Anda di halaman 1dari 22

BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO

TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

BAB III. ANALISIS HUJAN RENCANA

3.1. Analisis Data


3.1.1. Data yang Tersedia
a. Data Peta Situasi
Peta situasi yang digunakan hasil digitasi peta Rupa Bumi skala 1:25.000
yang ditransfer ke bentuk peta Cad dengan skala 1:1000, menggunakan
program Arc View.
b. Data Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Bengawan Solo Hulu (dengan
Titik Kontrol Sta AWLR Jurug)
Data DAS Sungai Bengawan Solo Hulu (titik kontrol Jurug) diperoleh
dari BBWS Bengawan Solo, sedangkan data Sub DAS masing-masing
anak sungai Sungai Bengawan Solo Hulu (titik kontrol Jurug) diperoleh
dari UPT Daerah Kab Sukoharjo, dan Kota Surakarta.
DAS Bengawan Solo Hulu dengan titik kontrol AWLR Jurug berdasarkan
digitasi mempunyai Luas tangkapan sebesar 2055,14 km2, dan panjang
sungai 54,47 km. Peta DAS Bengawan Solo Hulu dengan titik kontrol
AWLR Jurug yang dilengkapi dengan beberapa stasiun hujan ditunjukkan
pada Gambar 3.1.
Dari hasil digitasi, luas daerah tangkapan maupun panjang sungai
terdapat perbedaan dengan hasil studi terdahulu, hal ini disebabkan
antara lain :
- Panjang sungai hasil studi terdahulu di ukur dengan menggunakan
curvi meter, untuk sungai berkelok sangat sulit untuk menjalankan
curvi meter.
- Peta yang digunakan merupakan cetak biru dari peta Ortho Photo
skala 1:5000 (terjadi kembang-susut).
c. Data Hujan
c.1. Stasiun Hujan Terpilih
Stasiun Hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi meliputi
stasiun hujan yang berpengaruh terhadap DAS Sungai Bengawan
Solo Hulu (titik kontrol Jurug) dan anak-anak sungainya (Sub DAS),

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-1
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

berada di wilayah Kabupaten Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar,


Klaten, dan Boyolali.
Penentuan stasiun hujan yang akan digunakan dengan
mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :
- Karakteristik daerah yang hampir sama
- Stasiun Hujan berpengaruh terhadap daerah tangkapan
- Kondisi Stasiun Hujan

UTARA

0 2.5 5 km

Legenda :

Sungai Utama

Anak Sungai

Batas Wilayah Kabupaten

Stasiun Hujan

Kab. Boyolali 14
Kota
Sta. AWLR
Surakarta Jurug

10
K.Wingko 6
5 Kab. Karanganyar
K.Brambang

K.Kembangan

K.Samin
4
3
K.Pusur

Kab. Sukoharjo
11
13 7
Kab. Klaten
K.Jlantah
1 2
K.Dengkeng

8
12
K.Walikan

Kab. Wonogiri

Prop. DIY Wonogiri


Dam

Waduk Gajah Mungkur

Gambar 3.1 Peta DAS Sungai Bengawan Solo Hulu beserta Stasiun Hujan dengan Titik
Kontrol AWLR Jurug

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-2
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka pada pekerjaan


ini terdapat 14 stasiun hujan yang dipakai untuk analisis hidrologi
sebagaimana yang terlihat pada Gambar 3.1 di atas. Stasiun-
stasiun hujan tersebut dipakai dengan dasar pertimbangan yaitu
- stasiun tersebut mempunyai data hujan sangat panjang sekitar
25 tahun (1990 s/d 2014),
- stasiun tersebut mempunyai kelengkapan data hujan harian
cukup signifikan,
- stasiun tersebut mempunyai posisi secara geografis
menentukan distribusi hujan cukup merata dan mewakili
daerah pengaruhnya,
- kondisi stasiun hujan cukup baik.
Stasiun hujan yang akan digunakan dalam analisis hidrologi DD
dan LARAP Tanggul Bengawan Solo Hulu Kota Surakarta, dapat
dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Stasiun Hujan Terpilih dalam DAS Bengawan Solo Hulu (Titik
Kontrol AWLR Jurug)
No. No Sta Nama Stasiun Kecamatan Desa Posisi Stasiun
Lintang Bujur
1 125 G Jatipuro Jatipuro Jati Kuwung 7 43 18.81 S 111 01 57.95 E
2 24 Jatiyoso Jatiyoso Jatiyoso 7 43 10.48 S 111 05 43.37 E
3 130 Tawangmangu Tawangmangu Somo Kadu 7 39 34.33 S 111 07 01.44 E
4 125 Matesih Matesih Matesih 7 38 37.71 S 111 02 57.37 E
5 76 A Baki Baki Menuran 7 36 54.43 S 110 46 56.62 E
6 128 D Mojolaban Mojolaban Wirun 7 36 09.30 S 110 51 19.47 E
7 113 E Bendosari Bendosari Mulur 7 41 43.51 S 110 52 58.66 E
8 97 Weru Weru Tawang 7 45 34.21 S 110 45 38.13 E
9 113 D Krisak Selogiri Krisak 7 48 03.00 S 110 53 50.41 E
10 71 Cokrotulung Cokrotulung Pucangmiliran 7 35 21.39 S 110 37 30.76 E
11 97 Karangdowo Karangdowo Tegal Ampel 7 41 01.83 S 110 45 14.03 E
12 44 A Gantiwarno Gantiwarno Gesikan 7 46 18.87 S 110 33 48.56 E
13 39 Kebonarum Kebonarum Pluneng 7 41 51.73 S 110 33 51.12 E
14 9 Banyudono Banyudono Jebungan 7 33 03.90 S 110 40 42.40 E

Sumber : BBWS Bengawan Solo, 2014

c.2. Curah Hujan Harian


Data curah hujan yang dikumpulkan bersumber dari UPT Cab
Dinas Pengairan PU Kabupaten Wonogiri, Sukoharjo, Klaten,
Boyolali, dan Karanganyar. Data curah hujan diambil dari pos

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-3
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

penakar hujan dengan 14 stasiun hujan seperti pada Tabel 3.1.


