Hitung berapa nilai Rtotal (Rt), Itotal (It), I1, I2, I3 dan I4?
Penyelesaian:
Sederhanakanlah rangkaian menjadi seperti Gambar 1, lalu gantikan tiap-tiap kelompok resistor
menjadi sebuah resistor ekivalen seperti pada Gambar 2 s/d 6.
Rt1 = R5 + R6 = 2 + 4 = 6 Ω
Rt2 = Rt1 || R4 = (Rt1 x R4) ÷ (Rt1 + R4) = (6 x 6) ÷ (6 + 6) = 3 Ω
Rt3 = R3 + Rt2 = 5 + 3 = 8 Ω
Rt4 = Rt3 || R2 = (Rt3 x R2) ÷ (Rt3 + R2) = (8 x 8) ÷ (8 + 8) = 4 Ω
Rt5 = Rt = R1 + Rt4 = 2 + 4 = 6 Ω
sehingga diperoleh
o Rt = 6 Ω
o It = E ÷ Rt = 24 V ÷ 6 Ω = 4 A
o I1 = (Rt4 ÷ R2) x It = (4 ÷ 8) x 4 = 2 A
o I2 = (Rt4 ÷ Rt3) x It = (4 ÷ 8) x 4 = 2 A
o I3 = (Rt2 ÷ R4) x I2 = (3 ÷ 6) x 2 = 1A
o I4 = (Rt2 ÷ Rt1) x I2 = (3 ÷ 6) x 2 = 1A
Contoh Soal Menghitung Arus pada Rangkaian Pararel
Resistor
Contoh soal dan jawaban menghitung arus pada rangkaian pararel resistor. Diketahui
rangkaian pararel resistor seperti gambar dibawah ini, yang terdiri dari:
R1 = 10 Ω
R2 = 20 Ω
R3 = 5 Ω
E = 12 V
Hitung berapa nilai Rtotal (Rt), Itotal (It), dan arus pada tiap-tiap resistor?
Penyelesaian:
Kita ketahui dalam rangkaian pararel seperti yang pernah ditulis dalam posting Perhitungan
Rangkaian Pararel, bahwa
Rt = R1 || R2 || R3
Rt = (R1 x R2 x R3) ÷ [(R1 x R2) + (R1 x R3) + (R2 x R3)]
It = Et ÷ Rt
Et = E1 = E2 = E3
menghasilkan
I1 = E1 ÷ R1 <=> I1 = Et ÷ R1
I2 = E2 ÷ R2 <=> I2 = Et ÷ R2
I3 = E3 ÷ R3 <=> I3 = Et ÷ R3
maka diperoleh
Hitung berapa nilai Rtotal (Rt), Itotal (It), dan tegangan pada tiap-tiap resistor?
Penyelesaian:
Kita ketahui dalam rangkaian seri seperti yang pernah ditulis dalam artikel Perhitungan Rangkaian
Seri, bahwa
Rt = R1 + R2 + R3
It = Et ÷ Rt
It = I1 = I2 = I3
menghasilkan
It = I1 <=> Et ÷ Rt = E1 ÷ R1 <=> E1 = (R1 ÷ Rt) x Et
It = I2 <=> Et ÷ Rt = E1 ÷ R2 <=> E2 = (R2 ÷ Rt) x Et
It = I3 <=> Et ÷ Rt = E1 ÷ R3 <=> E3 = (R3 ÷ Rt) x Et
maka diperoleh
o Rt = R1 + R2 + R3 = 6 + 4 + 2 = 12 Ω
o I = Et ÷ Rt = 12 V ÷ 12 Ω = 1 A
o E1 = (R1 ÷ Rt) x Et = (6 Ω ÷ 12 Ω) x 12 V = 6 V
o E2 = (R2 ÷ Rt) x Et = (4 Ω ÷ 12 Ω) x 12 V = 4 V
o E3 = (R3 ÷ Rt) x Et = (2 Ω ÷ 12 Ω) x 12 V = 2 V
Contoh Soal Menghitung Dioda Zener
Contoh soal menghitung Dioda Zener. Lihat gambar rangkaian elektronika dibawah ini
Dalam rangkaian catu daya tersebut di atas, dipasang sebuah dioda zener yang berfungsi untuk
menstabilkan tegangan. Nilai tegangan zener atau break down zener sebesar 10 V. Tegangan di sisi
elco sebesar 40 VDC. Resistor yang diseri dengan zener sebesar 470 Ohm. Impedansi output
sebesar 200 Ohm. Berapa output tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian? Berapa besar arus yang
bisa mengalir dalam rangkaian? Dan berapakah arus zener minimal dan maksimal yang dihasilkan
oleh rangkaian tersebut?
Penyelesaian
Diketahui:
Vin = 40 VDC
R = 470 Ohm
Vz = 10 V
RL = 200 Ohm
Ditanyakan:
Vout = ?
I=?
Iz min = ?
Iz max = ?
Jawab:
Vout = Vz + (Iz x Zz)
Impedansi zener, Zz, kita abaikan, maka
Vout = Vz = 10 V
I = (Vin - Vout) / R
I = (40 - 10) / 470
I = 30 / 470
I = 0,064 A
I = 64 mA
Maka,
Iz min = I - IL max = 64 - 50 = 14 mA
Iz max = I - IL min = 64 - 0 = 64 mA.
Vout = 10 V
I = 64 mA
Iz min = 14 mA → RL = 200 Ohm
Iz max = I = 64 mA → RL = ∞.
Rangkaian Seri dan Paralel Kapasitor
serta Cara Menghitung Nilainya
Dickson Kho Teori Elektronika
Rangkaian Seri dan Paralel Kapasitor serta Cara Menghitung Nilainya – Kapasitor (Kondensator)
adalah Komponen Elektronika yang berfungsi untuk menyimpan Muatan Listrik dalam waktu yang relatif
dengan satuannya adalah Farad. Variasi Nilai Farad yang sangat besar mulai dari beberapa piko Farad
(pF) sampai dengan ribuan Micro Farad (μF) sehingga produsen komponen Kapasitor tidak mungkin dapat
menyediakan semua variasi nilai Kapasitor yang diinginkan oleh perancang Rangkaian Elektronika.
Pada kondisi tertentu, Engineer Produksi ataupun penghobi Elektronika mungkin juga akan mengalami
permasalahan tidak menemukan Nilai Kapasitor yang dikehendakinya di Pasaran. Oleh karena itu, diperlukan
Rangkaian Seri ataupun Rangkaian Paralel Kapasitor untuk mendapatkan nilai Kapasitansi Kapasitor yang
paling cocok untuk Rangkaian Elektronikanya. Yang dimaksud dengan Kapasitansi dalam Elektronika adalah
ukuran kemampuan suatu komponen atau dalam hal ini adalah Kapasitor dalam menyimpan muatan listrik.
Berikut ini adalah nilai Kapasitansi Standar untuk Kapasitor Tetap yang umum dan dapat ditemukan di Pasaran
:
Menurut Tabel diatas, hanya sekitar 133 nilai Standar Kapasitor Tetap yang umum dan dapat ditemukan di
Pasaran. Jadi bagaimana kalau nilai kapasitansi yang paling cocok untuk rangkaian Elektronika kita tidak
ditemukan di Pasaran atau bukan nilai Standar Kapasitor Tetap? Jawabannya adalah dengan menggunakan
Rangkaian Seri ataupun Rangkaian Paralel Kapasitor.
Rangkaian Paralel Kapasitor adalah Rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih Kapasitor yang disusun
secara berderet atau berbentuk Paralel. Dengan menggunakan Rangkaian Paralel Kapasitor ini, kita dapat
menemukan nilai Kapasitansi pengganti yang diinginkan.
Ctotal = C1 + C2 + C3 + C4 + …. + Cn
Dimana :
Seorang Perancang Rangkaian Elektronika ingin merancang sebuah Peralatan Elektronika, salah satu nilai
Kapasitansi yang diperlukannya adalah 2500pF, tetapi nilai tersebut tidak dapat ditemukannya di
Pasaran Komponen Elektronika. Oleh karena itu, Perancang Elektronika tersebut menggunakan Rangkaian
Paralel untuk mendapatkan nilai kapasitansi yang diinginkannya.
Penyelesaian :
Ctotal = C1 + C2
Ctotal = 1000pF + 1500pF
Ctotal = 2500pF
Atau
Rangkaian Seri Kapasitor adalah Rangkaian yang terdiri dari 2 buah dan lebih Kapasitor yang disusun sejajar
atau berbentuk Seri. Seperti halnya dengan Rangkaian Paralel, Rangkaian Seri Kapasitor ini juga dapat
digunakan untuk mendapat nilai Kapasitansi Kapasitor pengganti yang diinginkan. Hanya saja, perhitungan
Rangkaian Seri untuk Kapasitor ini lebih rumit dan sulit dibandingkan dengan Rangkaian Paralel Kapasitor.
Dimana :
Kapasitor
Seorang Engineer ingin membuat Jig Tester dengan salah satu nilai Kapasitansi Kapasitor yang paling cocok
untuk rangkaiannya adalah 500pF, tetapi nilai 500pF tidak terdapat di Pasaran. Maka Engineer tersebut
menggunakan 2 buah Kapasitor yang bernilai 1000pF yang kemudian dirangkainya menjadi sebuah Rangkaian
Seri Kapasitor untuk mendapatkan nilai yang diinginkannya.
Penyelesaian :
Catatan :
Nilai Kapasitansi Kapasitor akan bertambah dengan menggunakan Rangkaian Paralel Kapasitor,
sedangkan nilai Kapasitansinya akan berkurang jika menggunakan Rangkaian Seri Kapasitor. Hal ini
sangat berbeda dengan Rangkaian Seri dan Paralel untuk Resitor (Hambatan).
Pada kondisi tertentu, Rangkaian Gabungan antara Paralel dan Seri dapat digunakan untuk
menemukan nilai Kapasitansi yang diperlukan.
Kita juga dapat menggunakan Multimeter untuk mengukur dan memastikan Nilai Kapasitansi dari
Rangkaian Seri ataupun Paralel Kapasitor sesuai dengan Nilai Kapasitansi yang kita inginkan