Disusun Oleh :
YOGYAKARTA
2018
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
Dapat mengetahui runtuhan, batuan pembawa air, bentuk sungai dan
mampu membedakan sungai muda dengan sungai dewasa. Mengetahui secara
geologis berkaitan dengan sungai oyo, opak dan kretek.
BAB II
PEMBAHASAN
Longsoran di Jl.Segoroyoso)
Dapat diamati bahwa gambar di atas mempunyai tipe mass movement yaitu
aliran (flow) yang merupakan gerakan material campuran rombakan antara tanah dan
batuan serta lumpur berwarna pekat yang menyebar dari lereng atas ke bawah karena
material tersebut jenuh air. Ditambah lagi daerah tersebut merupakan lereng di kaki
daerah Gunung Kidul.
3. Batuan Pembawa Air
Akuifer atau batuan pembawa air di daerah penelitian merupakan bagian dari
system akuifer merapi yang terbentuk oleh formasi Yogyakarta dan formasi Sleman
dalam sebuah cekungan air tanah. Kebanyakan batuan sedimen dan batuan beku yang
berasal dari merapi lah yang menjadi akuifer karena struktur berlapis-lapis, batuan ini
umumnya tidak terlalu padat dan pejal, terutama yang berumur muda. batuan sedimen
juga memiliki butir kasar dan bersifat urai, sehingga banyak mengandung rongga atau
ruang antar butir. Contoh pada endapan sungai atau alluvial.
4. Sungai Opak dan Sungai Oyo
Sungai Opak
Sungai Oyo
Sungai Opak berhulu di Gunungapi Merapi sedangkan Sungai Oyo yang berasal
dari Kawasan Karst Gunung Sewu. Material sedimen Sungai Opak yang mengalir
berasal dari material gunungapi, pelarutan batuan karbonatan, serta lapukan batuan dari
Perbukitan Baturagung.
Ketika Sungai Oyo dan Opak bersatu, maka sistem ini mempunyai pola
dendritik, dengan pola aliran menjari dan menyebar seperti dahan - dahan pohon,
mengalir ke semua arah, dan menyatu di induk sungai. Pada umumnya, pola tersebut
terdapat pada daerah dengan struktur batuan yang homogen atau pada lapisan endapan
sedimen yang horizontal.
Youth (Sungai Muda) : Terjal, gradient besar dan berarus sangat cepat. Kegiatan erosi
sangat kuat, khususnya erosi kebawah. Terdapat air terjun, kaskade, penampang
longitudinal tak teratur, longsoran banyak terjadi pada tebing–tebingnya.