Pemilihan pemakaian stasiun ini didasarkan pertimbangan bahwa
lokasi stasiun tersebut paling berpengaruh terhadap DAS Sungai
Bengawan Solo Hulu (titik kontrol AWLR Jurug).
Curah hujan yang tercatat pada stasiun terpilih, masih
merupakan data Point Rainfall. Artinya data tersebut masih
berupa data curah hujan setempat. Curah hujan yang
diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan
air dan rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan
rerata daerah (Area Rainfall) bukan curah hujan pada suatu
titik tertentu (Point Rainfall). Untuk mendapatkan area rainfall
perlu dianalisis terlebih dahulu point rainfall masing-masing
stasiun yang digunakan. Pemeriksaan homogenitas data
hujan menggunakan metode RAPS (Rescaled Adjusted
Partial Sums) (Buishand,1982; Sri Harto, 2000).

3.1.2. Uji Konsistensi Data


Perubahan lokasi stasiun hujan atau perubahan prosedur pengukuran
dapat memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap jumlah hujan
terukur, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kesalahan. Konsistensi
dari pencatatan hujan diperiksa dengan metode RAPS (Rescaled Adjusted
Partial Sums, Buishand,1982). Pengujian konsistensi dengan
menggunakan data dari stasiun itu sendiri yaitu pengujian dengan
kumulatif penyimpangan terhadap nilai rata-rata dibagi dengan akar
kumulatif rerata penyimpangan kuadrat terhadap nilai reratanya, dengan
perumusan (Sri Harto, 2000) sebagai berikut :
S 0  0
k
S   Yi Y

k
i 1 dgn k = 1,2,3,...,n

S
S
k 
k

Dy

 Y 
n
2
i Y
D 2y  i 1

n -1
Keterangan:
Dy : Deviasi standar

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-4
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

Yi : Hujan tahunan ke-i, dengan i = 1, 2, 3, ....., n


̅
Y : Rata-rata Yi
n : Banyaknya data tahun yang dipakai
Sk∗ : Cumulatif deviation
Sk∗∗ : Rescaled Adjusted Partial Sums (RAPS)

Statistik yang dapat dipakai sebagai alat penguji kepanggahan/konsistensi


adalah nilai statistik Q dan R :

Q = maks  S k 
0 k  n
atau nilai Range :
 
R= maks S k - min S k
0kn 0kn

Dengan melihat nilai statistik diatas maka dapat dicari nilai Q/n dan R/n.
Hasil yang di dapat dibandingkan dengan nilai Q/n syarat pada Tabel 3.2
dan R/n syarat pada Tabel 3.2, jika lebih kecil maka data masih dalam
batasan konsisten. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa jika Q/n
hasil perhitungan lebih kecil dari Q/n tabel, maka data stasiun hujan
tersebut adalah konsisten, demikian pula berlaku untuk nilai R/n.

Tabel 3.2. Nilai Q/n0.5 dan R/n0.5


0.5 0.5
Q/n R/n
n
90% 95% 99% 90% 95% 99%
10 1.05 1.14 1.29 1.21 1.28 1.38
20 1.10 1.22 1.42 1.34 1.43 1.60
30 1.12 1.24 1.48 1.40 1.5 1.70
40 1.13 1.27 1.52 1.44 1.55 1.78
100 1.17 1.29 1.55 1.50 1.62 1.85
Sumber: Sri Harto, 41; 2000.

Contoh hasil perhitungan uji konsistensi data hujan dapat dilihat pada
Tabel 3.3. yaitu uji konsistensi pada stasiun hujan Jatipuro. Selanjutnya
dengan cara yang sama untuk masing-masing stasiun hujan diuji
konsistensinya.

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-5
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

Tabel 3.3. Uji Konsistensi Data Hujan Metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums)
Pada Stasiun Jatipuro

Sumber : Hasil perhitungan

n = 25
Dy2 = 122788.81

Sk** maks = 2.397062


Sk** min = - 1.59492

Q= ISk** maksI = 2.3971


R= ISk** maks-Sk**min I = 3.9919

Q/n0.5 = 0.4794 < 1.11 ? 90% (Ok) ! Konsisten


0.5
R/n = 0.7984 < 1.37 ? 90% (Ok) !

Jika tidak konsisten, maka perlu adanya koreksi penyimpangan pada


tahun mulai terjadinya penyimpangan yaitu pada tahun terjadinya Qmax =
|𝑆𝑘∗∗ 𝑚𝑎𝑥|.

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-6
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

Dengan cara yang sama, hasil pengujian untuk stasiun hujan yang lain
(14 Stasiun Hujan), dapat dilihat pada Tabel 3.4. Berdasarkan analsis
tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk ke-empat belas stasiun hujan
yang dipilih menunjukkan semuanya berada dalam kondisi konsisten.

Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Uji Konsistensi Data Hujan Metode RAPS untuk semua
stasiun hujan
No Stasiun hujan Dy Sk** max Sk** min Q R Hitungan Syarat 90 % Keterangan
Q/n0.5 R/n0.5 Q/n0.5 R/n0.5
1 Jatipuro 350.41 2.3971 -1.5949 2.397 3.9920 0.4794 0.7984 1.11 1.37 Konsisten
2 Jatiyoso 487.47 4.3230 -0.1152 4.323 4.4382 0.8646 0.8876 1.11 1.37 Konsisten
3 Tawangmangu 367.75 1.8360 -0.7984 1.836 2.6344 0.3672 0.5269 1.11 1.37 Konsisten
4 Matesih 385.00 2.5844 -2.1818 2.584 4.7662 0.5168 0.9532 1.11 1.37 Konsisten
5 Baki 523.36 0.0002 -6.5596 5.459 6.5598 1.0918 1.3120 1.11 1.37 Konsisten
6 Mojolaban 525.80 3.6475 -0.8831 3.648 4.5306 0.7296 0.9061 1.11 1.37 Konsisten
7 Bendosari 395.66 -0.0002 -4.4384 4.438 4.4382 0.8876 0.8876 1.11 1.37 Konsisten
8 Weru 393.88 4.4341 -0.0001 4.434 4.4342 0.8868 0.8868 1.11 1.37 Konsisten
9 Krisak 481.59 4.9876 -1.9117 4.988 6.8993 0.9976 1.3799 1.11 1.37 Konsisten
10 Cokrotulung 607.83 0.7842 -5.4470 5.447 6.2312 1.0894 1.2462 1.11 1.37 Konsisten
11 Karangdowo 457.98 -0.0001 -4.9280 4.928 4.9279 0.9856 0.9856 1.11 1.37 Konsisten
12 Gantiwarno 398.30 3.1410 -1.6203 3.141 4.7613 0.6282 0.9523 1.11 1.37 Konsisten
13 Kebonarum 517.13 1.4600 -6.3150 5.315 7.7750 1.0630 1.5550 1.11 1.37 Konsisten
14 Banyudono 989.71 1.6670 -5.2380 5.238 6.9050 1.0476 1.3810 1.11 1.37 Konsisten

Sumber : Hasil perhitungan

3.1.3 Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan


Curah hujan harian maksimum tahunan stasiun hujan terpilih dengan
pencatatan data selama 25 (dua puluh lima) tahun terakhir (1990 – 2014)
dapat dilihat pada Tabel 3.5. yang meliputi 14 stasiun hujan terpilih. Data
hujan ini dilengkapi dengan tanggal kejadian, kecuali data yang hilang atau
rusak dilengkapi dengan isian data halang dengan metode resiprokal.

