Alat Ukur Tanah
Alat Ukur Tanah
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul ini bertujuan untuk mempersiapkan seorang penyurvei tambang yang
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja untuk melaksanakan
penggunaan alat ukur tanah sesuai dengan standar kualitas pengukuran.
Untuk mencapai penguasaan modul ini, anda harus dapat menyelesaikan
evaluasi yang meliputi pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik),
dan sikap (attitude) minimal 80 persen.
Pada modul Alat Ukur Tanah ini dibahas penggunaan kompas, theodolit, dan
waterpas untuk menunjang Pengukuran Pengukuran Azimut, Pengukuran
Poligon, dan Pengukuran Situasi dan Detail pada pemetaan topografi.
Setelah menguasai modul ini peserta diklat mampu menggunakan
memelihara dan mengkalibrasi kompas, theodolit, dan waterpas. Untuk
menguasai modul ini Peserta harus mencapai 80% dari tes yang dilakukan
(teori dan praktik).
B. Prasyarat
Peserta pelatihan harus telah memilik kemampuan awal berikut:
Menerapkan rumus trigonometri, sinus, cosinus, dan tangen
Menerapkan besaran satuan sudut
Mampu menentukan arah mata angin
1
1. Pedoman bagi peserta diklat
a. Pelajari modul ini mulai dari kegiatan belajar 1 kemudian kerjakan
soal-soal yang disediakan dengan memperoleh hasil minimal 80%,
dan lanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya.
b. Periksa semua alat yang akan anda pergunakan
c. Bila anda menemukan masalah, silahkan bertanya kepada
widyaiswara/instruktur/fasilitator
d. Yakinkan diri anda telah menguasai modul ini, sebelum anda
mengikuti ujian
e. Dan lain sebagainya
2. Peran Widyaiswara/Instruktur:
a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar,
b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang
dijelaskan dalam tahap belajar.
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep dan praktik baru
dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar
peserta diklat
d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar,
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan,
f. Merencanakan seorang ahli/pendamping widyaiswara / instruktur dari
tempat kerja untuk membantu jika diperlukan,
g. Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya,
h. Melaksanakan penilaian
i. Menjelaskan kepada peserta diklat tentang sikap pengetahuan dan
keterampilan dari suatu kompetensi, yang perlu untuk dibenahi dan
merundingkan rencana pembelajaran selanjutnya,
j. Mencatat pencapaian kemajuan peserta diklat.
2
D. Tujuan Akhir
1. Setelah mempelajari modul ini dan diberikan kompas, Peserta diklat
dapat mengecek kelaikan dan siap menggunakan kompas dalam
waktu 10 menit
2. Setelah mempelajari modul ini dan diberikan satu set theodolit Peserta
diklat mampu mengorientasikan theodolit di atas titik yang telah
ditentukan dan mengecek kelaikan dan menggunakan theodolit dalam
waktu 20 menit
3. Setelah mempelajari modul ini dan diberikan satu set waterpas peserta
diklat mampu mengorientasikan waterpas antara dua titik yang telah
ditentukan dan mengecek kelaikan dan menggunakan waterpas dalam
waktu 20 menit
Standar kompetensi/elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja seperti pada tabel di
bawah ini.
Mengukur Poligon
Menentukan azimut awal dan a. Peralatan pengukuran disiapkan
akhir untuk pembuatan peta b. Peralatan dikalibrasi
topografi
3
F. Cek Kemampuan
G. Pedoman Penilaian
Penilaian untuk modul ini dilaksanakan dengan ujian teori dan praktik yang
mempunyai bobot penilaian yang sama, yaitu masing-masing 50%. Soal teori
bisa berbentuk pilihan ganda, sebab akibat, pernyataan, dan pilihan dengan
jawaban YA atau TIDAK atau kombinasi dari tipe soal tersebut. Sedangkan
soal praktik bisa berbentuk essay, demonstrasi, kasus, atau proyek. Untuk
memperoleh hasil yang memuaskan, khususnya soal praktik, hendaknya
Saudara melatih diri dengan mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat
pada setiap pembelajaran.
4
BAB II
PEMBELAJARAN
B. Uraian Materi
1. Pendahuluan
Kompas ialah alat untuk mengukur azimut magnit dan sudut mendatar,
dan ada juga kompas yang dilengkapi dengan alat untuk mengukur
kemiringan (clinometer).
Secara garis besar ada 2 macam kompas, yaitu:
a. Kompas tanpa clinometer, yaitu kompas yang hanya mampu
membaca arah (azimut magnit) saja. Misalnya kompas yang
digunakan untuk navigasi sipil maupun militer.
b. Kompas dengan clinometer, yaitu kompas yang dapat
digunakan untuk mengukur sudut kemiringan (elevasi). Pada modul
ini akan dibahas kompas dengan clinometer, yaitu kompas geologi.
2. Kompas Geologi
a. Bagian-bagian utama
Pada umumnya Kompas Geologi adalah sama walaupun bentuknya
berbeda-beda. Bagian-bagian utama Kompas Geologi (Gambar 1.1)
ialah :
5
- Bulatan bidang datar untuk alat pembacaan azimut/arah lapisan
batuan,
- Jarum magnit sebagai alat penunjuk untuk menentukan azimut,
- Clinometer untuk menunjukkan besarnya sudut miring lapisan
batuan.
lid m
Pengarah depan irror
Nivo klinometer
Nivo kotak
sum Lingkaran skala bacaan
b u
sighting arm
sight
ing w
indow
celah Visir pengarah bidikan
engsel
Skrup koreksi Jarum kompas
Dudukan kompas
Jarum kompas
6
b. Kegunaan
Kegunaan Kompas Geologi adalah sebagai berikut:
- Penunjuk arah dari setiap lintasan (jalur pengukuran) yang
dilalui.
