Anda di halaman 1dari 2

Sesar Girijati merupakan salah satu gejala struktur geologi yang ada di timur

Parangtritis yang dicirikan dari kenampakan gawir dengan panjang hampir 3.5 km
yang membatasi dengan tegas perbukitan Karst Wonosari dengan perbukitan
Baturagung. Tidak jelas apakah Sesar Girijati merupakan sesar mendatar, sesar
naik, atau sesar turun. Sudarno, 1997 hanya menyebutkan bagian blok yang naik
dan turun. Pada umumnya, kenampakan blok yang naik dan turun merupakan
indikasi dari sesar naik atau turun. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa
sesar tersebut juga merupakan sesar mendatar dimana bagian atas dari blok sesar
tersebut telah tererosi sehingga memperlihatkan kenampakan pergerakan naik atau
turun yang semu.
Pembelokan morfologi tidak dapat dijadikan patokan dalam menentukan
pergerakan dari sesar ini karena menimbulkan kerancuan pergerakan yang terlihat
adanya dua pergerakan yang bertolakbelakang pada satu kelurusan yang sama. Pada
bagian utara dari sesar, terlihat adanya pembelokan morfologi yang
memperlihatkan arah pergerakan ke kiri. Namun, pada bagian selatan, pembelokan
morfologi malah memperlihatkan arah pergerakan ke kiri dan terlihat pula ada
indikasi sesar turun dimana blok hanging wall telah tererosi dan hanya menyisikan
foot wall dimana arah kemiringan sesar mengarah ke selatan. Dibutuhkan penelitian
lebih lanjut untuk menentukan kinematika dan genetik dari Sesar Girijati.
Namun, hal yang dapat kita lihat adalah adanya kenampakan kelurusan kecil pada
daerah kars yang relatif sejajar dengan arah Sesar Girijati dan penyebaran
kenampakan tampak membelok dan penyebarannya terhenti saat bertemu dengan
Sesar Girijati. Diperkirakan bahwa kelurusan tersebut adalah struktur minor yang
merupakan splay atau minor fault atau gejala stepover yang berada dalam zona
pergerakan Sesar Girijati dan terbentuk setelah pembentukan sesar utamanya.
Kali Opak merupakan salah satu sungai besar yang mengalir di dataran daerah timur
Yogyakarta. Sungai tergolong kedalam sungai stadia tua yang dicirikan dari
dominannya proses sedimentasi, tempat mengalirnya yang berada di dataran dan
keterdapatan pembelokan sungai. Namun, ditemukan juga pembelokan sungai yang
dikontrol oleh proses struktural di bagian tubuh sungai ini.

Hal menarik yang bisa ditemukan pada salah satu bagian hilir Kali Opak adalah
adanya bukti rejuvinasi dalam evolusi hidup tubuh sungai ini, tepatnya di daerah
Pundong, Bantul yang dicirikan dari bekas pembelokan sungai purba yang telah
terpotong. Pada umunya, pembelokan sungai di Kali Opak baik di daerah hulu
maupun hilir banyak dikontrol oleh proses struktural, namun terlihat juga adanya
proses pembelokan sungai yang lebih dikontrol oleh proses fluviatil Kali Opak
sendiri. Hal ini terlihat dari adanya terpotongnya pembelokan sungai yang
menyisakan morfologi meander scar. Bagian sungai purba pada awalnya
membelok dengan tajam, namun dikarenakan proses erosi sungai ini menjadi
terpotong dan arah alirannya kini menjadi lurus. Akibatnya, sungai purba tersebut
tidak lagi dialiri oleh air dan menjadi cekungan yang terisi oleh bekas endapan
sungai. Asosiasi bentuk lahan dari bentuk asal fluvial di sekitar meander scar masih
dapat dilihat dengan jelas, seperti natural levee dan point bar. Masing-masing
bentuk lahan dapat dibedakan dari kenampakan dan juga lokasinya dari citra google
earth. Kenampakan morfologi meander scar terlihat dari pola pemukiman
memanjang dengan kenampakan membelok. Pola pemukiman banyak ditemukan
pada meander scar karena daerah ini merupakan daerah yang kaya akan potensi air
tanah dengan sumber air berasal dari air meteorik yang tertampung dalam cekungan
bekas tubuh sungai purba. Kenampakan natural leeve terlihat disekiling meander
scar dengan morfologi bukit rendah. Kenampakan point bar terlihat diapit meander
scar dan natural levee dengan tata guna persawahan. Persawahan banyak
ditemukan pada point bar karena daerah ini adalah daerah yang subur. Untuk lebih
jelasnya, silahkan lihat gambar dibawah ini.

Anda mungkin juga menyukai