaan dan melakukan tugas-
tugas lain yang berkaitan dengan peningkatan profesi jurnalisme anggota.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Diamond, Larry. “Rethinking Civil Society: Toward Democratic Consolidation”,
Journal of Democracy 5 (1994)
Hikam, AS Muhammad. 2015. “Demokrasi dan Civil Society”. Jakarta. Pustaka
LP3ES Indonesia.
WEBSITE :
http://www.academia.edu/8451118/Civil_Society (diakses pada tanggal 05 Januari
2018)
https://www.qureta.com/post/civil-society-organization-dalam-literasi-politik
(diakses pada tanggal 05 Januari 2018)
http://ijti.org/20171118120212/Aktual/Himbauan-IJTI-Jurnalis-TV-Harus-Jaga
(diakses pada tanggal 05 Januari 2018)
http://www.ijti.org/data.php?t=Visi%20dan%20Misi (diakses pada tanggal 09 Januari
2018)
http://ijti.org/20171118120212/Aktual/Himbauan-IJTI-Jurnalis-TV-Harus-Jaga-
(diakses pada tanggal 09 Januari 2018)
http://www.ijti.org/data.php?t=Visi%20dan%20Misi (diakses pada tanggal 09 Januari
2018)
LAMPIRAN
Kertas Kerja Riset Mandiri
Mata Kuliah Demokrasi dan Civil Society
Nama : IJTI ( Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia)
CSO/LSM
Bidang : Memperjuangkan Jurnalis Kemerdekaan pers, Menegakkan
Kegiatan kode etik jurnalistik UU No 19