- Mengukur arah lapisan batuan (strike).
- Mengukur sudut kemiringan lapisan batuan dan kemiringan
tanah (dip).
7
Gambar 1.3 Pembacaan azimut Barat
8
gelang pemberat digeser sehingga posisi jarum magnit menjadi
horizontal (lihat Gambar 1.5).
Keterangan:
- UM = Utara Magnit
- UG = Utara Grid
- US = Utara Sebenarnya (Bumi)
- δ = Deklinasi magnit
- C = Konvergensi Meridian
9
a). Langkah kerja penentuan deklinasi dengan Peta Topografi:
(1). Siapkan Peta Topografi skala 1 : 50000
(2). Perhatikan diagram deklinasi magnit pada sudut kiri
bawa peta (seperti Gambar 1.6).
(3). Tentukan besar deklinasi dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Deklinasi () = US – UM
(4). Buka sekrup koreksi (Pin)
(5). Masukkan nilai ke dalam kompas dengan cara:
- Azimut Timur dengan cara memutar angka 0 pada
lingkaran datar ke arah Barat, sehingga angka 360º-
berimpit pada skala pembacaan.
- Azimut Barat dengan cara menggeser angka 360º+
berimpit pada skala pembacaan.
Contoh perhitungan:
Diketahui:
Azimut Geografi = 600 30’ 23”
Azimut Kompas = 600 59’ 11”
Ditanya: Hitung deklinasi magnit
Penyelesaian:
10
= 600 59’ 11” - 600 30’ 23” = 00 28’ 48”
(3). Maka harga koreksi adalah - 00 28’ 48”
(4). Lakukan pengesetan kompas sesuai langkah 4 dan 5
pada penentuan deklinasi dengan Peta Topografi.
11
masih ditengah putar kompas 180 o dan cek posisi gelembung
nivo kotak apabila masih ditengah maka nivo kotak pada
kompas tersebut dalam kondisi baik
d). Jika posisi gelembung nivo kotak tidak sesuai dengan
langkah di atas maka nivo kotak kompas tersebut harus
diperbaiki
e). Langkah di atas juga berlaku untuk pengecekan nivo
klinometer
Baca dan catat besar azimut magnit yang dihitung dari arah jarum
magnit Utara ke arah bidikan dan digambarkan.
Contoh:
a. Pengukuran dan penggambaran azimut Kompas dengan sistem
pembacaan azimut Timur dapat dilihat pada Gambar 1.7.
Keterangan :
- Arah kutub utara magnit menunjukkan angka 60º (angka
membesar dari Timur ke Barat).
- Azimut magnit dari tempat berdiri ke arah sasaran sama
dengan 60º Azimut Timur.
12
Hasil pengukuran di atas bila digambarkan dapat dilihat pada
Gambar 1.8.
Keterangan :
- Arah kutub Utara magnit menunjuk pada angka 50º (angka
membesar dari Utara ke Timur).
- Azimut magnit dari tempat berdiri ke arah sasaran sama
dengan 50º Azimut Barat.
13
Gambar 1.10 Azimut magnit Utara Barat
Keterangan :
- Angka 50º menunjukkan besar sudut dari arah Utara ke
Barat (kearah bidikan).
14
-N45ºW, artinya bearing pada titik itu dari arah
Utara (N) 45º ke Barat (W)
Hasil pengukuran kompas pada Gambar 1.11 dapat dilihat pada
Gambar 1.12.
Keterangan:
- Besar bearing 45º dari arah Utara ke Barat (N45ºW)
Keterangan :
- Jarum magnit Selatan menunjukkan angka 40º, dari
arah Selatan ke Barat
- S40ºE, artinya bearing pada titik itu dari arah
Selatan (S) 40º ke arah Timur (E)
15
Gambar 1.14 Bearing Selatan-Timur
16
b. Cara mengukur azimut/arah kemiringan batuan
- Datarkan kompas (gelembung nivo kotak posisikan di tengah-
tengah)
- Arahkan pembidik depan pada batuan yang akan diukur sesuai
arah batuan.
- Putar kompas 90º dengan posisi gelembung nivo klinometer
tetap ditengah
- Baca dan catat sudut kemiringan dari klinometer
c. Penggambaran hasil pengukuran azimut/arah lapisan batuan dan
sudut kemiringan
- Siapkan data hasil pengukuran azimut lapisan batuan dan sudut
kemiringan, misalnya azimut 30º dari arah Utara ke Timur (N 30º
E) dengan kemiringan lapisan 25º (Gambar 1.15).
- Gambar data hasil pengukuran azimut lapisan batuan dan sudut
kemiringannya (Gambar 1.16).
