Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ihsan Setya Rachman

NIM : 5202418042
Prodi : Pendidikan Teknik Otomotif
Mata Kuliah : Sistem Kontrol Elektronik

LAPORAN HASIL BELAJAR ECT

1. ECT merupakan transmisi otomatis yang memanfaatkan teknologi elektronik untuk


mengontrol kerja dari transmisi, sehingga pada ECT terdapat komponen elektronik
seperti sensor, ECU dan beberapa actuator.

2. Prinsip dasar transmisi kontrol elektronik sama dengan transmisi otomatis biasa,
perbedaannya hanya ada atau tidaknya speed sensor. Transmisi otomatis biasa
menggunakan governor valve sementara ECT menggunakan speed sensor.
3. Perbandingan transmisi otomatis biasa dengan transmisi otomatis yang dikontrol secara
elektronik yaitu :

 Transmisi Otomatis Biasa (dikontrol sepenuhnya secara hidrolik). Transmisi otomatis


biasa bekerja secara mekanik merubah kecepatan kendaraan menjadi tekanan governor
dan pembukaan throttle menjadi throttle pressure. Kedua tekanan ini digunakan untuk
mengontrol bekerjanya clutch dan brake di dalam unit planetary gear sehingga bisa
terjadi upshift dan downshift pada transmisi.
 Transmisi Otomatis Kontrol Elektronik. Transmisi otomatis kontrol elektronik bekerja
berdasarkan masukan dari speed sensor (sebagai sinyal kecepatan kendaraan) dan
Throttle Position Sensor (sebagai sinyal beban mesin) untuk menentukan pembukaan
solenoid valve oleh ECU sehingga akan terjadi perpindahan gigi.

4. Fungsi transmisi otomatis tentu untuk memindahkan gigi-gigi transmisi ketika kendaraan
sedang dijalankan secara otomatis dengan menyesuaikan pada beban mesin dan
kecepatan kendaraan. Fungsi dari transmisi otomatis juga bisa dibedakan dari jenisnya.
Transmisi otomatis dengan jenis full hydraulic berfungsi untuk mengatur waktu

perpindahan gigi dan lock up sepenuhnya secara hidraulis.

5. Cara kerja transmisi otomatis ini dimulai dari torque conventer yang berfungsi sebagai
kopling mekanikal sehingga lewat komponen ini torsi ditransfer dengan mekanisme
pompa dan turbin. Baling-baling pertama di dalam torque conventer bekerja sebagai
pompa yang dikopel langsung memakai mesin.

6. Yang kedua mengkopel langsung turbin dengan planetary gear dan yang terakhir
berfungsi sebagai stator untuk mengembangkan sistem 2 baling-baling menjadi 3 baling-
baling. Pada saat cara kerja transmisi otomatis berjalan, baling-baling yang terkopel ke
mesin berputar untuk memompa oli transmisi pada ruangan tertutup. Kemudian tekanan
oli dipakai untuk mendorong turbin. Sistem ini menghasilkan peningkatan torsi pada
turbin saat RPM mesin mengalami peningkatan.
7. Pada cara kerja transmisi otomatis planetary gear berfungsi sama seperti gigi-gigi rasio
pada transmisi manual untuk merubah rasio putaran turbin pada roda sehingga mirip
dengan tuas persneling yang dipakai untuk menjalankan mobil. Perbedaannya terletak
pada desain fisik karena pada planetary gear tidak ditemukan adanya dua barisan roda
gigi yang saling dihubungkan dengan rasio berbeda-beda.

8. Namun, pada cara kerja transmisi otomatis ini planetary gear hanya memiliki sebuah roda
gigi yang di sekelilingnya terdapat banyak roda gigi kecil dan bagian bernama ruman
planetary yang terdapat gigi di bagian dalamnya. Sedangkan untuk merubah rasio
planetary gear secara hidraulik merupakan kinerja dari valve body.

Anda mungkin juga menyukai