Anda di halaman 1dari 18

HISTOLOGI

1. Otot skelet (irisan membujur)


d
b
e

a
c

Gambar 1.1 Otot skelet (irisan membujur)


Bagian-Bagian:
a. Myocytus striatus
Myocytus striatus adalah jaringan otot lurik yang melekat pada
tulang. otot rangka terdiri dari serat yang terlihat seperti campuran pita
gelap dan terang dibundel bersama yang berjalan di sepanjang tulang
(Eroschenko, 2003).
b. Nucleus myocytus
Nukleus myocytus merupakan inti sel yang terdapat pada sel otot
rangka yang berada di tepian sel dibawah membran sel (Mescher,
2012).
c. Sarcoplasma
Sarkoplasma adalah sitoplasma pada otot yang terdiri dari miofibril
dan terpendam dalam serat otot di dalam suatu matriks. Sarkoplasma
mengandung kalium, magnesium, fosfat, enzim-enzim, protein, serta
mitokondria dalam jumlah banyak (Eroschenko, 2003).
d. Discus A
Discus A merupakan pita yang lebih gelap atau anisotrop atau
birefringen dengan cahaya polarisasi (Mescer, 2012).
e. Discus I
Discus I merupakan pita yang lebih terang atau isotrop yaitu tidak
megubah cahaya polarisasi (Mescher, 2012).

2. Otot skelet (irisan melintang)


g

a f

h
b
d

c
e

Gambar 2.1 Otot skelet (irisan melintang)


Bagian-Bagian:
a. Myocytus
Myocytus merupakan sel-sel sel multinuklear silindris yang sangat
panjang dan tidak bercabang. Pada otot skelet, garis melintang oleh
miofibril atau serabut halus terlihat dengan jelas (Mescher, 2012).
b. Membrana myocyti
Membrana myocyti yang berada di otot skelet, yaitu sarkolemma
adalah membran plasma sel otot yang merupakan selaput pembungkus
otot yang tersusun ganda (double membrane) (Eroschenko, 2003).
c. Nucleus myocytus
Nukleus myocytus merupakan inti sel yang terdapat pada sel otot
rangka yang berada di tepian sel dibawah membran sel (Mescher,
2012).
d. Sarcoplasma
Sarkoplasma adalah sitoplasma pada otot yang terdiri dari miofibril
dan terpendam dalam serat otot di dalam suatu matriks. Sarkoplasma
mengandung kalium, magnesium, fosfat, enzim-enzim, protein, serta
mitokondria dalam jumlah banyak (Eroschenko, 2016).
e. Endomysium
Endomysium merupakan percangan perymisum yang
menyelubungi berkas otot yang lebih kecil lagi yaitu myofibra.
Lapisan pembungkus otot paling dalam. Satu sel otot terdiri dari
beberapa myofibril dan lapisan ini memisahkan myofibril yang satu
dengan yang lain. Myofibril mengandung protein aktin dan myosin
untuk bergerak (Mescher, 2017).
f. Perimysium
Perimysium merupakan percabangan epimysiumm berupa sekat-
sekat yang membungkus kesatuan otot yang lebih kecil (fasciculus
muscularis). Lapisan yang memisahkan antara sel otot yang satu
dengan yang lainnya (satu fascicle terdiri dari beberapa sel otot)
(Mescher, 2017).
g. Epymisium
Epimysium merupakan bungkus terluar musculus. Pada
makroanatomi bungkus ini menjadi fascia profunda. Lapisan ini yang
memisahkan antara fascicle yang satu dengan fascicle yang lainnya
(satu group otot terdiri dari beberapa fascicle). Contoh epimysium ada
pada otot bicep, otot tricep (Mescher, 2017).
3. Batas rectum anus