17
C. Rangkuman
D. Tugas Pembelajaran 1
18
- peta topografi
3). jenis dan fungsi alat keselamatan kerja
- payung
- topi lapangan
- sepatu lapangan
- pakaian lapangan
b. Sesudah mengobservasi dan mengidentifikasi lakukan diskusi
- Tunjuk salah seorang dari kelompok diangkat sebagai ketua,
ketua harus bisa mengarahkan diskusi pada pokok pembicaraan
- Setiap individu berhak untuk mengemukakan pendapat hasil
temuan
- Setiap kelompok harus membuat laporan
c. Mempresentasikan hasil diskusi pada kelompok lain
2. Pengecekan kelaikan kompas geologi
a. Alat dan bahan
1). Alat:
- Kompas geologi
- Peta deklinasi
- Batu asah
2). Bahan:
- Alas tulis
- ATK
b. Keselamatan Kerja
- Alat harus dilindungi dari sinar matahari
langsung
- Periksa keamanan pada daerah sekitar
pengamatan
- Bertanya pada instruktur bila ada hal yang
tidak dimengerti
- Bersihkan kembali peralatan setelah selesai
kerja
c. Langkah Kerja
19
1). Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2). Mengecek inklinasi
3). Mengecek putaran jarum magnit
4). Menentukan deklinasi
5). Mengecek nivo kotak
6). Mengecek nivo clinometer
E. Tes Formatif 1
1. Fungsi dari nivo kotak (circular buble) adalah
A. Mendatarkan kompas pada waktu membaca azimut /sudut kompas
B. Membaca elevasi
C. Menentukan sudut dan azimut magnit
D. Menahan magnit
2. Deklinasi adalah
A. Sudut yang dibentuk oleh arah Utara bumi dan arah Selatan
magnit
B. Sudut yang dibentuk oleh arah Selatan bumi dan arah Utara
magnit
C. Sudut yang dibentuk oleh arah Selatan bumi dan arah Selatan
magnit
D. Sudut yang dibentuk oleh arah Utara bumi dan arah Utara magnit
20
B. Menentukan sudut dan azimut magnit
C. Membaca elevasi
D. Mengarahkan bidikan ke objek
B. Uraian Materi
1. Jenis dan Bagian-bagian Theodolit
Theodolit adalah alat untuk mengukur sudut mendatar, sudut
menentukan arah pada bidang datar.
a. Jenis Theodolit dapat diklasifikasikan berdasarkan :
1) Tingkat ketelitian pembacaan langsung sudut horizontal dan
vertikalnya (pembagian skala terkecil dari alat pembacaannya),
yaitu:
Theodolit teliti (Universal theodolit) misalnya: T3,T4 buatan
Wild Heerbrug Swiss digunakan untuk triangulasi orde satu
Theodolit 1” (theodolit repetisi) misalnya T2 buatan Wild
Heerbrug Swiss, KERN DKM2-A digunakan untuk triangulasi
orde dua dan polygon teliti
21
Theodolit untuk pengukuran teknik dengan bacaan 10“ atau
20“
Misalnya. KERN DKM1,SOKKISHA TM-10C (10“),
SOKKISHA TM-20C, TOPCON TL -20E, (20“)
Theodolit tachimeter dengan kompas atau tidak. Misalnya
Wild TO (Gambar 2.1), SOKKISHA T60D
22
2) Penampilan (display) dari alat pembacaannya dan kelengkapan
lainnya, yaitu:
Theodolit Konvensional, yaitu theodolit yang alat
pembacaannya masih secara manual dan diperlukan
penafsiran harga terkecil dari pembagian noniusnya.
Keterangan :
- V adalah pembacaan sudut vertikal (kotak I)
- H adalah pembacaan sudut horizontal (kotak II dan III)
- Harga sudut vertikal = 91° 31’ (kotak I)
- Harga sudut horizontalnya = 214° 40’ (kotak II)
= 2’ 14.5” (kotak III)
+
214° 42’ 14,5”
23
koordinat titik ukur yang diamati, serta merekam data hasil
ukuran maupun data yang di upload dari luar.
24
Gambar 2.4 Bagian – bagian theodolit
Keterangan:
1. Lensa obyektif
2. Visir
3. Sumbu datar (sumbu 2)
4. Skala tegak (sudut vertikal), nivo skala tegak
5. Pengatur bayangan lensa
6. Alat pembaca
7. Pengatur lensa okuler
8. Nivo tabung (untuk skala mendatar)
9. Knob gerakan halus mendatar
10. Lingkaran skala mendatar
11. Kunci lingkaran horizontal
12. Kunci skala mendatar
13. Tribrach
14. Skrup pengatur nivo kotak
15. Nivo kotak
25
teropong jelas terlihat dengan kondisi mata tidak
berakomodasi (melihat dalam keadaan mata santai dan tidak
dipaksakan).
Diafragma ialah kaca datar yang ditempatkan antara lensa
okuler dan lensa obyektif. Tempat kedudukan benang silang
digunakan untuk menepatkan posisi teropong dan posisi
obyek yang diukur dengan cara mengatur posisi diafragma.
Bentuk penyajian benang silang bermacam-macam sebagai
contoh dapat dilihat pada Gambar 2.5.
26
Arahkan teropong pada jarak yang jauh, atur lensa okuler
sehingga benang silang terlihat jelas oleh mata tanpa
berakomodasi.
Arahkan teropong pada titik ukur dengan bantuan visir
kemudian atur posisi bayangan lensa obyektif dengan
mengatur posisi diafragma sehingga titik ukur terlihat jelas.
Untuk pengontrolan, cek secara teliti titik ukur sehingga
terlihat jelas. Jika titik ukur masih baur artinya masih ada
paralak optis, maka atur kembali lensa okuler sehingga titik
ukur dan benang silang terlihat jelas.
3). Nivo
Nivo adalah gelembung udara yang terdapat di dalam tabung
alat ukur tanah untuk mengatur kedudukan alat ukur theodolit
menjadi rata air (levelling). Untuk mendatarkan (levelling) alat
ukur tanah, posisi gelembung nivo diatur sehingga gelembung
udara terletak ditengah dengan cara mengatur tiga skrup
pengatur nivo yang merupakan bagian bawah alat ukur. Dari
bentuknya nivo terdiri dari dua jenis yaitu nivo kotak dan nivo
tabung.
4). Alat – alat penggerak halus serta alat klem
Untuk menempatkan titik ukur tepat pada benang silang,
digunakan alat penggerak halus dari teropong baik gerakan
horizontal maupun gerakan vertikal. Gerakan halus ini
dilaksanakan apabila bayangan dari obyek sudah masuk pada
daerah pemandangan teropong, dan diperlukan gerakan yang
halus untuk menepatkan posisi benang silang dengan titik ukur.
