Oleh :
M Helmy Faiz
XII TKR 2
Transmisi otomatis biasa bekerja secara mekanik merubah kecepatan kendaraan menjadi tekanan governor dan
pembukaan throttle menjadi throttle pressure.
Kedua tekanan ini digunakan untuk mengontrol bekerjanya clutch dan brake di dalam unit planetary gear
sehingga bisa terjadi upshift dan downshift pada transmisi.
Prinsip kerja :
Transmisi otomatis kontrol elektronik bekerja berdasarkan masukan dari speed sensor (sebagai sinyal kecepatan
kendaraan) dan Throttle Position Sensor (sebagai sinyal beban mesin) untuk menentukan pembukaan solenoid valve oleh
ECU sehingga akan terjadi perpindahan gigi.
Pada transmisi otomatis biasa, pola pengendaraan (saat up-shift dan down shift, saat lock-up clutch menempel
dan melepas) sudah ditentukan dan tidak dapat diubah lagi. Sedang di dalam ECT, ECU menyimpan dua pola (mode
Normal dan mode Power) yang dapat dipilih sesuai dengan kondisi penngendaraan. (Model tertentu)
ECU mengontrol perpindahan gigi up-shift dan down-shift bekerja sesuai dengan kondisi pengendaraan dan ini
akan mengurangi kejutan pada saat pengendaraan.
Disebabkan ECU secara optimal mengontrol perpindahan gigi up-shift dan down-shift sesuai dengan
pengendaraan, maka lock-up clutch masih dapat bekerja pada kecepatan rendah sehingga akan menghemat bahan bakar
Di dalam ECU terdapat system diagnosa sendiri (Self Diagnostic System). Sistem ini menjaga memorinya atas
kerusakan yang terjadi di dalam system elektronik dan bermanfaat untuk teknisi dalam mencari gangguan.
Di dalam ECU terdapat system (Fail safe) back-up untuk memungkinkan kendaraan tetap bisa dijalankan
walaupun ada kelainan pada system elektroniknya . Biasanya ECU akan memakai program darurat untuk mengontrol
transmisi sampai kendaraan bisa diperbaiki di bengkel.