Gambar 3.1 batas rectum anus


Bagian-bagian:
a. Myocytus
Myocytus terdapat di bagian muskularis eksterna yang memiliki
lapisan otot polos sirkular dalam dan longitudinal luar (Eroschenko,
2016).
b. Membrana myocyti
Membrana myocyti pada batas rectum anus memperlihatkan
invaginasi yang dinamakan kaveola (Eroschenko, 2016).
c. Nucleus myocytus
Nucleus myocytus merupakan inti sel myosytus ini tersebar di
lapisan sirkular dalam dari muskularis eksterna (Eroschenko, 2016).
d. Sitoplasma
Pada sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan
vesikuli, serta terdapat sitosol yang berupa cairan tempat organel
melayang-layang di dalamnya (Eroschenko, 2016).
4. otot jantung

c dan d

Gambar 4.1 Otot jantung

Bagian-bagian:
a. Myocytus
Sel otot jantung atau myocytus cardiacus tidak membentuk syncitium
seperti sel otot kerangka. Ujung-ujung di sini memang saling
bergandengan membentuk myofibra. Myofibra otot kerangka bersifat
syncitium, namun myofibra otot jantung hanya merupakan rantai
membujur sel-sel otot. Pada otot jantung sel-sel dapat berhubungan
dengan sel di samping dengan bantuan anastomosis (Mescer, 2012).
b. Nucleus myocytus
Inti dari sel otot jantung yang memliki inti banyak yang berada di
tengah (Mescer, 2012).
c. Discus A
Discus A merupakan pita yang lebih gelap atau anisotrop atau
birefringen dengan cahaya polarisasi (Mescer, 2012).
d. Discus I
Discus I merupakan cakram tebal fibrokartilago diantara
permukaan tulang vertebrata yang berurutan. Pada manusia memiliki
komponen yang serupa tetapi berfungsi terutama sebagai peredam
kejut didalam kolumna spinalis (Eroschenko, 2016).
e. Discus Intercalaris
Discus intercalaris merupakan kompleks pertautan yang terdapat
pada pertemuan antar sel-sel otot jantung yang bersebelahan.
(Eroschenko, 2016).

5. Ganglion spinale

d
Gambar 5.1 ganglion spinale
Bagian-bagian :
a. Neurocytus
Neurocytus merupakan satuan fungsional di dalam Susunan Saraf
Pusat (SSP) dan Susunan Saraf Tepi (SST) yang bekerja menyalurkan
impuls. Biasanya terdiri dari badan sel (perikarion), dendrit, dan
akson. Bentuk neuron pada ganglion spinale adalah pseudounipolar
(Mescher, 2012).
b. Nucleus neurocytus
Inti sel pada sel saraf yang terdapat di ganglion spinalis ini terlihat
bulat dan terletak di tengah (Mescher, 2012).
c. Gliocytus ganglia
Gliocytus ganglia ini bekerja mengelilingi sebagian perikarion.
Pada umumnya, perikarion memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari
sel glia. Ruang antar neuron akan ditempati oleh proseus (tonjolan)
akson dan dendrit dari sel glia (Mescher, 2012).
d. Fibroblastocytus
Fibroblastocytus merupakan sel berbentuk stelat (bintang) yang
memiliki processus cellularis panjang dengan nukleus berbentuk
bujur telur terletak di pusat sel dan terpulas pucat. Fungsi
fibroblastocytus menghasilkan matrix berupa substansia dasar sebagai
glikosaminoglikan dan glikoprotein, serta mensintesis serabut
kolagen, elastik dan retikuler (Mescher, 2012).

6. Ganglion symphaticum

a b

Gambar 6.1 ganglion symphaticum


Bagian-bagian :
a. Neurocytus
Sel saraf pada ganglion sympathicum cenderung lebih padat dan
lebih kecil dari neuron pada ganglion spinale (Eroschenko, 2003).
b. Nucleus neurocytus
Inti sel dari sel saraf terutama pada ganglion sympaticum berbentuk
bulat dan agak menepi (Eroschenko, 2003).
c. Serabut saraf
serabut saraf adalah bagian dari badan sel yang berfungsi untuk
mengirimkan impuls ke sel saraf (Eroschenko, 2003).

