Askep Varicella
Askep Varicella
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Varisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal
dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama Chicken – pox.
Varisela adalah Penyakit Infeksi Menular yang disebabkan oleh virus Varicella
Zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit.Varisela atau cacar air merupakan
penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus Varicella Zoster dengan
gejala-gejala demam dan timbul bintik-bintik merah yang kemudian mengandung cairan.
Varisela adalah penyakit infeksi virus akut dan cepat menular, yang disertai gejala
konstitusi dengan kelainan kulit yang polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral
tubuh. (Prof. Dr. Maswali Harahap, 2000)
Varisela adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus varisela-zister
(VVZ) terdapat di seluruh dunia, tanpa perbedaan pada ras dan jenis kelamin. Penyakit
ini terutama mengenai anak-anak dan merupakan infeksi primer VVZ pada individu yang
rentan. Kurang lebih 90% kasus terjadi pada anak berusia kurang dari 10 tahun dan
kurang dari 5% pada usia lebih dari 15 tahun. Varisela adalah suatu penyakit infeksi akut
primer menular yang disebabkan oleh varicella Zoster Virus (VZV) yang menyerang
kulit dan mukosa, dengan ditandai oleh adanya vesikel-vesikel (Rampengan, 1993).
Respons imun pasien yang kemudian berkembang akan menghentikan viremia dan
menghambat berlanjutnya lesi pada kulit dan organ lain. Terjadinya komplikasi varisela
(pneumonia dan lain-lain) mencerminkan gagalnya respons imun tersebut menghentikan
replikasi serta penyebaran virus dan berlanjutnya infeksi. Keadaan ini terutama terjadi
pada pasien imunokompromais.
Dalam 2-5 hari setelah gejala klinis varisela terlihat, antibody (IgG, IgM, IgA)
spesifik terhadap VVZ dapat dideteksi dan mencapai titer tertinggi pada minggu kedua
atau ketiga. Setelah itu titer IgG menurun perlahan, sedangkan IgM dan IgA menurun
lebih cepat dan tidak terdeteksi satu tahun setelah infeksi. Imunitas selular terhadap VVZ
juga berkembang selama infeksi dan menetap selama bertahun-tahun.
Pada pasien imunokompeten imunitas humoral terhadap VVZ berfungsi protektif
terhadap varisela, sehingga pajanan ulang tidak menyebabkan infeksi (kekebalan seumur
hidup). Imunitas selular lebih penting daripada imunitas humoral untuk penyembuhan
varisela. Pada pasien imunokompromais, oleh karena imunitas humoral dan selularnya
terganggu, pajanan ulang dapat menyebabkan rekurensi dan varisela menjadi lebih berat
dan berlangsung lebih lama.
E. Komplikasi
Pneumonia varisela hanya terdapat 0,8% pada anak, biasanya disebabkan oleh
infeksi sekunder dan anak sembuh sempurna. Pneumonia yang disebabkan oleh virus V-
Z jarang didapatkan pada anak dengan sistem imunologis normal pada anak dengan
defisiensi imunologis atau orang dewasa tidak jarang ditemukan. Pada keadaan ini
kelainan radiologis paru-paru masih didapatkan selama 6-12 minggu dan angka
kematiannya sebesar 20%. Mungkin juga terjadi komplikasi pada susunan saraf seperti
ensefalitis, ataksia, nistagmus, tremor, mielitis tranversa, kelumpuhan saraf muka,
neuromielitis optika atau penyakit Devic dengan kebutaan sementara, sindrom
hipotalamus yang disertai dengan obesitas dan panas badan berulang-ulang.
F. Menifestasi klinis
Menurut Richar E. 1992, gambaran klinik varisela dibagi menjadi 2 stadium :
1. Stadium prodromal: 24 jam sebelum kelainan kulit timbul, terdapat gejala panas,
perasaan lemah (malaise), anoreksia. Kadang-kadang terdapa kelainan
scarlatinaform atau morbiliform.
2. Stadium erupsi: Dimulai dengan terjadinya papula merah, kecil yang berubah
menjadi vesikel yang berisi cairan jernih dan mempunyai dasar eritematous.
Permukaan vesikel tidak memperlihatkan cekungan di tengah (unumbilicated). Isi
versikel berubah menjadi keruh dalam waktu 24 jam. Biasanya vesikel menjadi
kering sebelum isinya menjadi keruh. Dalam 3-4 hari erupsi tersebar; mula-mula di
dada lalu ke muka, bahu dan anggota gerak. Erupsi ini disertai perasaan gatal.