5). Alat pembacaan
Alat pembaca keadaan garis teropong pada alat ukur , system
pembacaan pada tiap tipe dan merk pabrik berbeda sesuai
dengan ketelitian yang diharapkan.
27
6). Unting–unting alat untuk sentering yaitu sumbu alat tepat di atas
titik yang akan diukur, untuk alat yang mutakhir biasa digunakan
dengan sentrering optis atau laser.
7). Statif ialah untuk tempat kedudukan alat ukur waktu
pengamatan dilapangan .
28
Gambar 2.7 Centering dengan menaik turunkan Statif
29
Besaran sudut yang diperlihatkan oleh alat pembaca pada theodolit
tergantung pada orientasi harga nol (awal penentuan besarnya
sudut).
1). Sistem penentuan harga nol untuk sudut vertikal pada theodolit
terdiri dari 2 macam yaitu :
- Harga nol terletak pada horison (Bidang nivo alat yang sejajar
dengan bidang permukaan bumi) dengan ketentuan di atas
bidang nivo bernilai plus (+) dan di bawah bidang nivo min (-).
Sistem ini disebut elevasi atau sudut miring. Lihat Gambar 2.8.
Keterangan:
- Harga Nol dimulai pada arah zenith
30
- z besar sudut vertikal pada posisi yang ditunjukkan oleh
teropong
31
b) Putar alat 90º dan cek posisi nivo, bila ada
perubahan perbaiki dengan skrup nivo yang belum digunakan
32
e) Baca dan catat sudut horizontalnya misalnya xº+180º±d,
untuk alat yang baik harga d ≤ 3 ketelitian sudut horizontal
alat
5). Pengecekan salah indek
a) Set up theodolit
b) Arahkan teropong pada posisi biasa pada sasaran yang jauh
dan tajam
c) Baca dan catat sudut vertikalnya misalnya xº
d) Putar teropong 180º (luar biasa) dan arahkan pada titik
semula
e) Baca dan catat sudut vertikanya misalnya 360º- xº ± d, untuk
alat yang baik harga d ≤ 3 ketelitian sudut vertkalnya alat
33
alat untuk mengeset harga sudut horizontal pada arah dan
harga tertentu.
4. Penggunaan Theodolit
34
Hz
Gambar 2. 10 Bacaan sudut horizontal dan vertikal pada
alat pembaca TO Kompas
Keterangan :
A = Pembacaan sudut vertikal
B = Pembacaan derajat sudut horizontal
C = Tanda koexiden
D = Pembacaan menit dan detik sudut horizontal
35
Gambar 2.12 Theodolit Kompas
Keterangan :
- 1 = Teropong
- 2 = Pengatur bayangan lensa obyektif
- 3 = Okuler
- 4 = Klem gerakan vertikal
- 5 = Alat pembaca susud vertikal , dan horizontal
- 6 = Micrometer
- 7 = Nivo Kotak
- 8 = Gerakan halus horizontal
- 9 = Skrup pengatur nivo kotak
- 10 = Statif
b. Pengukuran jarak
Langkah-langkah penggunan theodolit kompas untuk pegukuran
jarak:
- Set up theodolit pada titik yang telah ditentukan
- Arahkan teropong pada titik A (target)
- Atur lensa okuler dan pengatur bayangan lensa obyektif
sehingga jelas benang atas, tengah, dan bawah pada rambu
ukur (lihat Gambar 2.13).
- Lihat pada teropong, akan terlihat tampilan seperti gambar di
bawah ini.
36
- Jarak dari tempat berdiri alat ke target dihitung dengan rumus:
d = (Ba – Bb) x 100
dengan syarat: Ba + Bb = 2 x Bt
dimana: d = jarak optis
Ba = Benang atas
Bb = Benang bawah
Bt = Benang tengah
Contoh perhitungan
Diketahui: Ba = 1,650 m, Bb = 1,480 m, Bt = 1,565 m
Ditanya: Jarak optis
Penyelesaian:
d = (Ba – Bb) x 100
= (1,650 - 1,480) x 100
= 17 m
37
C. Rangkuman
1. Theodolit adalah alat untuk mengukur sudut mendatar, tegak, dan arah
pada bidang datar.
2. Jenis Theodolit dapat diklasifikasikan berdasarkan :
a. Tingkat ketelitian pembacaan langsung sudut horizontal dan
vertikalnya :
- Theodolit teliti (Universal theodolit) digunakan untuk triangulasi
orde satu
- Theodolit 1” (theodolit repetisi) digunakan untuk triangulasi orde
dua dan poligon teliti
- Theodolit untuk pengukuran teknik dengan bacaan 10” dan 20”
- Theodolit tachimeter dengan kompas atau tidak
b. Penampilan (display) dari alat pembacaannya dan kelengkapannya :
- Theodolit Konvensional
- Elektronik theodolit (digital theodolit)
- Total Station
3. Terdapat tiga macam langkah set up theodolit (centering dan leveling
theodolit) yaitu:
a. Set up untuk theodolit tanpa alat pengukur tegak optis (centering
optis)
b. Set up untuk theodolit dengan alat pengukur tegak optis
c. Set up untuk theodolit dengan alat pengukur tegak laser
4. Besaran sudut pada sistem pembacan sudut horizontal dan vertikal
pada theodolit tergantung pada orientasi harga nol (awal penentuan
besarnya sudut).