7. Serabut saraf perifer (penampang membujur)

Gambar 7.1 Serabut saraf perifer (penampang membujur)


Bagian-bagian:
a. Neurofibra myelinata
Neurofibra myelinata dalah serabut saraf yang berbentuk benang
tipis yang dilapisi mielin atau dilapisi membran plasma dari sel
penyokong. Neurofibra myelinata adalah serat bermielin yang
menghantar impuls lebih cepat dari serat tanpa meilin, sehingga dapat
memberikan sinyal dan sensasi lebih cepat dari saraf ke berbagai
bagian tubuh (Eroschenko, 2003).
b. Myelinum
Myelinum adalah gulungan membran plasma dari sel penyokong,
yaitu oligodendroglia dalam Susunan Saraf Pusat (SSP) dan sel
neurolema (sel Schwann) dalam Sususan Saraf Tepi (SST). Mielin
bekerja sebagai insulator dan serat bermielin menghantar impuls lebih
cepat dari serat tanpa meilin. Selubung mielin pada akson memberikan
warna putih (alba) (Eroschenko, 2003).
c. Akson
Akson adalah juluran silindris yang bervariasi panjang dan garis
tengahnya sesuai jenis neuron. Akson muncul dari perikarion atau pada
akar dendrit utama, dengan daerah bening di bagian perikarion (akson
hilok). Akson dapat dibedakan dari dendrit, oleh karena itu tidak
mengandung badan Nissl dan oleh susunan neurofibrilnya yang teratur
dalam hilok dan akar. Akson itu umumnya juga lebih langsing dan
ukurannya lebih merata. Selain itu, akson pada umumnya bercabang
menjadi beberapa telodendria yang berakhir pada neuron lain, otot,
ataupun kelenjar (Eroschenko, 2003).
d. Sel Schwann
Sel Schwann (sel neurolema) membungkus secara berulang ruas-
ruas dari juluran sel saraf dengan batas antar ruas, yaitu nodus ranvier
yang merupakan sebuah internodus atau ruas di antara dua nodus
dililiti mielin dari sebuah sel penyokong. Sel ini meluas ke sepanjang
akson perifer, dari asalnya sampai berakhir di dalam otot atau kelenjar.
Sel Schwann berfungsi untuk membentuk selubung mielin yang kaya
lipid di sekitar akson yang lebih besar (Eroschenko, 2003).
8. Serabut saraf perifer (penampang melintang)

Gambar 7.1 Serabut saraf perifer (penampang melintang)


Bagian-bagian:
a. Neurofibra
Neurofibra dalam serabut saraf yang berbentuk benang tipis seperti
jalur transmisi yang membawa sinyal antara saraf dan reseptor di kulit,
otot, dan organ internal. Fungsi dari neurofibra adalah untuk
melakukan impuls saraf, yang pada dasarnya berarti bahwa mereka
bertanggung jawab untuk memberikan sinyal dan sensasi dari saraf ke
berbagai bagian tubuh (Eroschenko, 2003).
b. Endoneurium
Endoneurium merupakan jaringan ikat halus yang menyelubungi
satu serat saraf (akson). Lapisan ini dibentuk oleh sel fibroblas yang
gepeng, serat kolagen dan serat retikulin halus. Endoneurium
berhubungan erat dengan neurilema. Banyak pembuluh darah yang
melintasi jaringan ikat interfasikular, bercabang ke dalam fasikulus,
dan akhirnya menjadi kapiler di dalam endoneurium (Eroschenko,
2003).
c. Perineurium
Perineurium merupakan berkas (fasikulus) dikelilingi jaringan ikat
yang tampak pucat. Jaringan ikat yang mengelilingi setiap serabut
saraf atau fasikulus memiliki banyak pembuluh darah. Setiap fasikulus
saraf dikelilingi selubung jaringan ikat perineurium yang menyatu
dengan jaringan ikat interfasikular (Eroschenko, 2003).
d. Epineurium
Epineurium adalah sebuah batang saraf utama yang terdiri atas
beberapa berkas terbungkus dalam jaringan ikat yang relatif tebal.
Jaringan ikat fibrosa ini yang membungkus satu bundle kumpulan
berkas serat saraf yang dikenal sebagai bundle berkas serat saraf
(bundles of nerve fibers) (Eroschenko, 2003).