Pada suatu saat terdapat macam-macam stadium erupsi, ini merupakan tanda khas
penyakit verisela. Vesikel tidak hanya terdapat di kulit, melainkan juga di selaput lendir
mulut. Bila terdapat infeksi sekunder, maka akan terjadi limfadenopatia umum. Karena
kemungkinan mendapat varisela selama masa kanak-kanak sangat besar, maka varisela
jarang ditemukan pada wanita hamil (0,7 tiap 1.000 kehamilan). Diperkirakan 17% dari
anak yang dilahirkan wanita yang mendapat verisela ketika hamil akan menderita
kelainan bawaan berupa bekas luka di kulit (cutaneous scars), berat badan lahir rendah,
hipoplasia tungkai, kelumpuhan dan atrofi tungkai, kenang, retardasi mental, koriorenitis,
atrofi kortikal, katarak atau kelainan pada mata lainnya. Angka kematian tinggi, bila
seorang wanita hamil mendapat varisela dalam 21 hari sebelum ia melahirkan, maka
25% dari neonatus yang dilahirkan akan memperlihatkan gejala varisela kongenital pada
waktu dilahirkan sampai berumur 5 hai. Biasanya varisela yang timbul berlangsung
ringan dan tidak mengakibatkan kematian.
Sedangkan bila seorang wanita hamil mendapat varisela dalam waktu 4-5 hari
sebelum melahirkan, maka neonatusnya akan memperlihatkan gejala varisela kongenital
pada umur 5-10 hari. Di sini perjalanan penyakit varisela sering berat dan menyebabkan
kematian sebesar 25-30%. Mungkin ini ada hubungannya dengan kurun waktu fetus
berkontak dengan varisela dan dialirkannya antibody itu melalui plasenta kepada fetus.
Seorang neonatus jarang mendapat varisela di bangsal perinatologi dari seorang
perawat atau petugas bangsal lainnya, tapi bila ini terjadi maka perjalanan penyakit amat
ringan dan terlihat gejala-gejala seperti pada anak yang besar.
G. Penatalaksanaan
H. Patway ( WOC )
BAB III
A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Meliputi : nama, umur, nomor register, jenis kelamin, status, alamat, tanggal MRS,
diagnosa medis.
2. Keluhan utama
Klien datang dengan keluhan badanya terasa demam seperti akan flu dan terdapat
ruam yang berisi air di sekitar tubuhnya.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit sekarang klien merasa badanya terasa panas seperti akan flu dan
terdapat ruam merah pada bagian tubuhnya dan tersa nyeri apabila di pegang.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Klien tidak pernah mengalami penyakit kulit sebelumnya.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya merupakan penyakit menular Maka anggota keluarga mempunyai resiko
beasar tertular dengan kontak lama. Sebelumnya tetengga dari klien pernah
mengalami penyakit cacar air dan klien sering berkunjung ke tetangganya saat
cacarnya sudah mulai kering. Tidak ada anggota keluarganya yang mnegalami
keluhan sama seperti dia.
B. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum klien
Biasanya Pasien merasa lemas, tidak enak badan, tidak nafsu makan dan sakit
kepala.
b. Sistem syaraf .
Tidak Adanya gangguan fungsi saraf tepi sensorik, dan saraf tepi motorik normal .
c. Sistem pernafasan.
e. Sistem integumen
Terdapat lesi dan ruam pada kulit dan peningkatan suhu tubuh atau demam serta
terdapat perubahan tanda-tanda vital. Pada pengkajian kulit di temukan adanya
vesikel-vesikel yang nyeri pada saat di pegang. Ketika di palpasi terdapat tonjolan
yang tidak rata dengan permukaan kulit.
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan leukosit biasanya mennjukkan hasil yang normal, rendah, atau meningkat
sedikit. Multinucleated giant cells pada pemeriksaan Tzanck smear dari lepuhan kulit.
D. Diagnosa keperawata
E. Intervensi keperawata
Skala :
1 = ekstrem
2 = berat
3 = sedang
4 = ringan
5 = tidak ada gangguan
5 Evaluasi
Tg Dx. Catatan Perkembangan ttd
l Kep
A. Masalahteratasi sebagian