5. Sistem penentuan harga nol untuk sudut vertikal pada theodolit terdiri
dari 2 macam yaitu :
a. Sistem ini disebut elevasi atau sudut miring. Harga nol
terletak pada horizon (bidang nivo alat yang sejajar dengan bidang
permukaan bumi)
38
b. Sistem ini disebut sistem zenit. Harga nol terletak tepat
pada garis sumbu tegak theodolit (arah zenit) dengan perbesaran
searah jarum jam, maka pada bidang nivo nilai sudut vertikalnya 90º.
6. Sistem penentuan harga nol untuk sudut horizontal pada theodolit terdiri
dari 2 macam yaitu :
a. Harga nol terletak pada arah kutub Utara magnit. Sistem ini untuk
pengukuran area yang terbatas
b. Harga nol sembarang, artinya posisi harga nol di setting pada
theodolit waktu digunakan.
7. Pengecekan theodolit artinya memeriksa bagian–bagian theodolit untuk
menentukan bahwa theodolit itu layak pakai atau tidak. Diantaranya
dilakukan:
a. Pengecekan sumbu tegak benar-benar tegak
b. Sumbu mendatar harus benar-benar mendatar
c. Garis bidik harus tegak lurus sumbu mendatar
d. Pengecekan Nivo Kotak
e. Pengecekan salah kolimasi
f. Pengecekan salah indek
g. Pengecekan sistem penentuan harga nol pada pembacaan sudut
h. Pengecekan sistem penentuan harga nol sudut vertikal
i. Pengecekan sistem penentuan harga nol sudut horizontal
j. Pengecekan sistem satuan sudut dan jarak. Pengecekan ini sangat
penting dilakukan pada waktu menggunakan theodolit total station.
D. Tugas Pembelajaran 2
1. Penggunaan theodolit untuk pengukuran sudut horizontal dan vertikal
a. Bentuklah kelompok observasi paling sedikit 3 orang untuk setiap
kelompok untuk mengidentifikasi tentang spesifikasi:
1). spesifikasi peralatan utama
- Theodolit
- statif
39
- unting-unting
- rambu/bak ukur
- rol meter
2). jenis dan fungsi peralatan pendukung
- kalkulator
- peta kerja
- blangko ukur dan hitungan
- ATK
3). alat keselamatan kerja
- payung
- topi lapangan
- sepatu lapangan
- pakaian lapangan
b. Sesudah mengobservasi dan mengidentifikasi lakukan diskusi
- Tunjuk salah seorang dari kelompok diangkat sebagai ketua,
ketua harus bisa mengarahkan diskusi pada pokok pembicaraan
- Setiap individu berhak untuk mengemukakan pendapat hasil
temuan
- Setiap kelompok harus membuat laporan
c. Mempresentasikan hasil diskusi pada kelompok lain
2. Pengecekan koreksi indek dan koreksi kolimasi pada theodolit
a. Alat dan bahan
1). Alat:
- 1 unit Theodolit - peta kerja
- rol meter - kalkulator
2). Bahan:
- blangko
- alas tulis
- ATK
b. Keselamatan Kerja
- Alat harus dilindungi dari sinar matahari langsung
- Periksa keamanan pada daerah sekitar pengamatan
40
- Bertanya pada instruktur/pembimbing bila ada hal yang tidak
dimengerti
- Bersihkan kembali peralatan setelah selesai kerja
c. Langkah Kerja
1). Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2). Mengeset alat (set up)
3) Membaca dan mencatat sudut horizontal dan vertikal pada posisi
teropong biasa dan luar biasa
4). Menghitung koreksi indek dan koreksi kolimasi
5). Menentukan kelaikan alat berdasarkan standar ketelitian yang
ditentukan
E. Tes Formatif 2
1. Theodolit T2 buatan Wild Heerburg Swiss termasuk jenis theodolit
A. Theodolit Teliti
B. Theodolit Repetisi (theodolit 1“)
C. Theodolit Tachimeter
D. Theodolit untuk pengukuran teknik
41
B. Theodolit Tachimeter
C. Theodolit elektronik
D. Theodolit Repetisi
5. Penentuan harga nol sembarang untuk sudut horizontal pada theodolit
artinya
A. Harga nol terletak pada arah kutub Utara magnit
B. Posisi nol di setting pada theodolit waktu digunakan
C. Harga nol terletak pada horizon
D. Harga nol terletak tepat pada garis sumbu tegak theodolit
42
A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini dan diberikan peralatan dan bahan yang
dibutuhkan, peserta dapat :
1. Menjelaskan kegunaan waterpas
2. Mengoperasikan waterpas
3. Menentukan beda tinggi dan jarak
B. Uraian Materi
1. Macam-macam alat ukur Waterpas
Waterpas adalah alat untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau jarak
antara dua bidang nivo yang melalui dua titik tersebut. Alat waterpas ini
disebut alat ukur sipat datar.
Alat ukur waterpas yang akan dibahas disini hanya tipe ungkit dan tipe
otomatis, karena tipe tersebut banyak digunakan dan masih beredar di
pasaran.
a. Waterpas Ungkit
Waterpas tipe ini banyak digunakan dalam dunia pengukuran karena
sangat cocok untuk semua jenis pekerjaan sipat datar. Penggunaan
alat ini tidak memerlukan penempatan sumbu vertikal yang berhimpit
dengan garis vertikal sedangkan sumbu nivo dan garis bidik teleskop
dapat diatur dengan sekrup pengungkit. Waktu yang dibutuhkan untuk
pengukuran relatif pendek. Langkah pengunaannya adalah sebagai
berikut:
1) Sumbu vertikal ditempatkan hampir vertikal dengan memutar
sekrup-sekrup penyipat datar.