9. Medulla spinalis

e
c

h
d
b

Gambar 9.1 Medulla spinalis


Bagian-bagian:
a. Canalis centralis
Canalis centralis adalah suatu lubang di pusat medulla spinalis
yang terlihat pada potongan melintang. Canalis centralis berkembang
dari lumen tubus neuralis embrio dan dilapisi oleh sel ependim
(Mescher, 2012).
b. Ependimocytus
Sel ependim yang melapisi canalis centralis merupakan sel epitel
silindris pendek (Mescher, 2012)
c. Substansia grisea
Jaringan saraf berisi banyak perikarya atau soma dari neuron,
dendrit, glia, pembuluh darah, dan sedikit serabut saraf yang
bermyelin. Karakter utama dari substansi grisea ini berwarna kelabu
karena adanya badan sel saraf yang relatif besar, nukleus bulat
dikelilingi badan Nissl (Mescher, 2012).
d. Substansia alba
Substansi alba berwarna putih, tidak mempunyai perikarya, axon
bermyelin secara merata. Substansia alba hanya mengandung
aksomasendens dans desendens yang terkemas rapat, Substansia alba
yang mengandung mikroglia ini, memiliki komponen utama akson
bermielin dan oligodendrosit penghasil mielin (Mescher, 2012).
e. Corpus neurocytus
Corpus neurocyus merupakan bagian dari sel saraf yang di
dalamnya terdapat inti dan sitoplasma di sekelilingnya. Corpus
neurocyus ini merupakan pusat trofik atau sintesis untuk kepentingan
semua bagian sel saraf. Selain itu, badan sel saraf berfungsi menerima
stimulus dari dendrit dan meneruskannya ke akson (Mescher, 2012).
f. Dendrit
Dendrit adalah tempat penerimaan sinyal yang berbentuk seperti
cabang-cabang pohon. Bentuk ini dendrit yang seperti cabang pohon
ini membuat dendrit dapat memperluas tempat penerimaan sinyal
(Mescher, 2012).
g. Neuroglia
Neuroglia merupakan suatu matriks jaringan penunjang khusus,
fungsi neuroglia diantaranya adalah memberi nutrisi pada sel saraf.
Macam-macam neuroglia diantaranya adalah astrosit, oligodendroglia
mikroglia, dan sel schwan (Eroschenko, 2003).
h. Aksonum
Akson adalah jalur transmisi utama sistem saraf, mereka berfungsi
sebagai bundel yang membantu sistem saraf. Selain itu, akson
berbentuk ramping, atau seperti kabel juluran yang memanjang dari
tubuh sebuah neuron (sel saraf) yang berfungsi untuk menghantarkan
impuls saraf (Eroschenko, 2003)