Curah hujan ini adalah sebagai hujan titik (point of rainfall) yang akan diolah
menjadi hujan daerah/wilayah (area rainfall).

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-7
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

Tabel 3.5. Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan untuk Stasiun Hujan
Terpilih Pada DAS Bengawan Solo Hulu dengan Titik Kontrol Jurug
Tahun Stasiun Hujan
(1) Jatipuro (2) Jatiyoso (3) Tawangmangu (4) Matesih
Tgl Kejadian Hujan Harian Tgl Kejadian Hujan Harian Tgl Kejadian Hujan Harian Tgl Kejadian Hujan Harian
Maksimum (mm) Maksimum (mm) Maksimum (mm) Maksimum (mm)

1990 8-Apr 128 3 Desember 88 17 Mei 126 28 Desember 96


1991 28 Februari 146 1 Mei 191 19 Januari 114 10 Nopember 74
1992 29 Maret 99 30 Agustus 135 29 Januari 112 11 Maret 105
1993 6 Januari 100 13 Maret 103 13 Maret 137 20 Desember 90
1994 17 Januari 118 26 Februari 92 19 Februari 93 20 Februari 72
1995 3 Februari 86 19 Nopember 98 27 Februari 164 27 Februari 158
1996 20-Apr 78 3 Oktober 98 20 Januari 125 18 Januari 98
1997 15-Apr 74 14 Januari 142 8 Januari 119 15 Januari 88
1998 2-Apr 84 23 Februari 114 19 Februari 100 12 Februari 70
1999 4 Nopember 153 4 Desember 81 14 Nopember 158 24 Februari 97
2000 12 Nopember 96 11-Apr 125 19 Februari 112 19 Maret 86
2001 22 Januari 112 30 Januari 87 20 Januari 98 19 Nopember 90
2002 6 Maret 69 18 Januari 82 1-Apr 132 1 Maret 185
2003 18 Februari 91 17 Februari 85 16 Nopember 114 Isi Data Hilang 110
2004 18 Januari 61 Isi Data Hilang 73 Isi Data Hilang 89 Isi Data Hilang 79
2005 Isi Data Hilang 81 31 Desember 87 4-Apr 94 19 Desember 85
2006 19 Februari 85 24 Januari 124 20 Mei 77 12-Apr 90
2007 26 Desember 191 26 Desember 189 26 Desember 185 26 Desember 250
2008 2 Maret 68 2 Maret 68 28 Januari 152 9 Oktober 68
2009 25 Februari 150 25 Februari 156 Isi Data Hilang 190 Isi Data Hilang 170
2010 3 Januari 98 31 Maret 79 Isi Data Hilang 113 Isi Data Hilang 101
2011 2 Januari 80 Isi Data Hilang 94 Isi Data Hilang 115 Isi Data Hilang 103
2012 19 Desember 97 Isi Data Hilang 109 Isi Data Hilang 141 Isi Data Hilang 132
2013 6 Januari 143 Isi Data Hilang 133 Isi Data Hilang 172 Isi Data Hilang 161
2014 17 Desember 155 Isi Data Hilang 118 30 Desember 72 28 Februari 168
Hujan Rerata Tahunan 2303.7 2469.1 3200.9 2985.9
(mm/thn) mm/thn mm/thn mm/thn mm/thn

Sumber : PSDA, BBWS Bengawan Solo, 2014

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-8
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

Lanjutan 1. (Tabel 3.5. Data curah hujan harian maksimum tahunan untuk
stasiun hujan terpilih pada DAS Bengawan Solo Hulu dengan titik kontrol
Jurug)
Tahun Stasiun Hujan
(5) Baki (6) Mojolaban (7) Bendosari (8) Weru
Tgl Kejadian Hujan Harian Tgl Kejadian Hujan Harian Tgl Kejadian Hujan Harian Tgl Kejadian Hujan Harian
Maksimum (mm) Maksimum (mm) Maksimum (mm) Maksimum (mm)

1990 Isi Data Hilang 84 22 Januari 86 17-Apr 110 4 Desember 98


1991 2 Desember 73 28 Nopember 146 5-Apr 70 11 Februari 89
1992 17 Nopember 79 29 Mei 98 14 Februari 110 11 Maret 98
1993 4 Februari 121 16-Apr 99 11 Maret 152 11 Maret 97
1994 Isi Data Hilang 78 10 Januari 89 27 Februari 98 12 Februari 87
1995 17-Apr 69 15 Maret 109 17 Maret 83 6-Apr 126
1996 3 Januari 82 Isi Data Hilang 87 30 Februari 110 13 Desember 88
1997 3 Februari 71 30 Oktober 93 9 Februari 110 11 Mei 139
1998 16 Desember 73 12 Maret 74 9 Februari 112 20 Maret 157
1999 14-Apr 196 20-Apr 71 29 Februari 110 22 Desember 85
2000 14 Maret 86 22 Maret 99 7-Apr 91 23 Februari 159
2001 22 Januari 78 1 Desenber 74 7 Maret 70 21 Januari 103
2002 22 Januari 103 Isi Data Hilang 90 5-Apr 99 28 Maret 83
2003 29 Januari 93 20 Februari 73 Isi Data Hilang 97 22 Maret 83
2004 27 Desember 90 26 Desember 78 10 Desember 112 26 Desember 106
2005 Isi Data Hilang 76 17 Februari 67 26 Maret 100 8 Juli 102
2006 29 Desember 125 21-Apr 56 9 Januari 80 5 Januari 98
2007 26 Desember 98 17 Maret 31 26 Desember 155 28 Desember 78
2008 29 Maret 75 4 Desember 39 22 Maret 118 9 Maret 98
2009 19 Mei 98 Isi Data Hilang 93 4-Apr 118 18 Februari 80
2010 26-Apr 113 Isi Data Hilang 106 15 Mei 120 12 Mei 104
2011 2-Apr 91 Isi Data Hilang 91 6 Mei 90 17 Januari 110
2012 22 Februari 83 2 Januari 78 2 Januari 128 22 Februari 129
2013 3 Maret 68 1 Januari 38 6 Januari 100 6 Januari 105
2014 23 Februari 85 Isi Data Hilang 89 15-Apr 75 16 Desember 123
Hujan Rerata Tahunan 1700.6 1818.3 2139.2 2004.9
(mm/thn) mm/thn mm/thn mm/thn mm/thn

Sumber : PSDA, BBWS Bengawan Solo, 2014

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-9
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

Lanjutan 2. (Tabel 3.5. Data curah hujan harian maksimum tahunan untuk
stasiun hujan terpilih pada DAS Bengawan Solo Hulu dengan titik kontrol
Jurug)
Tahun Stasiun Hujan
(9) Waduk Krisak (10) Cokrotulung (11) Karangdowo (12) Gantiwarno
Tgl Kejadian Hujan Harian Tgl Kejadian Hujan Harian Tgl Kejadian Hujan Harian Tgl Kejadian Hujan Harian
Maksimum (mm) Maksimum (mm) Maksimum (mm) Maksimum (mm)

1990 20 Desember 79 14 Desember 107 20-Apr 79 1-Apr 68


1991 6 Desember 109 18 Januari 150 11 Mei 65 10 Februari 110
1992 16 Desember 92 31 Agustus 97 13 Maret 55 2 Desember 75
1993 13 Nopember 105 3 Maret 65 11 Maret 72 24 Januari 70
1994 9 Maret 78 15 Desember 90 26 Maret 100 2 Maret 75
1995 30 Maret 68 26 Nopember 75 3 Februari 127 10 Januari 71
1996 13 Desember 73 10 Agustus 97 10 Agustus 110 24 Januari 40
1997 11-Apr 105 14 Januari 80 10 Januari 102 13 Februari 48
1998 18 Desember 107 31 Desember 78 20 Maret 88 16 Nopember 75
1999 20 Oktober 85 17 Januari 54 25 Nopember 76 13 Desember 75
2000 23 Nopember 105 9 Maret 49 14 Desember 100 3 Februari 85
2001 22 Januari 96 4 Januari 40 22 Januari 105 4 Januari 80
2002 10 Februari 61 26 Desember 40 19 Januari 76 7 Februari 89
2003 10 Desember 75 9 Maret 120 20 Februari 100 26 Februari 90
2004 24 Januari 68 19 Mei 107 28 Desember 90 27 Januari 75
2005 10 Februari 70 7 Februari 101 6-Apr 73 31 Maret 66
2006 11-Apr 80 29 Maret 140 29 Desember 77 2 Maret 75
2007 26 Desember 132 26 Desember 180 28 Desember 98 14-Apr 50
2008 6 Nopember 80 27 Oktober 110 8 Maret 88 16 Maret 80
2009 26 Maret 70 1 Januari 105 18 Februari 74 2-Apr 83
2010 15 Mei 84 15 Januari 88 10 Nopember 82 23-Sep 75
2011 24 Nopember 80 23-Apr 228 1 Mei 92 6 Mei 55
2012 25 Nopember 95 23 Nopember 100 16 Januari 78 24 Februari 80
2013 25 Februari 140 15 Desember 128 31 Maret 106 22 Januari 65
2014 14 Nopember 89 15 Mei 87 18 Juni 106 23 Februari 85
Hujan Rerata Tahunan 1623 1700.6 1818.3 2139.2
(mm/thn) (mm/thn) (mm/thn) (mm/thn) (mm/thn)

Sumber : PSDA, BBWS Bengawan Solo, 2014

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-10
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

Lanjutan 3. (Tabel 3.5. Data curah hujan harian maksimum tahunan untuk
stasiun hujan terpilih pada DAS Bengawan Solo Hulu dengan titik kontrol
Jurug)
Tahun Stasiun Hujan
(13) Kebonarum (14) Banyudono
Tgl Kejadian Hujan Harian Tgl Kejadian Hujan Harian
Maksimum (mm) Maksimum (mm)

1990 1-Apr 63 29 Januari 68


1991 3-Apr 115 1 Januari 65
1992 29 Nopember 56 22 Nopember 80
1993 19 Januari 61 13 Nopember 65
1994 18 Maret 85 13-Apr 65
1995 20 Nopember 59 24 Januari 65
1996 23 Nopember 45 27 Agustus 65
1997 25 Februari 46 4 Januari 65
1998 22 Februari 47 11-Apr 125
1999 22 Desember 98 7 Januari 65
2000 5 Januari 107 24 Februari 70
2001 4 Januari 80 2 Maret 68
2002 27 Maret 92 4 Mei 65
2003 27 Februari 90 Isi Data hilang 120
2004 Isi Data Hilang 70 Isi Data hilang 128
2005 4 Februari 116 Isi Data hilang 117
2006 Isi Data Hilang 78 6 Februari 46
2007 16 Juli 180 14 Maret 95
2008 6 Mei 105 6 Nopember 120
2009 Isi Data Hilang 68 Isi Data hilang 141
2010 Isi Data Hilang 62 Isi Data hilang 123
2011 Isi Data Hilang 103 Isi Data hilang 222
2012 2 Januari 96 2 Januari 100
2013 7 Januari 98 6 Januari 67
2014 9 Februari 83 30 Maret 121
Hujan Rerata Tahunan 2004.9 1789
(mm/thn) (mm/thn) (mm/thn)
Sumber : PSDA, BBWS Bengawan Solo, 2014

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-11
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

3.1.4. Curah Hujan Daerah


Curah hujan yang diperlukan untuk suatu rancangan pemanfaatan air dan
rancangan pengendalian banjir adalah curah hujan rata-rata diseluruh
daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan di suatu titik tertentu. Curah
hujan ini disebut curah hujan wilayah atau daerah (Area Rainfall) yang
dinyatakan dalam mm.
Besarnya curah hujan wilayah dihitung dengan menggunakan cara Polygon
Thiessen, dengan pertimbangan :
a. Metode Polygon Thiessen memperhatikan daerah pengaruh dari
masing-masing stasiun hujan.
b. Metode Polygon Thiessen memberikan hasil yang lebih baik dari rata-
rata aljabar/arithmetic mean.
c. Metode Polygon Thiessen dalam penerapannya lebih mudah dari cara
Isohyet.
Perhitungan besarnya koefisien Thiessen / faktor pembobot (Weighting
Factor) yaitu dengan cara membagi luas pengaruh masing-masing stasiun
hujan dengan Luas DAS total Bengawan Solo Hulu di Titik Kontrol Jurug.
Sedangkan luas pengaruh dicari dengan merunut area poligon Thiesen
pada masing-masing stasiun. Faktor pembobot untuk masing-masing
stasiun hujan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.6. Sedangkan gambar
jaring-jaring Poligon Thiesen dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Tabel 3.6. Perhitungan Koefisien Thiessen (Weighting Factor) untuk DAS


Bengawan Solo Hulu dengan Titik Kontrol Jurug

No. Sta Nama Stasiun Luas DAS Luas Pengaruh WF


(TK Jurug) m2 m2
1 Jatipuro 2,055,134,917.10 136,625,885 0.0665
2 Jatiyoso 2,055,134,917.10 68,146,859 0.0332
3 Tawangmangu 2,055,134,917.10 75,691,478 0.0368
4 Matesih 2,055,134,917.10 87,694,565 0.0427
5 Baki 2,055,134,917.10 116,373,983 0.0566
6 Mojolaban 2,055,134,917.10 89,062,368 0.0433
7 Bendosari 2,055,134,917.10 183,918,158 0.0895
8 Weru 2,055,134,917.10 275,004,418 0.1338
9 Krisak 2,055,134,917.10 148,369,586 0.0722
10 Cokrotulung 2,055,134,917.10 271,141,323 0.1319
11 Karangdowo 2,055,134,917.10 159,164,981 0.0774
12 Gantiwarno 2,055,134,917.10 163,188,421 0.0794
13 Kebonarum 2,055,134,917.10 245,046,807 0.1192
14 Banyudono 2,055,134,917.10 35,706,086 0.0174
Sumber Data : Hasil Perhitungan

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-12
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

UTARA

0 2.5 5 km

Legenda :

Sungai Utama

Anak Sungai

Batas Wilayah Kabupaten

Stasiun Hujan

Kab. Boyolali 14
Kota
Sta. AWLR
Surakarta Jurug

10
K.Wingko 6
5 Kab. Karanganyar
K.Brambang

K.Kembangan
K.Samin
4
3
K.Pusur

Kab. Sukoharjo
11
13 7
Kab. Klaten
K.Jlantah
1 2
K.Dengkeng

8
12
K.Walikan

Kab. Wonogiri

Prop. DIY Wonogiri


Dam

Waduk Gajah Mungkur

Gambar 3.2 Jaring-jaring Poligon Thiesen


(Gambar Jaring-jaring Poligon Thiesen ukuran A3 dapat dilihat pada Lampiran 3.1)

Adapun hujan daerah (Area Rainfall) dihitung dengan cara menjumlah hasil
kali antara faktor pembobot dengan hujan maksimum harian tahunan
masing-masing stasiun hujan untuk setiap tahun yang terjadi. Hasil analisis
hujan daerah DAS Bengawan Solo Hulu dengan titik kontrol Jurug dapat di
lihat pada Tabel 3.7 berikut.

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-13
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

Tabel 3.7 Hasil Analisis Hujan Maksimum Harian Rata-Rata Daerah (Area Rainfall) DAS
Bengawan Solo Hulu dengan Titik kontrol di Jurug
No. Tahun (1) Jatipuro (2) Jatiyoso (3) Tawangmangu (4) Matesih
WF 1 = 0.06648 WF 2 = 0.03316 WF 3 = 0.03683 WF 4 = 0.04267
R R' R R' R R' R R'
1 1990 128 8.50944 88 2.91808 126 4.64058 96 4.09632
2 1991 146 9.70608 191 6.33356 114 4.19862 74 3.15758
3 1992 99 6.58152 135 4.4766 112 4.12496 105 4.48035
4 1993 100 6.648 103 3.41548 137 5.04571 90 3.8403
5 1994 118 7.84464 92 3.05072 93 3.42519 72 3.07224
6 1995 86 5.71728 98 3.24968 164 6.04012 158 6.74186
7 1996 78 5.18544 98 3.24968 125 4.60375 98 4.18166
8 1997 74 4.91952 142 4.70872 119 4.38277 88 3.75496
9 1998 84 5.58432 114 3.78024 100 3.683 70 2.9869
10 1999 153 10.17144 81 2.68596 158 5.81914 97 4.13899
11 2000 96 6.38208 125 4.145 112 4.12496 86 3.66962
12 2001 112 7.44576 87 2.88492 98 3.60934 90 3.8403
13 2002 69 4.58712 82 2.71912 132 4.86156 185 7.89395
14 2003 91 6.04968 85 2.8186 114 4.19862 122 5.20574
15 2004 61 4.05528 72 2.38752 91 3.35153 79 3.37093
16 2005 76 5.05248 87 2.88492 94 3.46202 85 3.62695
17 2006 85 5.6508 124 4.11184 77 2.83591 90 3.8403
18 2007 191 12.69768 189 6.26724 185 6.81355 250 10.6675
19 2008 68 4.52064 68 2.25488 152 5.59816 68 2.90156
20 2009 150 9.972 156 5.17296 196 7.21868 170 7.2539
21 2010 98 6.51504 79 2.61964 125 4.60375 108 4.60836
22 2011 80 5.3184 94 3.11704 119 4.38277 103 4.39501
23 2012 97 6.44856 109 3.61444 141 5.19303 132 5.63244
24 2013 143 9.50664 133 4.41028 172 6.33476 161 6.86987
25 2014 155 10.3044 118 3.91288 72 2.65176 168 7.16856
Sumber : Hasil perhitungan

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-14
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

Lanjutan 1 (Tabel 3.7) :


No. Tahun (5) Baki (6) Mojolaban (7) Bendosari (8) Weru
WF 5 = 0.05663 WF 6 = 0.04334 WF 7 = 0.08949 WF 8 = 0.13381
R R' R R' R R' R R'
1 1990 41 2.3218 86 3.72724 110 9.8439 98 13.11338
2 1991 73 4.1340 146 6.32764 70 6.2643 89 11.90909
3 1992 79 4.4738 98 4.24732 110 9.8439 98 13.11338
4 1993 121 6.8522 99 4.29066 152 13.6025 97 12.97957
5 1994 38 2.1519 89 3.85726 98 8.7700 87 11.64147
6 1995 69 3.9075 109 4.72406 83 7.4277 126 16.86006
7 1996 82 4.6437 123 5.33082 110 9.8439 88 11.77528
8 1997 71 4.0207 93 4.03062 110 9.8439 139 18.59959
9 1998 55 3.1147 74 3.20716 112 10.0229 157 21.00817
10 1999 147 8.3246 71 3.07714 110 9.8439 85 11.37385
11 2000 64 3.6243 99 4.29066 91 8.1436 159 21.27579
12 2001 58 3.2845 74 3.20716 70 6.2643 103 13.78243
13 2002 77 4.3605 134 5.80756 99 8.8595 83 11.10623
14 2003 70 3.9641 73 3.16382 136 12.1706 83 11.10623
15 2004 67 3.7942 78 3.38052 112 10.0229 106 14.18386
16 2005 28 1.5856 67 2.90378 100 8.9490 102 13.64862
17 2006 94 5.3232 56 2.42704 80 7.1592 98 13.11338
18 2007 73 4.1340 31 1.34354 155 13.8710 78 10.43718
19 2008 56 3.1713 39 1.69026 118 10.5598 98 13.11338
20 2009 73 4.1340 135 5.8509 118 10.5598 80 10.7048
21 2010 85 4.8136 154 6.67436 120 10.7388 104 13.91624
22 2011 68 3.8508 130 5.6342 90 8.0541 110 14.7191
23 2012 62 3.5111 78 3.38052 128 11.4547 129 17.26149
24 2013 51 2.8881 38 1.64692 100 8.9490 105 14.05005
25 2014 64 3.6243 89 3.85726 75 6.7118 123 16.45863
Sumber : Hasil perhitungan

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-15
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

Lanjutan 2 (Tabel 3.7) :


No. Tahun (9) Krisak (10) Cokrotulung (11) Karangdowo (12) Gantiwarno (13) Kebonarum (14) Banyudono Hujan Daerah Hujan Daerah
WF 9 = 0.07219 WF 10 = 0.13193 WF 11 = 0.07745 WF 12 = 0.07941 WF 13 = 0.11924 WF 14 = 0.01737 (mm) (pembulatan)
R R' R R' R R' R R' R R' R R' ∑ R' (No.1 s/d 14) (mm)
1 1990 79 5.70301 107 14.1165 79 6.1186 68 5.3999 63 7.51212 68 1.1812 89.2020 89
2 1991 109 7.86871 150 19.7895 65 5.0343 110 8.7351 115 13.7126 65 1.1291 108.3001 108
3 1992 92 6.64148 97 12.7972 55 4.2598 75 5.9558 56 6.67744 80 1.3896 89.0630 89
4 1993 105 7.57995 65 8.5755 72 5.5764 70 5.5587 61 7.27364 65 1.1291 92.3676 92
5 1994 78 5.63082 90 11.8737 100 7.7450 75 5.9558 85 10.1354 65 1.1291 86.2832 86
6 1995 68 4.90892 75 9.8948 127 9.8362 71 5.6381 59 7.03516 65 1.1291 93.1103 93
7 1996 73 5.26987 97 12.7972 110 8.5195 40 3.1764 45 5.3658 65 1.1291 85.0720 85
8 1997 105 7.57995 80 10.5544 102 7.8999 48 3.8117 46 5.48504 65 1.1291 90.7208 91
9 1998 107 7.72433 78 10.2905 88 6.8156 75 5.9558 47 5.60428 125 2.1713 91.9491 92
10 1999 85 6.13615 54 7.1242 76 5.8862 75 5.9558 98 11.68552 65 1.1291 93.3519 93
11 2000 105 7.57995 49 6.4646 100 7.7450 85 6.7499 107 12.75868 70 1.2159 98.1700 98
12 2001 96 6.93024 40 5.2772 105 8.1323 80 6.3528 64 7.63136 68 1.1812 79.8238 80
13 2002 61 4.40359 40 5.2772 76 5.8862 89 7.0675 74 8.82376 65 1.1291 82.7829 83
14 2003 75 5.41425 120 15.8316 100 7.7450 90 7.1469 73 8.70452 120 2.0844 95.6041 96
15 2004 68 4.90892 107 14.1165 90 6.9705 75 5.9558 56 6.67744 128 2.2234 85.3992 85
16 2005 70 5.0533 70 9.2351 73 5.6539 66 5.2411 93 11.08932 117 2.0323 80.4183 80
17 2006 80 5.7752 97 12.7972 77 5.9637 75 5.9558 63 7.51212 31 0.5385 83.0041 83
18 2007 132 9.52908 125 16.4913 98 7.5901 50 3.9705 145 17.2898 65 1.1291 122.2314 122
19 2008 80 5.7752 77 10.1586 88 6.8156 80 6.3528 85 10.1354 82 1.4243 84.4719 84
20 2009 70 5.0533 73 9.6309 74 5.7313 83 6.5910 55 6.5582 96 1.6675 96.0993 96
21 2010 84 6.06396 61 8.0477 82 6.3509 75 5.9558 45 5.3658 84 1.4591 87.7330 88
22 2011 80 5.7752 159 20.9769 92 7.1254 55 4.3676 83 9.89692 151 2.6229 100.2363 100
23 2012 95 6.85805 70 9.2351 78 6.0411 80 6.3528 77 9.18148 68 1.1812 95.3460 95
24 2013 140 10.1066 89 11.7418 106 8.2097 65 5.1617 80 9.5392 46 0.7990 100.2136 100
25 2014 89 6.42491 60 7.9158 106 8.2097 85 6.7499 67 7.98908 82 1.4243 93.4032 93

Sumber : Hasil perhitungan

3.2. Analisis Frekuensi Hujan


Analisa frekuensi hujan bertujuan untuk memperkirakan tinggi hujan yang mungkin
terjadi untuk suatu periode ulang tertentu. Sifat-sifat rangkaian data hujan
ditunjukkan dengan harga parameter-parameter statistik distribusi kemungkinan
data tersebut. Distribusi kemungkinan rangkaian data hujan dihitung dengan rumus
Weibull.
𝑚
𝑃(𝑋 ≫ 𝑋𝑖) =
𝑛+1
Dimana :
P(X>>Xi) = Kemungkinan variat berharga sama atau lebih besar dari Xi
m = Nomor urut dari variat Xi dalam susunan data-data yang terangkai
berdasarkan urutan besarnya harga variat, dari harga terkecil hingga harga terbesar
n = Jumlah data
Harga parameter statistik rangkaian data hujan dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut berikut :

- Harga rerata (mean) x


 xi
n

- Simpangan baku Sx 
 ( xi  x) 2

n 1

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-16
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

Sx
- Koefisien Variasi Cv 
x

n. ( xi  x) 3
- Koefisien Asimetris Cs 
(n  1)(n  2)Sx 3

n 2 . ( xi  x) 4
- Koefisien Kurtosis Ck 
(n  1)(n  2)(n  3)Sx 4

3.2.1. Distribusi Kemungkinan Teoritis


Pemilihan jenis distribusi kemungkinan teoritis didasarkan pada kesesuaian
sifat-sifat antara distribusi empirik dan rangkaian data dengan distribusi
teoritis. Kesesuaian tersebut ditunjukan dengan harga parameter-parameter
statistiknya. Analisis untuk distribusi kemungkinan teoritis sehubungan
dengan data hujan Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo Hulu dengan titik
kontrol Jurug dapat dilihat pada Tabel 3.8. berikut.

Tabel 3.8 Pemilihan Jenis Distribusi Kemungkinan Teoritis untuk DAS


Bengawan Solo Hulu dengan Titik Kontrol Jurug

Distribusi Syarat Hasil Hitungan Keterangan


Normal Cs ≈ 0 Cs = 1.4835
CK ≈ 3 CK = 7.0166 tidak sesuai
Log Normal Cs/CV ≈ 3 Cs/CV = 14.7851
CK > 3 CK = 7.0166 tidak sesuai
Gumbel Tipe I Cs ≈ 1.1396 Cs = 1.4835
CK ≈ 5.4002 CK = 7.0166 tidak sesuai
Log Pearson Tipe III Selain syarat di atas;
Cs dan CK bebas - sesuai
Sumber: Hasil hitungan

Dari hasil analisis frekuensi diatas, harga parameter statistik empirik


sesuai dengan metode distribusi teoritis Log Pearson type III, dimana
Parameter Statistik Teoritis Cs dan Ck tanpa batasan nilai-nilai
tertentu. Selanjutnya distribusi kemungkinan data hujan dihitung
dengan menggunakan Distribusi Log Pearson Type III.

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-17
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

3.2.2. Distribusi Log Person Type III


Distribusi Log Person Type III merupakan salah satu jenis distribusi dari 12
(dua belas) jenis distribusi yang dikembangkan oleh Person. Distribusi ini
dapat digunakan sebagai cara dasar dalam pemilihan distribusi teoritis
(salah satu kajian Benson/Sri Harto 1981).
Penggambaran garis kemungkinan teoritis didasarkan pada persamaan
yang telah diubah dalam bentuk logaritma.

Log RT  log X  G.S d


Distribusi kemungkinan empiris dihitung dengan menggunakan persamaan,
sebagai berikut :
∑ 𝑛
log 𝑋
̅̅̅̅̅̅̅
log 𝑋 = 𝑖=1𝑛 𝑖

̅̅̅̅̅̅̅ 2
∑(log 𝑋𝑖 −log 𝑋 )
Sd = √
𝑛−1

3
n (log Xi  log X )
Cs = 3
(n  1)( n  2)

Harga faktor frekuensi G untuk Cs > 0 dan Cs < 0, dapat dilihat pada
Lampiran 3.2. Dengan persamaan di atas, selanjutnya dapat dihitung
hubungan antara RT dengan T = (1/(1 – P(Xi  X)). Hasil perhitungan dapat
dilihat pada Tabel 3.9 untuk DAS Bengawan Solo Hulu dengan titik kontrol
Jurug.

Tabel 3.9 Hasil Analisis Hujan Rencana Metode Log Pearson Tipe III untuk DAS
Bengawan Solo Hulu dengan Titik Kontrol Jurug
T (tahun) P (%) log x G Sd G.Sd log Rti Rti (mm) = Rrenc

1.01 99 1.962022 -1.4884 0.0414 -0.0616 1.9005 79.52


2 50 1.962022 -0.1864 0.0414 -0.0077 1.9543 90.01
5 20 1.962022 0.7394 0.0414 0.0306 1.9926 98.31
10 10 1.962022 1.3406 0.0414 0.0555 2.0175 104.11
25 4 1.962022 2.0407 0.0414 0.0844 2.0464 111.29
50 2 1.962022 2.6026 0.0414 0.1077 2.0697 117.40
100 1 1.962022 3.1136 0.0414 0.1288 2.0908 123.26
200 0.5 1.962022 3.6119 0.0414 0.1494 2.1114 129.25
Sumber : Hasil Hitungan

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-18
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

3.2.3. Uji Distribusi Frekuensi


Pengujian bertujuan untuk menetapkan apakah distribusi kemungkinan
teoritis yang dipilih sesuai dengan distribusi kemungkinan dari data
pengamatan. Untuk itu akan digunakan 2 (dua) cara pengujian yang umum
digunakan dalam analisa hidrologi, yaitu :
a. Uji Chi Kwadrat
Uji kecocokan dengan cara Chi-Kuadrat (  2 ) dikerjakan dengan
membagi rangkaian data menjadi 5 (lima) kelompok, menurut batasan
nilai kemungkinannya. Derajat nyata ditetapkan sebesar 5%,
sedangkan derajat kebebasan tergantung banyaknya parameter
distribusi teoritis yang bersangkutan.
Distribusi Log Pearson type III mempunyai 2 (dua) parameter statistik,
sehingga derajat kebebasannya adalah sebagai berikut :
DK = K – (P + 1)
= 5 – (2 + 1)
=2
Hasil perhitungan uji distribusi Chi-Kuadrat (  2 ) DAS Bengawan Solo
Hulu dengan titik kontrol Jurug hasilnya sama bahwa Distribusi Log
Pearson Tipe III adalah memenuhi syarat uji Chi-Kwadrat, seperti yang
dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10. Perhitungan  2 (Chi Kuadrat) untuk DAS Bengawan


Solo Hulu dengan titik kontrol Jurug
Probabilitas Ef Of Ef - Of (Ef - Of)2 (Ef - Of)2/Ef
P (%)
P < 20 6 5 1 1 0.167
20 < P < 40 6 5 1 1 0.167
40 < P < 60 5 5 0 0 0.000
60 < P < 80 4 5 -1 1 0.250
80 < P < 100 4 5 -1 1 0.250
∑ X2 = 0.833
Sumber : Hasil Hitungan

Dari Lampiran 3.3, tabel nilai kritis distribusi chi kuadrat, untuk derajat
kebebasan Dk = 2 dan derajat nyata  = 5%, didapat harga  2 kritis =

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-19
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

5,991, sehingga dari hasil diatas dapat disimpulkan “ Distribusi Teoritis


Log Pearson Type III ” memenuhi syarat uji Chi Kwadrat.
 2 <  2 kritis  Ok
0.833 < 5.991 -- Ok !

b. Uji Smirnov Kolmogorov


Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan selisih harga
kemungkinan (probability) antara distrIbusi empirik dan teoritis dari
suatu variat tertentu (Δ) dengan harga kritik.
Hubungan tersebut diturunkan dalam bentuk persamaan Smirnov –
Kolmogorov sebagai berikut :
P { max [ P (X) – P(Xi) ] ≥ Δcr = α
Pada perhitungan uji distribusi Smirnov-Kolmogorov DAS Bengawan
Solo Hulu dengan titik kontrol Jurug mempunyai variabel yang
dibutuhkan dalam analisis, antara lain :
- Jumlah tahun yang diteliti, n = 25 tahun,
- koefisien signifikan, α = 5 % (diambil standar),
- Nilai koefisien kritik Smirnov-Kolmogorov, Dk = 0,27 (diperoleh dari
Tabel Smirnov-Kolmogorov, lihat lampiran 4),
- Nilai rata-rata curah hujan daerah, Xr = 92,04
- Standar deviasi, Sd = 9,2353.
Hasil perhitungan uji distribusi Smirnov-Kolmogorov DAS Bengawan
Solo Hulu dengan titik kontrol Jurug dapat dilihat pada Tabel 3.11,
sebagai berikut.
Dengan mengambil harga derajad nyata sebesar 5% (lihat Lampiran
3.4) untuk n = 25, didapat harga Dkritik = 0.27, sehingga dari hasil
perhitungan Dmaks dapat disimpulkan : “ Distribusi Teoritis Log
Person Type III “ memenuhi syarat uji Smirnov Kolmogorov, yaitu
D maks < Dkritik  0.029 < 0.29 (ok).

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-20
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

Tabel 3.11 Perhitungan Uji Distribusi Smirnov-Kolmogorov untuk DAS Bengawan Solo Hulu
Dengan Titik Kontrol Jurug

X m P(x)=m/(n+1) P(x<) F(t)=(X-Xr)/Sd Abs F(t) ξ P'(x) P'(X<) D


80 1 0.038 0.962 -1.304 1.304 0.982 0.038 0.962 0.001
80 2 0.077 0.923 -1.304 1.304 0.982 0.076 0.924 0.001
83 3 0.115 0.885 -0.979 0.979 0.986 0.114 0.886 0.002
83 4 0.154 0.846 -0.979 0.979 0.986 0.152 0.848 0.002
84 5 0.192 0.808 -0.871 0.871 0.988 0.190 0.810 0.002
85 6 0.231 0.769 -0.762 0.762 0.989 0.228 0.772 0.002
85 7 0.269 0.731 -0.762 0.762 0.989 0.266 0.734 0.003
86 8 0.308 0.692 -0.654 0.654 0.991 0.305 0.695 0.003
88 9 0.346 0.654 -0.437 0.437 0.994 0.344 0.656 0.002
89 10 0.385 0.615 -0.329 0.329 0.995 0.383 0.617 0.002
89 11 0.423 0.577 -0.329 0.329 0.995 0.421 0.579 0.002
91 12 0.462 0.538 -0.113 0.113 0.998 0.461 0.539 0.001
92 13 0.500 0.500 -0.004 0.004 1.000 0.500 0.500 0.000
92 14 0.538 0.462 -0.004 0.004 1.000 0.538 0.462 0.000
93 15 0.577 0.423 0.104 0.104 0.999 0.576 0.424 0.001
93 16 0.615 0.385 0.104 0.104 0.999 0.614 0.386 0.001
93 17 0.654 0.346 0.104 0.104 0.999 0.653 0.347 0.001
95 18 0.692 0.308 0.321 0.321 0.995 0.689 0.311 0.003
96 19 0.731 0.269 0.429 0.429 0.994 0.726 0.274 0.004
96 20 0.769 0.231 0.429 0.429 0.994 0.765 0.235 0.005
98 21 0.808 0.192 0.645 0.645 0.991 0.800 0.200 0.007
100 22 0.846 0.154 0.862 0.862 0.988 0.836 0.164 0.010
100 23 0.885 0.115 0.862 0.862 0.988 0.874 0.126 0.011
108 24 0.923 0.077 1.728 1.728 0.976 0.900 0.100 0.023
122 25 0.962 0.038 3.244 3.244 0.954 0.917 0.083 0.044
Hasil : Dmax < Dk Sum : 17.663 D max : 0.044
0.044 < 0.27 (ok!) Avarage : 0.707

Sumber : Hasil perhitungan

3.3. Tinggi Hujan Rencana Untuk Berbagai Periode Ulang


Berdasarkan hasil analisis statistik dapat disimpulkan bahwa distribusi rangkaian
data hujan DAS Bengawan Solo Hulu dengan Titik Kontrol Jurug mendekati
distribusi Log Pearson Type III.
Berdasarkan distribusi tersebut selanjutnya dapat ditentukan tinggi curah hujan
rencana untuk berbagai periode ulang, untuk DAS Bengawan Solo Hulu dengan titik
kontrol jurug dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut.

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-21
BBWS – BENGAWAN SOLO DD DAN LARAP TANGGUL BENGAWAN SOLO
TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA

Tabel 3.12 Tinggi Hujan Rencana Menurut Metode Log Pearson Type III untuk DAS
Bengawan Solo Hulu dengan Titik Kontrol Jurug

T (tahun) P (%) log x G Sd G.Sd log Rti Rti (mm) = Rrenc


1.01 99 1.962022 -1.4884 0.0414 -0.0616 1.9005 79.52
2 50 1.962022 -0.1864 0.0414 -0.0077 1.9543 90.01
5 20 1.962022 0.7394 0.0414 0.0306 1.9926 98.31
10 10 1.962022 1.3406 0.0414 0.0555 2.0175 104.11
25 4 1.962022 2.0407 0.0414 0.0844 2.0464 111.29
50 2 1.962022 2.6026 0.0414 0.1077 2.0697 117.40
100 1 1.962022 3.1136 0.0414 0.1288 2.0908 123.26
200 0.5 1.962022 3.6119 0.0414 0.1494 2.1114 129.25
Sumber : Hasil perhitungan

LAPORAN HIDROLOGI DAN HIDRAULIKA


Halaman III-22

Anda mungkin juga menyukai