2) Gelembung nivo kotak ditempatkan di tengah dengan sekrup
pengungkit
43
3) Untuk pembacaan rambu atau jalon yang teliti, gelembung nivo
rambu harus ditempatkan di tengah. Lihat Gambar 3.1
b. Waterpas otomatis
Alat ini dilengkapi dengan kompensator yang berada di dalam
teleskop. Penggunaan nivo tabung memungkinkan terjadi kesalahan
pandangan sasaran yang sama seperti apabila dibidik horizontal
meskipun garis bidik tidak sungguh-sungguh horizontal. Karena
mudah pemasangannya, instrumen ini digunakan untuk pengukuran
pada pekerjaan konstruksi dengan ketelitian yang relatif rendah, akan
tetapi akhir-akhir ini instrumen tersebut telah dikembangkan sehingga
dapat digunakan untuk sifat datar teliti. Kekurangan instrumen ini yaitu
mudah dipengaruhi getaran karena sebagai kompensatornya
dipergunakan sistem pendulum.
44
Gambar 3.2. Digital Levelling tipe NA2002 LEICA
Keterangan :
- Rod 2.1264 ialah bacaan pada rambu
- Dist 22,38 ialah jarak darai alat ke rambu
- Satuan panjang yang digunakan tergantung pada
setting alat
45
2. Bagian–bagian waterpas
Keterangan :
- 1 = Teropong obyektif
- 2 = Okuler
- 3 = Pengatur bayangan lensa obyektif
- 4 = Nivo kotak
- 5 = Skrup gerakan halus horizontal
- 6 = Pembaca lingkaran horizontal
- 7 = Skrup pengatur nivo kotak
- 8 = Jendela pembacan lingkaran horizontal
- 9 = Visir
46
b. Nivo :
Berdasarkan bentuknya nivo ini ada 2 macam yaitu :
- Nivo kotak ialah kotak gelas yang diisi ether atau alkohol dan tidak
diisi penuh dengan zat cair tapi berisi udara berbentuk gelembung.
Nivo kotak ini diletakan di atas plat yang berdiri di atas tiga skrup
yang dinamakan skrup penyetel nivo dan skrup koreksi nivo. Untuk
mengecek nivo baik atau tidak dilaksanakan langkah sebagai
berikut: Pertama atur gelembung agar ditengah, lalu putar alat
pelan-pelan 180º, bila terjadi perubahan (gelembung tidak
ditengah maka dikoreksi setengahnya dengan skrup penyetel nivo
dan setengahnya lagi dengan skrup koreksi nivo), diulang ke
langkah pertama sehingga nivo diputar ke segala arah pun tidak
berubah.
Kegunaan nivo untuk menempatkan sumbu kesatu tegak lurus.
- Nivo tabung ialah tabung gelas yang diisi ether atau alkohol dan
tidak diisi penuh dengan zat cair tapi berisi udara berbentuk
gelembung. Nivo tabung ini biasanya digunakan untuk
menentukan sumbu dua tegak lurus pada sumbu satu atau
menentukan garis arah nivo mendatar. Nivo tabung tipe ini
terdapat plat ukur water pas jenis ungkit. Sedangkan pada
waterpas tipe otomatis fungsi nivo ini digantikan oleh kompensator
(pendulum).
c. Sekrup-sekrup pengatur nivo kotak
Sekrup-sekrup ini berfungsi untuk menegakkan sumbu kesatu
d. Sekrup gerakan halus arah Horizontal
Sekrup ini berfungsi untuk menepatkan benang silang pada rambu
ukur
e. Alat pembaca lingkaran horizontal
Alat ini berfungsi untuk menunjukkan bacaan sudut horizontal
f. Statif (tripod)
Statif berfungsi untuk menyangga ketiga bagian di atas
47
3. Pengecekan waterpas
Pengecekan instrumen waterpas terdiri dari:
a. Pengecekan sumbu nivo tegak lurus sumbu vertikal.
Pada instrumen sipat datar ungkit, hal ini tidak begitu penting.
b. Pengecekan sumbu nivo sejajar dengan garis bidik.
Hal ini tidak diperlukan pada instrumen waterpas otomatis.
c. Pengecekan benang mendatar diafragma tegak lurus sumbu tegak
d. Pengecekan konstanta jarak
e. Pengecekan posisi benang tengah
48
tengah-tengahnya beri tanda untuk menempatkan alat ukur
waterpas, pada terusannya tentukan juga jarak 50 m, untuk
menenmpatkan rambu ukur (beri tanda)
- Tempatkan alat ukur waterpas pada jarak ± 50 m dari rambu
di titik A atau rambu di titik B (titik pertama)
- Baca dan catat benang tengah di titik A (a) dan di titik B (b)
- Pindahkan alat waterpas pada titik kedua ± 50 m dibelakang
titik B
- Baca dan catat benang tengah di titik A (c) dan di titik B (d)
- Apabila garis bidik telah sejajar dengan garis arah nivo maka:
a–b = c–d
- Apabila ( a b ) (c d ) maka harus dikoreksi bacaan pada
rambu di titik A atau di titik B, misalnya di titik A (y) dengan
harga bacaan benang tengah =y dan dititik B (x) dengan
harga bacaan benang tengah =x, besarnya harga masing –
masing titik adalah :
3 3 1 3
- Bila koreksi dititik A , ( y) a b c d
2 2 2 2
1 1 1 3
- Bila koreksi di titik B, (x) a b c d
2 2 2 2
b). Pada saat mengeset harga y (di titik A), atau B(x), gelembung
harus dibawa ketengah dengan sekrup pengatur nivo.
49
4). Pengecekan posisi benang tengah
- Set up alat pada statif ,atur nivo kotak dengan baik
- Baca dan catat bacaan benang atas(a),tengah(t),dan bawah (b)
- Hitung posisi benang tengan dengan rumus
benang tengah (t) = 2 (a + b ), bila tidak sama alat balik ke
gudang (ganti)
b. Pengecekan waterpas otomatis
Apabila sumbu vertikalnya dalam posisi dengan kemiringan yang
terlalu besar, instrumen sipat datar tipe ini tidak dapat berfungsi
dengan baik dan ketelitiannyapun akan sangat menurun, karenanya
penyetelan nivo kotak haruslah sesempurna mungkin.
Langkah pengecekan waterpas otomatis sebagai berikut:
1). Pengecekan sumbu nivo tegak lurus sumbu vertikal
Set up waterpas pada statif, atur nivo kotak dengan 2
skrup penyetel nivo, hingga ditengah – tengah.
Putar teropong 90º , cek nivo kotak bila tidak ditengah
diatur dengan skrup pengatur nivo yang ketiga, hingga di
tengah
Putar teleskop 180º mengelilingi sumbu vertikal untuk
mengecek apakah gelembung bergeser dari posisinya. Apabila
terjadi penggeseran, maka laksanakan langkah selanjutnya.
Gelembung supaya ditempatkan pada setengah
pergeseran ke belakang dengan skrup waterpas,
Setengah lagi dihilangkan dengan sekrup koreksi nivo.
Ulangi langkah kedua sampai langkah kelima sampai
nivo diputar kemana saja tetap ditengah
2). Penyetelan garis bidik sejajar sumbu nivo
Digunakan Metode patok dengan langkah sebagi berikut :
- Tentukan dua titik yang saling terlihat sejauh 100 m untuk
menempatkan rambu ukur (sebaiknya dipakai tripot dari besi
untuk landasan rambu ukur agar tidak berobah), tentukan
tengah-tengahnya beri tanda untuk menempatkan alat ukur
50
waterpas, pada terusannya tentukan juga jarak 50 m, untuk
menenmpatkan rambu ukur (beri tanda)
- Tempatkan alat ukur waterpas pada jarak ± 50 m dari rambu di
titik A atau rambu di titik B(titik pertama)
- Baca dan catat benang tengah di titik A (a) dan di titik B (b)
- Pindahkan alat waterpas pada titik kedua ± 50 m dibelakang
titik B.
- Baca dan catat benang tengah di titik A (c) dan di titik B (d)
- Apabila garis bidik telah sejajar dengan garis arah nivo maka :
a–b=c–d
- Apabila ( a b ) (c d ) maka harus dikoreksi bacaan pada
rambu di titik A atau di titik B , misalnya di titik A (y ) dengan
harga bacaan benang tengah =y dan dititik B (x) dengan harga
bacaan benang tengah =x, besarnya harga masing –masing
titik adalah :
3 3 1 3
- Bila koreksi dititik A ( y) a b c d
2 2 2 2
1 1 1 3
- Bila koreksi di titik B ( x ) a b c d
2 2 2 2
- Mengeset harga pada A = harga y dan dicek pada titik B sama
dengan x, kemungkinan proses koreksi ini mungkin beberapa
kali sesuai keterampilan, ketelitian pengesetan harga x dan y.
- Ulangi dari langkah awal sampai (a-b) = (c-d) sampai selisihnya
≤ 3 mm
51
Gambar 3.5 Pengecekan garis bidik sejajar sumbu nivo
Keterangan.
- T1 = Tempat berdiri alat pertama
- T2 = Tempat berdiri alat kedua
- a = Bacaan benang tengah di A
- b = Bacaan benang tengah di B
- c = Bacaan benang tengah di A
- d = Bacaan benang tengah di B
- x = Nilai yang harus diset di B
- y = Nilai yang harus diset di A
Penyelesaian:
3 3 1 3
Rumus 1 . y a b c d
2 2 2 2
1 1 1 3
2. x a b c d
2 2 2 2
Harga y = ³/2.1,724 - ³/2.1,586 – ½ . 2,208 + ³/2 .1.892
= 2,586 -2,379 – 1,104 + 2,838 = 1,941 m
Harga x = ½ .1,724 – ½ 1,586 – ½ 2.208 +³/2 .1,892
= 0,862 - 0,793 – 1,104 - +2,838 = 1,803 m
4. Pengoperasian waterpas
52
a. Peralatan
1). Alat ukur sipat datar (water pas)
2). Rambu ukur dengan nivo
3). Landasan rambu (triport)
b. Penentuan beda tinggi dengan waterpas
1). Istilah yang digunakan di dalam pengukuran beda tinggi dengan
cara sipat datar:
Keterangan :
- Titik A dan B = Station
- Titik C tempat alat berdiri
53
Gambar 3.7 Pembacaan benang atas, tengah dan
bawah
Keterangan :
- Benang atas (Ba) = 1.650 m
- Benang tengah (Bt) = 1,565 m
- Benang bawah (Bb) = 1,480 m
Keterangan :
- A = Titik yang telah diketahui tingginya
- B = Titik yang diukur tingginya
- hAB = Beda tinggi antara titik A dan B
- HA, HB = Tinggi titik A dan titik B
- 0 = Titik awal bak ukur
54
- T = Tinggi garis bidik dari bidang referensi
- ta = Tinggi alat di atas titik A
- tb = Harga benang tengah pada rambu ukur di B
Keterangan :
- HA = Tinggi titik yang diketahui
- HB = Tinggi yang akan dicari
- b = Bacaan benang tengah rambu belakang
- m = Bacaan benang tengah rambu muka
- Dblk = Jarak ke rambu belakang
- Dmuka = Jarak ke rambu muka
- Rumus menghitung tinggi titik B = HB = HA + hAB = HA + (b-m)
C. Rangkuman
1. Waterpas (alat ukur sifat datar) adalah alat untuk mengukur beda tinggi
antara dua titik atau jarak antara dua bidang nivo yang melalui dua titik
tersebut
2. Beberapa macam alat ukur waterpas diantaranya :
a. Waterpas ungkit. Instrumen ini paling banyak digunakan dalam
dunia pengukuran dan sangat cocok untuk semua tipe pekerjaan
sifat datar
b. Waterpas otomatis. Instrumen ini digunakan untuk pengukuran
pada pekerjaan konstruksi dengan ketelitian relatif rendah.