10. Cerebellum

Gambar 10.1 Cerebellum


b

c
e

i
a

Gambar 10.2 Cerebellum


Bagian-bagian:
a. Sulcus
Sulkus adalah lipatan ke dalam atau depresi yang ditemukan di
seluruh permukaan otak (Eroschenko, 2003).
b. Gyrus
Girus adalah lipatan ke luar atau lekukan yang timbul terlihat di
permukaan otak (Eroschenko, 2003).
c. Cortex
Cerebellum terdiri dari lapisan substantia grisea di bagian luar
yang di sebut cortex dan lapisan substantia alba di bagian dalam. Setiap
hemispherium terdapat tiga masa substantia grisea yang membentuk
nuclei intra cerebellaris di dalam substantiaalba. Cortex cerebella
seperti sebuah lembaran besar berlipat-lipat dan terletak pada bidang
koronalatau transversal. Setiap lipatan atau folium terdiri dari inti
substantia alba dan di atasnya ditutupi oleh substantia grisea
(Eroschenko, 2003).
d. Medulla
Medulla merupakan bagian ekor-sebagian besar batang otak, antara
pons dan sumsum tulang belakang. Medulla ini bertanggung jawab
untuk menjaga fungsi tubuh yang vital, seperti pernapasan dan detak
jantung (Eroschenko, 2003).
e. Stratum molecular
Stratum molecular merupakan lapisan yang terdiri atas serat-serat
yang berasal dari sel-sel lapis lebih dalam, yang berjalan paralel
terhadap permukaan dan sedikit badan sel saraf yang dikenal sebagai sel
horisontal (Cajal). Sel ini berukuran kecil dengan bentuk pipih (gepang)
dengan akson dan dendritnya berjalan sejajar permukaan dan berkontak
dengan dendrit sel piramid dan fusiform serta akson sel stellate.
Lapisan ini merupakan lapisan terluar. Lapisan ini berisi sedikit sel
saraf kecil dan banyak serat saraf tidak bermielin (Eroschenko, 2003).
f. Stratum granulosum
Stratum granulosum merupakan lapisan yang terdiri atas badan-
badan sel saraf kecil berbentuk segitiga/piramid yang berukuran 10-50
mikrometer. Dendritnya mengarah ke lapisan molekular dan bercabang-
cabang, sementara aksonnya mengarah ke lapisan di bawahnya dan
substansia alba (Eroschenko, 2003).
g. Stratum neuronum piriform
Stratum neuronum piriform merupakan lapisan tipis yang terdiri
atas sel Purkinje yang tertata horizontal, dendrit sel purkinje ini
diproyeksikan ke stratum molekulare dengan membentuk bidang tegak
lurus ke folium. Akson sel Purkinje merupakan satu-satunya serabut
yang meninggalkan korteks cerebellar (Eroschenko, 2003).
h. Neuroglia
Neuroglia adalah bagian dari jaringan saraf yang tidak
berhubungan dengan penghantaran impuls (sel Schwan dan selubung
myelin), tetapi berperan untuk mendukung kerja neuron dalam bentuk
suplai nutrien, serta melindungi dan mengisolasikan neuron
(Eroschenko, 2003).
i. Neurofibra
Neurofibra yaitu berbentuk benang tipis seperti jalur transmisi
yang membawa sinyal antara saraf dan reseptor di kulit, otot, dan organ
internal (Eroschenko, 2003).

11. Organ: cerebrum

Gambar 11.1 Cerebrum


Bagian-bagian:
a. Cortex
Lapisan di cortex cerebri dengan kebanyakan neuron yang tersusun
vertical. Neuron yang paling banyak adalah neuron piramidal eferen
yang terdapat dengan berbagai ukuran. Neuron piramidal yang tersusun
vertikal dan tersebar dengan sejumlah besar sel glia di neuropil
eosinofilik. Sel sel cortex cerebri berperan pada integrasi informasi
sensorik dan inisiasi respons motorik volunter (Mescher, 2012).
b. Neuroglia
Neuroglia adalah mengandung berbagai macam sel yang secara
keseluruhan menyokong, melindungi dan sumber nutrisi sel saraf
(neuron) pada otak dan medulla spinalis. Sel-sel ini tidak terangsang
atau menghantarkan impuls dan secara morfologis dan
fungsional berbeda dari neuron (Eroschenko, 2003).
c. Neurocytus
Neurocytus atau badan sel atau corpus neurocyti merupakan
pusat sintetik dan trofik neuron yang dapat menerima signal dari
akson neuron lain melalui sinapsis pada membran plasmanya dan
memancarkan kembali ke aksonnya (Eroschenko, 2003).
DAFTAR PUSTAKA

Eroschenko, V.P. 2003. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional.


EGC. Jakarta.

Eroschenko, V.P. 2016. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional.


EGC. Jakarta.

Mescher, A.L. 2012. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas. EGC. Jakarta .

Mescher, A. L. 2017. Histologi Dasar Junquiera Teks dan Atlas. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai