Oleh :
Dedy Mulyana
15080036
PENDAHULUAN
daerah yang paling dekat dengan laut, dengan substrat agak berpasir, keadaan
tanah berlumpur agak lembek, dan biasa berasosiasi dengan Sonneratia sp.
yang dominan tumbuh pada lumpur dalam yang kaya bahan organik (Bengen
2001).
2-5 meter dan banyak ditemukan di ujung aliran sungai atau di area pasang
terendah. Cukup toleran dengan salinitas yang cukup tinggi dan pertumbuhan
optimal terdapat pada salinitas 0-30 (Afzal et al.2011). Spesies ini ditemukan
dari daerah hilir hingga pertengahan perairan payau di semua kawasan pasang
1985; Maslarova, 2001). Kerangka flavonoid terdiri atas satu cincin aromatik
dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak bias larut dengan pelarut
cair. Metode ekstraksi yang di pilih untuk penelitian ini ialah metode
ekstraksi cara panas atau metode refluks dengan menggunakan pelarut etanol
70% dan 90%. Refluks adalah ektraksi dengan pelarut pada temperatur titik
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relatif konstan
dilakukan oleh Afzal et al. (2011) mengenai manfaat dari ekstrak daun api-api
sebagai antifungi dan penyakit alergi kulit. Yusuf (2010) juga melakukan
penelitian pada kulit batang api-api (Marina marina Nesh) yang ternyata
2. Manakah pelarut (etanol 96% dan etanol 70%) yang menghasilkan kadar
1. Penelitian ini menggunakan pohon api-api yang di ambil dari objek wisata
Brebes.
2. Bagian yang di gunakan pada penelitian ini adalah daun dari pohon api-api
spektrofotometri UV-VIS.
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar flavonoid total dari daun
2. Tujuan Khusus
2. Manfaat praktis
daun api-api.
Pengaruh
Kandungan Perbedaan
Flavonoid Kulit Pelarut
Batang dan Daun Terhadap Kadar
Silvia Kandungan
Pohon Api-api Flavonoid Total
1. Handayani, Flavonoid Daun
(Avcennia Dari Ekstrak
2013 Api-api
marina) Sebagai Daun Api – Api
Senyawa (Avicennia
Antioksidan Marina
(Forks.)Vierh.)
Penentuan Kadar Pengaruh
Flavonoid Total Perbedaan
Dari Rimpang Penentuan Pelarut
Temu Hitam Kadar Flavonoid Terhadap Kadar
Ani
(Curcuma Total Dengan Flavonoid Total
2. Mustabsyiroh,
aeruginosa Metode Dari Ekstrak
2016
Roxb.) Dengan Spektrofotometri Daun Api – Api
Metode UV-Vis (Avicennia
Spektrofotometri Marina
UV-Vis (Forks.)Vierh.)
BAB II
1. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Filum : Thacheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Avicenniaceae
Genus : Avicennia
telur terbalik dengan ujung tumpul dan pangkal yang rata. Api-api
yang pendek dan pucat. Buah berbentuk kotak, berkatup, berbiji satu
3. Kandungan kimia
(Yusuf 2010).
2009).
4. Manfaat Api-api
rematik dan cacar. Getah kulitbatang dijadikan obat sakit gigi, bagian
buah dijadikan obat untuk sariawan (Bayu 2009). Mangrove sejati ini
juga memiliki nama daerah seperti kayu kendeka, kayu ting (Manado),
2.1.2. Ekstrasi
1984).
bahan dan suhu ekstraksi. Semakin lama waktu ekstraksi, maka proses
1. Jenis-jenis Ekstraksi
dingin dan cara panas. Jenis ekstraksi bahan alam yang sering
penyulingan uap air dan ekstraksi secara dingin dengan cara maserasi,
cairan penyari dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat
tegak dan akan kembali menyari zat aktif dalam simplisia tersebut,
bertanggung jawab atas pemberian warna pada daun, bunga, dan buah
(Simamora 2011).
yang dihubungkan oleh satuan tiga karbon yang dapat atau tidak
yang terdapat pada bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit,
tepung sari, bunga, buah dan biji. Flavonoid bersifat polar karena
(Kumar et al. 2011). Selain bagi tumbuhan, manusia pun dapat ikut
konsumsi.