55
c. Waterpas digital (Digital Levelling). Konstruksi alat ini sama
dengan waterpas otomatis, perbedaannya pada sistem proses
penentuan jarak, tinggi, dan perekamannya dilaksanakan secara
otomatis.
3. Bagian-bagian alat ukur waterpas terdiri dari :
a. Teropong
b. Nivo
c. Sekrup-sekrup pengatur nivo kotak
d. Sekrup gerakan halus arah horizontal
e. Alat lingkaran horizontal
f. Statip (tripod)
4. Dasar pengecekan waterpas adalah :
a. Pengecekan sumbu nivo tegak lurus sumbu vertikal. Pada
instrumen sifat datar ungkit, hal ini tidak begitu penting.
b. Pengecekan sumbu nivo sejajar dengan garis bidik. Hal ini tidak
diperlukan pada instrumen waterpas otomatis
c. Pengecekan benang mendatar diafragma tegak lurus sumbu tegak
d. Pengecekan konstanta jarak
e. Pengecekan posisi benang tengah
56
D. Tugas Pembelajaran 3
1. Penggunaan waterpas untuk pengukuran beda tinggi
a. Identifikasi peralatan
Untuk memahami dan fungsi peralatan maka lakukan identifikasi
setiap peralatan yang digunakan dalam penggunaan waterpas
untuk pengukuran beda.
b. Bentuklah kelompok observasi paling sedikit 3 orang setiap
kelompok untuk mengidentifikasi tentang:
- Spesifikasi peralatan waterpas
- Kelaikan peralatan
c. Sesudah mengobservasi dan mengidentifikasi lakukan diskusi
- Tunjuk salah seorang dari kelompok diangkat sebagai ketua,
ketua harus bisa mengarahkan diskusi pada pokok
pembicaraan
- Setiap individu berhak untuk mengemukakan pendapat hasil
temuan
- Setiap kelompok harus membuat laporan
d. Mempresentasikan hasil diskusi pada kelompok lain
57
2). Tentukan titik tengah antara A dan B (titik tersebut dipatok)
dan dirikan alat waterpas
3). Baca benang atas, tengah, dan bawah pada rambu ukur di
titik A dan B
4). Hitung beda tinggi antara titik A dan B ( = X1)
5). Pindahkan alat ke titik C
6). Baca benang atas, tengah, dan bawah pada rambu ukur di
titik A dan B
7). Hitung beda tinggi antara titik A dan B (= X2)
8). Jika │X1 - X2 │≤ 3 mm, maka alat itu dalam kondisi baik,
Jika │X1 - X2 │ > 3 mm, maka alat harus dikoreksi
9). Jika │X1 - X2 │ > 3 mm, maka alat harus dikoreksi dengan
prosedur pengecekan garis visir pada alat waterpas.
c. Keselamatan Kerja
- Alat harus dilindungi dari sinar matahari langsung
- Periksa keamanan pada daerah sekitar pengamatan
- Bertanya pada instruktur /pembimbing bila ada hal yang tidak
dimengerti
- Bersihkan kembali peralatan setelah selesai kerja
E. Tes Formatif 3
1. Kelemahan dari waterpass otomatis adalah
A. Mudah dipengaruhi getaran
B. Waktu yang dibutuhkan untuk pengukuran relatif lama
C. Sulit pemasangannya
D. Pandangan sasaran yang kurang jelas
2. Nivo kotak pada waterpass berisi cairan
A. Alkohol / Eter
B. Air / Alkohol
C. Cuka / air
D. Eter / Ester
58
3. Pengecekan yang tidak diperlukan pada waterpass otomatis adalah
A. Pengecekan sumbu nivo sejajar dengan garis bidik
B. Pengecekan sumbu nivo tegak lurus sumbu vertikal
C. Pengecekan konstanta jarak
D. Pengecekan posisi benang tengah
4. Jenis waterpass yang sangat cocok untuk semua tipe pekerjaan sifat
datar :
A. Waterpass Ungkit
B. Waterpass Otomatis
C. Waterpass Digital
D. Waterpass Biasa
5. Perbedaan waterpass otomatis dan waterpass digital adalah
A. Sistem proses penentuan jarak, tinggi, dan perekaman
B. Konstruksi alatnya
C. Tingkat ketelitiannya
D. Sistem kompensatornya
59
BAB III
EVALUASI AKHIR
A. Tes Sumatif
UM US UG
α
β
A. α C. α-β
B. β D. α+β
Ara
h
40o
bidi 0o W
k N 90o
S 180o
E
270o
60
4. Pada sistem zenit (sistem penentuan harga nol), besar sudut vertical
pada bidang nivo (horizon) adalah:
A. 90o C. 0o
B. 180o D. 360o
6. Pembacaan benang atas (ba), bawah (bb), dan tengah (bt) harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
A. ba + bb = 2 x bt
B. ba + bt = 2 x bb
C. bt + bb = 2 x ba
D. ba + bt = bb
61
A. selisih pembacaan = 270o
B. selisih pembacaan = 180o
C. selisih pembacaan = 90o
D. selisih pembacaan = 360o
62
KUNCI JAWABAN
63
DAFTAR PUSTAKA
64