C2H5OH yang diberi nama etil alkohol (etanol), dan C3H7OH yang
perdagangan yang disebut alkohol adalah etanol atau etil alkohol atau
tidak berwarna, volatil dan dapat bercampur dengan air (Kartika dkk.,
1997). Ada 2 jenis etanol menurut Rama (2008), etanol sintetik sering
disebut metanol atau metil alkohol atau alkohol kayu, terbuat dari
bercak atau pita (awal) setelah pelat atau lapisan ditaruh dalam bejana
absorbs dan partisi yang di tentukan oleh fase diam (absoeben) dan
fase gerak (eluen). Komponen kimia bergerak naik mengikuti fase
1985:7)
Fase gerak adalah medium angkut yang terdiri atas satuan atau
dipakai dalam pelarut ini dinyatakan dalam bagian volume total 100,
1. Instrumentasi
Sumber
Monokromator Tempat detektor pencatat
Tenaga
cuplikan
Radiasi
b. Monokromator
sangat sempit.
c. Tempat cuplikan
atau cuvet. Sel yang digunakan untuk cuplikan yang berupa gas
mempunyai panjang lintasan dari 0,1 hingga 100 nm, sedangkan sel
10cm.
d. Detector
e. Pencatat
2. Perbedaan kadar flavonoid total dengan pelarut etanol 96% lebih tinggi
METODE PENELITIAN
akan diteliti :
1. Variabel bebas
Surahman, 2014). Variabel bebas dari penelitian ini adalah daun api-api
2. Variable terikat
flavonoid toal.
3. Variabel terkendali
menjadi lebih kuat atau lebih lemah yang memiliki hubungan dengan
1. Alat
air.
1. Pengumpulan bahan
2. Proses Penghalusan
3. Uji Mikroskopik
Mencatat hasilnya.
Menghasilkan eksrtak
pelarut yaitu fase polar dan non polar, lapisan polar bagian bawah
Membentuk 2 lapisa yaitu polar dan non polar, lapisan atas non
polar dan lapisan bawah polar
Mengidentifikasi senyawa
Menghitung rendemen
flavonoid dengan KLT
menit. Setelah pengovenan selesai angkat atau ambil plat KLT lalu
totolkan isolate pada garis batas bawah plat KLT. Sebelumnya buat
masukan plat KLT kedalam bejana yang telah berisi fase gerak
Tunggu hingga fase gerak mencapai garis batas atas plat KLT.
Angkat plat KLT dari dalam bejana setelah fase gerak mencapai
garis batas atas dan tunggu hingga plat KLT kering. Terakhir lihat
Memasukan n-butanol :
Membuat garis batas atas
asam asetat : air dengan
dan garis bats bawah pada
perbandingan (4:5:1) di
plat KLT 1cm
dalam chamber
Menoltolkan sampel
Menjenuhkan dengan
flavonoid pada garis batas
kertas saring sebagai
bawah KLT
indikatornya
Menunggu hingga eluen naik sampai batas atas plat KLT, dan
dikering anginkan
Melihat bercak yang nampak di bawah sinar UV dengan panjang
gelombang 366 nm
a. Pembuatan pereaksi
260, 270, 280, 290, 300, 310, 320, 330, 340, dan 350 nm,
240, 250, 260, 270, 280, 290, 300, 310, 320, 330, 340, dan
350 nm
Afzal M, Masood R, Jan G, Majid A, Fiaz M, Shah AH, Alam J, Mehdi FS,
Abbasi FM, Ahmad H, Islam M, Inamullah, Amin NU. 2011. Efficacy of
Avicennia marina (Forsk.) Vierh. leaves extracts againts some atmospheric
fungi. African Journal of Biotechnology 10(52): 10790-10794
Bengen DG. 2001. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove.
Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan –IPB.
Bengen DG. 2000. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir. Bogor: Pusat
Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan –IPB.
Departemen Kesehatan RI. 2010. Acuan Sediaan Herbal. Jakarta : Diktorat Jendral POM-
DEPKES RI.
Erukainure OL, Oke OV, Ajiboye AJ, Okafor OY. 2011. Nutritional qualities and
phytochemical constituents of Clerodendrum volubile, a tropical
nonconventional vegetable. International Food Research Journal
18(4):1393-1399.
Harborne JB. 1984. Phytochemical methods. Ed ke-2. New York: Chapman and
Hall.
Nybakken JW. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Alih bahasa oleh M.
Eidman, Koesoebiono, D.G. Bengen, M. Hutomo, S. Sukardjo. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Rama. P, 2008. Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan. Penerbit Argo
Media. Jakarta.
Yusuf S. 2010. Isolasi dan penentuan struktur molekul senyawa triterpenoid dari kulit
batang kayu api-api betina (Avicennia Marina Nessh). Jurnal Penelitian
Sains,13(2) (C) 13205